Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI


SEMESTER III TH 2014/2015

JUDUL

AMPLITUDE SOFT KEYING ASK)

GRUP

3B
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2015
PEMBUAT LAPORAN : NABILA MUTIARA ANJANI

NAMA PRAKTIKAN : 1.LELI SISKA MS


2. MARIA LISA I
3. M. YOGA SAPUTRA

4.NUR AMALIA RAHMA

TGL. SELESAI PRAKTIKUM : 10 SEPTEMBER 2015

TGL. PENYERAHAN LAPORAN : 17 SEPTEMBER 2015

N I L A I :..........

KETERANGAN : .................................................

..................................................

..................................................

2
Daftar Isi

Halaman

1. TUJUAN .................................................................................................................... 4

2. ALAT DAN KOMPONEN ....................................................................................... 4

3. DIAGRAM RANGKAIAN ...................................................................................... 5

4. DASAR TEORI ......................................................................................................... 7

5. DATA PERCOBAAN ............................................................................................... 8

6. ANALISA DATA .................................................................................................... 19

7. KESIMPULAN ....................................................................................................... 20

8. REFERENSI ............................................................................................................ 20
Amplitude Shift Keying (ASK)

1. TUJUAN
a. Dapat menjelaskan istilah-istilah:
- Modulation rate
- Baud
- Spot frequency
- Hard & soft keying
b. Dapat membangun system transmisi ASK.
c. Mengamati proses modulasi dan demodulasi.
d. Menyelusuri pemrosesan signal pada masing-masing tingkat dan menjelaskan
proses sinyal tersebut.

2. ALAT DAN KOMPONEN


Nama Peralatan Jumlah Peralatan
ASK SO 3537-9F 1 buah
ASK SO 3537-9H 1 buah
Power Supply SO 5127-22 1 buah
Function Generator SO 5127-2R 1 buah
Dual Trace Oscilloscope/Digital Storagg OSC VC-6041 1 buah
Frequency Analyser SO 3537-6D 1 buah
Frequency counter HP 5314A 1 buah
Kapasitor 470 PF 1 buah
3. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 3.1. ASK Hard Keying

Gambar 3.2. ASK Soft Keying

5
Gambar 3.3. Penggabungan ASK dengan Frequency Analyzer

Gambar 3.4. Penggabungan ASK Soft Keying dengan Frequency Analyzer

6
4. DASAR TEORI
Dalam sistem komunikasi data ( jaringan computer dan telegrafi ).
Informasi dinyatakan oleh signal-signal digital. Setiap karakter dikodekan dalam
kode tertentu, misalnya kode Baudot, dimana kode tersebut adalah deretan pulsa -
pulsa yang khas untuk setiap karakter;
Bila lebar sebuah pulsa dari deretan pulsa yang ditransmisikan adalah T
detik, maka didefinisikan:
 Modulation Rate atau Baud Rate = 1/T Baud
 Data Rate ( kecepatan informasi ) = Baud X2 log M bit per detik, dimana M
adalah banyak level pulsa yang dikirim. Untuk pulsa yang mempunyai 2 level (
signal biner ), Data Rate = Baud Rate.
 Signal telegrafi yang mempunyai lebar pulsa dan waktu antar pulsa sama yaitu Τ
detik, spot frequency, fp = 1/2Τ Hz.
Pada Baseband Transmission, diperlukan bandwidth saluran transmisi
yang cukup lebar agar pulsa yang dikirim tidak cacat. Syarat utama adalah Spot
frequency, fp harus ditransmisikan tanpa redaman. Dengan syarat ini pada
baseband transmission diperlukan bandwidth saluran sebesar:
B=1,6 fp Hz
Untuk transmisi jarak jauh, baseband transmission jarang digunakan
karena tidak ekonomis. Sebagai gantinya digunakan sistem carrier dimana informasi
ditumpangkan pada gelombang pembawa. Proses penumpangan signal digital pada
gelombang pembawa yang biasanya analog disebut “Keying”, Salah satu keying yang
digunakan adalah Amplitude Shift Keying ( ASK ). ASK dihasilkan dengan cara meng
“ON” dan meng “OFF” kan gelombang pembawa.
Gambar 1 memperlihatkan bentuk gelombang pada amplitude shift keying.
Hard Keying adalah keying dimana signal informasi betul-betul signal segi empat
yaitu signal transisi yang cepat. Soft keying adalah keying dimana signal informasi
tidak murni segi empat tetapi signal dengan transisi yang lambat. Spektrum frekuensi
yang dihasilkan pada ASK sama seperti yang dihasilkan pada AM yaitu adanya 2 side-
bands. Perbedaannya adalah spektrum ASK jauh lebih lebar dari spektrum AM.

7
5. DATA PERCOBAAN

5.1 ASK Hard Keying

NO ASK Hard Keying Perhitungan


1 Sinyal Input Modulator (TP 2) sinyal keying
𝜏 = 26 𝜇𝑠
1
fp = 2𝜏 = 0.019

kHz
Volt/div = 1
V/div
Time/div = 20
𝜇s/div
2 Sinyal Output Modulator (TP 3) sinyal ASK

A = 12 Vpp
Volt/div = 5
V/div
Time/div = 20
𝜇s/div

8
NO Perhitungan
1 Sinyal Input Modulator (TP 2) A = 5 Vpp
F = 19.23 kHz
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 20 𝜇s/div

2 Sinyal Output Modulator (TP 3)

A = 12 Vpp
Volt/div = 5 V/div
Time/div = 20 𝜇s/div

9
5.2 ASK Hard Keying dengan Frekuensi Analyzer
U2’
F (kHz) B (Hz) U2’ (Volt) G1.G2 U2 = G1.G2 (Volt)

28 10 1.1 5 0.22
38 10 6.8 m 5 1.3 m
48 10 1.6 5 0.32
58 10 0.75 1 0.15
68* 10 1.5 1 1.5
Fc = 78.3 10 3 1 3
88** 10 0.75 1 0.75
98 10 6.5 m 5 6.5 m
108 10 6.5 m 5 1.3 m
118 10 6.5 m 5 1.3 m
Fc = 78.3 kHz
Sideband:
Atas, FUSB = 88 kHz
Bawah, FLSB = 68 kHz

5.3 ASK Soft Keying dengan Frekuensi Analyzer


NO ASK Soft Keying dengan Frekuensi Analyzer Perhitungan

1 Sinyal Output Modulator TP2 A = 2.1 Vpp


F = 20 kHz
Volt/div = 1 V/div
Time/div = 50 𝜇s/div

2 Sinyal Output Modulator TP3 A = 0.03 Vpp


Volt/div = 50 mV/div
Time/div = 5 𝜇s/div
Sinyal Output Modulator
(TP 3)

11
U2’
F (kHz) U2 = G1.G2 (Volt)

58 0.6 m
68 0.6 m
Fc = 78 0.6 m
88 0.6 m
98 0.6 m
Fc = 78 kHz
Sideband:
Atas, FUSB = 88 kHz
Bawah, FLSB = 68 kHz

12
5.4 ASK Hard Keying ( Gambar bentuk sinyal dititik 3,4,5,6,7,8,9)

NO ASK Hard Keying PERHITUNGAN


1 Pada Titik 3

A = 11.6 Vpp
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 5 𝜇s/div

2 Pada Titik 4

A = 4.2 Vpp
F =83 kHz
Volt/div = 1 V/div
Time/div = 5 𝜇s/div

13
3 Pada Titik 5

A = 10.2 Vpp
F =83 kHz
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 5 𝜇s/div

4 Pada Titik 6

A = 8.5 Vpp
Volt/div = 5 V/div
Time/div = 20 𝜇s/div

5 Pada Titik 7

A = 5.5 Vpp
Volt/div = 1 V/div
Time/div = 5 𝜇s/div

14
6 Pada Titik 8

A = 20 Vpp
Volt/div = 5 V/div
Time/div = 5 𝜇s/div

7 Pada Titik 9

A = 5.4 Vpp
Volt/div = 1 V/div
Time/div = 5 𝜇s/div

15
5.5 ASK Soft Keying

NO ASK Soft Keying Perhitungan


1 Pada Titik 3

= 10.2 Vpp
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 2 𝜇s/div
F = 125 Hz

2 Pada Titik 4

A = 4.2 Vpp
F = 89.2 Hz
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 2 𝜇s/div

16
3 Pada Titik 5

A = 10.4 Vpp
F = 76 kHz
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 5 𝜇s/div

4 Pada Titik 6

A = 9 Vpp
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 2 𝜇s/div

5 Pada Titik 7

A = 4.8 Vpp
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 2 𝜇s/div

17
6 Pada Titik 8

A = 20.5Vpp
Volt/div = 5 V/div
Time/div = 2 𝜇s/div

7 Pada Titik 9

A = 6 Vpp
Volt/div = 2 V/div
Time/div = 20 𝜇s/div

18
6. ANALISA DATA
Pada percobaan ASK, sinyal input berasal dari TTL sehingga berbentuk
sinyal kotak (digital) karena transisi yang cepat dari level tertinggi ke level
terendah kemudian sinyal output modulatornya adalah berupa sinyal sinus. Sinyal
direpresentasikan dalam dua kondisi perubahan amplitudo gelombang pembawa
Sinyal “1” direpresentasikan dengan status “ON” (ada gelombang pembawa),
Sinyal “0” direpresentasikan dengan status “OFF” (tidak ada gelombang
pembawa).
Kemudian, percobaan berikutnya adalah dengan menentukan frekuensi
carrier dari modul ASK, modulator dan biasanya frekuensi carrier yang dihasilkan
adalah berkisar antara 78.3 kHz pada output TTL yang diatur sebesar 20 KHz,
nilai untuk FUSB = 88 kHz dan nilai untuk FLSB = 68 kHz. Lalu dengan input yang
bernilai 20 KHz maka frekuensi carrier yang dihasilkan adalah FC = 78 kHz dan
nilai untuk FUSB = 88 kHz dan nilai untuk FLSB = 68 kHz.
Kemudian, dengan menyambungkan rangkaian ASK dengan frekuensi
analyzer, maka kita dapat mengetahui tegangan yang dihasilkan pada setiap
frekuensi yang diinginkan dengan menghubungkan ke multimeter.
Setelah itu, rangkaian diubah menjadi ASK soft keying dan hard keying
yang mana amplitudo sinyal pembawa/frekuensi carrier sesuai dengan sinyal
input dan order side band tertinggi tampak meskipun kecil.
Pada soft keying terlihat bahwa saat bernilai 1 sangat rapat sinyal sinusnya
sedangkan saat hard keying saat bernilai 1 tidak terlalu rapat sinyal sinusnya.
Kemudian jika dilihat dari gambar, maka keluaran dari titik 6 atau keluaran
modulasi maka sinyal yang dihasilkan berupa sinyal sinus yang membentuk suatu
sinyal sinus lagi tetapi terlihat pencuplikannya kemudian keluaran dari
pembentukan sinyal sinus maka sudah terlihat rapi sinyal sinus yang dihasilkan
akan tetapi saat pada akhir modulasi, sinyal tersebut berubah menjadi sinyal
digital kembali yaitu pada titik 8 dan titik 9.

19
Pada hard keying hampir sama seperti soft keying, akan tetapi sinyal sinus
yang dicuplik kemudian dimodulasi, sudah sangat rapi dan berbentuk sinyal
digital.

7. KESIMPULAN
 Amplitudo Shift Keying (ASK) adalah suatu bentuk modulasi yang
mewakili digital data sebagai variasi amplitudo dari gelombang pembawa.
 ASK menggunakan gelombang pembawa untuk menunjukkan biner satu
dan tidak adanya untuk menunjukkan nol biner.
 Antara soft keying dan hard keying memiliki perbedaan dalam bentuk
sinyal keying yang dihasilkan.
 Sinyal soft keying memiliki bentuk sinyal yang tidak murni segi empat
dengan transisi lambat.
 Sinyal hard keying memiliki bentuk sinyal yang segi empat dengan
transisi cepat.

8. REFERENSI
Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input.
Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal
tersebut harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal
yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal
radio yang disebut sinyal pembawa (carrier). Jenis dan cara penumpangan sangat
beragam. Yaitu untuk jenis penumpangan sinyal analog akan berbeda dengan
sinyal digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan
sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.
Tujuan Modulasi
• Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.
• Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah, jika f / fc ~ 1 – 10 %
• Menekan derau atau interferensi
• Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio ( diterbitkan oleh ITU-T )

20
• Untuk multiplexing : proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk
disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.
Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit
stream) ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebetulnya adalah proses
mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian
rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit
(0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya,
kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui
proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim ke
penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi
fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). Pada
dasarnya dikenal 3 prinsip atau sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan
PSK.
Kelebihan modulasi digital dibandingkan modulasi analog adalah
sebagai berikut:
1. Teknologi digital mempunyai suatu sinyal dalam bentuk digital yang mampu
mengirimkan data yang berbentuk kode binari (0 dan 1).
2. Sinyal digital juga mampu mengirimkan data lebih cepat dan tentunya dengan
kapasitas yang lebih besar dibandingkan sinyal analog.
3. Memiliki tingkat kesalahan yang kecil, dibanding sinyal analog.
4. Data akan utuh dan akan lebih terjamin pada saat dikirimkan atau
ditransmisikan di bandingkan modulasi analog.
5. Lebih stabil dan tidak terpengaruh dengan pengaruh cuaca.
Kelemahan modulasi digital ini adalah sebagai berikut:
1. Modulasi digital termasuk yang mudah error.
2. Bila terjadi gangguan maka sistemnya akan langsung berhenti

BASK Binary Amplitude Shift Keying


Sinyal direpresentasikan dalam dua kondisi perubahan amplitudo gelombang
pembawa

21
• Sinyal “1”  direpresentasikan dengan status “ON” (ada gelombang
pembawa)
• Sinyal “0”  direpresentasikan dengan status “OFF” (tidak ada
gelombang pembawa)

BASK

Pada umumnya sumber informasi berbentuk sinyal analog. Untuk


mengefektifkan transmisi maka informasi harus dalam bentuk digital. Secara
umum blok diagram komunikasi digital diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1. Blok diagram Sistem Komunikasi Digital

Hal yang menjadi masalah besar dalam pentransmisian informasi adalah


saat transmitter dan receiver dipisahkan oleh free space. Dimana sinyal sinyal
yang dikirim transmitter akan mengalami distorsi dan noise. Sehingga
menyebabkan error pada informasi yang akan diterima. Sistem komunikasi digital
digunakan untuk meminimalisasi efek yang terjadi dichannel, maksimalisasi

22
transfer rate dan keakuratan transmisi informasi. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai blok diagram sistem komunikasi digital.
a. Information source
Sumber informasi dapat berbentuk diskrit atau kontinu. Informasi yang
dihasilkannya juga dapat berupa analog ataupun digital. Pada sistem komunikasi
digital, sinyal analog yang dihasilkan sumber yang kontinu harus diubah menjadi
bentuk digital dengan menggunakan analog to digital converter (ADC).
b. Source Encoder dan Decoder
Source coding digunakan untuk mengkodekan sumber informasi menjadi
bentuk yang lebih sesuai untuk transmisi. Dengan demikian, source encoder
mencoba mengurangi jumlah bit yang dibutuhkan untuk mengirimkan informasi
tertentu, sehingga bandwidth yang didapatkan lebih kecil. Sedangkan source
decoder (receiver) digunakan untuk memasukkan kembali konten informasi yang
hilang melalui suatu proses filtering.
c. Line Coding dan Decoding
Line Coding digunakan untuk pemformatan data digital tanpa adanya
modulasi. Informasi dalam sistem transmisi berupa sekuensial data digital ( 0 atau
1 ) yang panjang. Transmisi data digital ( 0 atau 1 ) yang panjang ini dapat
menyebabkan hilangnya sinkronisasi pada sistem. Oleh karena itu, line coding
dapat mencegah hilangnya sinkronisasi pada sistem.
d. Encryption dan Scrambling
Dalam sistem komunikasi digital informasi dapat dimanipulasi untuk
tujuan security. Hal ini dapat dilakukan dengan encryption dan scrambling.
Encryption berguna untuk confidentiality dan authentication yang mencegah
orang yang tidak berhak mengambil atau memasukkan informasi dari/ke channel.
Sedangkan scrambling digunakan mengacak-acak informasi agar tidak dapat
dimengerti oleh pihak lain.
e. Channel Coding dan Decoding
Channel coding berguna untuk memproses aliran data untuk menjamin
kompatibilitasnya dengan channel yang digunakan. Channel coding dapat

23
mengontrol jumlah eror pada aliran data dengan menambah bit ekstra pada data
yang sudah disource code secara sistematis.
f. Digital Carrier Modulator dan Demodulator
Modulasi digital adalah proses dimana simbol-simbol digital diubah
menjadi gelombang yang kompatibel dengan karakteristik channel.
g. Communication Channel
Channel merupakan jalur elektris antara sumber dan tujuan. Channel dapat
berupa kawat, link radio, link telepon dan lain sebagainya. Tidak ada channel
yang ideal. Semua channel mempunyai bandwidth yang terbatas dan sinyal
informasi sering mengalami distorsi amplitudo dan fasa saat melewatinya. Selain
itu terdapat distorsi, noise serta interferensi yang sulit dihindari sehingga
menyebabkan error pada sinyal digital yang diterima.
Dalam dunia telekomunikasi dikenal dua macam sistem transmisi yaitu
baseband dan bandpass. Sistem transmisi baseband adalah sistem transmisi yang
melakukan transmisi tanpa melakukan translasi frekuensi (modulasi) sebelumnya.
Untuk meningkatkan akurasi sistem, dilakukan line coding. Line code tersebut
harus dipilih secara teliti agar sesuai dengan karakteristik channel. Terdapat
berbagai bentuk teknik line coding diantaranya Non Return to Zero (NRZ), Return
to Zero (RZ), Manchester, Alternate Mark Inversion (AMI), HDB3 dll. Media
transmisi pada sistem baseband dapat berupa coaxial cable dan biasa digunakan
dalam jaringan lokal berskala kecil. Sistem transmisi bandpass merupakan sistem
transmisi yang sudah mengalami modulasi. Dimana sinyal informasi (diskrit)
memodulasi sinyal carrier (kontinyu). Sebelum dimodulasi menggunakan teknik
modulasi digital maka sinyal informasi harus berbentuk data digital. Oleh karena
itu, sinyal informasi yang masih berupa analog harus dikonversi dulu dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter). Terdapat berbagai macam
teknik modulasi digital diantaranya ASK (Amplitude Shifted Keying), FSK
(Frequency Shifted Keying) dan PSK (Phase Shifted Keying). Dikenal juga teknik
modulasi QAM (Quadrature Amplitude Modulation) yang merupakan kombinasi
antara ASK dan PSK.

24
Modulasi Digital
 Teknik modulasi digital pada prinsipnya merupakan variant dari metode modulasi
analog
 Teknik modulasi digital :
• Teknik dasar :
 Amplitude shift keying (ASK)
 Frequency shift keying (FSK)
 Phase shift keying (PSK)
• Variant dari teknik dasar di atas :
 4 Pulse Amplitude Modulation (4-PAM)
 Quadrature Phase Shift Keying (QPSK)
 Quadrature Amplitude Modulation (QAM)
Keuntungan sistem komunikasi digital adalah :
1. Terjadinya interferensi yang sangat kecil.
2. Tahan terhadap noise.
3. Dapat mengoreksi terjadinya error.
4. Mudah untuk memanipulasi.
5. Mudah untuk diproses dan multipleksing.
Kerugian sistem komunikasi digital adalah:
1. Membutuhkan permintaan sistem yang lebih tinggi.
2. Membutuhkan biaya tambahan untuk mengkonversi sistem analog ke
digital
a. Amplitude Shift Keying (ASK)
Amplitude Shift Keying (ASK) merupakan transmisi sinyal digital
berdasarkan pergeseran amplitude. Pada ASK dua nilai biner diwakili oleh dua
amplitude sinyal carrier, pada umumnya salah satu amplitudo adalah nol untuk
mewakili biner 0 , sedangkan biner 1 diwakili oleh adanya sinyal carrier dengan
amplitudo yang konstan.

25
Keuntungan metode ASK adalah bit rate yang dihasilkan lebih besar.
Sedangkan kekurangannya adalah dalam menentukan level acuan yang
dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak
jauh selalu dipengaruhi oleh noise dan distorsi lainnya. Oleh sebab itu metode
ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk transmisi jarak dekat saja. Dalam
hal ini faktor noise atau gangguan juga harus diperhitungkan dengan teliti,

Gambar 2. Pembentukan Modulasi ASK

a. ASK = Amplitudo Shift Keying


 2 bilangan binary digambarkan oleh 2 perbedaan amplitudo dari frequency
pembawa
 Dapat menerima perubahan perbesaran secara tiba-tiba dan teknik modulasinya
kurang efisien
 Dalam jalur voice grade adalah digunakan hanya untuk diatas 1200 bps
 Data = 1, level high
 s(t) = A cos (2fct) + c
 Data = 0, level low
 s(t) = 0
Secara umum kecepatan pengiriman data yang termodulasi (D) tergantung
pada kecepatan pengiriman data dan banyaknya data yang dikirim secara paralel,
sehingga :
D = R / l = R / log2 L
Dengan: D = kecepatan modulasi
R = kecepatan data
L = jumlah perbedaan elemen-elemen sinyal

26
I = jumlah bit per-elemen sinyal

Bandwidth signal modulasi :


a. Bandwidth transmisi BT untuk ASK dan PSK
BT = ( 1 + r ) R
Dengan: BT = bandwidth transmisi (Hz)
r = faktor transmisi, dimana 0<r<1
R = kecepatan bit (bps)

Efisiensi Bandwidth

Eb/No = S/NoR

Hubungan antara noise dengan bandwidth signal BT adalah N = No . BT


Maka :
Eb/No = (S. BT) / NR
Jadi kecepatan bit error dapat dikurangi dengan kenaikan Eb/No dengan dilakukan
oleh kenaikan bandwidth / penurunan kecepatan data dengan menurunkan
effisiensi bit.
Pendekatan untuk mendapatkan bandwidth yang lebih baik adalah :
BT = 0,5 ( 1 + r ) D
Untuk NRZ, D= R, maka :
R/B = 2 / (1 + r)
Data 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0

ASK

FSK

PSK

27
Dalam percobaan ini digunakan sinyal analog persegi/kotak untuk
mereprensentasikan nilai tegangan yang konstan pada unipolar code sebagai
sinyal pemodulasi. Sedangkan sinyal carriernya berupa sinyal analog/harmonic
yang dihasilkan oleh generator internal pada modulator ASK/FSK/PSK sebesar
100 kHz dengan toleransi 5%.
Keluaran dari modulator ASK/FSK/PSK adalah :
ASK : Berubah diantara 2 nilai amplitudo carrier, misalnya dari 0 ke A.
FSK : Berubah diantara 2 frekuensi carrier f1 dan f2.
PSK : Menggeser phase carrier misalnya, dari 1 = 0 ke 2 = 180

Dalam ASK, amplitudo carrier tersaklar on dan off sesuai dengan kecepatan
sinyal pemodulasi. Proses penyaklaran (switching) membangkitkan komponen
spektral yang baru yang tidak ada dalam spektrum sinyal sebelum penyaklaran.
Hasilnya, spektrum akan bersifat :
 Spektrum dari fungsi test muncul pada kedua sisi dari spektrum sinyal pembawa
harmonik.
 Akibatnya spektrum dari ASK dengan frekuensi carrier fT dan frekuensi sample fp
diasumsikan dalam bentuk seperti pada gambar 2

28
SAS
K

fT f

Gambar 2. Spektrum sinyal termodulasi ASK

ASK mempunyai kelemahan yaitu bila terjadi gangguan pada saluran


transmisi atau adanya sedikit kesalahan pada saat pengiriman, kondisi biner 0
tidak akan dapat dibedakan oleh receiver. Kelemahan seperti ini tidak terjadi pada
FSK karena informasinya terkandung dalam frekuensi diskrit f1 dan f2.
Pentransmisian sinyal akan selalu disertai oleh kesalahan transmisi. Karena itu
dimungkinkan adanya mekanisme control otomatis untuk memonitor
pentransmisian data.
FSK dapat dianggap sebagai tipe khusus dari modulasi frekuensi, yang
direalisasikan dengan menggunakan VCO. FSK membutuhkan frekuensi keluaran
yang stabil, untuk akan lebih baik bila menggunakan 2 osilator quartz yang akan
bekerja bergantian. Sama seperti ASK, pada FSK akan terjadi suatu perbedaan
antara keying dengan atau tanpa filter.
Karena kesamaannya dengan frekuensi modulasi FM, maka akan terjadi
spektrum yang komplek. Untuk kasus-kasus khusus dari modulasi, konstruksi
kualitatifnya dapat dijelaskan dengan menggunakan sinyal gelombang kotak
simetri. Untuk itu FSK modulator yang bekerja dengan frekuensi f1 dan f2, akan
diganti dengan 2 ASK modulator imajiner yang bekerja secara simultan, dimana
akan dihasilkan frekuensi carrier f1 dan f2. Penyaklaran bolak-balik akan terjadi
antar 2 ASK modulator. Karena itu, spektrum secara keseluruhan terdiri dari
superposisi 2 spektra ASK dengan carrier f1 dan f2. Gambar 4. menunjukkan
konstruksi kualitatif dari spektrum FSK.
Modulasi frekuensi bersifat nonlinear. Karena itu aturan superposisi
tidak berlaku. Adalah tidak mungkin untuk menggambarkan kesimpulan dari

29
spektrum sinyal input (disini gelombang kotak simetri) untuk spektrum sinyal
termodulasi FM. Dalam konstruksi kualitatif dari FSK spektrum tidak akan
dibahas. Karena hal ini sudah dibahas pada pemilihan f1 dan f2 untuk frekuensi
modulasi FM. Jika pemilihannya secara acak, secara umum tidak akan terjadi
superposisi 2 spektra ASK. Pada dasarnya sama seperti penyisipan frekunsi dalam
operasi FDM.

ASK

30
Hubungan antara baud rates dan bandwidth dalam ASK

Aplikasi ASK
“Infrared Remote Control Extender dengan menggunakan Modul IR-8510,
TLP916A dan RLP916A” merupakan salah satu alat yang menggunakan aplikasi
dari modulasi digital ASK(Amplitude Shift Keying). Untuk lebih jelasnya berikut
uraiannya : Teknologi infrared dalam aplikasi remote control saat ini sudah
banyak dijumpai pada berbagai macam perangkat elektronik. Namun sampai saat
ini, infrared mempunyai keterbatasan untuk pengendalian pada jarak yang sangat
jauh ataupun menembus dinding. Prinsip kerja dari Infrared Remote Control
Extender ini adalah mengubah sinyal infrared menjadi gelombang radio dengan
frekwensi UHF sehingga transmisi data dapat dilakukan pada jarak yang cukup
jauh dan diterima dengan penerima UHF serta kembali diubah menjadi sinyal-
sinyal infrared. Frekwensi UHF 916 MHz digunakan untuk menghindari adanya
noise-noise dari frekwensi radio lainnya. sinyal yang ditembakkan oleh remote
control infra diterima oleh Modul IR-8510 dan diteruskan ke Modul TLP916.
Sensor infrared pada modul IR-8510 mengubah pancaran cahaya infrared menjadi
sinyal data seperti tampak pada bagian RXD gambar 2. Kemudian data diteruskan
secara serial ke Modul TLP91 yang berlaku sebagai UHF Transmitter dan
diterima oleh Modul RLP916 yang berlaku sebagai UHF Receiver. Amplitudo
Shift Keying yaitu suatu modulasi di mana logika 1 diwakili dengan adanya sinyal

31
frekwensi 916 MHz dan logika 0 diwakili dengan adanya kondisi tanpa sinyal
Modulasi ASK. Untuk memperkuat keluaran dari Modul IR-8510 sehingga dapat
dihasilkan sinyal ASK yang baik pada TLP916 perlu ditambahkan 74HC14 yang
berfungsi sebagai Pancaran gelombang UHF dalam modulasi ASK tersebut
selanjutnya diterima oleh RLP916 dan diubah menjadi data serial (TXD gambar
2) yang kemudian diteruskan ke TXD dari Modul IR-8510. Agar dapat
ditransmisikan menjadi sinyal-sinyal infrared standard remote control, maka data
tersebut terlebih dahulu dimodulasikan dengan frekwensi carrier sebesar 40 KHz
sebelum dipancarkan oleh LED Infrared. Proses ini dilakukan pada bagian
modulator dari Modul IR-8510.

32

Anda mungkin juga menyukai