Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK INSTALASI JARINGAN

PENGUKURAN REDAMAN DAN DAYA PADA KABEL OPTIK


MENGGUNAKAN OPTICAL LIGHT SOURCE (OLS) DAN OPTICAL
POWER METER(OPM)

Praktikan :

Kelompok 6 TT-4B

Difa Hafiyyan P (1317030082)


Heru Purnomo Aji (1317030054)
Vira Ulitama (1317030024)

TEKNIK ELEKTRO

TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
A.DASAR TEORI .............................................................................................................................. 4
a. Optical Light Source (OLS) ........................................................................................................ 4
b. Optical Power Meter (OPM) ....................................................................................................... 4
c. Attenuator.................................................................................................................................... 5
d. Kabel Patch Cord ........................................................................................................................ 5
B. TABEL PRAKTIKUM .................................................................................................................. 6
Table.1 Pengukuran Redaman kabel Fiber Optic dalam kondisi normal. ....................................... 6
Table.2 Pengukuran Redaman kabel Fiber Optic dalam kondisis bending +gulungan .................. 7
Table.3 Pengukuran Redaman kabel Fiber Optic dalam kondisi dipasang attenuator. ................... 8
Table 4. selisih redaman keadan normal dengan keadaan bending/gulungan................................. 9
Table 5.selisih redaman keadaan normal dengan dipasang attenuator............................................ 9
BAB III ................................................................................................................................................. 10
KESIMPULAN ................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 11

2
BAB 1
PENDAHULUAN
pada sistem transmisi serat optik, cahaya yang merambat sepanjang serat optik akan
mengalami peredaman, sehingga diujung jauh (sisi penerima) kekuatan cahaya akan menjadi
lemah. Disisi lain kekuatan cahaya dari dioda laser terbatas dan photodetector memiliki
sensitifitas tertentu untuk dapat mendeteksi sinyal optic.Oleh karena itu untuk dapat
mengoperasikan sistem telekomunikasi, rugi- rugi optik (total loss) harus dibuat pada level
yang lebih tinggi dari level sensitivitas yang dimiliki oleh photodetector. Level rugi-rugi
optik yang diperbolehkan sudah ditentukan untuk masing- masing sistem telekomunikasi.
Dalam memahami pengukuran redaman pada serat optik maka anda harus terlebih dahulu
mengenal tipe-tipe serat kabel optik yang digunakan. Dalam penggunakan jaringan yang
menggunakan kabel serat optic antara satu sambungan dengan sambungan yang lain yang
dihubungkan dengan ODP terdapat redaman pada setiap titik penyambungan. Redaman serat
optik ini adalah fungsi panjang gelombang dimana pengukuran harus dilakukan sesuai
dengan panjang gelombang yang digunakan pada perangkat transmisi yang ada.

Perlu diketahui bahwa pada sistem transmisi yang menggunakan serat optik, cahaya yang
merambat sepanjang kabel optik yang terpasang pasti mengalami redaman dimana pada
ujung kabel dapat dipastikan mengalami penurunan kekuatan cahaya. Pada sisi lain kekuatan
cahaya dari dioda laser terbatas dan photodetector dapat memiliki sensitifitas tertentu untuk
dapat mendeteksi sinyal optik yang dipancarkan.

Dalam membangun sistem telekomunikasi yang baik, redaman yang digunakan haruslah
berdasarkan level yang tertinggi dimana memiliki tingkat sensitifitas yang cukup sehingg
dapat di deteksi oleh photodetector.

3
tujuan pembelajaran :

 Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik kabel fiber optic.


 Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan keadaan kabel fiber optic menggunakan
optical light source dan optical power meter.
 Mahasiswa dapat mengamati nilai yang ditampilkan optical power meter.
 Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh attenuator dan kelengkungan fiber optic
terhadap nilai keluaran yang ditampilkan optical power meter.

BAB II

A.DASAR TEORI

a. Optical Light Source (OLS)

OLS atau Optical Light Source adalah alat yang digunakan sebagai pemancar cahaya
dalam kegiatan pengecekan kelurusan node yang saling terhubung melalui kabel serat
optik antar OTB (Opticl Terminal Bos), ODF (Optical Distribution Frame), maupun
ODC (Optical Distribution Cabinet) yang dihubungkan dengan kabel optik dengan
patchcord FC. Cahaya dipancarkan melalui kabel optik kemudian diukur besarnya
nilai redaman di sisi penerima RX dengan Optical Power Meter.

Gambar 1. Optical Light Source

b. Optical Power Meter (OPM)

OPM atau Optical Power Meter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur besaran
nilai redaman pada sisi penerima ari daya sinar laser yang dipancarkan oleh OPM
(Optical Power Meter) di sisi pengirim TX atau perangkat router melalui SFP/XFP.

4
Cara menggunakan OPM yaitu dengan menghubungkan kabel patchcord SC/LC pada
sisi OPM .

Gambar 2. Optical Power Meter


c. Attenuator
Attenuator adalah alat yang berfungsi sebagai pelemah sinyal atau penurun level
intensitas cahaya dari suatu output konektor optik. Attenuator digunakan disisi RX
dan akan mengurangi daya yang terpancar bila yng diterima dari sumber terlalu besar.

Gambar 3. Berbagai jenis Attenuator berdasarkan jenis konektornya

d. Kabel Patch Cord


adalah kabel fiber indoor yang dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja. Ada yang
simplex (1 core) dan ada pula yang duplex (2 core), Single mode dan Multimode.

Gambar 4. Patch Cord

5
B. TABEL PRAKTIKUM

Table.1 Pengukuran Redaman kabel Fiber Optic dalam kondisi normal.

No Kondisi Nilai Redaman(dBm) Daya Dalam (dB)


λ mode
1 1310 0 -7.49 dBm 0.00 dB
2 270 -11.05 dBm -3.56 dB
3 1000 -12.5 dBm -5.01 dB
4 2000 -14.53 dBm -7.07 dB
5 1550 0 -8.04 dBm -0.59 dB
6 270 -12.03 dBm -4.54 dB
7 1000 -13.87 dBm -6.38 dB
8 2000 -16.66 dBm -16.66 dB

Pengukuran pengaruh redaman kabel fiber optic dalam kondisi normal


Siapkan alat yang sesuai pada skema Gambar 5 dan catat hasil pengukurannya dalam
tabel dengan mengubah panjang gelombang (λ) dan mode frekuensi pada optical light
source. (jangan lupa samakan pengaturan panjang gelombang (λ) di Optical Light
Sources dan di Optical Power meter).

6
Table.2 Pengukuran Redaman kabel Fiber Optic dalam kondisis bending +gulungan

No Kondisi Nilai Redaman(dBm) Daya Dalam (dB)


λ mode Bending+Gulungan
1 1310 0 1 Bending dan 1 -7.53 dBm 0.04 dB
2 270 Gulungan -11.11 dBm -3.65 dB
3 1000 (diameter 5 Cm) -12.57 dBm -5.08 dB
4 2000 -14.60 dBm -7.11 dB
5 1310 0 2 Bending dan 2 -7.65 dBm -0.16 dB
6 270 Gulungan -11.18 dBm -3.69 dB
7 1000 (diameter 15 cm) -12.68 dBm -5.19 dB
8 2000 -14.69 dBm -16.66 dB
9 1550 0 1 Bending dan 1 -8.34 dBm -0.85 dB
10 270 Gulungan -12.24 dBm -4.75 dB
11 1000 (diameter 5 Cm) -14.18 dBm -6.69 dB
12 2000 -17.06 dBm -9.57 dB
13 1550 0 2 Bending dan 2 -8.50 dBm -1.01 dB
14 270 Gulungan -12.42 dBm -4.93 dB
15 1000 (diameter 15 cm) -14.30 dBm -6.81 dB
16 2000 -17.21 dBm -9.72 dB

Pengukuran pengaruh redaman kabel fiber optik jika dipasang attenuator Pada praktikum
yang sesuai pada Gambar 7 adalah mengukur redaman kabel patch cord dalam keadaan di
beri tambahan attenuator (sesuai tabel). Catat hasil pengukurannya dalam tabel dengan
mengubah panjang gelombang (λ) dan mode frekuensi pada optical light source. (jangan lupa
samakan pengaturan panjang gelombang (λ) di Optical Light Sources dan di Optical Power
meter)

7
No Kondisi Nilai Daya Dalam (dB)
λ mode attenuator Redaman(dBm)
1 1310 0 5 (dB) -12.29 dBm 37.71 dB
2 270 -15.94 dBm 34.06 dB
3 1000 -17.73 dBm 32.63 dB
4 2000 -19.34 dBm 30.66 dB
5 1310 0 10 (dB) -17.23 dBm 32.77 dB
6 270 -20.79 dBm 29.21 dB
7 1000 -22.3 dBm 27.7 dB
8 2000 -24.33 dBm 25.67 dB
9 1550 0 5 (dB) -12.97 dBm 37.02 dB
10 270 -16.70 dBm 33.30 dB
11 1000 -18.53 dBm 31.47 dB
12 2000 -21.65 dBm 27.35 dB
13 1550 0 10 (dB) -18.31 dBm 31.69 dB
14 270 -22.63 dBm 27.97 dB
15 1000 -23.95 dBm 26.05 dB
16 2000 -27.27 dBm 22.73 dB

Table.3 Pengukuran Redaman kabel Fiber Optic dalam kondisi dipasang attenuator.

Pengukuran pengaruh redaman kabel fiber optik jika dipasang attenuator

Pada praktikum yang sesuai pada Gambar 7 adalah mengukur redaman kabel patch cord

dalam keadaan di beri tambahan attenuator (sesuai tabel). Catat hasil pengukurannya

dalam tabel dengan mengubah panjang gelombang (λ) dan mode frekuensi pada optical

light source. (jangan lupa samakan pengaturan panjang gelombang (λ) di Optical Light

8
Sources dan di Optical Power meter).

Table 4. selisih redaman keadan normal dengan keadaan bending/gulungan.


λ (nm) Mode (Hz) Normal Gulungan selisih 1 selisih 2
1 (dBm) 2(dBm)
1310 0 -7,49 -7.53 -7.65 0.04 0.16
270 -11.05 -11.14 -11.18 0.09 0.13
1000 -12.5 -12.57 -12.68 0.07 0.18
2000 -14.53 -14.60 -14.69 0.07 0.16
1550 0 -8.04 -8.43 -8.50 0.30 0.46
270 -12.03 -12.43 -12.42 0.21 0.39
1000 -13.87 -14.78 -14.30 0.31 0.43
2000 -16.66 -17.06 -17.21 0.4 0.55

Selisih redaman dalam keadaan bending ataupun keadaan normal sangat kecil.

Table 5.selisih redaman keadaan normal dengan dipasang attenuator.


λ (nm) Mode (Hz) Normal attenuator selisih 1 selisih 2
5 (dB) 10(dB)
1310 0 -7,49 -12.29 -17.23 4.8 9.74
270 -11.05 -15.94 -20.79 4.89 9.74
1000 -12.5 -17.73 -22.3 5.23 9.8
2000 -14.53 -19.34 -24.33 4.81 9.8
1550 0 -8.04 -12.97 -18.31 4.93 10.27
270 -12.03 -16.70 -22.63 4.67 10.6
1000 -13.87 -18.53 -23.95 4.66 10.08
2000 -16.66 -21.65 -27.27 4.99 10.99

Selisih redaman dalam keadaan dipasan attenuator sangat besar.

9
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah redaman dapat terjadi pada saat kabel fiber optic
tergulung maupun terbending maka ,dari pemasangan ataupun installasi yang paling baik
adalah kabel fiber optic pada kondisi lurus dan tidak terbending ataupun tergulung yang dapat
menyebabkan redaman pada fiber optic. Dan selisih dari penggunaan attenuator sangat
signifikan besar .

DAFTAR PUSTAKA
https://www.jagoanit.com/index.php/2019/03/06/memahami-pengukuran-redaman-pada-serat-
optik

http://sukkhendro54.blogspot.com/2016/10/mengukur-loss-dengan-menggunakan-ols.html

Jobsheet 8-Pengukuran Redaman dan Daya Pada Kabel Fiber Optik Menggunakan Optical
Light Source.

10
LAMPIRAN

11
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai