Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI PITA LEBAR DAN KECEPATAN TINGGI

FTTX

PEMBIMBING:

Amalia, S. ST, M. Tr. T

Disusun Oleh:

No Nama Absen / NIM


1. A. Muflih Zaizafuny
2. Amartya Salsabila Putri W.
3. Hillyatul Aulia 11 / 1841160062
4. Reyn Gerrel Sihombing

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan berkembangnya internet maka kebutuhan akan bandwith yang besar dengan
kecepatan tinggi menjadi meningkat. Hal ini juga didorong oleh operator atau vendor yang
berusaha memberikan layanan baru untuk berlomba meningkatkan keuntungannya. Operator
telekomunikasi saat ini sedang giat-giatnya jualan produk seperti IPTV atau Cable TV yang
membutuhkan bandwith yang besar.

Saat ini jaringan ke rumah-rumah didominasi oleh jaringan kabel tetap (fixed wireline)
yang menggunakan tembaga yang memiliki kekurangan karena dianggap tidak dapat
memberikan bandwith yang tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik. Serat sangat bagus
untuk kecepatan, keamanan, dan pengiriman data yang lebih cepat dari jarak super panjang.
Tapi di sisi lain, itu rapuh, sedikit berat, dan jauh lebih mahal.

Karena hal itu orang mulai beralih ke teknologi kabel optik untuk mendapatkan bandwith
yang lebih tinggi menggunakan teknologi FTTx (Fiber to the x) yaitu istilah generik yang
digunakan untuk beberapa arsitektur jaringan fiber optik untuk telekomunikasi yang
menggantikan jaringan kabel tembaga.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jaringan Lokal Akses Fiber


Jaringan akses fiber atau Optical Access Network atau yang lebih sering disebut dengan
JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber). Pada saat itu, serat optik hanya dipakai untuk
transmisi antar sentral, sebagai jaringan backbone dan digunakan untuk komunikasi jarak
jauh. Lalu mulai dikembangkanlah suatu jaringan lokal yang sampai ke terminal pelanggan
dengan media fiber. Sistem transmisi serat optik yang digunakan pada jaringan lokal tersebut
dinamakan Jaringan lokal Akses Fiber (Jarlokaf). Namun ketepatan dalam segi perencanaan
dan operasional, serta pemilihan arsitektur dan teknologi jaringan yang digunakan akan
sangat mempengaruhi kesuksesan kegiatan operasi. Dan teknologi FTTx merupakan salah
satu contoh instalasi dengan beberapa keunggulan diantaranya adalah stabilitas bandwidth
untuk menjangkau daerah yang jauh serta tersedianya bandwith kumulatif sampai dengan 1
Gbps, kondisi ini menjamin layanan bisa dikirimkan ke pelanggan dengan kualitas yang baik.

2.2 Serat Optik


Serat optik merupakan sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus
dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari
suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED.
Kabel ini berdiameter kurang lebih 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik
tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi. (kecepatan cahaya 3,00×108 m/s 300 juta meter
per detik)

Perkembangan teknologi serat optik saat ini, mempunyai lebar jalur (bandwidth) yang
besar sehingga kemampuan dalam mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat
dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional (Coaxial). Dengan demikian serat optik
sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi.

2.3 Arsitektur Jaringan Serat Optik


Bentuk implementasi penggunaan teknologi jaringan kabel optik dikenal dengan jaringan
akses fiber (Optical Access Network) atau Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) yang
menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisinya. Jaringan akses merupakan
bagian dari public switch network yang menjadi penghubung akhir dalam suatu jaringan
antara perangkat pelanggan (customer premise) dan penghubung pertama ke infrastruktur
Central Office.

Secara garis besar, terdapat dua tipe arsitektur jaringan kabel optik, yaitu arsitektur
jaringan aktif dan arsitektur jaringan pasif. Arsitektur jaringan aktif berhubungan dengan
konfigurasi point to point kabel optik dan konfigurasi star, sementara arsitektur jaringan pasif
mengacu pada penggunaan Passive Optical Network (PON).

2.3.1 Arsitektur Aktif


1. Point to Point
Arsitektur yang menghubungkan perangkat Optical Line Terminal (OLT) di
Central Office (CO) yang terkoneksi dengan perangkat Optical Network Terminal
(ONT) pada terminal pelanggan, menggunakan media dedicated fiber optic. Baik
OLT maupun ONT, keduanya merupakan perangkat aktif yang membutuhkan power
dan dilengkapi dengan optical laser. Pelanggan dapat berada jauh dari CO (maksimal
jarak 80 km) dan setiap pelanggan juga memiliki satu dedicated fiber optic dengan
full bi-directional bandwith.

Gambar 2.1 Arsitektur Aktif Point to Point


Kelemahan aristektur ini yaitu menjadi kurang efektif dalam hal biaya pengadaan
kabel optik dan perangkat pendukungnya, sebab setiap fiber optik terhubung langsung
ke masing-masing pelanggan, yang artinya sejalan dengan penambahan jumlah
pelanggan.
2. Star (Point to Multipoint)
Arsitektur yang menghubungkan beberapa perangkat pelanggan menggunakan
satu kabel feeder yang terkoneksi melalui sebuah remote node di antara CO dan
terminal pelanggan. Satu buah remote node dapat melayani hingga seribu terminal
pelanggan menggunakan link distribusi yang terkoneksi dari remote node.
Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan Aktid Star
Seperti halnya arsitektur jaringan aktif point to point, lokasi pelanggan dapat
berada hingga 80 km jauhnya dari CO, serta memiliki satu dedicated fiber optic
dengan full bi-directional bandwith. Kelebihan dari arsitektur ini yaitu mampu
mengurangi julah fiber iptik yang digunakan serta jasa pengadaan termasuk pula
biaya perijinannya.

2.3.2 Arsitektur Pasif


Arsitektur pasif atau Passive Optical Network (PON) terdiri atas Optical Line Terminal
(OLT), Optical Network Unit (ONU) dan passive splitter. OLT dipasang di CO operator,
ONU dipasang di terminal akhir menuju pelanggan, sementara Passive Optical Splitter
dipasang di antara OLT dan ONU.

Arsitektur PON mengunakan share media fiber optic dan support konfigurasi point to
multi–point. Selain share media, pelanggan juga akan share bandwidth. Pada arsitektur
jaringan ini passive optical splitter digunakan untuk membagi bandwidth dari satu single fiber
sampai dengan 64 pelanggan dengan jarak maksimal 10 – 20 km. Arsitektur ini disebut
arsitektur pasif karena splitter dan perangkat pendukung yang terpasang diantara OLT dan
ONT adalah pasif (tanpa power).
Gambar 2.3 Arsitektur PON

2.4 Teknologi FTTX


Fiber to the x (FTTx) adalah istilah umum untuk setiap arsitektur jaringan broadband
yang menggunakan serat optik. Dalam hal ini huruf x mewakili beberapa konfigurasi
penyebaran fiber seperti FTTB (Fiber to the building), FTTZ (Fiber to the zone), FTTC
(Fiber to the Curb/Cabinet) dan FTTH (Fiber To The Home).

Dalam jaringan lokal fiber optik terdapat paling sedikit 2 perangkat aktif (Opto Elektrik)
yang dipasang di Central Office dan lokasi pelanggan. pto elektronik di sisi pelanggan.
Lokasi perangkat opto elektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik
(TKO). Secara praktis TKO berarti batas terakhir kabel optik ke arah pelanggan yang
berfungsi sebagai lokasi konversi sinyal optik ke sinyal elektronik. Berdasarkan lokasi
penempatan perangkat aktif yang dipasang didekat dan atau dilokasi pelanggan maka terdapat
beberapa Konfigurasi sebagai berikut.

1. Fiber To The Building (FTTB)


FTTB adalah arsitektur jaringan kabel fiber optik yang di distribusikan ke suatu
bangunan gedung. TKO terletak di dalam gedung dan biasanya berada di ruang
telekomunikasi di basement atau tersebar di beberapa lantai. Selanjutnya terminal
pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKG. Secara
ringkas, FTTB dapat dianalogikan dengan daerah catu langsung pada jarigan kabel
tembaga.

Gambar 2.4 Arsitektur FTTB


2. Fiber to the Zone (FTTZ)
Dalam arsitektur FTTZ, fiber optik digunakan untuk menggantikan jaringan
primer pada Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat). Sehingga fiber optik ditarik
dari sentral sampai rumah kabel (RK) pada jarlokat. TKO terletak di suatu tempat
diluar bangunan, baik di dalam kabinet dengan kapasitas kecil maupun besar.
Terminal pelanggan dihubungkan dengan kabel tembaga hingga TKO dengan jarak
sampai beberapa kilometer. FTTZ umumnya diterapkan pada daerah perumahan yang
letaknya jauh dari sentral.

Gambar 2.5 Arsitektur FTTZ


3. Fiber to the Curb/Cabinet
Dalam arsitektur FTTC, TKO terletak di suatu tempat diluar bangunan, di dalam
kabinet dan di atas tiang untuk menggantikan Distribusi point (DP). Selanjutnya
terminal pelanggan dihubungkan dengan kabel tembaga hingga ke TKO dengan jarak
mencapai ratusan meter. FTTC dapat diaplikasikan pada pelanggan bisnis yang
letaknya terkumpul di suatu area terbatas namun tidak berbentuk gedung-gedung
bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada waktu dekat akan menjadi
pelanggan jasa hiburan.

Gambar 2.6 Arstiektur FTTC


4. Fiber to the Home (FTTH)
FTTH adalah istilah jaringan akses lokal fiber (JARLOKAF) yang menggunakan
serat optik sebagai backbone jaringan dan menempatkan perangkat opto elektronik
berupa ONU yang diletakan didalam rumah pelanggan. Pada FTTH, TKO terletak di
dalam rumah pelanggan. Kemudian terminal pelanggan dihubungkan menggunakan
kabel tembaga indor atau IKR (instalasi kabel rumah) ke TKO dengan jarak hingga
beberapa puluh meter.

Gambar 2.7 Arsitektur FTTH

2.5 Topologi FTTX


Ruang lingkup jaringan fiber optik pada teknologi FTTx dimulai dari perangkat
ODF/FTM sampai dengan Roset yang berada d ilokasi pelanggan. Adapun modus aplikasi
dari teknologi FTTx ini diimplementasikan untuk layanan Backhaul/Mobile/Node-B, High
End Market seperti Gedung bertingkat (HRB), Kawasan Bisnis dan Pelanggan Residensial.

Konfigurasi dasar jaringan akses fiber FTTx sama hal seperti pada jaringan akses
tembaga dimana terdapat segmen-segmen catuan. Pada Jaringan akses fiber FTTx terdapat
catuan kabel Feeder, catuan kabel distribusi, catuan kabel drop dan catuan kabel indoor serta
perangkat aktif OLT dan ONU/ONT.

Gambar 2.8 Topologi FTTX


Berdasarkan standar ITU - T G.984.2 topologi jaringan Fiber To The x (FTTx), terdapat
sambungan FTTx, yaitu FTTB (Fiber To The Building), FTTH (Fiber To The Home),dan
FTTT (Fiber To The Tower) yang pendistribusiannya melalui berbagai tahapan. Pada Server
FTM tedapat berbagai komponen seperti Metro E, OLT, IMS soft switch dan Broadcast HE.
Pada FTTB dari FTM di salurkan ke ODC (Optical Distribution cabinet) di dalam ODC
dilakukan pembagian jalur menggunakan splitter 1:4, 1:8, 1:16, 1:32 kemudian disalurkan ke
pelanggan, dan ada juga FTM yang langsung mendistribusikannya ke gedung. Pada FTTH,
FTM menyalurkan ke ODC, kemudian ke ODP (Optical Distribution Point) yang terdapat
pada tiang yang merupakan titik distribusi kepelanggan rumah. Dan untuk FTTT sama hal
nya dengan FTTB dan FTTH, FTTT mendapat catuan melalui ODC (Optical Distribution
Cabinet) yang langsung mengarah ke tower dan ada juga yang melalui ODP terlebih dahulu
sebelum dihubungkan ke tower tergantung lokasi tower tersebut berada.

2.6 Konfigurasi FTTX


Terdapat dua buah perangkat aktif (Opto Elektrik) pada jaringan kabel fiber optik. Satu
perangkat dipasang di sentral ofis dan satu lagi dipasang di dekat atau tepat pada lokasi
pelanggan. FTTH sendiri merupakan jenis konfigurasi pada jaringan FTTx. Berdasarkan
lokasi perangkat aktif, terdapat lima jenis konfigurasi FTTx:

2.6.1 Fiber To The Building (FTTB)


Pada konfigurasi ini, TKO (Terminasi Kabel Optik) terletak pada ruang
telekomunikasi di ruang bawah tanah atau tersebar di beberapa lantai. Selanjutnya, pelanggan
akan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor atau IKG. Konfigurasi ini bisa
dianalogikan dengan DCL (Daerah Catu Langsung) ke jaringan kabel tembaga.

2.6.2 Fiber To The Home (FTTH)


Terminasi Kabel Optik pada konfigurasi jaringan FTTH terletak di dalam rumah
pelanggan. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO lewat kabel tembaga indoor atau
IKR sampai jarak puluhan meter saja. Apabila dianalogikan, konfigurasi jaringan FTTH
merupakan pengganti dari TB (Terminal Blok).

2.6.3 Fiber To The Zone (FTTZ)


Pada konfigurasi ini, TKO terletak di area luar bangunan, biasanya ditempatkan
dalam sebuah kabinet yang diletakkan di pinggir jalan. Terminal pelanggan dihubungka pada
TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. Jika dianalogikan, FTTZ merupakan
konfigurasi pengganti dari RK (Rumah Kabel).
2.6.4 Fiber To The Curb (FTTC)
Konfigurasi jaringan FTTC, Terminasi Kabel Optik bisa terletak di beberapa tempat,
seperti kabinet, di atas tiang, atau manhole. Selanjutnya, terminal pelanggan disambungkan
pada TKO menggunakan kabel tembaga hingga jarak beberapa ratus meter. FTTC dapat
dianalogikan sebagai pengganti TP (Titik Pengganti).

2.6.5 Fiber To The Tower (FTTT)


Pada jenis konfigurasi ini TKO terletak di sebuah tiang, dimana terminal sistem
GSM/CDMA dihubungkan pada TKO lewat kabel tembaga indoor hingga beberapa meter.
Terdapat dua jenis jaringan kabel fiber optik pada konfigurasi ini, yaitu kabel FO Drop
apabila lokasi tower di kota dan FO Distribusi apabila lokasi tower di pinggiran kota. Jika
dianalogikan, FTTT adalah pengganti dari ODP atau TB.

Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat akan melakukan konfigurasi
jaringan FTTx, antara lain:
a. Layanan yang akan dikirim ke pelanggan
b. Pemilihan teknologi yang akan digunakan
c. Keuntungan dan kerugian
d. Biaya dan analisa pasar
e. Rencana pengembangan di masa mendatang

2.7 Jenis-jenis FTTX


2.7.1 FTTH (Fiber to the Home)
FTTH adalah arsitektur jaringan kabel fiber optik dibuat hingga sampai ke rumah-
rumah atau ruangan dimana teminal berada. Teknologi ini merupakan sepenuhnya jaringan
optik dari provider ke pemakai. Multiplex dari sinyal optik dibawa ke splitter dalam sebuah
group yang hampir mendekati pemakai. Terdapat splitter optik dengan ratio yang berbeda-
beda, tetapi typical-nya menggunakan ratio 1:16. Artinya sinyal multiplex dibagi ke 16 rumah
yang berbeda-beda.

2.7.2 FTTB (Fiber to the Building)


Jaringan kabel optik (fiber) sampai pada gedung komersial atau tempat tinggal dan
kemudian didistrubusikan ke masing-masing ruangan dengan jaringan kabel tembaga (kabel
telepon atau kabel CAT 5e/6). TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada
ruang telekomunikasi basement. Terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui
kabel tembaga indoor.
2.7.3 FTTP (Fiber to the Premises)
FTTP merupakan nama generik yang digunakan untuk istilah FTTB dan FTTH karena
secara arsitektur FTTB dan FTTH sama.

2.7.4 FTTC (Fiber to the Curb)


Jaringan fiber dibuat sampai pada suatu titik pendistribusian (curb) yang berada
sekitar 100 feet dari tempat pengguna berada. Dari curb ke rumah-rumah digunakan koneksi
kabel tembaga. Curb biasanya melayani 8 sampai 24 pelanggan.

2.7.5 FTTN (Fiber to the Node/Neighborhood)


Jaringan fibre dibuat sampai pada suatu node yang berupa kabinet berlokasi di pinggir
jalan sehingga disebut juga FTTCab. Jarak antara titik pendistribusian dengan pelanggan
pada FTTN lebih jauh dariapada FTTC. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani juga lebih
banyak biasanya sampe ratusan pelanggan. FTTN juga menggunakan kabel tembaga untuk
koneksi dari kabinet ke rumah-rumah.

2.8 Access Network


Access Network adalah bagian Dari suatu jaringan telekomunikasi yang Menghubungkan
pelanggan penyedia Layanan langsung mereka. Hal ini kontras Dengan jaringan inti,
(Misalnya Jaringan Switching Subsystem dalam GSM) yang Menghubungkan penyedia lokal
satu sama Lain. Jaringan akses dibagi lagi antara Feeder plant atau distribution network dan
Drop plant atau edge network. Pada Jaringan optik yang akan dibahas adalah Distribution
network yang terbagi menjadi 2, yaitu AON dan PON. Active Optical Network (AON)
system Merupakan rangkaian titik ke banyak Titik (Point to Multi Point, P2MP), Penggunaan
teknologi ini terbatas Karena biayanya sangat tinggi. Peralatan-peralatan aktif yang
Digunakan dalam jaringan AON Termasuk optical switch, memerlukan Tenaga listrik.
Passive Optical Network (PON)System adalah metode yang paling Efisien untuk
menyediakan Broadband Transmission melalui akses network. Dalam metode ini, sebuah
Optical Line Terminal (OLT) pada Central Office (CO) dan sebuah Optical Network Unit
(ONU) dalam rumah Pelanggan .

2.9 Gangguan FTTX


Beberapa gangguan yang terjadi pada FTTX diantaranya adalah:

1. Natural Disaster
Fiber dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh alam seperti hujan, angin,
dan panas. Hal tersebut dapat menyebabkan rusak atau loss pada fiber. Selain itu
pengaruh alam lainnya seperti pohon tumbang dapat memutus fiber sehingga terjadi
gangguan pada FTTX.
2. Animal Damage
Gangguan FTTX dapat disebabkan oleh binatang seperti burung, tikus, atau serangga
lainnya. Serangan dari binatang tersebut dapat menyebabkan kerusakan atau putusnya
fiber.
3. Bending
Bending atau lekukan terlalu banyak pada fiber dapat menyebabkan gangguan.
Dampak lekukan yang terlalu banyak adalah terjadi crack atau retak pada serat optic
sehingga menyebabkan loss, refleksi, atau bahkan patah.

2.10 Penyebaran FTTX di Indonesia


Penyebaran teknologi serat optik di Indonesia tergolong lambat dibandingkan dengan
negara-negara lain. Hal tersebut disebabkan karena biaya cukup tinggi yang harus
dikeluarkan untuk melakukan penyebaran teknologi serat optik di Indonesia. Selain itu,
terobosan mobile network di Indonesia yang cukup tinggi. Dari alasan keterlambatan
penyebaran teknologi serat optic di Indonesia, diharapkan pemerintah dan industri
telekomunikasi dalam negeri melakukan terobosan, sebagai contoh dengan cara
menumbuhkan industri dalam negeri untuk penggunaan perangkat dan infrastuktur lokal.
Dengan cara tersebut diharapkan dapat meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan bagi
operator untuk melakukan penyebaran jaringan serat optik dalam negeri. Dengan
keunggulan-keunggulan yang dimiliki serat optic merupakan solusi untuk meningkatkan
akses broadband di Indonesia, karena semakin hari permintaan akan koneksi broadband yang
murah dan cepat terus meningkat.
Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai