Anda di halaman 1dari 14

STUDI PERENCANAAN ENERGI BIOMASSA DARI LIMBAH PADI

SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK


DI KOTA BOGOR
(Studi kasus di Dinas Pertanian Kota Bogor)

Oleh:

Arif Kurnia Rachman1, Didik Notosudjono2, Hasto Soebagia3.

ABSTRAK

Tanaman padi merupakan salah satu komoditi penghasil beras dan menjadi sumber utama pangan
bagi bangsa Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki sentra pertanian padi sebagai
penyedia pangan, baik untuk penduduk diwilayahnya sendiri maupun untuk wilayah di sekitarnya.
Populasi ternak sapi semakin meningkat tiap tahunnya, populasi ternak sapi di RPH Kota Bogor pada
tahun 2017 sebesar 40 ekor. Produksi kotoran setiap spesies ternak merupakan fungsi dari bobot
badannya, ternak lebih besar memproduksi kotoran lebih banyak. Kota Bogor sangat kaya akan produksi
jerami padi dan kotoran sapi, tetapi masyarakat di Kota Bogor terkadang kurang memahami dalam
memanfaatkan kekayaan itu. Selama ini, pemanfaatan limbah padi dan kotoran sapi belum optimal.
Biogas adalah proses pengolahan limbah organik secara kedap udara untuk menghasilkan gas metan
(CH4). Pemanfaatan pengolahan biomassa dari limbah padi ditambahkan kotoran sapi dengan teknologi
biogas dapat diaplikasikan untuk bahan bakar generator. Generator sinkron merupakan mesin listrik arus
bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak – balik. Berdasarkan hasil
analisa dari jerami padi ditambahkan kotoran sapi dengan timbulan sebesar 1.225 Kg dapat menghasilkan
gas sebesar 178,5 m3 dan 1.088,85 KWh. Biogas dapat menyuplai bahan bakar generator gas dengan
kapasitas generator 45 KW dan menyalurkan daya listrik sebesar 1.405 Watt ke 32 rumah warga selama
24 jam.

Kata kunci : Limbah organik biomassa, manfaat dan kelemahan biogas, pengelolaan jerami padi dan
kotoran sapi, potensi energi listrik berbahan bakar biogas, potensi pengembangan biogas di Indonesia.

I. PENDAHULUAN Tanaman padi merupakan salah satu komoditi


penghasil beras dan menjadi sumber utama pangan
1.1 Latar Belakang bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, hampir
Konsumsi energi di Indonesia dari tahun ke setiap daerah di Indonesia memiliki sentra
tahun mengalami peningkatan yang signifikan dan pertanian padi sebagai penyedia pangan, baik
hal ini harus disadari oleh seluruh masyarakat. untuk penduduk diwilayahnya sendiri maupun
Sementara cadangan energi nasional akan semakin untuk wilayah di sekitarnya. Fungsi pertanian
menipis sehingga harus ditemukan cadangan energi tanaman padi sebagai sumber pangan bagi rakyat
baru. Hal tersebut telah diantisipasi melalui Indonesia sudah menjadi pengetahuan umum,
kebijakan pemerintah dalam mendorong namun akan menjadi pengetahuan baru jika limbah
pemanfaatan energi alternatif, berdasarkan padi dijadikan pembakit tenaga listrik.
Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang kebijakan Kota Bogor adalah Kota yang sangat kaya akan
energi nasional. Kebijakan ini ditekankan pada produksi padi, tetapi masyarakat di Kota Bogor
usaha menurunkan ketergantungan penggunaan terkadang kurang memahami dalam memanfaatkan
energi hanya pada minyak bumi. Salah satu energi kekayaan itu. Saat petani panen padi, limbah
terbarukan yang mempunyai potensi besar di jerami padi melimpah ruwah di persawahan, dan
Indonesia adalah biomassa. Oleh karena itu, perlu itu hanya dibakar, namun tidak efektif dan
dilakukan berbagai terobosan dalam memanfaatkan maksimal sebagaimana eksistensi akan limbah padi
biomassa, salah satu potensi pemanfaatan biomassa itu sendiri. Selama ini, pemanfaatan limbah jerami
dari limbah padi adalah dengan menggunakan padi belum optimal. Biasanya limbah jerami padi
teknologi biogas. (Vries, P.D; 2009) itu digunakan untuk pakan ternak kemudian sisa
dari limbah jerami padi itu hanya dibiarkan
membusuk atau dibakar begitu saja. Hal ini akan

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 1


menghasilkan polutan (CO2 , NOx , SOx ) yang alternatif untuk bahan baku pembangkit listrik
dapat merusak lingkungan dan penyumbang gas di Kecamatan Bogor Barat.
rumah kaca, karena nilai rasio C/N jerami padi
yang tinggi maka perencanaan ini harus II. DASAR TEORI
ditambahkan kotoran sapi agar bisa mendapatkan
nilai rasio C/N yang optimal yaitu 10-30. 2.1 Jerami Padi
Kepala Dinas Pertanian Azrin Syamsudin Jerami adalah hasil samping usaha pertanian
mengatakan, tahun 2008 luas lahan pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang
tercatat 750 hektare, setelah dilakukan inventarisasi telah kering, setelah biji-bijianya dipisahkan.
saat Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Massa jerami kurang lebih setara dengan massa
diterbitkan, luas lahan yang tersisa sekitar 650 biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki banyak
hektare. Dari hasil survei yang dilakukan di enam fungsi diantaranya sebagai bahan bakar, pakan
kecamatan yang ada, luas lahan pertanian yang ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan
tersisa hanya 320,13 hektare, ia merincikan luas pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap,
lahan pertanian tersebut terdapat di Kecamatan dinding, lantai), mulsa, dan kerajinan tangan.
Bogor Barat 158 hektare, Bogor Selatan 101 Jerami umumnya dikumpulkan membentuk jerami
hektare, Bogor Tengah 0,00 (sudah habis), Bogor menjadi gulungan maupun kotak dalam bentuk
Timur 57 hektare, Bogor Utara 1 hektare, dan gulungan, diikat, maupun ditekan. (Syaiful,
Tanah Sareal 3 hektare. Berdasarkan data Dinas Muhammad; 2016)
pertanian Kota Bogor tahun 2016-2017, total
produksi padi pertahun sebesar 2.693 ton/Ha yang 2.2 Kotoran Sapi
berarti menyumbangkan limbah padi sebesar Populasi sapi semakin meningkat tiap tahunnya,
1.346,5 ton/Ha di Kota Bogor dari enam bahkan peningkatan populasi sapi di Indonesia
Kecamatan. pada tahun 2017 sebesar 14,6 juta ekor (Direktorat
Limbah padi merupakan salah satu biomassa Jenderal Peternakan, 2016). Produksi kotoran
yang memiliki potensi yang cukup besar sebagai setiap spesies ternak merupakan fungsi dari bobot
sumber energi alternatif melalui penerapan badannya, terrnak yang lebih besar memproduksi
teknologi biogas dengan cara digester. kotoran lebih banyak. Ternak dewasa yang makan
Pengembangan teknologi biogas dari limbah padi hanya cukup untuk pemeliharaan tubuhnya akan
di Bogor Barat sangat relevan untuk diterapkan mengeksresikan kotoran yang lebih sedikit secara
karena potensi biomassa berupa limbah pertanian proporsional. Sapi laktasi dan semua ternak
yang tersedia melimpah dan tersebar banyak di bunting membutuhkan makanan lebih banyak dan
Bogor Barat terutama di wilayah pedesaan. Hasil umumnya memproduksi kotoran lebih banyak.
biogas dari limbah padi yang ditambahkan kotoran (Siregar, Y.K.S; 2009)
sapi berupa gas produsen dapat digunakan sebagai
bahan bakar motor diesel untuk membangkitkan 2.3 Biomassa
listrik. Ketersediaan biomassa di pedesaan Secara umum biomassa merupakan bahan yang
berpotensi untuk digunakan dalam pembangkit dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung
listrik di wilayah yang belum terjangkau layanan maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai
listrik. energi atau bahan dalam jumlah yang besar.
“Secara tidak langsung” mengacu pada produk
1.2 Metodologi Penelitian yang diperoleh melalui peternakan dan industri
Metodologi tugas akhir ini di lakukan dengan : makanan. Biomassa disebut juga sebaga
a. Studi Literatur : Mengumpulkan informasi dari “fitomassa” dan seringkali diterjemahkan sebagai
literatur yang ada hubungannya dengan limbah bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari
padi atau mempelajari referensi limbah padi hayati. Basis sumber daya meliputi ratusan dan
ditambahkan kotoran sapi dari biomassa dan ribuan spesies tanaman, daratan dan lautan,
data sekunder dilapangan. berbagai sumber pertanian, perhutanan, dan limbah
b. Survei Lapangan : Melakukan pengumpulan residu dan proses industri, limbah dan kotoran
data Riil teknis dilapangan, serta melakukan hewan. Tanaman energi yang membuat perkebunan
diskusi dan interview dengan petugas lapangan. energi skala besar akan menjadi salah satu
c. Setelah data terkumpul dilakukan penganalisaan biomassa yang menjanjikan, walaupun belum
dan studi perencanaan energi biomassa dari dikomersialkan pada saat ini. Biomassa secara
limbah padi ditambahkan kotoran sapi sebagai spesifik berarti kayu, rumput Napier, rapeseed,
eceng gondok, rumput laut raksasa, chlorella,

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 2


serbuk gergaji, serpihan kayu, jerami, sekam padi, konsentrasi C (karbon) dan N (nitrogen) dalam
sampah dapur, lumpur pulp, kotoran hewan, dan material. Limbah organik kebanyakan memiliki
lain-lain. Biomass jenis perkebunan seperti kayu rasio C/N antara 10-30. Kenyataannya, beberapa
putih, poplar hibrid, kelapa sawit, tebu, rumput limbah organik tersebut sering bercampur satu
gajah, dan lain-lain adalah termasuk kategori ini. sama lain untuk mengoptimalkan atau
(Yokoyama, Shinya; 2008) menyesuaikan rasio C/N. (Notosudjono, Didik;
2017)
2.4 Biogas Secara umum proses biologis terbentuknya
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) biogas adalah ada tiga tahapan untuk terbentuknya
yang dihasilkan dari proses penguraian bahan biogas dari proses fermentasi anaerob. (Suyitno
organik oleh bakteri yang hidup dalam kondisi dan Dharmanto, 2010)
kedap udara (bakteri anaerob) terhadap limbah –
limbah organik baik di digester (pencerna) anaerob a. Tahap hidrolisis
maupun di tempat pembuangan akhir sampah Pada tahap hidrolisis, bahan – bahan organik
(sanitary landfill). Gas ini sering dimanfaatkan yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan
untuk pemanas, memasak, pembangkit listrik dan bahan ekstratif seperti protein, karbohidrat dan
transportasi. Teknologi biogas pada dasarnya lipida akan diurain dengan senyawa dengan rantai
memanfaatkan proses pencernaan yang dilakukan yang lebih pende. Sebagai contoh polisakarida
oleh bakteri methanogen yang produknya berupa terurai menjadi monosakarida sedangkan protein
gas methan (CH4). Gas metan hasil pencernaan terurai menjadi peptida dan asam amino. Pada
bakteri tersebut dapat mencapai 60% dari tahap hidrolisis mikroorganisme yang berperan
keseluruhan gas hasil reaktor biogas sedangkan adalah enzim ekstraselular seperti selulose,
sisanya didominasi karbondioksida (CO2). Sumber amilase, protease dan lipase
daya energi biogas rata – rata mengandung 60% b. Tahap pengasaman
gas metan (CH4), lebih dari 36% karbon dioksida Pada tahap pengasaman, bakteri akan
(CO2), kurang dari 3% belerang (H2S) dan kurang menghasilkan asam yang berfungsi untuk
dari 1% hidrogen(H2). (Wahyuni, Sri; 2011) mengubah senyawa pendek hasil hidrolisis menjadi
asam asetat CH3COOH, H2 dan CO. Bakteri ini
2.5 Proses Pembentukan Biogas merupakan bakteri anaerob yang dapat tumbuh
Biogas terdiri dari metana, karbon dioksida, dalam keadaan asam, yaitu dengan pH 5,5 sampai
nitrogen, hidrogen, hidrogen sulfida dan oksigen. 6,5. Bakteri ini bekerja secara optimum pada
Di Indonesia, sumber untuk generasi biogas seperti temperatur sekitar 30°C. Untuk mengasilkan asam
limbah pertanian, kotoran hewan, limbah domestik, asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan
hasil bumi, limbah rumah tangga dan lainnya karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlalut
tersedia secara luas. Menggunakan limbah organik dalam laruta. Untuk menjadi metabolisme yang
sebagai sumber biogas dapat memberikan sejumlah merata diperlukan pencampuran yang baik dengan
keuntungan seperti mengurangi pemanfaatan bahan konsentrasi air > 60%. Selain itu bakteri tersebut
bakar fosil, meningkatkan pendapatan petani dan juga mengubah senyawa yang bermolekul rendah
menyediakan kesempatan kerja. Selain itu, menjadi alkohol, asam organik, asam amino, CO2,
produksi biogas memiliki potensi besar untuk H2S dan sedikit gas CH4.
menghasilkan karbon dioksida netral yang dapat
mencegah terjadinya emisi gas rumah kaca ke
atmosfer dan sekaligus mengurangi polusi udara
juga. (Didik Notosudjono, 2017)
Pencernaan anaerobik terjadi dalam tiga
langkah proses yaitu hidrolisis, asidogenesis dan
metanogenesis. Dalam tahap hidrolisis, senyawa
organik kompleks dipecah oleh bakteri hidrolitik.
Selanjutnya, dalam tahap asidogenesis, senyawa
selanjutnya dipecah menjadi molekul sederhana
oleh bakteri pembentuk asam. Kemudian, dalam
tahap metanogenesis, bakteri metanogenik akan
mengubah asam menjadi gas metana dan karbon Gambar 1 Proses pembentukan biogas
dioksida. Proses ini terjadi tanpa kehadiran Sumber : Suyitno dan Dharmanto, 2010
oksigen. Kualitas biogas ditentukan oleh

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 3


c. Tahap pembentukan gas CH4 menggunakan air yang perbandingannya 1 : 1 yaitu
Pada tahap pembentukan gas CH4, bakteri bahan baku dan air (Simamora dkk, 2006).
yang berperan adalah bakteri methanogenesis c. Rasio C/N
(bakteri metana). Kelompok bakteri metana yaitu Prinsipnya gas metan (biogas) mengandung
dari jenis methanobacterium, methanobacillus, unsur karbon (C) daN nitrogen (N). Dengan
methanosacaria dan methanococcus. Bakteri ini demikian semua bahan organik yang memiliki
memebntuk kondisi digester yang benar – benar kandungan keduanya unsur diatas dapat digunakan
kedap udara dan gelap. Temperatur dimana bakteri sebagai bahan baku pembentukan biogas seperti
ini secara optimum 35°C dan sangat sensitif limbah makanan, kotoran hewan dan sebagainya.
terhadap perubahan temperatur sekitar 2 – 3°C. Bahan organik yang mengandung serat (lignin)
Kisaran pH adalah 6,5 – 7,5. Pada akhir tidak cocok sebagai bahan baku biogas, karena
metabolisme dihasilkan CH4 dan CO2 dari gas H2, sukar diurai oleh bakteri. Proses pembentukan
CO2 dan asam asetatyang dihasilkan pada tahap biogas ini sangat bermanfaat merubah limbah
pengasaman. Perlu diketahui bahwa pada kotoran tanaman dan hewan menjadi sesuatu yang memiliki
sapi terdapat bakteri metana sehingga sangat baik nilai manfaat yang lebih tinggi, yaitu gas metan
untuk stater. dan pupuk. Unsur karbon (C) didalam bahan
Kesebandingan nilai energi biogas dengan organik sangat diperlukan sebagai penyedia energi
energi komersial bahan bakar seperti gas alam, bagi bakteri anaerob (bakteri yang tidak
solar, bensin dan listrik seperti pada tabel seperti memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya).
pada tabel 1 di bawah ini. Disamping unsur carbon tersebut unsur lain yang
memegang peran penting dalam proses ini adalah
Tabel 1 kesebandingan nilai energi biogas nitrogen (N) karena sangat dibutuhkan bagi
dengan energi komersial pembentukan/pembiakan bakteri. Jika kandungan
nitrogen pada suatu bahan organik terlalu rendah,
Bahan Nilai Biogas Gas Solar Bensin Listrik maka pertumbuhan bakteri menjadi terlambat,
No Alam sehingga jumlah bakteri yang ada tidak mampu
Bakar Energi (m³) (I) (I) (Kwh) menyerap unsur karbon yang ada, yang erarti tidak
(m³)
1 m³ 22, 10 semua bahan organik tersebut dapat diuaikan.
1, 00 0, 66 0, 61 0, 72 6, 10
1 Biogas MJ Sebaliknya, jika unsur nitrogennya terlalu
1 m³ berlebihan, sehingga tidak bisa diserap oleh semua
Gas 33, 50 bakteri, maka dari sisa nitrogen tersebut akan
1, 52 1, 00 0, 93 1, 10 9, 30
2 Alam MJ terbentuk amoniak (NH3) yang justru menghambat
1 Liter 36, 00 dan bahkan mematikan pertumbuhan bakteri. Oleh
1, 63 1, 07 1, 00 1, 18 10, 00
3 Solar MJ sebab itu, dalam proses pembentukan biogas ini
1 liter 30, 50
1, 38 0, 91 0, 85 1, 00 8, 50 perbandingan antara jumlah unsur karbon dan
4 Bensin MJ
nitrogen sangat menentukan keberhasilan proses
1 kWh
0, 16 0, 16 0, 11 1, 20 0. 12 1, 00 pembentukan biogas. Perbandingan antara karbon
5 Listrik
Sumber : Wibawa, Unggul ; 2001 dan nitrogen ini dikenal dengan istilah rasio C/N.
Secara empiris diketahui bahwa rasio C/N yang
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap paling menguntungkan adalah pada kisaran 10 –
pembentukan biogas yaitu adalah sebagai berikut : 30. Jika rasio C/N terlalu tinggi, berarti kandungan
a. Kondisi anaerob atau kedap udara karbonnya tinggi, produksi biogas menjadi tidak
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan optimal. Jika rasio C/N terlalu rendah (≤ 9) akan
organik oleh mikroorganisme anaerob. Karena itu, terbentuk amonika yang akan menyebabkan proses
intalasi pengolah biogas harus kedap penguraian tidak dapat berjalan secara optimal.
udara/keadaan anaerob (Simamora dkk, 2006).
b. Bahan baku isian
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti
kotoran ternak, limbah pertanian, sisa dapur, dan
sampah organik. Bahan baku isian ini harus
terhindar dari bahan anorganik seperti pasir, batu,
plastik, dan beling. Bahan isian ini harus
mengandung bahan kering sekitar 7 – 9%. Keadaan
ini dapat dicapai dengan melakukan pengenceran

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 4


Tabel 2 rasio C/N beberapa bahan organik dari angka rasio C/N-nya terbukti bahwa bahan
% organik berserat tidak sesuai untuk bahan baku
%C % N Rasio Kadar pembentuk biogas. Dalam kenyataan dilapangan,
No. Bahan Organik Air bebrapa bahan organik tersebut biasanya saling
(Kering) (Kering) C/N (Bahan dicampur satu sama lain untuk mengoptimalkan
Segar) atau memperbaiki rasui C/N-nya. Untuk
1 Kotoran Sapi 30, 0 1, 70 18 80-85 menghitung nilai rasio C, rasio N dan rasio C/N-
Kotoran nya dari berbagai macam bahan baku organik
2 Kambing 83, 6 3, 80 22 75-80 seperti pada tabel 2 di atas dengan persamaan 1, 2
dan 3 di bawah ini.
Kotoran  Rasio C = Jumlah bahan baku × %C (kering) .....(1)
3 Burung 87, 5 6, 60 14 70-80  Rasio N = Jumlah bahan baku × %N (kering) ......(2)
Rasio C
4 Kotoran Babi 76, 0 3, 80 20 70-80  Rasio C/N = Rasio N ......(3)
5 Kotoran Kuda 33, 4 2, 30 15 75-80 d. Temperatur (suhu)
6 Kotoran Angsa 54, 0 2, 00 27 80-85 Proses pembusukan atau penguraian secara
Kotoran anaerob berlangsung dengan baik pada kondisi
7 Merpati 50, 0 2, 00 25 70-80 temperatur antara 5 – 55 °C. Pada temperatur
antara 5 – 40°C terjadi proses penguraian yang
8 Kotoran Unta 75, 0 1, 80 42 70-80
dilakukan jenis bakteri mesofil (bakteri yang cukup
9 Kotoran Gajah 60, 0 1, 30 46 70-85 aktif). Sedangkan temperatur antara 40 – 55°C
10 Urine 15, 0 15, 00 1 90-95 terjadi proses penghancuran bahan organik jenis
11 Darah 36, 0 12, 00 3 90-95 bakteri thermofil (bakteri yang sangat aktif). Pada
12 Limbah Ikan 56, 0 7, 00 8 55-75 temperatur sekitar 40°C kedua jenis bakteri
tersebut masih dapat bekerja secara optimal. Proses
13 Serbuk Tulang 21, 0 7, 00 3 15-35
penguraian pada umumnya terjadi pada daerah
14 Limbah Jagal mesofil, yang tidak memelukan sediaan energi
Hewan 64, 0 8, 00 8 55-75
terlalu banyak. Apabila proses berlangsung pada
Ekskremen temperatur yang lebih tinggi justru akan terjadi
15 Manusia 48, 0 6, 00 8 75-80 kelebihan suplai energi banyak energi yang akan
Ekskremen terbuang percuma. Temperatur yang paling
menguntungkan untuk keseluruhan proses terjadi
16 Manusi + pada 33º C. Proses penguraian secara anaerob
Urine 70, 0 7, 00 10 80-85
dapat berlangsung pada temperatur yang berbeda.
17 Kulit Kentang 37, 5 1, 50 25 50-70 Dibagi menjadi tiga suhu yaitu psychrophilic (di
May- bawah 25ºC), mesofilik (25ºC – 45ºC), dan
18 Kertas Koran 40, 0 0, 05 800 15 termofilik (45ºC – 70ºC).
19 Rumput 48, 0 4, 00 12 40-60 Tabel 3 hubungan suhu dan HRT
Thermal Stage Process Minimum
20 Jerami Padi 18, 0 0, 30 60 20-40 Temperatures Retention Time
21 Tangkai dan Psychrophilic < 20°C 70 to 80 days
Daun Padi 55, 00 1, 00 55 25-40
Mesophilic 30 to 42°C 30 to 40 days
22 Tangkai Thermophilic 43 to 55°C 15 to 20 days
Kacang Tanah 40, 00 2, 00 20 25-40 Sumber : AL SEADI; 2001
23 Tebu 45, 00 0, 30 150 25-40
e. Nilai pH
24 Kol dan Kubis 43, 00 3, 60 12 40-50
Produksi biogas secara optimum dapat dicapai
Limbah bila nilai pH dari campuran input didalam pencerna
25 Sayuran 24, 00 1, 50 16 40-50 berada pada kisaran 6 dan 7. Pada tahap awal
Pupuk proses fermentasi, asam organik dalam jumlah
26 Kompos 42, 00 3, 00 14 75-80 besar diproduksi oleh bakteri pembentuk asam, pH
Sumber : Wibawa, Unggul ; 2001 dalam pencerna dapat mencapai kurang dari 5.
Keadaan ini cenderung menghentikan proses
Pada tabel 2 di atas, tampak tidak semua pencernaan atau proses fermentasi. Bakteri –
kotoran hewan memiliki rasio C/N yang sesuai bakteri metanogenik sangat peka terhadap pH dan
untuk proses pembentukan biogas. Demikian pula tidak bertahan hidup pada pH kurang dari pH 6,6.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 5


Kemudian proses pencernaan berlangsung, suhu lebih tinggi, waktu tinggal semakin singkat.
konsentrasi NH4 bertambah pencernaan nitrogen Sebagian besar sistem digester anaerobik dirancang
dapat meningkatkan nilai pH diatas 8. Ketika untuk menahan limbah dalam masa waku yang
produksi metana dalam kondisi stabil, kisaran nilai ditentukan. Lamanya waktu material limbah
pH adalah 7,2 sampai dengan 8,2. tersimpan di dalam reaktor disebut lama retensi
f. Loading rate (laju pengumpanan) hidrolik atau waktu tinggal hidrolik (HRT).
Loading rate adalah jumlah bahan pengisi yang HRT merupakan hasil pembagian antara
harus dimasukkan ke dalam digester per unit volume tangki terhadap kecepatan aliran atau debit
kapasitas per hari. Agar fermentasi berlangsung kotoran (massa per waktu) dalam satuan waktu
dengan optimal, perlu pengisian bahan organik (Burke, 2001). Secara teoritis merupakan waktu
yang kontinu setiap hari dengan memperhitungan material organik berada di dalam tangki digester.
waktu tiggal dan volume digester. Jumlah bahan Selama proses ini terjadi pertumbuhan bakteri
pengisi yang terlalu banyak dapat mengganggu anaerob pengurai, proses penguraian matrial
proses akumulasi asam dan produksi metana, organik, dan stabilasi pembentukan biogas menuju
sebaliknya bila terlalu sedikit maka produksi kepada kondisi optimumnya. Secara keseluruhan,
biogas akan menjadi rendah (Simamora dkk, lama waktu penguraian (Hydraulic Retention Time-
2006). HRT) mencakup 70% – 80% dari keseluruhan
g. Zat toksin waktu proses pembentukan biogas bila siklus
Zat toksin yang terkandung dalam bahan pembentukan biogas berjalan ideal yakni 1 kali
organik atau alat produksi biogas dapat menjadi proses pemasukkan matrial organik langsung
penghambat pertumbuhan mikroorganisme mendapatkan biogas sebagai proses akhirnya.
sehingga menurunkan produksi biogas. Zat toksin Proses perubahan padatan terlarut menjadi gas
tersebut di antaranya ion mineral dan logam berat, dalam reaksi anaerobik sangat bergantung pada
seperti tembaga, detergen, pestisida, kaporit, dan HRT. Lamanya waktu retensi berpengaruh dalam
antibiotik yang bersifat racun. Ion mineral banyaknya produksi metan yang dihasilkan.
dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan Hubungan antara HRT, suhu dan total padatan (TS)
mikroorganisme dalam digester. Namun, jika Pada suhu mesofilik 30 – 35°C waktu ideal yang
terlalu banyak dapat menjadi racun bagi dibutuhkan adalah selama 40 – 50 hari.
mikroorganisme tersebut. Untuk mengurangi
pencampuran bahan baku organik dengan zat
toksin, sebaiknya tidak menggunakan air campuran
yang mengandung toksin, seperti air sawah yang
telah disemprot pestisida, campuran air sabun, dan
sumber air yang teremari oleh bahan kimia lainnya
(Simamora dkk, 2006).
h. Waktu tinggal dalam pencerna (digester)
Lama proses HRT (Hydraulic Retention Time)
adalah jumlah hari proses pencernaan pada tangki Gambar 2 hubungan antara HRT, suhu dan TS
anaerob terhitung mulai pemasukan bahan organik Sumber :
sampai proses awal pembentukan biogas dalam http://digilib.unila.ac.id/6358/16/BAB%20II.pdf
digester anaerob. HRT meliputi 70 – 80% dari i. Starter
total waktu pembentukan biogas secara Starter diperlukan untuk mempercepat proses
keseluruhan. Lama waktu HRT sangat tergantung perombakan bahan organik hingga menjadi biogas.
dari jenis bahan organik dan perlakuan terhadap Starter merupakan mikroorganisme perombak yang
bahan organik (feedstoock substrate) sebelum telah dijual komersial. Bisa juga menggunakan
dilakukan proses pencernaan/digesting diproses lumpur aktif organik atau cairan isi rumen
37ºC (Simamora dkk, 2006). (Simamora dkk, 2006).
Waktu tinggal dalam pencerna adalah rerata Tujuan utama pembuatan biodigester adalah
periode waktu saat input masih berada dalam membuat suatu tempat kedap udara supaya bahan
pencerna dan proses pencernaan oleh bakteri organik dapat terurai secara biologi yaitu dengan
metanogen. Dalam jaringan pencerna dengan bantuan secara alami. Hasil dari proses penguraian
kotoran sapi, waktu tinggal dihitung dengan bahan organik tersebut dapat dihasilkan gas yang
pembagian volume total dari pencerna oleh volume mengandung CH4 dengan konsentrasi tinggi.
input yang ditambah setiap hari. Waktu tinggal Untuk itu pada saat pembuatan biodigester, maka
juga tergantung pada suhu, dan diatas 35ºC atau perlu diperhatikan beberapa hal :

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 6


a. Lingkungan anaerob Tabel 4 karakteristik beberapa jenis bahan baku
Biodigester harus tetap dijaga dalam keadaan dicerna
anaerob yang tidak terjadi kontak langsung dengan Type of Feedstock C/N Ratio DM(%) VS(%) Biogas Yield
oksigen (O2). Udara mengandung O2 sebanyak 21 of DM (m³/kg of VS)
vol% sehingga jika memasuki biodigester dapat Pig Slurry 3 – 10 3–8 70 – 80 0,25 – 0,50
menurunkan produksi metan. Penyebabnya adalah
Cattle Slurry 6 – 20 5 – 12 80 0,20 – 0,30
bakteri alami untuk proses penguraian bahan
Poultry Slurry 3 – 10 10 – 30 80 0,35 – 0,60
organik membutuhkan kondisin kedap udara,
sehingga jika terdapat udara yang mengandung O2 Stomach/Intestine Content 3–5 15 80 0,40 – 0,68
menyebabkan bakteri berkembang tidak sempurna.
Whey – 8 – 12 90 0,35 – 0,80
b. Temperatur dalam biodigester
Conc.Whey – 20 – 25 90 0,80 – 0,95
Secara umum terdapat tiga rentang temperatur
Ferment & Slops 4 – 10 1–5 80 – 95 0,35 – 0,78
yang disenangi oleh bakteri, yaitu bakteri
Straw 80 – 100 70 – 90 80 – 90 0,15 – 0,35
fermentasi psycrophilic, bakteri fermentasi
Garden Wastes 100 – 150 60 – 70 90 0,20 – 0,50
mesophilic dan bakteri fermentasi thermophilic.
 Bakteri fermentasi psycrophilic yang hidup pada Grass 12 – 25 20 – 25 90 0,55

temperatur 8 – 25°C. Bakteri ini biasanya Grass Silage 10 – 25 15 – 25 90 0,56

berkembang pada negara – negara subtropis atau Fruit Wastes 35 15 – 20 75 0,25 – 0,50

beriklim dingin. Kondisi optimum nya adalah Food Remains – 10 80 0,50 – 0,60
pada temperatur 15 – 18°C. Waktu penyimpanan
(retention time) dalam digester adalah lebih dari Sumber : AL SEADI; 2001
100 hari.
 Bakteri fermentasi mesophilic yang hidup pada a. Derajat keasaman (pH) dalam biodigester
temperatur 35 – 37°C. Bakteri ini dapat Bakteri alami penguraian bahan orgnaik dapat
berkembang pada negara negara tropis seperti di berkembang dengan baik pada keadaan yang agak
indonesia. Untuk itu kondisi bidigester yang asam, yaitu pH antara 6,6 – 7,0. Beberapa
dibangun di indonesia tidak perlu dipanasi. penelitian yang lain menyarankan bahwa untuk
Biodigester yanag dibangun didalam tanah juga produksi biogas yang optimum diperlukan kondisi
mempunyai keuntungan sendiri, yaitu temperatur yang agak basa dengan pH antara 7 – 8,5. Namum
dalam biodigester cenderung konstan sehingga perbedaan tersebut tidak menjadikan masalah
baik untuk pertumbuhan bakteri. Temperatur karena selama proses fermentasi anaerob, pH
dimana bakteri ini bekerja secara optimum adalah biodigester akan berada angka pH sekitar 7. Selain
pada 35 – 45°C. Waktu penyimpana dalam itu derajat keasaman dalam biodigester sangat
biodigester adalah lebih dari 30 – 60 hari. dipengaruhi oleh bahan baku yang berupa bahan
 Bakteri fermentasi thermophilic yang hidup pada organik. Karena pada tahap awal fermentasi dapat
temperatur optimum 53 – 55°C. Bakteri yang terbentuk asam, maka pH akan turun. Beberapa
berkembang pada temperatur tinggi pada peneliti menyarankan menambahkan larutan kapur
umumnya digunakan hanya untuk mengurangi (CaOh2) atau kapur (CaCO3) supaya pH naik
material, bukan untuk menghasilkan biogas. keangka sekitar 7. Jika pH turun dibawah 6,2 maka
Waktu penympanan dalam digester akan lebih bakteri methanogen akan beracun dan akibat
dari 10 sampai dengan 16 hari. produksi biogas turun.
Temperatur minimum supaya bakteri b. Kebutuhan nutrisi
berkembang selama proses ferementasi anaerob Bakteri fermentasi membutuhkan bebrapa bahan
khususnya pada biodigester yang tidak dipanasi nutrisi tertentu dan sedikit logam. Kekurangan
adalah 15°C ( Uli Werner, 1989). Biodigester yang salah satu nutrisi atau bahan loham yang
beroperasi pada temperatur dibawah 15°C hanya dibutuhkan dapat memperkecil proses produksi
diperoleh biogas yang jumlahnya terbatas sehingga metan. Nutrisi yang diperlukan anataralain
tidak ekonomis. Oleh karena itu pada daerah dingin nitrogen, sulfur, fosfor, potasium, kalsium,
pada saat membuat biodigester perlu magnesium dan sejumlah logam seperti besi,
diperhitungkan adanya bahan penyekat panas. mangan, molibdenum, seng, kobalt, selenium, nikel
dan lain – lainnya. Bahan baku berupa bahan
organik pada umumnya sudah mengandung zat
nutrisi yang disebut diatas dengan jumlah yang
cukup.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 7


c. Kadar padatan/total solid content (TS)
Pengertian total solid content (TS) atau dry d. Pengadukan
matter (DM) adalah jumlah materi padatan yang Pengadukan dapat dilakukan dengan 2 cara,
terdapat dalam limbah pada bahan organik selama yaitu
proses digester terjadi dan ini mengindikasikan laju  pengadukan mekanisme yaitu dengan
penghancuran atau pembusukan material padatan menggunakan poros yang dibawahnya terdapat
limbah organik. Total Solid merupakan salah satu semacam baling – baling dan digerakan dengan
faktor yang dapat menunjukkan telah terjadinya motor istrik secara berkala
proses pendegradasian karena padatan ini akan  Mensirkulasi bahan digester dengan
dirombak pada saat terjadinya pendekomposisian menggunakan pompa dan dialirkan kembali
bahan. Jumlah TS biasanya direperesentasikan melalui bagian atas biodigester.
dalam % bahan baku. Pengertian volatile solid e. Pengaruh starter
(VS) merupakan bagian padatan (total solid-TS) Starter yang mengandung bakteri methanogen
yang berubah menjadi fase gas pada tahapan diperlukan untu mempercepat proses fermentasi
asidifikasi dan metanogenesis sebagaimana dalam anaerob. Bebeapa jenis starter anta lain :
proses fermentasi limbah organik. Volatile Solid  Starter alami, yaitu lumpur aktif seperti lumpur
merupakan jumlah indikasi awal pembentukan gas kolam ikan,air comberan atau caira septic, tank,
metana, jumlah VS biasanya direpresentasikan sludge, timbunan kotoran dan timbulan sampah
dalam % total solid (TS) atau mg/l leachate organik. Kotoran sapi juga merupakan starter
MLVSS (Mixed Liqour Volatile Suspended Solids). alami yang baik karena secara alami kaya akan
Setiap jenis bakteri memiliki nilai kapasitas bakteri metan.
kebutuhan air tersendiri. Bila aktivitas tepat maka  Starter semi buatan, yaitu dari fasilitas
bakteri juga akan optimal. Proses pembentukan biodigester dalam satdium aktif.
biogas mencapai titik optimum apabila konsentasi  Starter buatan, yaitu bakteri yang dibiakkan
bahan kering terhadap air 0,26 kg/L. Pada secara laboratorium dengan media buatan.
umumnya pencampuran bahan organik dan air
berkisar antara 1 : 1 sampai dengan 1 : 2. 2.6 Digester Biogas
Untuk mengetahui total nilai TS dari limbah Digester biogas merupakan suatu teknologi
organik seperti pada persamaan 4 di bawah ini. yang memanfaatkan bahan-bahanorganik, termasuk
Total nilai TS = TS(%) × Jumlah bahan baku kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga,
limbah organik (kg) .....(4) dan sampah – sampah organik secara anaerobik
Untuk menghitung gas yang dihasilkan dari untuk menghasilkan gas methana. Gas metana
pengolahan biogas dari limbah organik seperti pada yang dihasilkan bersifat dapat terbakar. Reaksi
persamaan 5 di bawah ini. fermentasi terjadi tanpa kehadiran oksigen sama
Gas yang dihasilkan dari pengolahan biogas sekali atau yang disebut dengan reaksi fermentasi
(m³) anaerobik. (Sri wahyuni, 2011 ; 36)
= Total nilai TS (kg) × Produksi gas yang Dilihat dari sisi konstruksinya, pada umumnya
dihasilkan dari jenis limbah organik (m³) .....(5) digester biogas bisa digolongkan dalam lima jenis,
Untuk menghitung potensi energi listrik yang dapat yaitu digester biogas kubah tetap (fixed dome),
dibangkitkan dengan menggunakan persamaan 6 di digester biogas floating (kubah terapung), digester
bawah ini. biogas balon, digester biogas fiberglass dan
Energi listrik (kWh) digester biogas plastik.
= Gas yang dihasilkan (m³) × Kesebandingan Perancangan Digester Biogas
nilai energi biogas dengan energi listrik Ukuran biodigester tergantung dari kuantitas,
(kWh) .....(6) kualiitas, bahan organik, jenis bahan organik yang
Daya listrik didefinisikan sebagai energi listrik ada dan temperatur proses fermentasi. Ukuran
yang digunakan oleh suatu alat tiap satu satuan reaktor biogas/biodigester dapat dinyatakan dengan
waktu. Secara matematis, daya listrik dirumuskan volume digester (Vd) untuk bahan baku (padatan
seperti persamaan 7 di bawah ini. dan air). Secara umum volume digester (Vd) untuk
W bahan baku (padatan dan air) dapat diperhitungkan
P= .....(7)
t seperti rumus 8 di bawah ini.
Dimana :
P = Daya listrik (Watt)
W = Energi listrik (Joule)
t = Waktu (Sekon)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 8


Vd = Sd x RT .....(8) yang berbahan bakar dari biogas yang digunakan
Dimana : untuk membangkitkan tenaga listrik.
Vd = Volume ruang untuk bahan baku (padatan
+air)
digester (m³/Hari)
Sd = Masukan bahan baku setiap hari (m³/Hari)
RT = Retention time/waktu bahan baku berada
dalam digester (Hari)
Pada umumnya retention time dipengaruhi oleh
temperatur operasi dari biodigester. Untuk di Gambar 3 generator berbahan bakar biogas
indonesia karena temperatur sepanjang musim Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-
yang hampir stabil, maka banyak biodigester detail/small-size-biogas-power-generator-
dibuat dan beroperasi pada temperatur kamar 832214842.html
(unheated biodigester). Sedangkan untuk retention
Berdasarkan sistem pembangkitannya generator
time untuk biodigester sederhana tanpa pemanasan
arus bolak – balik (AC) dapat dibagi menjadi dua
dapat dipilih 40 hari (Uli Werner, 1989).
yaitu generator 1 fasa dan generator 3 fasa.
Pemasukan bahan baku tergantung seberapa
Prinsip dasar generator arus bolak – balik
banyak air yang harus dimasukan kedalam
menggunakan hukum Faraday yang menyatakan
biodigester sehinnga kadar bahan baku padatnya
jika sebatang penghantar berada pada medan
sekitar 4 – 8% seperti rumus 9 di bawah ini.
magnet yang berubah – ubah, maka pada
Sd = Padatan + Air (m³/Hari) .....(9)
penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak
Keterangan :
listrik. Besar tegangan generator bergantung pada
Sd adalah Jumlah masukan bahan baku setiap
kecepatan putaran (N), jumlah kawat pada
hari (m³/hari)
kumparan yang memotong fluk (Z), banyaknya
Umumnya percampuran kotoran dari air dibuat
fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet
dengan perbandingan antara 1 : 3 dan 2 :1 (Uli
(f) dan konstruksi Generator.
Werner, 1989). Di indonesia untuk kotoran sapi
Karakteristik generator sinkron terbagi menjadi
umumnya dicampur dengan air dengan
dua yaitu generator sinkron tanpa beban dan
perbandingan 1 : 1 sampai 1: 2. Untuk limbah dari
generator sinkron berbeban.
jerami padi dicampur dengan air perbandingan 1 :
3 , untuk bungkil jarak pagar dicampur dengan air
III. METODE PENELITIAN DI KTD
perbandingan 1 : 2, untuk limbah kelapa sawit
SALUYU DAN RPH BUBULAK
dicampur dengan air perbandingan 1 : 2, untuk
KECAMATAN BOGOR BARAT DINAS
sampah organik dicampur dengan air perbandingan
PERTANIAN KOTA BOGOR
1 : 2.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
P = Energi × Price .....(10)
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pertanian
Dimana :
Kota Bogor yang difokuskan pada KTD Saluyu
P = Pendapatan
Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat dan
Energi = Energi yang dihasilkan, kWh
RPH bubulak Kecamatan Bogor Barat. Pemilihan
Price = Harga energi listrik, Rp/kWh
lokasi ditentukan secara besarnya potensi luas
2.7 Generator Sinkron sawah, produksi padi dan besarnya hasil kotoran
Generator sinkron merupakan mesin listrik arus sapi di RPH. Kecamatan Bogor Barat dipilih
bolak balik yang mengubah energi mekanik sebagai tempat penelitian karena di lokasi ini
menjadi energi listrik arus bolak – balik. Energi terdapat produksi padi yang sangat melimpah
mekanik diperoleh dari penggerak mula sehingga menghasilkan jerami padi yang sangat
(prime mover) yang terkopel dengan rotor melimpah pula dan juga dekat dengan RPH
generator, sedangkan energi listrik diperoleh dari Bubulak. Penelitian ini dilaksanakan selama 1
proses induksi elektromagnetik yang melibatkan bulan yaitu mulai dari bulan September 2017
kumparan rotor dan kumparan stator. Mesin listrik sampai bulan Oktoberber 2017. Waktu tersebut
arus bolak – balik disebut sinkron karena rotor akan digunakan untuk memperoleh data dan
berputar secara sinkron atau berputar dengan keterangan dari petani sebagai responden, dan dari
kecepatan yang sama dengan kecepatan medan instansi-instansi terkait lainnya.
magnet putar. Generator biogas adalah generator

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 9


3.2 KTD Saluyu Kelurahan Situgede mempunyai potensi limbah kotoran sapi yang
Kecamatan Bogor Barat sangat melimpah. limbah merupakan bahan yang
Di KTD, digester biogas yang digunakan terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas
adalah jenis digester fixed dome berbahan manusia maupun proses alam yang belum atau
fiberglass dengan kapasitas 180 m³. Bahan baku tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah peternakan
yang diolah menjadi biogas adalah jenis limbah yaitu berupa kotoran atau tinja dan air kemih
organik dari jerami padi ditambahkan kotoran sapi ternak. Dalam arti luas limbah ternak diartikan
dan jumlah limbah organik per hari 1.225 kg. dengan sisa produksi peternakan setelah diambil
Dalam pengolahan biogas bahan baku limbah hasil utamanya. Total limbah yang dihasilkan
organik dicampurkan dengan air, yaitu dengan peternakan tergantung dari species ternak, besar
perbandingan 1 : 1. Pada saat starter awal dalam usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Limbah
pengolahan biogas di KTD, lama periode ternak yang terdiri dari feces dan urine merupakan
penyimpanan bahan baku sampah organik yang limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan
dicampurkan dengan air adalah 40 hari. sebagian besar limbah yang dihasilkan oleh ternak
ruminansia seperti sapi.
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Limbah kotoran sapi adalah limbah hasil
pencernaan hewan sapi, kotoran sapi memiliki
4.1 Analisa Jerami Padi di Kota Bogor warna yang bervariasi dari kehijauan hingga
Semua bahan organik yang terdapat dalam kehitaman, tergantung makanan yang dimakan
tanaman, karbohidrat, selulosa adalah salah satu kerbau. Setelah terpapar udara, warna dari kotoran
bahan yang disukai sebagai bahan untuk dicerna. sapi cenderung menjadi gelap, di RPH Kota Bogor
Selulosa secara normal mudah dicerna oleh bakteri, limbah dari kotoran sapi hanya dibiarkan begitu
tetapi selulosa dari beberapa tanaman sedikit sulit saja padahal bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku
didegradasikan bila dikombinasikan dengan lignin. energi biomassa/biogas untuk pembangkit listrik.
Lignin adalah molekul komplek yang memiliki Limbah kotoran sapi di RPH Kota Bogor sangat
bentuk rigid dan struktur berkayu dari tanaman, dikeluhkan oleh warga, khusunya warga bubulak
dan bakteri hampir tidak dapat mencernanya. Salah karena aroma bau tak sedap dan tercemarnya kali
satu limbah pertanian yang sangat besar jumlahnya cisadane oleh kotoran sapi dari RPH tersebut,
adalah jerami padi. Yang dimaksud dengan jerami dengan tercemarnya lingkungan warga sudah tidak
adalah bagian vegetatif dari tanaman padi (batang, dapat lagi menggunakan air kali cisadane.
daun tangkai malai) dan merupakan bagian yang Limbah organik atau biomasa, mempunyai
tidak dipungut saat pemanenan. Di Kota Bogor potensi yang sangat besar sebagai sumber energi.
jerami belum dinilai sebagai produk yang memiliki Pemanfaatan limbah menjadi sumber energi akan
nilai ekonomis. Petani kebanyakan membiarkan mengurangi permasalahan limbah di berbagai
siapa saja untuk mengambil dari lahan sawahnya. lokasi, limbah organik/biomasa seperti limbah
(Dinas Pertanian Kota Bogor,2016) kotoran sapi tersebut dapat diolah menjadi biogas
Pada tahun musim tanam 2015-2016 luas sawah sebagai pengganti/alternatif bahan bakar minyak
yang digunakan 320 Ha yang terdiri dari enam tanah dan gas yang selama ini kita kenal juga bisa
kecamatan yaitu dibogor selatan luasnya adalah diolah menjadi pupuk kompos dan pupuk cair yang
101 Ha, Kecamatan Bogor Timur luas lahan sawah kesemuanya itu tentu akan sangat bermanfaat bagi
yaitu 57 Ha, Kecamatan Bogor Utara 1 Ha, masyarakat di Kota Bogor.
Kecamatan Bogor Tengah tidak ada lahan sawah,
Kecamatan Bogor Barat luas lahan sawah adalah 4.3 Analisa Potensi Biogas Kecamatan Bogor
158 Ha dan Kecamatan Tanah Sareal luas lahan Barat
sawah adalah 3 Ha. Dari jumlah total luas lahan Di Kecamatan Bogor Barat limbah padi yang
sawah di Kota Bogor pada musim tanam 2015- digunakan untuk diolah menjadi biogas adalah
2016 menghasilkan produksi Gabah Kering Padi limbah jerami padi dan ditambahkan kotoran sapi
(GKP) adalah 4.066 ton. agar lebih optimal. Jumlah limbah jerami padi
pertahun adalah 1.807 ton sehingga menghasilkan
4.2 Analisa Kotoran Sapi di RPH Kota Bogor 4,95 ton/hari atau sekitar 4.950 Kg/hari.
Berdasarkan data pada bab 3 tabel 3.1 indikator Perencanaan ini menggunakan 700 Kg/hari dan
kinerja sasaran yang ingin dicapai dalam akan ditambahkan dengan kotoran sapi dari 35
peningkatan produksi ternak, Populasi ternak sapi ekor sapi, seekor sapi bisa menghasilkan 15
perah di RPH Kota Bogor yaitu mencapai 40 ekor, Kg/hari jadi dengan 35 ekor sapi menghasilkan 525
dari data tersebut RPH Kota Bogor juga

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 10


Kg/hari, jadi total jerami padi ditambahkan kotoran 283,5
=
sapi adalah sebesar 1.225 Kg. 11
= 25
Jadi rasio C/N yang didapatkan dengan
 Jumlah jerami pertahun = 1.807 ton perhitungan berjumlah 25 dan sangat baik dalam
1.807 ton
 Jumlah jerami perhari = pemrosesan biogas di dalam digester.
365 hari
= 4,95 ton Berdasarkan pada tabel 4, nilai total solid
 4.950 Kg/hari content (TS%) dari limbah jerami padi
 Perencanaan jerami perhari yang digunakan diasumsikan dapat menghasilkan 80% dan
= 700 Kg produksi biogas yang dapat dihasilkan dari jumlah
 Jumlah kotoran sapi perhari = Jumlah Sapi jerami padi diasumsikan dapat menghasilkan 0,30
(ekor) x Kotoran harian m³, nilai total solid content (TS%) dari kotoran sapi
= 35 ekor x 15 Kg diasumsikan dapat menghasilkan 8% dan produksi
= 525 Kg/hari biogas yang dapat dihasilkan dari jumlah kotoran
 Jumlah Total = Jumlah jerami perhari + sapi diasumsikan dapat menghasilkan 0,25 m³.
Kotoran sapi Untuk menghitung jumlah total nilai TS dengan
= 700 Kg + 525 Kg menggunakan persamaan 2.50 dan untuk
= 1.225 Kg menghitung gas yang dapat dihasilkan dari
Jadi jumlah total jerami padi yang ditambahkan pengolahan biogas perhari dengan menggunakan
dengan limbah kotoran sapi adalah 1.225 Kg/hari. persamaan (4) dan untuk menghitung gas yang
Dalam proses pembentukan biogas dapat dihasilkan dari pengolahan biogas per hari
perbandingan antara jumlah unsur karbon dan menggunakan persamaan (5).
nitrogen sangat menentukan keberhasilan proses  Total nilai TS (Jerami padi)
pembentukan biogas. Perbandingan antara karbon = TS(%) × Jumlah bahan baku (kg)
dan nitrogen (rasio C/N), secara empiris diketahui = 80% × 700 kg
bahwa rasio C/N yang menguntungkan adalah pada = 560 kg
kisaran 10 – 30 (Ir. Unggul Wibawa ; 2001 : 3-7).  Gas yang dihasilkan per hari (Jerami padi)
Pada tabel 2, diketahui bahwa sampah organik = Total nilai TS (kg) × Produksi gas dihasilkan
sayuran dan buah – buahan diasumsikan berada (m³)
pada rasio carbon (C) yaitu 24% dan rasio nitrogen = 560 Kg × 0,30 m³
(N) yaitu 1,5%, maka untuk menghitung nilai rasio = 168 m³
carbon (C) dengan menggunakan persamaan (1),  Total nilai TS (Kotoran sapi)
untuk menghitung nilai rasio nitrogen (N) dengan = TS(%) × Jumlah bahan baku (kg)
menggunakan persamaan (2) dan untuk = 8% × 525 kg
menghitung nilai rasio C/N dengan menggunakan = 42 kg
persamaan (3).  Gas yang dihasilkan per hari (Kotoran sapi)
 Rasio C jerami = Jumlah bahan baku (kg) × = Total nilai TS (kg) × Produksi gas dihasilkan
% C (kering) (m³)
= 700 kg × 18% = 42 Kg × 0,25 m³
= 126 kg = 10,5 m³
 Rasio N jerami = Jumlah bahan baku (kg) ×  Total gas dihasilkan per hari jerami dan kotoran
% N (kering) sapi
= 700 kg × 0,3% = Gas perhari jerami + Gas perhari kotoran sapi
= 2,1 kg = 168 m³ + 10,5 m³
 Rasio C Kotoran sapi = Jumlah bahan baku (kg) = 178,5 m³
× % C (kering) Jadi gas yang dapat dihasilkan perhari dari
= 525 kg × 30% pengolahan biogas jerami ditambahkan kotoran
= 157,5 kg sapi adalah 178,5 m³.
 Rasio N Kotoran sapi = Jumlah bahan baku (kg) Pada tabel 1, nilai energi biogas 1m³ nilanya
× % N (kering) setara dengan energi listrik yaitu 6,1 KWh, maka
= 525 Kg × 1,7% energi listrik yang dapat dibangkitkan dapat
= 8,9 Kg dihitung dengan persamaan (6).
Rasio C  Energi listrik per hari
 Rasio C/N = = Gas yang dihasilkan perhari (m³) ×
Rasio N Kesebandingan nilai energi biogas dengan
energi listrik (KWh)
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 11
= 178,5 m³ × 6,1 KWh di Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat
= 1.088,85 KWh untuk daya listrik yang digunakan perhari yaitu
Jadi energi listrik yang dapat dibangkitkan per hari 1.405 Watt.
45 kW
dari pengolahan biogas adalah 1.088,85 KWh  Total rumah disalurkan daya listrik =
Dalam pengolahan biogas di Kecamatan Bogor 1.405 watt
45.000 Watt
Barat, limbah jerami padi ditambahkan kotoran =
1.405 watt
sapi dan dicampurkan dengan air. Perbandingan = 32 rumah
limbah jerami padi ditambahkan kotoran sapi
dengan air yaitu 1 : 1, maka untuk menghitung 4.4 Analisa Manfaat Biogas dan Kelemahan
jumlah bahan baku (volume cairan rasio A : K) Biogas
dengan menggunakan persamaan (9). Biogas memiliki manfaat yang sangat banyak,
Jumlah masukan bahan baku perhari terutama dari segi pemenuhan kebutuhan energi
= Padatan + Air dunia, baik itu rumah tangga hingga kebutuhan
=1:1 dalam industri yang berskala besar seperti pabrik.
= 1.225 kg + 1.225 kg air Ada beberapa manfaat dari pengolahan biogas
= 2.450 kg  2.450 liter yaitu sebagai bahan bakar kendaraan, sebagai
Jadi jumlah masukan bahan baku (volume cairan pengganti kayu bakar, sebagai pengganti gas elpiji,
rasio A : K) per hari adalah 2.450 liter. dapat menghasilkan pupuk organik dan
Dalam perencanaan starter awal dalam memanfaatkan sampah lingkungan karena volume
pengolahan limbah jerami padi yang ditambahkan timbulan sampah yang setiap tahun selalu
kotoran sapi menjadi biogas di Kecamatan Bogor meningkat baik itu sampah dari pemukiman (sepeti
Barat penyimpanan/retention time bahan baku sampah rumah tangga) ataupun dari non
(volume cairan rasio A (air) : K (kotoran)) di pemukiman.
dalam digester selama 40 hari agar terbentuk gas. Ada beberapa kelemahan biogas diantarnya
Untuk menghitung volume ruang untuk bahan baku adalah membutuhkan dana tinggi untuk aplikasi
(volume cairan rasio A : K) digester dengan dalam bentuk instalasi biogas, tenaga kerja tidak
menggunakan persamaan (8). memiliki kemampuan memadai terutama dalam
 Volume ruang untuk bahan baku (volume proses produksi, belum dikenal masyarakat, biogas
cairan rasio A : K) digester agak berbau tetapi dapat diatasi dengan menyaring
yaitu dengan disarung memakai campuran zeloit
= Masukan bahan baku setiap hari × Retention dan karbon aktif, tidak dapat dikemas dalam
time bentuk cairan dalam tabung dan belum bisa sperti
= 2.450 liter × 40 hari halnya elpiji, sehingga pemakaian harus berdekatan
= 98.000 liter  98 m³ dengan sumber biogas dan pada akhirmya biogas
Jadi volume ruang untuk bahan baku (volume belum bisa dipasarkan, pemanfaatan biogas juga
cairan rasio A : K) digester adalah 98.000 liter  98 masih belum terdiferensiasi karena penggunaan
m³. biogas terutama untuk memenuhi kebutuhan energi
Energi listrik yang dapat dibangkitkan per hari untuk dapur sedangkan kebutuhan manusia tidak
dari pengolahan biogas adalah 1.088,85 KWh, hanya meliputi energi untuk dapu tetapi juga bahan
sedangkan kapasitas generator biogas yang dipakai bakar transportasi, sumber listrik dan lainnya.
di Kecamatan Bogor Barat 45 KW, maka dapat Kelemahan lainnya dari pengolahan biogas yaitu
dihitung berapa lama energi listrik dapat dipakai kandungan gas yang kompleks karena umber daya
untuk generator biogas dengan menggunakan energi biogas rata – rata mengandung 60% gas
persamaan (7). metan (CH4), lebih dari 36% karbon dioksida
Energi listrik
Waktu = (CO2), kurang dari 3% belerang (H2S) dan kurang
Daya listrik
1.088,85 dari 1% hidrogen(H2) (Sumber : Ir. Unggul
= Wibawa ; 2001 : 3-2) yaitu menjadi kekurangan
45 KW
= 24 jam tersendiri dari bagian pemanfaatan biogas.
Jadi energi listrik yang dapat dipakai untuk Kandungan dari biogas yang mengalami
generator biogas setiap hari selama 24 jam. pembakaran yaitu metan dan hidrogen sedangkan
gas lainnya menjadi faktor pengganggu dalam
Dari perhitungan lama perencanaan energi pembakaran. Hasil pembakaran metan yang berupa
listrik yang dapat dipakai untuk kapasitas generator CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca
45 KW yaitu selama 24 Jam. Hasil survei yang penyebab pemanasan global sehingga secara tidak
dilakukan ke salah satu rumah ketua KTD Saluyu langsung pemakaian biogas juga berkontribusi

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 12


pada pemanasan global. Sedangkan pembakaran harus kedap udara, bahan baku isian berupa
hidrogen akan menghasilkan uap air yang bukan bahan organik, rasio C/N, temperatur, nilai pH,
gas rumah kaca. jumlah bahan pengisi perhari, menghindari
bahan penghambat, waktu tinggal dalam
4.5 Analisa Potensi Pengembangan Biogas di pencerna (digester)/HRT dan starter.
Indonesia
Saat ini biogas memang dikembangkan untuk DAFTAR PUSTAKA
dijadikan sebagai energi alternatif pengganti bahan
bakar minyak ditingkat nasional. Kesadaran Asmare, Molla. Design of Cylindrical Fixed dome
masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan energi Bio Digester in the Condominium
yang berbiaya murah dan ramah lingkungan Houses for Cooking Purpose at Dibiza
menjadikan biogas sebagai pilihan yang tepat Site, East Gojjam, Ethiopia. American
terutama bagi masyarakat di pedesaan atau Journal of Energy Engineering. Vol.
pelosok. Di daerah pedesaan yang sulit terjangkau, 2, No. 1, 2014, pp. 16-22. doi :
seringkali mengalami kesulitan bahan bakar tidak 10.11648/j.ajee.20140201.12.
hanya hal penyediaan, tetapi akses untuk Colophon: Authors; Teodorita Al Seadi, Dominik
mendapatkannya. Rutz, Heinz Prassl, Michael Köttner,
Indonesia memiliki potensi besar dalam Tobias Finsterwalder, Silke Volk,
pengembangan biogas untuk pemenuhan Rainer Janssen. Reviewers; Dominik
kebutuhan energi dikalangan rumah tangga jika Rutz, Teodorita Al Seadi,
dilihat dari aspek ekologis, sosial maupun budaya. Konstantinos Sioulas, Biljana Kulisic.
Hal ini turut didorong oleh beberapa kondisi Editing; Teodorita Al Seadi. English
diantaranya adalah ketersediaan bahan baku biogas proof reading and layout. Stud. MA
yang cukup banyak, tetapi belum maksimal dalam Catrineda Al Seadi, Stud. MSc Iwona
pemanfaatanya, misalnya sampah organik yang Cybulska. ISBN 978-87-992962-0-0.
memiliki potensi besar untuk diolah menjadi Published by University of Southern
biogas. Denmark Esbjerg, Niels Bohrs Vej 9-
10, DK-6700 Esbjerg, Denmark.
5. KESIMPULAN Dinas Pertanian Kota Bogor, 2016.
Design of Biogas Plant, Bio-gas Project, LGED:
Dari analisis dan pembahasan di bab IV dapat Preparing this training material all the
disimpulkan bahwa : important information have been
1. Total limbah jerami padi per tahun di Dinas collected from the booklets &
Pertanian Kota Bogor adalah 4.066 ton, sekitar research materials of Biogas Training
2.000 ton dijadikan pupuk dan sisanya tidak Center (BRC) Chendu, Sichuan,
tertangani. Chaina.
2. Total jumlah perencanaan biogas dari kotoran Dewangga, Anugerah. Mar 28, 2011 Generator
sapi ternak di RPH yaitu 35 ekor yang berarti Sinkron.https://anggadewangga.wordp
menghasilkan limbah kotoran sapi sebesar 525 ress.com/2011/03/28/generator-
Kg/hari, limbah kotoran sapi di RPH tidak di sinkron/ Diakses pada tanggal 20
olah sehingga mencemari lingungan. maret 2017.
3. pengembangan energi biomassa dengan Ibrahim, Hamza. Pegantar Teknik Tenaga Listrik,
teknologi konversi biogas di Indonesia memiliki Andi Offset. Yogyakarta. 1991.
potensi yang besar apabila dilihat dari Notosudjono, Didik. 2017. Evaluation Study Of
ketersediaan bahan baku dan memiliki manfaat Waste For Renewable Energy Trough
yaitu dapat menggantikan bahan bakar, 3R Model In Bogor City. Guru Besar
menghasilkan pupuk organik, mengatasi Universitas Pakuan.
pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Pramana, Kurniawan Nov 4, 2011 Generator
4. Volume gas dan energi listrik yang dapat Sinkron.https://kurniawanpramana.wo
dibangkitkan adalah 178,5 m³ dan 1.088,85 rdpress.com/2011 /11/04/generator-
KWh, energi listrik dengan kapasitas generator sinkron-3/Diakses pada tanggal 31
45 KW dapat menyalurkan daya listrik sebesar Oktober 2016.
1.405 Watt ke 32 rumah warga selama 24 jam. Siregar, Y.K.S. 2009. Analisis Kelayakan
5. Faktor yang berpengaruh terhadap Pengusahaan Sapi Perah Dan
pembentukan biogas adalah instalasi biogas Pemanfaatan Limbah Untuk

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 13


Menghasilkan Biogas Dan Pupuk Yokoyama, Shinya. Asian Biomass Handbook.
Kompos, Institut Pertanian Bogor. 2008. The Asian Biomass Handbook.
Simamora dkk. Membuat Biogas Pengganti Bahan The Japan Institute Of Energy. Japan.
Bakar Minyak dan Gas dari Kotoran Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
ternak. Agromedia Pustaka. Jakarta. Elektronika Daya. Gramedia Pustaka
2006. Utama. Jakarta. 1998.
Suyitno dan Dharmanto. Teknologi Biogas, Graha
Ilmu, Yogyakarta. 2010. PENULIS
Syaiful, Muhammad. 2016. Pengolahan Limbah
Pertanian Tanaman Padi, Politeknik
Negeri Samarinda.
Vries, P.D. 2009. Buku Panduan Energi Yang
Terbarukan. Buku ini Disusun Oleh
Contaned Energy Indonesia.
Wahyuni, Sri. 2011. Biogas Energi Terbarukan
Ramah Lingkungan dan
Berkelanjutan.
Wahyuni, Sri MP. Nov 10,2011
http://www.opi.lipi.go.id/data/122896 1. Arif Kurnia Rachman, ST. Alumni (2018)
4432/data/13086710321321257022.m Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
akalah.pdf Ringkasan Makalah Biogas Teknik Universitas Pakuan Bogor
Energi Terbarukan Ramah 2. Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.Sc. Staf
Lingkungan dan Berkelanjutan Diakes Dosen Program Studi Teknik Elektro, Fakultas
pada tanggal 18 Februari 2017. Teknik Universitas Pakuan Bogor
Wahyuni Sri. Panduan praktis biogas. Penebar 3. Dr. Ir. Hasto Soebagia, M.Eng. Staf Dosen
Swadaya. Jakarta. 2015. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Pakuan Bogor.
Wibawa, Unggul. Sumber Daya Energi Alternatif.
Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya. Malang. 2001.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 14

Anda mungkin juga menyukai