Anda di halaman 1dari 19

TEKNOLOGI PITA LEBAR DAN KECEPATAN TINGGI

DIGITAL SUBBSCRIBER LINE (DSL) & INTEGRATED SERVICES


DIGITAL NETWORK (ISDN)

PEMBIMBING:

Amalia, S. ST, M. Tr. T

Disusun Oleh:

Nama : Hillyatul Aulia


No / NIM : 11 / 1841160062
Kelas : JTD – 4B

PROGRAM STUDI JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 3
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
2.1 Digital Subscriber Line (DSL) .................................................................................... 6
2.1.1 Jenis-jenis DSL .................................................................................................... 6
2.1.2 Layanan DSL ....................................................................................................... 9
2.1.3 Prinsip Kerja DSL ................................................................................................ 9
2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan DSL ....................................................................... 12
2.2 Integrated Services Digital Network (ISDN) ............................................................ 13
2.2.1 Jenis-Jenis ISDN ................................................................................................ 14
2.2.2 Layanan ISDN ................................................................................................... 14
2.2.3 Prinsip Kerja ISDN ............................................................................................ 15
2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan ISDN ..................................................................... 16
Bab III PENUTUP ................................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konfigurasi Koneksi DSL ................................................................................................. 7


Gambar 2.2 Konfigurasi Koneksi HDSL .............................................................................................. 9
Gambar 2.3 Konfigurasi DSL Sistem .................................................................................................. 11
Gambar 2.4 Konfigurasi ISDN ............................................................................................................ 14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan internet yang sangat cepat sejak adanya World Wide Web tidak saja
membawa perubahan terhadap penyebaran informasi tetapi juga membawa perubahan
terhadap infrastruktur telekomunikasi. Tetapi kecepatan pertambahan jumlah pengguna
internet serta jumlah aliran data (informasi) lebih cepat dibandingkan dengan
perkembangan infrastruktur telekomunikasi. Dengan semakin banyaknya informasi dan
data yang akan diakses apalagi dengan bentuk multimedia semakin memunculkan tuntutan
akan kecepatan akses data dan informsi tersebut.

Bagi suatu perusahaan kecepatan akan komunikasi data yang tinggi sangat diperlukan
untuk implementasi pada aplikasi multimedia real-time seperti konferensi video, hubungan
dengan kantor cabang, dan jasa layanan informasi lainnya. Untuk mendapatkan kualitas
yang lebih baik maka ditawarkanlah solusi dengan ISDN (Integrated Service Digital
Network). Dengan teknologi digital kecepatan pengiriman data dapat dilakukan sampai
dengan 64kbps untuk setiap kanal, karena basic ISDN dapat menyediakan dua kanal maka
secara keseluruhan bisa didapatkan kecepatan akses sampai 128kbps. Akan tetapi kendala
utama dari teknologi ISDN ini adalah diperlukannya jaringan telekomunikasi baru.
Sehingga tidak semua orang dapat menikmati keunggulan teknologi ini. Di Indonesia
terdapat layanan jasa telekomunikasi yang menggunakan teknologi ini,yaitu pasopati tetapi
layanan jasa ini baru terbatas di bebrapa kota besar.

Banyak ragam yang digunakan oleh operator telekomunikasi untuk memberikan


layanan broadband akses ke pelanggan. Dari sisi media yang digunakan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu teknologi wireline (kabel) dan teknologi wireless (tanpa kabel). Dari
kategori teknologi wireline dapat digunakan teknologi DSL (Digital Subscriber Line),
kabel modem, HFC, maupun optik. Sedangkan dari kategori wireless dapat memanfaatkan
teknologi wireless LAN, BWA (Broadband Wireless Access) maupun teknologi terbaru
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access).

Dengan berbagai solusi di atas, sebagian operator memanfaatkan teknologi DSL (kabel)
dan BWA (untuk wireless). Bagi operator telekomunikasi yang incumbent di suatu negara,
contoh TELKOM untuk Indonesia dimana telah menggelar kabel sekitar 6 juta line maka
akan memanfaatkan teknologi DSL guna meng-enhanced jaringan fisiknya untuk
menyalurkan data kecepatan tinggi ke pelanggan. Sedangkan bagi operator baru tentunya
sangat sulit dan mahal bila menggelar jaringan broadband dengan DSL. Alternatifnya
memanfaatkan teknologi wireless (BWA). Dengan lahirnya teknologi wireless terbaru
(WiMAX) maka dapat dijadikan sebagai pengganti atau alternatif untuk menyalurkan
layanan broadband ke pelanggan.

Bila dilihat dari segmen pasarnya, maka antara WiMAX dan DSL memiliki kesamaan
yaitu sama-sama ditujukan untuk MAN (Metro Area Network) dimana jarak ke pelanggan
sekitar 10 km. Kemudian muncul pemikiran untuk tetap menggunakan infrastruktur yang
ada guna membangun sambungan kecepatan tinggi, ini didasari dengan mahalnya investasi
baru dan besarnya permintaan kebutuhan akan akses yang cepat. Salah satu solusinya
adalah dengan teknologi DSL (Digital Subscriber Line) yang merupakan teknologi baru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian DSL dan ISDN?
2. Apa saja jenis DSL dan ISDN?
3. Apa saja layanan yang digunakan DSL dan ISDN?
4. Bagaimana prinsip kerja DSL dan ISDN?
5. Apa kelebihan dan kekurangan DSL dan ISDN?
6. Apa perbedaan DSL dan ISDN?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian DSL dan ISDN.
2. Mengetahui jenis-jenis DSL dan ISDN.
3. Mengetahui layanan yang digunakan DSL dan ISDN.
4. Mengetahui prinsip kerja DSL dan ISDN.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan DSL dan ISDN.
6. Mengetahui perbedaan DSL dan ISDN.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Digital Subscriber Line (DSL)


Digital Subscriber Line (DSL) adalah teknologi akses dengan perangkat khusus pada
central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga.
Teknologi ini sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan atau injection technology.

2.1.1 Jenis-jenis DSL


Terdapat beberapa jenis teknologi DSL berdasarkan perbedaan kecepatan data dan
jarak maksimum yang disebabkan usaha untuk meningkatkan kecepatan pengiriman data
dengan menggunakan jaringan telepon yangada. Jenis DSL yang digunakan tergantung dari
kebutuhan pelanggan serta layanan yang dapat disediakan di daerahnya:

1. ISDN Digital Subscrciber Line (IDSL)


Teknologi yang berbasis pada teknologi ISDN BRI (Basic Rate Interface). IDSL
menawarkan layanan seperti BRI dengan kecepatan kirim (uplink) dan terima
(downlink) yang sama sebesar 144 kbps, tetapi dengan perangkat yang lebih murah.
IDSL hanya menawarkan layanan komunikasi data tidak untuk komunikasi suara pada
jalur yang sama.

2. Symetric Digital Subscriber Line (SDSL)


Teknologi ini menggunakan kecepatan data 784 kbps, baik untuk kirim (uplink)
atau terima (downlink). Seperti halnya IDSL, SDSL hanya menawarkan komunikasi
data saja. SDSL merupakan solusi yang cocok untuk kalangan bisnis untuk digunakan
sebagai komunikasi antar cabang atau hubungan situs web ke internet. SDSL sangat
cocok digunakan untuk mengakses internet kecepatan tinggi untuk perumahan karena
memberikan kecepatan atau lebar pita sampai 2.3 Mbps dan diberikan secara simetris,
dengan jarak maksimum sampai 2.4 Km. Sangat cocok untuk akses LAN jarak jauh
(remote LAN), layanan VOD (Video On Demand), residential video converencing dan
lain-lain. Adapun contoh koneksi SDSL dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Konfigurasi Koneksi DSL

3. Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL)


Teknologi ini mempunyai kecepatan data yang berbeda untuk kirim (uplink) dan
terima (downlink). Teknologi ADSL cocok digunakan untuk mengakses internet dan
menjadi pilihan pengguna. Untuk uplink bisa mencapai 8 Mbps sementara untuk
downlink bisa mencapai 1 Mbps dengan jarak kabel maksimum samapi dengan 5,5 km.
Sasaran teknologi ini adalah terutama pelanggan pribadi yang lebih banyak menerima
data daripada mengirim data, sebagai contoh adalah untuk mengakses internet.
Kelebihan ADSL dibanding yang lain adalah kecepatannya yang tertinggi dengan jarak
yang memadai dan bisa mendukung layanan komunikasi suara. Kedua layanan
komunikasi data dan suara diberikan melalui dua kanal yang terpisah , tetapi tetap satu
kabel yang sama. Sementara teknologi DSL yang lain menggunakan dua kabel yang
terpisah untuk bisa memberikan kedua layanan komunikasi tersebut.

Karena berbagai kelebihan yang dimiliki oleh teknologi ADSL ini maka teknologi
ini berkembang sangat cepat. Pengiriman data melalui ADSL dilakukan dengan
beberapa tahap. Modem memodulasi dan mengkodekan (encode) data digital dari PC
dan kemudian digabungkan dengan sinyal telepon untuk dikirimkan ke kantor telepon.
Di kantor telepon sinyal telepon dipisahkan dari sinyal digital ADSL untuk kemudian
dimodulasikan dan diencode. Melalui jaringan komunikasi data sinyal ini dikirimkan
ke pihak yang dituju, seperti ISP atau kantor lain. Jaringan data yang digunakan ini
tergantung dari penyelenggara jasa ASDL, bisa frame relay atau ATM (Asynchronous
Transfer Mode).
Sementara sinyal digital dari ISP atau jaringan perusahaan lain dimodulasi dan di-
encode menjadi sinyal ADSL dikantor telepon. Kemudian modem menggabungkan nya
dengan sinyal telepon sebelum dikirimkan ke pelanggan, perangkat pemisah (splitter)
memisahkan sinyal telepon dari sinyal digital. Sinyal digital dimodulasi dan di- decode
kemudian dikirimkan ke PC. Sinyal telepon yang digabungkan dengan sinyal ADSL
dalam satu kabel tetap di beri daya oleh perusahaan telepon. Meskipun jalur ADSL
tidak berfungsi atau PC tidak dihidupkan jalur telepon tetap dapat berfungsi seperti
biasa. Terdapat dua teknik modulasi berbeda yang diterapkan pada ADSL. Teknik
modulasi yang pertama adalah menerapkan teknik modulasi CAP (Carierless
Amplitude and Phase). CAP menggabungkan sinyal data upstream dan downstream,
kemudian memisahkannya pada modem penerima dengan teknik echo cancellation.
Teknik modulasi yang lain adalah DMT (Discrete Multitone), yang memisahkan sinyal
upstream dari sinyal downstream dengan pita pembawa (carrier band) yang terpisah. Di
masa yang akan datang produk-produk ADSL akan menggunakn teknik modulasi
DMT.

4. Very High-Bit-Rate Digital Subscriber Line (VDSL)

Teknologi VDSL bersifat asimetrik. Rentang operasinya terbatas pada 1.000


sampai 4.500 kaki (304 meter-1,37 km), tetapi ia dapat menangani lebar pita rata-rata
13 Mbps sampai 52 Mbps untuk downstream dan 1,5 Mbps sampai 2,3 Mbps untuk
upstream-nya melalui sepasang kawat tembaga pilin. Lebar pita yang tersisa
memungkinkan perusahaan telekomunikasi memberikan program layanan HDTV
(high-definition television) dengan menggunakan teknologi VDSL. Teknologi ini dapat
pula mengirimkan data dengan kecepatan 9 1,6 Mbps dan menerima data dengan
kecepatan 25 Mbps dengan jarak maksimum sampai 900 meter. Karena kecepatannya
yang tinggi maka teknologi imi memerlukan kabel serat optik yang kemampuannya
lebih tinggi daripada memakai kabel tembaga yang ada.

5. High Data Rate Digital Subscriber Line (HDSL)

HDSL sangat cocok digunakan untuk gedung-gedung perkantoran atau kompleks


perkantoran, karena memberikan kecepatan atau lebar data sampai 10 Mbps dan dapat
dibagibagi kepada seluruh pengguna akhir. Infrastruktur yang dibutuhkan untuk
koneksi HDSL ini dapat menggunakan jalur PBX yang dimiliki gedung, tanpa harus
menginvestasi pembangunan jaringan komputer. Jarak maksimum cukup panjang
mencapai 1 km. HDSL memakai dua pasang twisted cable yang akan membawa data
dengan kecepatan 1,544Mbps upstream (dari pelanggan ke jaringan) dan downstream
(dari jaringan ke pelanggan). Selain itu teknologi HDSL juga juga menggunakan tiga
pasang twisted cable dengan kecepatan 2,048 Mbps dengan data rate hingga 12 kaki.
Adapun contoh gambar koneksi HDSL sebagai berikut:

Gambar 2.2 Konfigurasi Koneksi HDSL

6. Rate Adaptive Digital Subscriber Line (RDSL)


RDSL merupakan salah satu teknologi DSL, dimana teknologi ini dapat bekerja
pada data rate yang berbedat tergantung pada panjang kabel dan jaraknya.

2.1.2 Layanan DSL


Contoh operator yang telah menggelar DSL di Indonesia adalah PT TELKOM.
Produknya dinamai SPEEDY. Sehingga kabel telepon biasa yang telah ada dapat dipakai untuk
menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi. Telepon
hanya menggunakan sebagian frekuensi yang mampu dihantarkan oleh kabel tembaga.
Sedangkan DSL memanfaatkan lebih banyak frekuensi dengan membaginya (splitting),
frekuensi yang lebih tinggi untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan fax.
Jarak pemakai ke CO menentukan kecepatan DSL. Makin jauh jarak pemakai, kecepatan makin
rendah.

2.1.3 Prinsip Kerja DSL


Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara
komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch). Untuk komunikasi data yang berbasis
sambungan, sambungan dengan lebar bandwidth tertentu harus tetap dipertahankan walaupun
tidak ada data yang lewat. Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai
tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan
memboroskan sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang
berbasis paket akan memungkinkan penggunaan bandwidth yang optimum, karena bisa
dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secara efisien dan ekonomis.

DSL bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga, saat ini
kabel telepon jenis tersebut sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke rumah-rumah atau
kantor-kantor. Teknologi DSL ini membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel.
Sinyal digital untuk komunikasi data sementara sinyal analog untuk suara seperti halnya yang
digunakan telepon sekarang yang disebut sebagai POTS (Plain Old Telephone System).
Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan data ini merupakan suatu keuntungan. DSL
akan mengkoneksikan dan membawa sinyal digital untuk komunikasi data dan bekerja dengan
menggunakan modem khusus yang disebut modem DSL untuk membaca (encode) data
tersebut dan kemudian mengirimkannya melalui frekuensi yang tidak terpakai pada kabel
telepon tersebut.

DSL memanfaatkan frekuensi tinggi untuk mengirim data dan frekuensi rendah untuk
menyalurkan suara /faximili. DSL menjadi penting dan menjadi pilihan, pada saat pengguna
mulai 11 mencari kecepatan akses untuk koneksi internet. Tanpa harus pusing dan bosan
menunggu bermenit-menit hanya untuk membuka satu halaman internet apalagi dapat
menikmati layanan multimedia melalui internet, seperti menyaksikan layanan video,
konferensi melalui video atau layanan online lainnya dan harganya bisa murah.

Karena hal ini maka sambungan yang sama bisa digunakan secara bergantian sehingga
tidak diperlukan penyedian sambungan telepon yang sama banyak dengan jumlah saluran
teleponnya. Tetapi untuk komunikasi data umumnya para pelanggan menggunakan waktu yang
lebih lama, terutama dengan adanya intrenet, maka akibatnya tingkat keberhasilan
penyambungan mengalami penurunan karena sebagian besar saluran telepon terpakai dalam
jangka waktu yang lama.

Perkembangan lalu lintas data yang sangat cepat ini akan membebani jaringan telepon
publik (PSTN) yang ada. Ada dua pilihan yang bisa diambil penyelenggara jasa telekomunikasi
untuk mengatasi hal ini yang pertama adalah meningkatkan jaringan PSTN untuk menangani
permintaan komunikaais data dan suara yang bertambah dan yang kedua memindahkan lalu
litas data ke jaringan yang terpisah yang dirancang khusus untuk komunikasi data. Dilihat dari
sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara komunikasi suara berbasis
sambungan (circuit-switch). Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan
dengan lebar bandwidth tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat.

Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu
menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan sumber
daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis paket akan
memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa dimanfaatkan untuk lebih
dari satu sambungan secara efisien dan ekonomis. Yang juga merupakan kelebihan lain dari
teknologi DSL adalah pengguanan kabel tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah
mencapai kantor-kantor dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang
diperlukan menjadi tidak terlalu mahal. Tetapi penggunaan kabel yang sudah ada ini harus
memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan sinyal data. Seperti atenuasi, crosstalk,
dan derau (noise). Atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak
yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyaldan juga oleh karena makin tingginya
frekuensi sinyal tersebut. Karena faktor jarak dan frekuensi ini maka jarak terjauh yang 12
masih mungkin adalah sekitar 5,5 km dengan bandwidth sekitar 1 MHz. Crosstalk akan
mungkin dtimbulkan oleh adanya pasangan kabel telepon yang digunakan.

Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masing-
masing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan dengan
sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan aliran data. Untuk
menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada
masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi.

Gambar 2.3 Konfigurasi DSL Sistem


2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan DSL
DSL memberikan banyak keuntungan. Karena memakai jaringan tembaga yang telah
tersedia berarti tidak perlu memasang prasarana lagi sehingga DSL menjadi lebih murah. Selain
itu DSL adalah layanan langsung yang selalu terhubung dengan ISP dan tidak membayar per
menit. Keuntungan DSL diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Koneksi yang simultan antara internet dengan suara/fax melalui kabel telepon
2. Kecepatan akses yang tinggi dan selalu online
3. Harga penggunaan murah terutama untuk perumahan
4. Keamanan data terjaga baik

DSL dapat memenuhi kebutuhan akan transmisi data dengan kecepatan tinggi serta
ragam layanan tapi pengadaan dan pemeliharaan layanan DSL tidak selalu mudah. Masalah
yang ada antara lain keterbatasan jarak jangkauan, pelayanan serta dukungan teknis purna jual
yang kurang baik untuk pelanggan. Yang juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL
adalah penggunan kabel tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-
kantor dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan menjadi tidak
terlalu mahal.

Terdapat tiga hambatan yang dihadapi saat ini yaitu panjang kabel telepon tembaga ke
pelanggan, adanya load coils dan bridged taps, serat optik yang digunakan untuk beberapa jalur
telepon. Ketiga hambatan tersebut diantaranya:

1. Panjang kabel tembaga dari CO ke pelanggan. Contoh : jika panjang kabel tembaga
lebih dari 18.500 feet maka layanan signal to noise ratio terlalu rendah dan penguatan
sinyal menjadi terlalu besar untuk dapat dibawa ADSL pada kecepatan yang
sewajarnya. Jika pelanggan berada dalam 18.500 feet itu pun belum tentu menjamin
layanan yang baik dan memuaskan karena belum termasuk cabang-cabang kabel
tembaga ke berbagai pelanggan.
2. Adanya load coils dan bridged taps. Local Exchange Carriers (LEC s) menggunakan
load coil untuk memberikan layanan telepon di daerah-daerah yang memerlukan
peralatan tambahan atau instalasi loop tembaga. Load coil adalah peralatan induksi
yang menggeser frekwensi pembawa suara ke atas. Ini adalah kompensasi untuk
kapasitansi kabel khususnya untuk jangkauan lebih dari 18.000 feet. Sayangnya,
frekwensi suara tergeser ke frekuensi yang biasa digunakan untuk DSL sehingga
mengakibatkan interferensi yang tidak dapat ditolerir. Sehingga metoda ini membuat
jalur tersebut tidak cocok untuk ADSL. Bridged tap adalah bagian kabel yang tidak
berada pada jalur yang langsung dari pelanggan ke CO. Bridged tap ini memudahkan
LEC untuk menyediakan loop tembaga tanpa membuat jalur yang baru sepanjang jarak
pelanggan ke CO. Bila jumlahnya sedikit masih memungkinkan jalur tersebut
menggunakan DSL. Namun gema dan noise tambahan yang ditimbulkan karena adanya
bridged tap dapat membuat DSL tidak dapat dipertahankan. Beberapa LEC
memindahkan peralatan-peralatan ini tapi akan perlu waktu yang cukup lama untuk
membersihkan seluruh jalur.
3. Hambatan ketiga adalah serat optik. DSL adalah layanan digital yang dibuat untuk
dibawa dengan saluran analog, yaitu kabel tembaga. Oleh karena itu sinyal tidak dapat
dikirim melalui media yang menggunakan transmisi digital seperti serat optik. Biasanya
serat optik digunakan untuk Digital Loop Carrier (DLC) atau Subscriber Loop Carrier
(SLC). Daerah yang menggunakan serat optik ini tidak dapat dilayani DSL. Untuk
mengatasi masalah ini, perusahaan telepon menguji serta memakai sebuah alat yang
disebut mini-Remote Access Multiplexers (mini-RAMs) yang akan memfasilitasi
layanan DSL bagi pelanggan di belakang DLC serta dapat menyediakan delapan
saluran dengan layanan DLS. Tapi alat ini juga memiliki keterbatasan jangkauan karena
panjang kabel tembaga bukan diukur dari pelanggan ke CO tapi dari mini-RAM ke
pelanggan. Selain itu, belum diketahui dengan pasti di mana dan kapan mini-RAMs
harus dipasang.

2.2 Integrated Services Digital Network (ISDN)


ISDN merupakan pengembangan dari jaringan telepon IDN (Integrated Digital Network)
yang menyediakan hubungan digital dari ujung satu pelanggan ke jung pelanggan lain secara
digital untuk proses transformasi informasi dalam bentuk suara, data dan gambar.

Secara terminology, dapat diartikan sebagai berikut:

1. Integrated Services, merujuk pada kemampuan ISDN untuk mengirim dua jenis data
yang berbeda (kombinasi dari voice, fax, data dan video) secara simultan melalui kabel
tunggal.
2. Digital, merujuk pada jenis transmisi digital, yang membedakan dengan jenis transmisi
analog yang digunakan pada jalur telepon biasa.
3. Network, merujuk pada kondisi bahwa jaringan ISDN merupakan perluasan dari sentral
telepon lokal dan user.
Gambar 2.4 Konfigurasi ISDN
2.2.1 Jenis-Jenis ISDN
Dalam ISDN terdapat dua jenis pelayanan, yaitu:
1. Basic Rate Interface (BRI) Terdiri dari 2B + D kanal. Yang mewakili 2 Bearer kanal
dengan masing-masing 64 kbps untuk data dan 1 kanal D dengan 16 kbps untuk
handshaking dan kontrol. Kanal pemisah untuk handshaking dan control disebut
sinyal “out of band”. Kanal 2B dapat ditahan bersama-sama untuk sebuah kanal
data tunggal dengan transfer rate 128 kbps. Servis utamanya didasarkan
pada keperluan-keperluan individual user, termasuk pelanggan perumahan
maupun kantor-kantor kecil.
2. Primary Rate Interface (PRI) Terdiri dari 23B + D kanal. Yang mewakili 23 Bearer
dengan masing-masing 64 kbps untuk data dan 1 kanal D dengan 64 kbps untuk
handshaking dan kontrol. Kanal Bearer dapat ditahan pada beberapa kombinasi
yang diperlukan. Ditujukan untuk user-user user-user yang dengan keperluan
kapasitas yang lebih besar, seperti kantor yang memiliki PBX digital atau sebuah
LAN.
2.2.2 Layanan ISDN
Ada beberapa fitur layanan utama yang ditawarkan oleh system ISDN, yaitu:
a. Bearer Service
Bearer Service merupakan layanan awal dan dasar yang diperuntukkan bagi
pengguna yang baru bergabung dengan jaringan ISDN. Pengguna baru akan
mendapatkan layanan dasar ini begitu mendaftar sebagai pelanggan ISDN. Bearer
Service menyediakan layanan transfer mode, transfer rate, dan transfer capability.
Layanan ini menunjukkan dan menjelaskan karakteristik jaringan transmisi yang
ditawarkan oleh operator penyedia jaringan antara terminal pengguna dan jaringan.
b. Tele Service
Tele Service adalah layanan yang pada dasaranya telah diberikan dari awal oleh
jaringan ISDN, namun untuk menggunakannya harus didukung dari peralatan atau
terminal pengguna. Jika pengguna masih menggunakan peralatan standar, maka
layanan Tele Service ini tidak dapat digunakan.
c. Supplementary Service
Supplementary Service adalah layanan tambahan yang disediakan oleh jaringan
ISDN ke pengguna, namun dalam mengaksesnya, pengguna dibebankan biaya
tambahan ketika mengaktifkan layanan ini. Supplementary Service digunakan
bersama dengan layanan dasar jaringan ISDN.
2.2.3 Prinsip Kerja ISDN
Jaringan telekomunikasi pada dasarnya merupakan interkoneksi antar komponen-
komponen telekomunikasi dasar berupa interkoneksi link antar node sebagai sarana
transportasi servis yang diberikan kepada user. Setiap jaringan telekomunikasi mempunyai
konfigurasi yang berbeda sesuai dengan kemampuan dan aplikasinya. Arsitektur jaringan
ISDN terdiri dari jaringan akses yang menyediakan fasilitas akses ke servis ISDN dan jaringan
interkoneksi antar sentral untuk integrasi dengan jaringan publik eksisting.
Jaringan end-to-end digital ISDN dapat digunakan untuk mengirimkan dan menerima
sinyal digital tanpa modem dengan kecepatan 144 kbps (2B + D). Kelebihan ISDN tidak hanya
karena kecepatan akses yang jauh lebih tinggi dibanding dengan kemampuan modem terbaik
saat ini tetapi juga dapat menggunakan kabel eksisting (jaringan kabel eksisting). Interkoneksi
ISDN dengan jaringan publik eksisting memerlukan standarisasi dan stategi untuk menghindari
terjadinya problem interface dan sebagai langkah awal migrasi jaringan eksisting ke ISDN.
Standarisasi ISDN dapat mengacu pada rekomendasi ITU-T atau rekomendasi regional
setempat. ISDN pada dasarnya merupakan perluasan dari servis telephony dan servis data
kecepatan tinggi, sehingga dalam hal sistem pentaripan akan menahadapi kompetisi yang
cukup ketat. Biasanya sistem pentaripan pada jaringan data publik lebih tinggi tetapi untuk
jarak yang lebih pendek tergantung pada tarif jaringan telepon. Sistem pentaripan ISDN harus
lebih kompetitif disbanding tarif jaringan data publik. Mengingat sebagian besar aplikasi ISDN
adalah aplikasi data paket,sistem pentaripan ISDN dibeberapa negara didasarkan pada tarif
servis telepon dan kwalitas data jaringan data publik.
Pada masa transisi pengembangan jaringan eksisting menuju ke ISDN seperti sekarang
ini membutuhkan:
1. Digitalisasi Jaringan
2. Integrasi Servis dan servis baru
3. Interworking
4. Strategi Implementasi.
Arsitektur jaringan ISDN sebagaimana halnya jaringan eksisting(PSTN) menggunakan
system hirarki. Hal yang berbeda dengan arsitektur jaringan eksisting adalah adanya pemisahan
antara link-informasi dengan linksignalling. Jaringan signaling pada ISDN memegang peranan
yang sangat penting dan tidak hanya digunakan untuk aplikasi ISDN tetapi untuk aplikasi lain
seperti Mobile network, IN dan aplikasi PSTN.

2.2.4 Kelebihan dan Kekurangan ISDN


Kelebihan ISDN:
1. ISDN menawarkan kecepatan dan kualitas tinggi dalam pengiriman data, bahkan
10 kali lebih cepat disbanding PSTN
2. Dalam satu saluran saja dapat mengirim berbagai jenis layanan (gambar, suara,
video) sehingga efisien dalam pemanfaatan waktu
3. Single interface untuk terminal bervariasi Hanya membutuhan satu terminal tunggal
untuk audio dan video
4. Single interface untuk terminal bervariasi
5. Pelanggan dapat menggunakan saluran ISDN untuk telepon dan data.
6. Tidak membutuhkan pengkabelan baru, dapat menggunakan kabel telepon yang
sudah ada untuk dimigrasikan ke ISDN.
7. Koneksi full digital.
8. Instalasi yang relatif cepat oleh Telkom (apabila sudah tercakup dalam wilayah
yang memiliki jaringan ISDN).
Kekurangan ISDN:
1. Layanan ini tidak terdapat di semua wilayah.
2. Jarak pelanggan dari sentral tidak boleh melebihi 5.5 km.
3. ISDN merefleksikan kebutuhan dan persepsi telepon, bukan komunikasi komputer
ke komputer kecepatan tinggi.
4. Diperlukan sebuah catu daya eksternal. Perusahaan telekomunikasi tidak memasok
listrik untuk line ISDN.
5. Jika daya hilang, telepon tidak akan bekerja.
6. Diperlukan Khusus telepon digital khusus atau sebuah Terminal.
7. Adapter untuk berbicara dengan perangkat POTS yang ada.
8. Akan sangat mahal untuk meng-upgrade sebuah switch kantor pusat (kurang lebih
$500.000) menjadi ISDN.
9. Jika ISDN gagal maka telepon juga akan gagal.
Bab III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Digital Subscriber Line (DSL) adalah teknologi akses dengan perangkat khusus pada
central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga.
Teknologi ini sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan atau injection technology.
Jenis DSL diantaranya adalah: DSL, SDSL, ADSL, VDSL, HDSL, RDSL. DSL memberikan
layanan splitting untuk memanfaatkan lebih banyak frekuensi, frekuensi yang lebih tinggi
untuk data dan frekuensi yang lebih rendah untuk suara dan fax. DSL memberikan banyak
keuntungan. Karena memakai jaringan tembaga yang telah tersedia berarti tidak perlu
memasang prasarana lagi sehingga DSL menjadi lebih murah. Selain itu DSL adalah layanan
langsung yang selaluterhubung dengan ISP dan tidak membayar per menit. Namun terdapat
tiga hambatan yang dihadapi saat ini yaitu panjang kabel telepon tembaga ke pelanggan,
adanya loadcoils dan bridged taps, serat optik yang digunakan untuk beberapa jalur telepon.

Sistem ISDN terdiri dari lima buah komponen terminal ut ama yang bertugas untuk
menjalankan proses layanannya, yaitu terminal Equipment, terminal Adapter, Network
Termination, Line Termination, dan Local Exchange. Di dalam ISDN terdapat dua jenis
pelayanan, yaitu Basic Rate Interface (BRI) yang terdiri dari 2B + D kanal yang mewakili 2
Bearer kanal dengan masing-masing 64 kbps untuk data dan 1 kanal D dengan 16 kbps untuk
handshaking dan kontrol dan Primary Rate Interface (PRI) yang terdiri dari 23B + D kanal
yang mewakili 23 Bearer dengan masingmasing 64 kbps untuk data dan 1 kanal D dengan 64
kbps untuk handshaking dan kontrol. Pelanggan/user dapat mengakses ISDN melalui local
interface menuju sebuah pipa digital dengan bit rate tertentu. Pipa dengan berbagai ukuran akan
tersedia untuk memenuhi berbagai keperluan sistem. Pemakai dapat mengakses pelayanan
circuit switched dan packet switched dengan sama baiknya. Ada beberapa keunggulan yang
dimiliki ISDN seperti High Speed & Quality, Efficiency, Flexibility dan Cost Effective. Namun
ISDN juga memiliki kelemahan yang mendasar seperti tidak terdapat di semua wilayah,
memerlukan catu daya eksternal, dan ketika ISDN gagal maka teleponjuga tidak akan
berfungsi. Dengan memilih kebijakan yang tepat maka akan memudahkan untuk menentukan
penggunaan ISDN.
DAFTAR PUSTAKA

Tidak Diketahui. “Digital Subscriber Line (DSL)”. [Online]. Tersedia di:


http://sinauonline.50webs.com/Artikel/DSL.html. [Diakses pada: 6 Oktober, 2021]

Hermanto, Leony. “MODUL 11-ISDN (INTEGRATED SERVICES DIGITAL NETWORK”


[Online]. Tersedia di: https://docplayer.info/36041384-Modul-11-isdn-integrated-services-
digital-network.html. [Diakses pada: 7 Oktober, 2021]

Pamungkas, Sandi. “MAKALAH PERKEMBANGAN ISDN” [Online]. Tersedia di:


http://telekomunikasi014.blogspot.com/2017/01/contoh-makalah-perkembangan-isdn.html.
[Diakses pada: 7 Oktober, 2021]

Anda mungkin juga menyukai