IT 1 A
1. SEJARAH DSL
Pada awalnya, DSL dikembangkan pada awal 1990-an oleh US Lokal Masa Exchange Carriers. Tujuan asli untuk DSL adalah untuk memberikan video melalui saluran tembaga yang ada. Baris tembaga yang berjalan dari perusahaan telepon ke daerah-daerah perumahan atau komersial kadang-kadang disebut loop lokal. Pada tahun-tahun awal DSL, manfaat ekonomi tidak hadir. Namun, dua peristiwa penting mengangkat bar dan, pada gilirannya, menciptakan pasar yang layak untuk DSL. Kejadian pertama adalah dot com booming pertengahan tahun 1990 itu. Peristiwa kedua adalah berlakunya UU Telekomunikasi tahun 1996. Langkah utama untuk pembangunan dan infrastruktur untuk mendukung teknologi DSL adalah dukungan oleh operator kompetitif pertukaran lokal (CLECs). Pasar kompetitif broadband adalah perluasan dan perusahaan kabel telah mengumpulkan pangsa pasar besar. Cable selalu memiliki pangsa pasar yang lebih besar dan tidak kehilangan tanah untuk DSL karena meningkatnya jumlah telepon seluler. Konsumen membatalkan garis tanah mereka dan menggunakan ponsel untuk jarak jauh.
Bagi suatu perusahaan kecepatan akan komunikasi data yang tinggi sangat diperlukan untuk implementasi pada aplikasi multimedia real-time seperti konferensi video, hubungan dengan kantor cabang, dan jasa layanan informasi lainnya. Untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik maka ditawarkanlah solusi dengan ISDN (Integrated Service Digital Network). Dengan teknologi digital kecepatan pengiriman data dapat dilakukan sampai dengan 64kbps untuk setiap kanal, karena basic ISDN dapat menyediakan dua kanal maka secara keseluruhan bisa didapatkan kecepatan akses sampai 128kbps. Akan tetapi kendala utama dari teknologi ISDN ini adalah diperlukannya jaringan telekomunikasi baru. Sehingga tidak semua orang dapat menikmati keunggulan teknologi ini. Di Indonesia terdapat layanan jasa telekomunikasi yang menggunakan teknologi ini,yaitu pasopati tetapi layanan jasa ini baru terbatas di bebrapa kota besar. Dengan berbagai solusi di atas, sebagian operator memanfaatkan teknologi DSL (kabel) dan BWA (untuk wireless). Bagi operator telekomunikasi yang incumbent di suatu negara, contoh TELKOM untuk Indonesia dimana telah menggelar kabel sekitar 6 juta line maka akan memanfaatkan teknologi DSL guna meng-enhanced jaringan fisiknya untuk menyalurkan data kecepatan tinggi ke pelanggan. Sedangkan bagi operator baru tentunya sangat sulit dan mahal bila menggelar jaringan broadband dengan DSL. Alternatifnya memanfaatkan teknologi wireless (BWA). Dengan lahirnya teknologi wireless terbaru (WiMAX) maka dapat dijadikan sebagai pengganti atau alternatif untuk menyalurkan layananbroadband ke pelanggan. Digital Subsriber Line (DSL) adalah teknologi akses dengan perangkat khusus pada central office dan pelanggan yang memungkinkan transmisi broadband melalui kabel tembaga, teknologi ini sering disebut juga dengan istilah teknologi suntikan atau injection teknologi. Contoh operator yang telah menggelar DSL di Indonesia adalah PT TELKOM. Produknya dinamai SPEEDY. Sehingga kabel telepon biasa yang telah ada dapat dipakai untuk menghantarkan data dalam jumlah yang besar dan dengan kecepatan yang tinggi. DSL bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga, saat ini kabel telepon jenis tersebut sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke rumah-rumah atau kantor-kantor. Teknologi DSL ini membawa kedua sinyal analog serta digital pada satu kabel. Sinyal digital untuk komunikasi data sementara sinyal analog untuk suara sperti halanya yang digunakn telepon sekarang yang disebut sebagai POTS (Plain Old Telephone
System). Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan. DSL akan mengkoneksikan dan membawa sinyal digital untuk komunikasi data dan bekerja dengan menggunakan modem khusus (disebut modem DSL) untuk membaca (encode) data tersebut dan kemudian mengirimkannya melalui frekuensi yang tidak terpakai pada kabel telepon tersebut. DSL memanfaatkan frekwensi tinggi untuk mengirim data dan frekwensi rendah untuk menyalurkan suara /faximili.
3. KONFIGURASI DSL
2.
SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line) Teknologi ini menggunakan kecepatan data 784 kbps, baik untuk kirim (uplink) atau
terima (downlink). Seperti halnya IDSL, SDSL hanya menawarkan komunikaais data saja. SDSL merupakan solusi yang cocok untuk kalangan bisnis untuk digunakan sebagai komunikasi antar cabang atau hubungan situs web ke internet. SDSL sangat cocok digunakan untuk mengakses internet kecepatan tinggi untuk perumahan karena memberikan kecepatan atau lebar pita sampai 2.3 Mbps dan diberikan secara simetris, dengan jarak maksimum sampai 2.4 Km. Sangat cocok untuk akses LAN jarak jauh (remote LAN), layanan VOD (Video On Demand), residential video converencing dan lain-lain. Adapun contoh koneksi SDSL dapat dilihat pada gambar berikut:
3.
ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) Teknologi ini mempunyai kecepatan data yang berbeda untuk kirim (uplink) dan
terima (downlink).Teknologi ADSL cocok digunakan untuk mengakses internet dan menjadi pilihan pengguna. Untuk uplink bisa mencapai 8 Mbps sementara untuk downlink bisa mencapai 1 Mbps dengan jarak kabel maksimum samapi dengan 5,5 km. Sasaran teknologi ini adalah terutama pelanggan pribadi yang lebih banyak menerima data daripada mengirim data, sebagai contoh adalah untuk mengakses internet.
Kelebihan ADSL dibanding yang lain adalah kecepatannya yang tertinggi dengan jarak yang memadai dan bisa mendukung layanan komunikasi suara. Kedua layanan komunikasi data dan suara diberikan melalui dua kanal yang terpisah , tetapi tetap satu kabel yang sama. Sementara teknologi DSL yang lain menggunakan dua kabel yang terpisah untuk bisa memberikan kedua layanan komunikasi tersebut. Karena berbagai kelebihan yang dimiliki oleh teknologi ADSL ini maka teknologi ini berkembang sangat cepat. Pengiriman data melalui ADSL dilakukan dengan beberapa tahap. Modem memodulasi dan mengkodekan (encode) data digital dari PC dan kemudian digabungkan dengan sinyal telepon untuk dikirimkan ke kantor telepon. Di kantor telepon sinyal telepon dipisahkan dari sinyal digital ADSL untuk kemudian dimodulasikan dan diencode. Melalui jaringan komunikasi data sinyal ini dikirimkan ke pihak yang dituju, seperti ISP atau kantor lain . jaringan data yang digunakan ini tergantung dari penyelenggara jasa ASDL, bisa frame relay atau ATM (Asynchronous Transfer Mode). Sementara sinyal digital dari ISP atau jaringan perusahaan lain dimodulasi dan diencode menjadi sinyal ASDL di kantor telepon. Kemudian modem menggabungkan nya dengan sinyal telepon sebelum dikirimkan ke pelanggan, perangkat pemisah (splitter) memisahkan sinyal telepon dari sinyal digital. Sinyal digital dimodulasi dan di-decode kemudian dikirimkan ke PC. Sinyal telepon yang digabungkan dengan sinyal ASDL dalam satu kabel tetap di beri daya oleh perusahaan telepon. Meskipun jalur ADSL tidak berfungsi atau PC tidak dihidupkan jalur telepon tetap dapat berfungsi seperti biasa. Terdapat dua teknik modulasi berbeda yang diterapkan pada ADSL. Teknik modulasi yang pertama adalah menerapkan teknik modulasi CAP (Carierless Amplitude and Phase). CAP menggabungkan sinyal data upstream dan downstream, kemudian memisahkannya pada modem penerima dengan teknik echo cancellation. Teknik modulasi yang lain adalah DMT (Discrete Multitone), yang memisahkan sinyal upstream dari sinyal downstream dengan pita pembawa (carrier band) yang terpisah. Di masa yang akan datang produk-produk ADSL akan menggunakn teknik modulasi DMT. 4. VDSL (Very high-bit-rete Digital Subscriber Line) Teknologi VDSL bersifat asimetrik. Rentang operasinya terbatas pada 1.000 sampai 4.500 kaki (304 meter-1,37 Km), tetapi ia dapat menangani lebar pita rata-rata 13Mbps sampai 52 Mbps untuk downstream dan 1,5 Mbps sampai 2,3 Mbps untuk upstream-nya
melalui sepasang kawat tembaga pilin. Lebar pita yang tersisa memungkinkan perusahaan telekomunikasi memberikan program layanan HDTV(high-definition television) dengan menggunakan teknologi VDSL. Teknologi ini dapat pula mengirimkan data dengan kecepatan 1,6 Mbps dan menerima data dengan kecepatan 25 Mbps dengan jarak maksimum sampai 900 meter. Karena kecepatannya yang tinggi maka teknologi imi memerlukan kabel serat optik yang kemampuannya lebih tinggi daripada memakai kabel tembaga yang ada. 5. HDSL (High data rate Digital Subscriber Line) HDSL sangat cocok digunakan untuk gedung-gedung perkantoran atau kompleks perkantoran, karena memberikan kecepatan atau lebar data sampai 10 Mbps dan dapat dibagi-bagi kepada seluruh pengguna akhir. Infrastruktur yang dibutuhkan untuk koneksi HDSL ini dapat menggunakan jalur PBX yang dimiliki gedung, tanpa harus menginvestasi pembangunan jaringan komputer. Jarak maksimum cukup panjang mencapai 1 Km. HDSL memakai dua pasang twisted cable yang akan membawa data dengan kecepatan 1,544Mbps upstream (dari pelanggan ke jaringan) dan downstream (dari jaringan ke pelanggan). Selain itu teknologi HDSL juga juga menggunakan tiga pasang twisted cable dengan kecepatan 2,048Mbps dengan data rate hingga 12 kaki Contoh gambar koneksi HDSL:
6.
RDSL (Rate Adaptive Digital Subscriber Line) RDSL merupakan salah satu teknologi DSL, dimana teknologi ini dapat bekerja pada
data rate yang berbeda tergantung pada panjang kabel dan jaraknya. 7. Service Level Agreements SLA ( Service Level Agreements ) untuk VoDSL adalah sama seperti pada umumnya, yaitu 99.999 persen call completion rate, toll quality voice, penundaan yang dapat diterima dan tidak bergema. Jaringan ATM menjamin kualitas ini tapi perangkat keras jaringan sulit dijamin. 8. Implementasi (VoDSL) Kebutuhan pasar akan teknologi seperti DSL turut mendukung perkembangan VoDSL. Kondisi pasar tertentu menjadi penentu perkembangan VoDSL, yaitu : telah ada saluran akses DSL dan saluran yang dipakai bersama oleh pengiriman data dan suara, harga yang bersaing untuk bisnis kecil hingga menengah dan kesempatan bagi Competitive Local Exchange Carriers (CLECs) untuk menyerang pelanggan utama Incumbent Local Exchange Carriers (ILECs). Artikel ini meninjau enam kategori bagi layanan VoDSL, yaitu: manajemen jaringan, Cistomer Premises Equipment (CPE), pemilihan penyedia jasa, Service Level Agreements (SLAs), billing dan aplikasi masa yang akan datang. 9. Manajemen Jaringan NorthPoint mempelopori dengan pengamatan yang proaktif dan pendekatan internal untuk mengatasi masalah-masalah, bergantung pada kekuatan kelompok pelanggannya. Kebanyakan manajer jaringan tidak akan membereskan masalah, maka pelanggan atau juga vendor harus bisa mengatasi masalahnya sendiri. 10. Customer Premises Equipment Pada arsitektur VoDSL, IAD (Integrated Access Device) memaket suara dan data pada pelanggan ke hubungan DSL berbasis ATM ke pembawa DSLAM yang akan mengirim ke dalam awan data dan melewatkan trafik suara ke VoDSL gateway yang memaket ulang untuk PSTN. Perangkat IAD harus mudah dipasang dan mudah dipahami oleh pemasang yang awam dan harus cocok dengan perangkat yang lain. Setelah dipasang, perangkat ini harus dapat memperlengkapi dirinya sendiri dengan segala konfigurasi dan antar muka yang sesuai dalam jaringannya. Kedua, cari pembawa dengan perangkat SLA intelligence dan memonitor suara dan data bersama GUI atau antar muka untuk Web yang akan membawa
data ke pemakai. Sebagai tambahan yang perlu diperhatikan pemakai termasuk kecepatan DSL, error rates, efek layanan suara pada kondisi jaringan dan saluran yang telah tersedia
yang menggeser frekwensi pembawa suara ke atas. Ini adalah kompensasi untuk kapasitansi kabel khususnya untuk jangkauan lebih dari 18.000 feet. Sayangnya, frekwensi suara tergeser ke frekwensi yang biasa digunakan untuk DSL sehingga mengakibatkan interferensi yang tidak dapat ditolerir. Sehingga metoda ini membuat jalur tersebut tidak cocok untuk ADSL. Bridged tap adalah bagian kabel yang tidak berada pada jalur yang langsung dari pelanggan ke CO. Bridged tap ini memudahkan LEC untuk menyediakan loop tembaga tanpa membuat jalur yang baru sepanjang jarak pelanggan ke CO. Bila jumlahnya sedikit masih memungkinkan jalur tersebut menggunakan DSL. Namun gema dan noise tambahan yang ditimbulkan karena adanya bridged tap dapat membuat DSL tidak dapat dipertahankan. Beberapa LEC memindahkan peralatan-peralatan ini tapi akan perlu waktu yang cukup lama untuk membersihkan seluruh jalur. 3. Hambatan ketiga adalah serat optik. DSL adalah layanan digital yang dibuat untuk dibawa dengan saluran analog, yaitu kabel tembaga. Oleh karena itu sinyal tidak dapat dikirim melalui media yang menggunakan transmisi digital seperti serat optik. Biasanya serat optik digunakan untuk Digital Loop Carrier (DLC) atau Subscriber Loop Carrier (SLC). Daerah yang menggunakan serat optik ini tidak dapat dilayani DSL. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan telepon menguji serta memakai sebuah alat yang disebut mini-Remote Access Multiplexers (mini-RAMs) yang akan memfasilitasi layanan DSL bagi pelanggan di belakang DLC serta dapat menyediakan delapan saluran dengan layanan DLS. Tapi alat ini juga memiliki keterbatasan jangkauan karena panjang kabel tembaga bukan diukur dari pelanggan ke CO tapi dari mini-RAM ke pelanggan. Selain itu, belum diketahui dengan pasti di mana dan kapan mini-RAMs harus dipasang.
Loop tembaga dinyatakan dapat dipakai DSL dalam Loop Qualification Database (LQD) yang diindeks dengan nomor telepon dan dipelihara oleh telco bukan ISP. Telco memperbarui LQD setiap 30 hari. ISP hanya dapat memesan jalur yang terdapat dalam LQD. Maka perubahan nomor telepon atau penambahan jalur telepon baru akan muncul hingga 30 hari kemudian, ini pun jika muncul. Jika jalur yang dipesan ISP dinyatakan dapat dipakai DSL, ISP menunggu teknisi telco untuk menset-up DSLAM (DSL Access Multiplexer) yang berhubungan dengan loop tadi. Jika terjadi kesalahan, akan memerlukan 30 hari lagi untuk memperbaikinya.
Masalah Pada Penggunaan DSL 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Panjang saluran telepon ke pelanggan lebih dari 18.000 feet. Beberapa bagian saluran telepon menggunakan serat optik Terdapat banyak load coil dan bridged taps pada saluran telepon Pelanggan harus berhubungan dengan lebih dari satu perusahaan untuk mendapat layanan dan pemecahan masalah berarti birokrasi yang panjang dan lama. Informasi teknis sukar diperoleh. Kurang tenaga terlatih untuk memasang perangkatnya Instalasinya hanya mendukung OSs tertentu misal Windows dan MacOS tapi tidak mendukung Linux. Interupsi layanan sering terjadi Selalu terhubung dengan LAN sehingga mungkin menimbulkan masalah keamanan.
10
Kesimpulan
DSL (Digital Subscriber Line) adalah satu set teknologi yang menyediakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Jenis-jenis ADSL adalah IDSL (ISDN Digital Subscriber Line), SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line), ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), VDSL (Very high-bit-rete Digital Subscriber Line), HDSL (High data rate Digital Subscriber Line), RDSL (Rate Adaptive Digital Subscriber Line), Implementasi (VoDSL), Service Level Agreements. Teknologi DSL adalah penggunaan kabel tembaga yang telah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan menjadi tidak terlalu mahal. Tetapi penggunaan kabel yang sudah ada ini harus memperhatikan beberapa hal yang berhubungan dengan sinyal data. Seperti atenuasi, crosstalk, dan derau (noise). Atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal dan juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyal tersebut. Karena faktor jarak dan frekuensi maka jarak terjauh yang masih mungkin adalah sekitar 5,5 km dengan bandwith sekitar 1 MHz. Crosstalk akan mungkin dtimbulkan oleh adanya pasangan kabel telepon yang digunakan. Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masing-masing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi. Keuntungan dari penggunaan DSL adalah koneksi yang simultan antara internet dengan suara/fax melalui kabel telepon, kecepatan akses yang tinggi dan selalu online, harga penggunaan murah terutama untuk perumahan, dan keamanan data terjaga dengan baik. Sedangkan kerugian dari penggunaan DSL adalah adanya load coils dan bridged taps dan sinyal tidak dapat dikirim melalui media yang menggunakan transmisi digital seperti serat optik. Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket sementara komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch). Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar bandwith tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat. Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan
11
memboroskan sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secara efisien dan ekonomis. DSL menjadi penting dan menjadi pilihan, pada saat pengguna mulai mencari kecepatan akses untuk koneksi internet. Tanpa harus pusing dan bosan menunggu bermenit-menit hanya untuk membuka satu halaman internet apalagi dapat menikmati layanan multimedia melalui internet, seperti menyaksikan layanan video, konferensi melalui video (kamera) atau layanan online lainnya dan harganya bisa murah Jaringan PSTN (Public Switch Telephone Network) yang ada dirancang untuk komunikasi suara yang hanya berlngsung sebentar sekitar tiga sampai lima menit. Karena hal ini maka sambungan yang sama bisa digunakan secara bergantian sehingga tidak diperlukan penyedian sambungan telepon yang sama banyak denga jumlah saluran teleponnya. Tetapi untuk komunikasi data umumnya para pelanggan menggunakan waktu yang leih lama, terutama dengan adanya intrenet, maka akibatnya tingkat keberhasilan penyambungan mengalami penurunan karena sebagian besar saluran telepon terpakai dalam jangka waktu yang lama. Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama dari masingmasing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi dibandingkan dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang memperlambat kecepatan aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling memepengaruhi.
12
Daftar Pustaka
http://mirnarizki37.blogspot.com/2012/01/pengertian-dsl.html
http://ginigitu.com/tips-trik/network/pengenalan-koneksi-dsl-digital-subscriber-line.htm
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F006039_MKP.pdf
http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/A08%20Multipleksing%20dalam%20dunia%20internet%20_ Kelompok%208_.pdf
http://www.indonesiatypeapproval.grandong.com/2009/08/istilah-komputer-adslasymmetric.html
http://www.scribd.com/archive/plans?doc=49779388
http://id.wikipedia.org/wiki/DSL
13