Anda di halaman 1dari 9

TLJ - Konfigurasi Server Softswitch (BAB 1) Kelas XII

Kompetensi Dasar
3.9 Memahami bagan dan konsep kerja server softswitch berkaitan dengan PBX.
3.10 Menerapkan konfigurasi ekstensi dan dial plan server softswitch.
3.11 Menerapkan prosedur instalasi server softswitch berbasis Session Initial Protocol (SIP).
4.9 Menyajikan bagan dan konsep kerja server softswitch berkaitan dengan PBX.
4.10 Melakukan konfigurasi ekstensi dan dial plan server softswitch.
4.11 Menginstalasi server softswitch berbasis Session Initial Protocol (SIP).

Pendahuluan

Pada Bab 1, ini akan dijelaskan materi pembelajaran yang mengikuti ketentuan kompetensi
dasar tentang PBX, yang sebelumnya telah disinggung dalam materi pada Buku Teknologi
Layanan Jaringan (TLJ) Kelas XI. Selain itu, juga akan dijelaskan tentang konsep extension
dan dial plan khususnya dalam pengaturan aplikasi VoIP dengan Asterisk (sebelumnya juga
telah dibahas tentang praktik membangun VoIP dengan Asterisk pada buku TLJ Kelas XI).
Adapun dasar dan konsep teori SIP dapat dipelajari pada subbab D yang dilengkapi dengan
materi praktikum instalasi dan konfigurasi aplikasi miniSIPServer berbasis Windows. Tujuan
pembelajaran dalam bab ini adalah membentuk dan mengasah keterampilan peserta didik
dalam memahami teknologi VoIP, serta melatih kemampuan peserta didik dalam melakukan
instalasi dan mengonfigurasi beberapa aplikasi softswitch.

(A) Jenis PBX


Masih ingatkah dalam materi pembelajaran Teknologi Layanan Jaringan Kelas XI? PBX atau
Private Branch Exchange adalah salah satu bentuk teknologi telekomunikasi yang mampu
menyediakan layanan sambungan telepon dari area publik ke jaringan privat, misalnya
dalam gedung perusahaan, kantor, instansi pemerintah, dan sebagainya. Secara garis besar,
sistem PBX akan menjembatani komunikasi antara telepon internal penggunanya (memiliki
beberapa saluran telepon internal) dan sambungan telepon publik atau PSTN (Public
Switched Telephone Network). Berikut akan dijelaskan beberapa jenis PBX yang umum
digunakan.

1. Jenis-jenis PBX

Selain memberikan support transmisi data dalam bentuk voice, PBX juga mampu
mentransmisikan data dalam bentuk faksimile maupun modem. Ada lima jenis PBX yang saat
ini berkembang, yaitu sebagai berikut.

a. PMBX (Private Manual Branch Exchange)

Pada jenis PMBX, baik koneksi antar-extension maupun sambungan antara extension dan
pengguna di luar sistem PBX dilakukan secara manual oleh operator. Sebagai contoh, ada
telepon masuk ke Universitas ABC, kemudian penelepon menghendaki untuk tersambung
dengan bagian akademik pada ekstensi 344. Selanjutnya, penelepon meminta bantuan
operator tersebut untuk melakukan forward panggilan ke bagian akademik. Sistem dengan
contoh ini merupakan generasi awal teknologi PBX yang telah ditinggalkan.

b. PABX (Private Automatic Branch Exchange)

Kelemahan dalam PMBX yang kurang responsif dan efektif ketika menangani panggilan pada
sesi komunikasi telepon dalam jumlah besar menyebabkan sering kali terjadi delay dan
kualitas suara yang kurang bagus. Setelah itu, berkembang PABX yang telah mengadopsi
teknologi elektronik dengan sistem terprogram yang mampu bekerja secara otomatis untuk
menangani sesi panggilan
dalam jumlah banyak tanpa memerlukan campur tangan operator.

c. EPABX (Electronics Private Automatic Branch Exchange)

Perkembangan teknik persinyalan sesi komunikasi panggilan dengan PABX dibedakan dengan
memisahkan sistem signal dan data melalui mekanisme signal and control switching
electronic. Melalui sistem persinyalan yang dikirimkan oleh perangkat telepon menuju
sistem EPABX, akan diidentifikasi sebagai dasar EPABX menentukan jalur yang tepat untuk
sampai pada perangkat tujuan. Setelah jalur komunikasi melalui relay otomatis ditetapkan,
baru data suara akan dilewatkan melalui jalur tersebut.

d. KTS (Key Telephone System)

KTS merupakan teknologi yang dapat dikatakan sebagai versi minimalis dari sistem PBX. Hal
ini dikarenakan KTX hanya menyediakan mekanisme switching jalur dari jaringan PBX
(internal telephone network) menuju STO (Sentral Telepon Otomatis) atau pusat penyedia
jalur telekomunikasi. Cara kerjanya cukup sederhana, setiap permintaan panggilan dari
perangkat telepon yang menggunakan layanan PBX dengan tujuan perangkat telepon di luar
jaringan, akan dilewatkan oleh PBX menuju KTS. Oleh perangkat KTS, data tersebut baru
akan diidentifikasi dan ditetapkan jalur yang tepat menuju STO.

e. PNX (Packet Network Exchange)

PABX generasi awal hanya mampu mengelola sistem telekomunikasi jaringan telepon
internal (misalnya dalam perusahaan, gedung, dan kampus), baik dalam prosedur
penomoran maupun sebagai pusat pengendalian jalur komunikasi. Perkembangan teknologi
VoIP (baca kembali materi sebelumnya di buku TLJ Kelas XI Bab 4) yang memungkinkan
komunikasi suara melalui perangkat komputer berbasis jaringan TCP/IP menyebabkan PBX
mulai mengembangkan teknologi PNX. Dengan PNX, PABX mampu melayani komunikasi
telepon, baik analog maupun telepon digital (VoIP) secara bersamaan.

Pada versi awal, teknologi PBX masih membutuhkan operator (manusia) untuk
menghubungkan panggilan. Namun, seiring perkembangan teknologi, proses tersebut telah
menggunakan sistem automasi, yang disebut PABX. Oleh karena itu, sekarang ini
penggunaan istilah PBX dan PABX sering kali dianggap sama. PABX memiliki beberapa
kategori dalam penggunaannya. Perbedaan kategori PABX ini, dalam bentuk keluaran data
yang dihasilkan serta teknologi yang digunakan di dalamnya. Berikut akan dijelaskan jenis-
jenis sistem PABX yang biasa digunakan.

2. Jenis-jenis PABX

Adapun sistem PABX dibagi menjadi empat kategori, yaitu sebagai berikut.

a. PABX digital
PABX digital adalah jenis PABX dengan keluaran dalam bentuk data digital. Jenis ini,
memerlukan perangkat keras konverter untur mengubah data digital menjadi data analog
atau suara melalui pesawat telepon khusus (digital). PABX digital memiliki ciri khusus,
yaitu media penghubungnya menggunakan kabel telepon dengan core empat kawat
tembaga.

b. PABX analog
Ciri utama jenis ini adalah hasil keluaran data yang dihasilkan berupa data analog atau
suara sehingga tidak memerlukan perangkat khusus. Sistem ini pernah populer di era tahun
1990-an sampai tahun 2000-an. Sering kali teknologi analog ini berkembang dengan
koneksi internet berbasis ADSL yang kini mulai ditinggalkan karena tidak mampu berjalan
dengan cepat. Media penghubung dalam PABX dengan telepon analog menggunakan kabel
dengan dua inti kawat.

C. PABX hybrid
PABX hybrid merupakan teknologi perpaduan antara PABX digital dan analog. Perangkat ini
mempunyai empat kabel atau dua pasang kabel (sepasang untuk kabel analog dan
sepasang lainnya untuk kabel digital).

d. IP PABX
IP PABX merupakan teknologi terbaru dari PABX dengan sambungan komunikasi yang tidak
lagi terbatas pada jaringan telepon analog ataupun telepon digital, tetapi dapat
diintegrasikan dengan jaringan komputer. Sebagai perangkat end devices dalam sistem ini,
Anda dapat menggunakan IP phone atau beberapa softphone. Ciri utama sistem ini adalah
menggunakan kabel UTP berkonektor RJ45 sebagai media sambungannya.
3, Kategori PBX dari Sisi Link (Penghubung)

Kategori PBX jika dilihat dari sisi link (penghubung) dapat dibedakan menjadi empat
macam, antara lain sebagai berikut.

a. Hunting group
Hunting group adalah sekelompok nomor ekstensi yang diatur untuk memproses panggilan
tertentu. Panggilan yang masuk akan diputar dalam hunting group sampai mendapat
jawaban. Contohnya terdapat suatu hunting group dengan lima nomor ekstensi, yaitu
nomor 1001-1005. Panggilan masuk akan diterima oleh ekstensi 1001, jika tidak dijawab
akan diteruskan ke 1002. Panggilan akan diteruskan hingga 1005 jika masih tidak ada
jawaban. Jika setelah menghubungi semua ekstensi dalam grup masih tidak ada jawaban,
sistem akan mengirimkan sinyal sibuk ke pemanggil. Pengaturan algoritme panggilan pada
hunting group dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

b. BRA (Basic Rate Access)


BRA atau bisa disebut dengan istilah Basic Rate Interface (BRI, 2B + D, 2B1D) merupakan
salah satu tipe konfigurasi pada layanan Integrated Services Digital Network (ISDN) yang
dapat digunakan dalam subscriber line untuk menangani layanan komunikasi data (suara)
dalam sistem telepon analog. Karakteristik dari BRA adalah tersedianya dua jenis saluran,
yaitu dua buah channels B yang masing-masing beroperasi pada kecepatan 64 Kbps dan
sebuah saluran kontrol (delta) atau channel D yang dapat beroperasi pada kecepatan 16
Kbps. Fungsi channel B untuk menangani sambungan data suara atau pengguna, sedangkan
channel D digunakan untuk kombinasi
data, kontrol/persinyalan, serta pengoperasian paket data jaringan berbasis X.25. Dalam
penggunaannya, dua buah channel B dapat digabungkan menjadi satu kanal dengan total
data rate sebesar 128 Kbps. Hal ini sering kali diimplementasikan dalam sistem ISDN PABX
berskala kecil (contoh tingkat perumahan dan home industry).

c. DID (Direct Inward Dialing)


DID adalah layanan yang diberikan provider telepon yang memungkinkan alokasi sejumlah
nomor telepon yang terkait dengan satu atau lebih saluran telepon. Dengan DID,
perusahaan dapat menetapkan nomor telepon privat untuk setiap karyawan, tanpa
memerlukan saluran telepon fisik yang terhubung ke PBX untuk setiap koneksi. Sebagai
contoh, perusahaan yang memiliki 50 karyawan yang masing-masing memiliki nomor
telepon dan ekstensi terpisah, dapat menyewa 10 saluran telepon fisik.

Sistem ini memungkinkan terjadinya 10 panggilan telepon secara bersamaan. Jika saluran
penuh, karyawan lain harus menunggu hingga saluran tersedia. Penelepon yang
menghubungi ketika semua saluran sedang sibuk, akan mendapatkan sinyal sibuk atau
diarahkan ke sistem pesan suara. Sistem DID juga dapat digunakan untuk transmisi faks,
pesan suara, dan koneksi suara langsung. Layanan ini memberi keuntungan, yaitu
menghemat biaya operator switchboard, panggilan yang lebih cepat, dan hubungan yang
lebih personal karena setiap penelepon akan menghubungi ke nomor privat karyawan
secara langsung bukan perusahaan.

d. PRA (Primary Rate Access)


PRA merupakan tipikal layanan dalam PBX yang memungkinkan terjalinnya koneksi
telekomunikasi digital end-to-end yang dapat menangani 23 jenis sambungan voice, data,
dan video secara bersamaan. Teknologi PRA menjadi standar antarmuka telekomunikasi
dalam ISDN (Integrated Service Digital Network) dengan struktur sebagai berikut.

• 23 channels B dan 1 channel D atau disingkat dengan 23B+D.


• 30 channels B dan 1 channel D atau disingkat dengan 30B+D.

Channels B mampu bekerja pada kecepatan 64 Kbps dalam mentransmisikan data dan
voice, sedangkan channel D yang bertugas mengatur persinyalan dan paket data juga
mampu beroperasi pada bit rate 64 Kbps. Primary Rate Interface (PRI) adalah standar
antarmuka telekomunikasi yang digunakan pada layanan ISDN untuk membawa beberapa
suara DSO dan transmisi data antara jaringan dan pengguna.

Berdasarkan teknik Direct Inward Dialing, PBX dibedakan menjadi dua macam, antara lain
sebagai berikut.

a. PBX dengan dilengkapi fitur DID


Pada metode ini, mekanisme koneksi dari luar sambungan telepon ke PBX terjadi secara
otomatis. Dengan fitur ini, perusahaan dapat menyediakan nomor privat kepada
karyawannya, tanpa harus memerlukan saluran telepon fisik.

b. PABX tanpa dilengkapi fitur DID


Pada metode ini, koneksi antara sambungan telepon dari luar PBX dilakukan melalui
pengoperasian operator PBX. Panggilan masuk akan diarahkan ke operator untuk diberikan
kode, kemudian diteruskan ke extension yang dituju menggunakan kode yang diberikan
oleh operator.

Jika dilihat dari jumlah saluran induknya sebanyak satu jalur saja, tipe PBX dapat
dikategorikan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.

a. PBX dengan metode hunting, merupakan mekanisme calling


nomor PBX yang dilakukan dengan menekan satu nomor saja. Jika panggilan tidak
terjawab, sistem akan secara otomatis meneruskan ke ekstensi berikutnya yang terdaopat
dalam grup.

b. PBX tanpa metode hunting, merupakan mekanisme calling


PBX dilakukan dengan menekan sejumlah nomor sebanyak sambungan induknya.

Kapasitas PBX dalam menangani dan melayani setiap proses panggilan telepon dibedakan
menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut.

a. Berdasarkan kapasitas port PBX


Tipe ini dibagi berdasarkan banyak sedikitnya saluran atau
jalur trunk/telepon yang dapat disambungkan ke PBX.

b. Kapasitas ekspansi
Kapasitas ekspansi adalah kemampuan PBX dalam menyesuaikan dengan kebutuhan pasar
terutama dalam melakukan upgrade fitur dalam perangkat.

c. Proses calling
Proses calling adalah fitur dalam PBX untuk menangani proses calling dalam sambungan
telepon secara bersamaan dalam waktu yang bersamaan (simultaneous communications).

d. Fitur blocking
Kondisi pem-blocking-an terjadi jika sambungan calling antara perangkat telepon yang
ditangani oleh PBX telah mencapai nilai maksimal yang dapat dilakukan. Peristiwa ini
dapat juga diakibatkan oleh trafik link trunk yang sudah penuh.

Dilihat dari kapabilitas PBX dalam ketersediaan jumlah extension yang dapat digunakan
oleh perangkat telepon dalam
AULAJAY Valse VII
jaringan PBX, dibedakan menjadi tiga macam, antara lain sebagai berikut.
a. Tipe small, PBX tipe ini menyediakan 75 extension.
b. Tipe key system, PBX tipe ini menyediakan 10 hingga
20 extension. Large PBX, PBX tipe ini mampu menyediakan 100 sampai 20.000 extension.

4. Kategori PBX dengan Fitur Indirect Inward Dialing


Sistem dialing dengan fitur indirect inward dialing atau in dialing dapat dibedakan menjadi
empat kategori, antara lain sebagai berikut

a. Sistem penomoran dengan model langganan biasa.


Contohnya adalah sebagai berikut.
1) Nomor PBX adalah 12000.
2) Nomor extension 234.
3) Dengan demikian, untuk melakukan dial nomor pesawat telepon pada extension
tersebut menggunakan nomor 12234.

b. Sistem penomoran dengan standar nomor PBX selalu berakhiran


1. Contohnya adalah sebagai berikut.
1) Nomor PBX adalah 22001.
2) Nomor extension 233.
3) Dengan demikian, untuk melakukan dial nomor pesawat telepon pada extension
tersebut menggunakan nomor 22233.

c. Sistem penomoran dengan nomor (digit baru) pada PBX.


Contohnya adalah sebagai berikut.
1) Nomor PBX adalah 22000.
2) Nomor extension 233.
3) Dengan demikian, untuk melakukan dial nomor pesawat telepon pada extension
tersebut menggunakan nomor 22000233.

d. Sistem penomoran dengan standar nomor dua sebagai kode


pemanggilan PBX. Contohnya adalah sebagai berikut.
1) Nomor PBX adalah 22000.
2) Nomor extension 233.
3) Dengan demikian, untuk melakukan dial nomor
pesawat telepon pada extension tersebut menggunakan nomor 220233.

5. Kategori PBX terkait Penerapannya dengan Teknologi ISDN

Terkait dalam penerapannya dengan teknologi ISDN jaringan, sistem PBX dapat dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu sebagai berikut,

a. PBX ISDN
PBX ISDN dibagi menjadi dua jenis group, yaitu sebagai berikut. 1) Hunting group
Jenis grup ini dapat berupa BRA atau PRA. Mekanisme kerjanya adalah dengan melakukan
huntina
pada grup jika calling ditujukan untuk PBX. 2) Originating group
Tipe grup ini dapat dalam bentuk channel B dari PRA dan BRA. Akan tetapi, kombinasi
keduanya tidak dapat diimplementasikan dalam sebuah grup yang sama. Banyaknya group
originating yang dapat diciptakan dari tipe grup ini adalah dua buah.

b. PBX tanpa ISDN


PBX tanpa ISDN dibedakan menjadi, tiga yaitu sebagai berikut.

1) First Choice Group


Tipe ini terdiri atas line atau trunk. Jika ada calling yang mengarah pada PBX, proses
hunting akan dilakukan pada grup ini. Dengan demikian, proses terminating dan originating
dapat dilakukan pada grup ini.

2) Second Choice Group


Grup ini akan melakukan proses hunting jika grup pertama mengalami kesibukan.

3) Originating Group
Grup ini memiliki line atau trunk yang digunakan hanya untuk proses calling saja.

6. Kanal dalam Penerapan PBX


Dalam penerapannya, PBX memiliki dua buah kanal atau line, yaitu sebagai berikut.

a. Trunk line
Trunk line merupakan saluran yang mengoneksikan public exchange (sentral publik)
dengan PBX. Ada empat jenis trunk yang dapat Anda konfigurasikan dalam PBX, yaitu
sebagai berikut.

1) Tie trunk
Tie trunk adalah mekanisme yang dilakukan untuk menyambungkan PBX satu dengan PBX
lainnya, baik secara langsung maupun dengan public exchange
(misalnya Telkom).

2) Central office trunk


Mekanisme ini digunakan untuk mengoneksikan PBX dengan public exchange atau public
network. Dengan sistem ini, dibutuhkan pengaturan nomor
Mallog yang tersentral sebagai sambungan trunk menulu PBX, Dengan demikian, nantinya
dapat
dimanfaatkan oleh pengguna PBX,

3) Foreign exchange trunk


Teknik ini dapat digunakan oleh perusahaan yang mempunyai dua atau lebih gedung kantor
yang lokasinya tidak berdekatan, dengan kode area nomor telepon yang tidak sama dan
ditunjang dengan alokasi konfigurasi PBX yang berbeda pula.

4) Wide area telephone service trunk


Teknik ini disingkat dengan WATS trunk, dengan perhitungan tarif yang dibebankan
berdasarkan lama waktu proses calling bukan berdasarkan jarak
antarpenelepon.

b. Subscriber line
Subscriber line merupakan saluran yang menjadi penghubung komunikasi data antara
pesawat pengguna dan PBX. Jika pengguna masih menggunakan teknologi berbasis single
line, media kabel yang dipakai adalah tipe two-wire, twisted pair, dan loop start line.
Untuk perangkat pengguna yang telah menggunakan teknologi digital, kabel yang
digunakan dapat berupa model two-wire dan twisted pair, kemudian dilengkapi kabel yang
menghubungkan sebagai kanal data analog atau voice dan sepasang kabel digital channel.

Anda mungkin juga menyukai