Anda di halaman 1dari 19

BAB III

MODULATOR – DEMODULATOR AM

3.1 Tujuan
 Mengetahui dan memahami proses modulasi AM
 Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM
 Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal termodulasi AM
 Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal demodulasi AM

3.2 Alat dan Bahan


 Modul DC Power Supply 1 buah
 Modul Function Generator 1 buah
 Modul CF Transmitter 20 kHz 1 buah
 Modul CF Receiver 20 kHz 1 buah
 Osiloskop Dual Trace 1 buah
 Kabel BNC to banana 2 buah
 Jumper secukupnya
 Kabel banana to banana secukupnya
 Penyangga besi 1 buah
 Software matlab

3.3 Teori Dasar


a. Sprektum sinyal termodulasi AM
Spektrum adalah sebuah keadaan atau harga yang tidak terbatas hanya pada suatu set
harga saja tetapi dapat berubah secara tak terbatas di dalam sebuah kontinum. Modulasi
Amplitudo adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier)
dengan sedemikian rupa sehingga amplitude gelombang pembawa berubah sesuai dengan
perubahan simpangan (tegangan) sinyal informasi.
Gambar 3. 1 Spektrum sinyal termodulasi AM

b. Prinsip kerja demodulasi AM


Prinsip kerja dari demodulator AM menggunakan prinsip dari penguat tunggal kelas
A. Saat demodulator AM diberikan input sinyal audio dan sinyal pembawa maka sinyal
tersebut akan terkopel pada rangkaian R4 dan C5. Dua rangkaian dikatakan saling terkopel
jika tegangan dari salah satu rangkaian membangkitkan tegangan dalam rangkaian yang
lain. Jika diinginkan pelimpahan daya maksimum kepada beban, hanya pada frekuensi
tertentu dan frekuensi yang lain ditolak maka rangkaian kopling dapat disebut tapis atau
filter.
Penguat tunggal kelas A memiliki prinsip bahwa tidak ada pengguntingan yang terjadi
pada salah satu ujung dari garis beban. jika diberikan sinyal yang terlalu besar kepada
penguat maka sinyal output akan tergunting pada salah satu atau kedua puncaknya. Untuk
menentukan titik penjenuhan dari titik sumbat pada garis beban dapat diperoleh dari analisa
rangkaian ekuivalennya. Dalam rangkaian ekivalen, beban dipandang oleh kolektor adalah
rc dan beban dipandang emitor sebagai re. penggunaan kapasitor kopling dan bypass berarti
rcdapat berbeda dari Rc dan re berbeda dari Re.
Selama setengah perioda positif dari sumber tegangan, arus kolektor berayun dari titik
Q ke atas ke arah penjenuhan. Pada setengah perioda negative dari tegangan sumber, arus
kolektor berayun dari titik Q kebawah kearah titik sumbat. Untuk sinyal yang cukup besar,
titik operasi sesaat dapat bergerak sepenuhnya sampai penjenuhan dan sepenuhnya turun
ke titik sumbat. Dengan kata lain, penguat sinyal besar menggunakan semua atau hampir
semua daerah aktif.
Pada blok rangkaian detektor dimana detektor sendiri pada asasnya adalah penyearah
puncak. Dinamai pula sebagai detektor sampul sebab keluarannya berupa sampul frekuensi
tinggi yang masuk. Detektor dalam penerima radio adalah sebuah detektor puncak.
Detektor yang dikenal ada dua yakni detector terselubung dan detektor koheren yang
memiliki prinsip detektor selubung terdiri dari sebuah diode penyearah, sebuah susunan
RC pararel dengan time konstan yang memadai dan diikuti sebuah rangkaian highpass filter
RC untuk membatasi komponen DC.
Sedang detektor koheren memilikim prinsip pada rangkaian demodulator ini terdapat
sebuah rangkaian osilator lokal untuk menghasilkan sinyal pembawa lain yang frekuensi
dan phasenya persis sama dengan frekuensi dan phase sinyal pembawa termodulir yang
dikirimkan oleh pemancar. Kedua sinyal pembawa tersebut dicampur oleh rangkaian mixer
yang menghasilkan rangkaian baseband setelahmelalui satu rangkaian low pass filter.
3.4 Prosedur Percobaan
3.4.1 Simulasi MATLAB
1. Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses simulasi
modulasi dan demodulasi AM. Tampilkan sinyal carrier, informasi, sinyal termodulasi,
dan sinyal hasil demodulasi!
2. Ubah bentuk, amplitudo dan frekuensi sinyal informasi sesuai dengan Tabel 3.1

3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek perubahan
bentuk, amplitudo dan frekuensi sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!

3.4.2 Praktik
1. Siapkan alat dan bahan

2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitter 20kHz, serta CF receiver
20kHz secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar 15 V dan sambungkan groundnya!

(jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek oleh dosen)

4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi AM

5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter

6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp dan frekuensi 1
kHz!
7. Atur sinyal carrier menjadi sinyal sinusoida

8. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter


9. Letakkan channel 2 osiloskop di jalur output AM

10. Amati sinyal yang dihasilkan

11. Hubungkan output CF transmitter ke input CF receiver

12. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output CF receiver sebelum bandpass filter

13. Amati sinyal yang dihasilkan

14. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output CF receiver setelah bandpass filter

15. Amati sinyal yang dihasilkan

16. Ubah bentuk sinyal carrier menjadi sinyal kotak

17. Ulangi langkah 8-15

18. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan Tabel 3.2.
Ulangi langkah 7-17!
3.5 Hasil Percobaan
Tabel 3.1 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil
Simulasi

Gambar Sinyal
No Keterangan
Sinyal Carrier Sinusoida Sinyal Carrier Kotak

1 Sinyal carrier
𝑉c = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓c = 20 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3.3 Sinyal carrier


Gambar 3.2 Sinyal carrier
kotak
sinusiodal
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
 Sinus
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 0.828 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧
 Kotak
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3.5 Sinyal Informasi


2 𝑉𝑝𝑝 (atas), termodulasi
Gambar 3.4 Sinyal Informasi 2 yang dihasilkan (tengah), dan
𝑉𝑝𝑝 (atas), termodulasi yang demodulasi yang dihasilkan
dihasilkan (tengah), dan (bawah) berbentuk kotak
demodulasi yang dihasilkan
(bawah) berbentuk sinusiodal
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1.5 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
 Sinus
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.635 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.562 𝑘𝐻𝑧
 Kotak
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 3.997 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.58 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3.7 Sinyal Informasi


Gambar 3.6 Sinyal Informasi 4
4 𝑉𝑝𝑝 (atas), termodulasi
𝑉𝑝𝑝 (atas), termodulasi yang
yang dihasilkan (tengah), dan
dihasilkan (tengah), dan
demodulasi yang dihasilkan
demodulasi yang dihasilkan
(bawah) berbentuk kotak
(bawah) berbentuk sinusiodal
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
 Sinus
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2.4854 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.968 𝑘𝐻𝑧
 Kotak
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3.9 Sinyal Informasi


6 𝑉𝑝𝑝 (atas), termodulasi
Gambar 3.8 Sinyal Informasi 6
yang dihasilkan (tengah), dan
𝑉𝑝𝑝 (atas), termodulasi yang
demodulasi yang dihasilkan
dihasilkan (tengah), dan
(bawah) berbentuk kotak
demodulasi yang dihasilkan
(bawah) berbentuk sinusiodal
Tabel 3. 2 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM
Hasil Praktik

Gambar Sinyal
No Keterangan
Sinyal Carrier Sinusoida Sinyal Carrier Kotak

1 Sinyal carrier
𝑉𝑐 = ⋯ 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑐 = ⋯ 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3. 10 Sinyal carrier Gambar 3. 11 Sinyal carrier


sinusiodal kotak
𝑉𝑐 = 3.76 𝑉𝑝𝑝 𝑉𝑐 = 3.36 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑐 = 15.91 𝑘𝐻𝑧 𝑓𝑐 = 16.10 𝑘𝐻𝑧
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = ⋯ 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = ⋯ 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3.13 Sinyal Informasi


2 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi yang
Gambar 3.12 Sinyal Informasi dihasilkan (atas), dan
2 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi yang demodulasi yang dihasilkan
dihasilkan (atas), dan (tengah & bawah) berbentuk
demodulasi yang dihasilkan kotak
(tengah & bawah) berbentuk 𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 800 𝑉𝑝𝑝
sinusiodal 𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 880 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 961.5 𝑘𝐻𝑧
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1.5 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = ⋯ 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = ⋯ 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3.14 Sinyal Informasi Gambar 3.15 Sinyal Informasi


4 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi yang 4 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi yang
dihasilkan (atas), dan dihasilkan (atas), dan
demodulasi yang dihasilkan demodulasi yang dihasilkan
(bawah) berbentuk sinusiodal (tengah & bawah) berbentuk
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.28 𝑉𝑝𝑝 kotak
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.28 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.479 𝑘𝐻𝑧
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.506 𝑘𝐻𝑧
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = ⋯ 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = ⋯ 𝑘𝐻𝑧

Gambar 3.17 Sinyal Informasi


Gambar 3.16 Sinyal Informasi 6 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi yang
6 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi yang dihasilkan (atas), dan
dihasilkan (atas), dan demodulasi yang dihasilkan
demodulasi yang dihasilkan (tengah & bawah) berbentuk
(tengah & bawah) berbentuk kotak
sinusiodal
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.76 𝑉𝑝𝑝
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.92 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2.011 𝑘𝐻𝑧
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2.024 𝑘𝐻𝑧
3.6 Analisis Hasil Praktikum
1. Script matlab
a. Sinyal Sinusiodal

clc;
clear all;

Ac=2; %carrier amplitude


fc=20000; %carrier frequency
Am=3; %messsage signal amplitude
fm=2000; %message signal frequency
Fs=100*fc;

t=[0:1/Fs:0.002];
wc=cos(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
AM=(Ac+mt).*wc;
z=AM.*wc;
[num,den]=butter(10,fc*2/Fs);
y=filtfilt(num,den,z);

figure();
subplot(2,2,1);
plot(t,ct,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Carrier (V)');

subplot(2,2,2);
plot(t,mt,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Informasi (V)');

subplot(2,2,3);
plot(t,AM,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Termodulasi(V)');

subplot(2,2,4);
plot(t,y,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi(V)');
Penjelasan tiap line :
1. Line 1
Perintah clc merupakan sebuah perintah ang digunakan untuk membersihkan
tampilan layar atau desktop pada saat program pertama kali dijalankan.
2. Line 2
Perintah clear all merupakan perintah yang digunakan untuk mneghapus semua
variabel dan nilai variabel ang sebelumnya sudah dibuat. Sehingga pada program
baru tidak ada variabel yang sama.
3. Line 4
Perintah Ac=2 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo pembawa.
4. Line 5
Perintah fc=20000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi pembawa.
5. Line 6
Perintah Am=3 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo informasi.
6. Line 7
Perintah fm=2000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi informasi.
7. Line 8
Perintah fs=100*fc merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai dari frekuensi sampling.
8. Line 10
Merupakan perintah untuk membuat interval waktu.
9. Line 11
Perintah wc=cos(2*pi*fc*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal carrier/pembawa.
10. Line 12
Perintah ct=Ac*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang menjelaskan
gelombang sinyal carrier/pembawa.
11. Line 13
Perintah wm=cos(2*pi*fm*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal informasi.
12. Line 14
Perintah mt=Am*wm merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal informasi.
13. Line 15
Perintah y= ammod(mt,fc,Fs) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal DSB AM yang di modulasi.
14. Line 16
Perintah AM= (Ac+mt).*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal AM yang sudah di demodulasi.
15. Line 18
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,1) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel ct.
16. Line 22
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1 baris
1.
17. Line 24
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,2) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel mt.
18. Line 28
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada kolom
1 baris 2.
19. Line 30
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,3) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel AM.
20. Line 34
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada kolom 2
baris 1.
21. Line 36
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,4) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel y.
22. Line 40
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal demodulasi pada kolom 2
baris 2.
b. Sinyal Kotak

clc;
clear all;

Ac=2; %carrier amplitude


fc=20000; %carrier frequency
Am=3; %messsage signal amplitude
fm=2000; %message signal frequency
Fs=100*fc;

t=[0:1/Fs:0.002];
wc=square(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
AM=(Ac+mt).*wc;
z=AM.*wc;
[num,den]=butter(10,fc*2/Fs);
y=filtfilt(num,den,z);

figure();
subplot(2,2,1);
plot(t,ct,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Carrier (V)');

subplot(2,2,2);
plot(t,mt,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Informasi (V)');

subplot(2,2,3);
plot(t,AM,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Termodulasi(V)');

subplot(2,2,4);
plot(t,y,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi(V)');
Penjelasan tiap line :
1. Line 1
Perintah clc merupakan sebuah perintah ang digunakan untuk membersihkan
tampilan layar atau desktop pada saat program pertama kali dijalankan.
2. Line 2
Perintah clear all merupakan perintah yang digunakan untuk mneghapus semua
variabel dan nilai variabel ang sebelumnya sudah dibuat. Sehingga pada program
baru tidak ada variabel yang sama.
3. Line 4
Perintah Ac=2 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo pembawa.
4. Line 5
Perintah fc=20000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi pembawa.
5. Line 6
Perintah Am=3 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo informasi.
6. Line 7
Perintah fm=2000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi informasi.
7. Line 8
Perintah fs=100*fc merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai dari frekuensi sampling.
8. Line 10
Merupakan perintah untuk membuat interval waktu.
9. Line 11
Perintah wc=square (2*pi*fc*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal carrier/pembawa yang berbentuk kotak.
10. Line 12
Perintah ct=Ac*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang menjelaskan
gelombang sinyal carrier/pembawa.
11. Line 13
Perintah wm=cos(2*pi*fm*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal informasi.
12. Line 14
Perintah mt=Am*wm merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal informasi.
13. Line 15
Perintah AM= (Ac+mt).*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal AM yang di modulasi.
14. Line 16
Perintah z= AM.*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang menampung
nilai sinyal AM yang sudah di demodulasi.
15. Line 18
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,1) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel ct.
16. Line 22
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1 baris
1.
17. Line 24
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,2) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel mt.
18. Line 28
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada kolom
2 baris 1.
19. Line 30
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,3) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel AM.
20. Line 34
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada kolom 2
baris 1.
21. Line 36
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang dimasukkan.
Maksud dari perintah (2,2,4) adalah grafik yang akan kita buat akan menampilkan 2
kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari variabel y.
22. Line 40
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal demodulasi pada kolom 2
baris 2.
2. Fungsi masing-masing blok modul
a. DC Power Supply
DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus
listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas yang tetap yaitu Positif
dan Negatif untuk bebannya.
b. Funtion Generator
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang dapat membangkitkan
gelombang dalam bentuk sinus, persegi empat dan bentuk gelombang lainnya sesuai
dengan kebutuhan. Alat ini juga dapat menghasilkan frekuensi tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Dalam konteks ini Function Generator dapat diatur untuk membangkitkan
gelombang dengan frekuensi tertentu, ayunan gelombang sesuai kebutuhan, dan
penghasil frekuensi.
c. CF Transmitter
Cf transmitter 16khz training panel mempunyai fungsi yang dapat membangkitkan
multitude dari sinyal AM seperti side band AM, single side AM. Pengertian dari CF
transmitter sendiri adalah komponen yang terdiri dari dua channel FMUX system
d. DSB/SSB Receiver
DSB receiver dapat menerima sinyal AM, DSB maupun SSB. Berdasarkan
praktikum, DSB receiver juga berfungsi untuk mengembalikan sinyal hasil modulasi
DSB maupun SSB menjadi sinyal informasi, dengan kata lain DSB receiver juga
berfungsi sebagai demodulator.
3. Spektrum
No Keterangan Spektrum Hasil Gel. Sinus/Gel. Kotak
1 𝑉𝑐 = 3.36 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑐 = 16.10 𝑘𝐻𝑧
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
𝑉𝑚 𝑥 𝑉𝑐
Vpp =
2
2 𝑥 3.36
𝑉𝑝𝑝 =
2
𝑉𝑝𝑝 = 3.36
𝐿𝑆𝐵 = 𝑓𝑐 − 𝑓𝑚
𝐿𝑆𝐵 = 16.1 − 1
𝐿𝑆𝐵 = 15.1 𝑘𝐻𝑧
𝑈𝑆𝐵 = 𝑓𝑐 + 𝑓𝑚
𝑈𝑆𝐵 = 16.1 + 1
𝑈𝑆𝐵 = 17.1 𝑘𝐻𝑧
2 𝑉𝑐 = 3.36 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑐 = 16.10
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1.5 𝑘𝐻𝑧
𝑉𝑚 𝑥 𝑉𝑐
Vpp =
2
4 𝑥 3.36
𝑉𝑝𝑝 =
2
𝑉𝑝𝑝 =
𝐿𝑆𝐵 = 𝑓𝑐 − 𝑓𝑚
𝐿𝑆𝐵 = 16.1 − 1.5
𝐿𝑆𝐵 =
𝑈𝑆𝐵 = 𝑓𝑐 + 𝑓𝑚
𝑈𝑆𝐵 = 16.1 + 1.5
𝑈𝑆𝐵 =
3 𝑉𝑐 = 3.36 𝑉𝑝𝑝
No Keterangan Spektrum Hasil Gel. Sinus/Gel. Kotak
𝑓𝑐 = 16.10
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
𝑉𝑚 𝑥 𝑉𝑐
Vpp =
2
6 𝑥 3.36
𝑉𝑝𝑝 =
2
𝑉𝑝𝑝 =
𝐿𝑆𝐵 = 𝑓𝑐 − 𝑓𝑚
𝐿𝑆𝐵 = 16.1 − 2
𝐿𝑆𝐵 = 14.1 𝑘𝐻𝑧
𝑈𝑆𝐵 = 𝑓𝑐 + 𝑓𝑚
𝑈𝑆𝐵 = 16.1 + 2
𝑈𝑆𝐵 = 18.1 𝑘𝐻𝑧

4. Karakteristik sinyal hasil demodulasi AM


a. Frekuensi sinyal hasil demodulasi AM sama dengan sinyal informasi
b. Amplitudo dan frenkuensi sinyal hasil demodulasi AM lebih kecil daripada sinyal hasil
termodulasi. Hal ini dikarenakan sinyal hasil demodulasi merupakan sinyal hasil
termodulasi yang telah di filter, sehingga amplitudo dan frekuensi sinyal hasil
demodulasi lebih kecil dari sinyal hasil termodulasi

3.7 Kesimpulan
1. Proses Modulasi AM
2. Proses demodulasi AM
3. Karakteristik sinyal termodulasi AM

4. Karakteristik sinyal demodulasi AM


3.8 Referensi
Unkown, “Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM)” 2019. [Online]. Tersedia:
http://elektronika-dasar.web.id/modulasi-amplitudo-amplitude-modulation-am/ [Diakses tanggal:
2 November 2019]

ferdinf,“Pengertian Modulasi.[Online].Tersedia:https://www.slideshare.net/ferdinfadhil/materi-
amplitude-modulation-am [Diakses tanggal: 2 November 2019]

H.Albana, “BAB III PERANCANGAN SISTEM” 2007. [Online]. Tersedia: https://dspace


.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/242/05.3%20bab%203.pdf?sequence=7&isAllowed=y
[Diakses tanggal: 2 November 2019]

Anda mungkin juga menyukai