TELEKOMUNIKASI ANALOG
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... v
BAB II .......................................................................................................................................................... 1
AM-DSBSC & SSB ..................................................................................................................................... 1
2.1 Tujuan .......................................................................................................................................... 1
2.2 Alat & Bahan ............................................................................................................................... 1
2.3 Teori Dasar .................................................................................................................................. 1
2.4 Prosedur Percobaan.................................................................................................................... 4
2.4.1 Simulasi MATLAB ............................................................................................................. 4
2.4.1 Praktik ................................................................................................................................. 5
2.5 Hasil Percobaan .......................................................................................................................... 7
2.6 Analisis Hasil Percobaan .......................................................................................................... 15
2.7 Kesimpulan ................................................................................................................................ 22
2.8 Referensi .................................................................................................................................... 23
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 18 Sinyal Informasi 6 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi yang dihasilkan (atas), dan demodulasi yang
dihasilkan (bawah) ......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB II
2.1 Tujuan
Mengetahui dan memahami proses modulasi AM DSB-SC
Mampu mengetahui karakteristik modulasi AM DSB-SC
Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM DSB-SC
Mengetahui dan memahami proses modulasi AM SSB
Mampu mengetahui karakteristik modulasi AM SSB
Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM SSB
1
t yang frequency dan phasa nya sama dengan yang dihasilkan oleh oscillator pada
pemancar (Synchronous Demodulation/Detection) (Coherent detection)
b. Karakteristik AM DSB-SC
Merupakan sinyal yang sebenarnya hampir sama dengan sinyal AM DSB FC, hanya saja
komponen dihilangkan. Jika dilihat dalam komponen domain frekuensi, nilai dari daya
dari frekuensi carriernya ditekan sehingga dianggap bernilai 0. Sehingga AM DSB SC
dapat menghemat daya hingga 66.7% dari total daya yang ditansmisikan.
c. Spektrum Sinyal AM DSB-SC
2
Penguatan untuk pemancar SSB dilakukan dengan penguat yang bekerja pada kelas
A, AB, atau kelas B ( linier amplifier ), hal ini disebabkan karena sinyal SSB
menghendaki linieritas pada bentuk envelopnya. Sedangkan penguat yang bekerja pada
kelas C bukanlah suatu penguat linier, karena penguat klas C lebih bersifat sebagai
penguat switching, oleh sebab itu penguat kelas C tidak cocok apabila digunakan sebagai
penguat sinyal SSB, walaupun efesiensinya lebih tinggi dibandingkan dengan penguat
lainya.
Sebenarnya penguat linier dapat diguankan untuk penguatan sinyal-sinyal FM, AM.
Tetapi karena sinyal-sinyal tersebut tidak menghendaki linieritas envelopnya, disamping
itu karena linier amplifier efesiensinya hanya rendah saja, maka linier amplifier tidak
lazim digunakan untuk menguati sinyal-sinyal tersebut. Biasanya sinyal-sinyal tersebut
diperkuat dengan menggunakan penguat kelas C yang jauh lebih tinggi efesiensinya.
Penggunaan pemancar SSB secara murni pada stasiun Broadcast tidak pernah kita
temui. Tetapi secara tidak langsung dapat kita temui pada pemancar dengan mode FM
Stereo . Pada pemancar FM Stereo dapat kita temui DSBSC ( Double Side Band-
Suppressed Carrier), yaitu sejenis AM tetapi carriernya praktis menjadi nol. DSBSC pada
pemancar FM-Stereo ini digunakan sebagai subchanel multiplexer dengan sub-carrier 38
Khz.
f. Karakteristik AM SSB
Sinyal AM SSB mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan sinyal AM
DSB SC hanya aja dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua sideband yang
dipancarkan.Hal ini bertujuan untuk efisiensi bandwidth.
Dalam pembentukanya, sinyal AM SSB juga hampir sama dengan AM DSB SC
namun dengan menekan salah satu sideband dengan menggunakan filter, sehingga akan
dihasilkan sinyal SSB-LSB dan sinyal SSB-USB. maka dengan demikian akan
menghemat daya hingga 83.3% dari daya total yang ditransmisikan.
g. Spektrum Sinyal AM SSB
3
h. Aplikasi Modulasi AM SSB
Sistem pesawat radio jenis SSB adalah jenis komunikasi yang memakai frekuensi
HF(3 – 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu sisi band, baik itu sisi
band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah LSB (low side band). Biasanya
untuk efesiensi daya yang dipancarkan, maka daya pembawa (carrier) ditekan, sehingga
disebut SSB-supressed carrier (SSBSC).
Dalam kondisi tertentu pada satu frekuensi pembawa (freq. Carrier) dapat digunakan
untuk komunikasi dua chanel yaitu USB dan LSB.Karena sinyal informasi memodulasi
carrier secara AM, maka pengaruh noise pada saluran (media udara) pada sinyal AM
yang diterima akan sangat besar. Sehingga kualitas suaranya kurang baik. Hal ini dapat
dikurangi dengan mengatur frekuensi secara lebih teliti yaitu dengan menggunakan
fasilitas”clarifier” pada pesawat SSB.
Upaya lain adalah dengan mengatur jadwal komunikasi (time scedule) dimana
dipilih saat-saat yang tepat untuk berkomunikasi sebab kondisi atmosfeer selalu berubah.
Untuk keperluan jangkauan komunikasi perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut :
a) Frekuensi yang digunakan, karena tiap frekuensi berbeda jarak jangkauannya.
b) Bentuk antena disesuaikan dengan pola radiasi yang diiinginkan, apakah
directional atau omni-directional.
Hal-hal yang perlu diingat bahwa ”komunikasi yang baik bukan berarti
jangkauannya jauh, tetapi tepat sasaran”. Apalah artinya kalau pesawat dengan daya
pancar besar, tetapi lawan bicara kita tidak dapat dihubungi, bahan mengaggu pihak lain
karena tertutup oleh sinyal yang kita kirim.
4
3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek
perubahan amplitudo sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
2.4.1.2 AM SSB
1. Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses
simulasi modulasi dan demodulasi AM SSB. Tampilkan sinyal carrier,
informasi, sinyal termodulasi, dan sinyal hasil demodulasi!
2. Ubah nilai amplitudo dan frekuensi sinyal informasi sesuai dengan Tabel 2.2
3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek
perubahan amplitudo dan frekuensi sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
2.4.1 Praktik
2.4.2.1 AM DSB-SC
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitter 20kHz, serta
DSB receiver secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar 15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek
oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi DSB
5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp dan
frekuensi 2 kHz
7. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter
8. Letakkan channel 2 osiloskop di output CF transmitter
9. Amati sinyal yang dihasilkan
10. Hubungkan output CF transmitter ke input DSB receiver
11. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output DSB receiver
12. Amati sinyal yang dihasilkan
13. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 2.3. Ulangi langkah 7-12!
5
2.4.2.2 AM SSB
1. Siapkan alat dan bahan
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp dan
frekuensi 2 kHz
7. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter
11. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output SSB receiver sebelum bandpass
filter
13. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output SSB receiver setelah bandpass
filter
15. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 2.4. Ulangi langkah 7-14!
6
2.5 Hasil Percobaan
Tabel 2.1 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Simulasi
No Keterangan Gambar Sinyal
1 Sinyal carrier
𝑉𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑇 = 0.001
1 1
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = =
𝑇 0.001
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧
7
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑉𝑝𝑝
1 1
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 𝑇 = 0.0005
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑘𝐻𝑧
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6.005 𝑉𝑝𝑝
𝑇 = 0.00025
1 1
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = =
𝑇 0.00025
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑘𝐻𝑧
8
Tabel 2.2 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Simulasi
No Keterangan Gambar Sinyal
1 Sinyal carrier
𝑉𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2.002 𝑉𝑝𝑝
𝑇 = 0.001
1 1
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = =
𝑇 0.001
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4.002 𝑉𝑝𝑝
𝑇 = 0.0005
1 1
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = =
𝑇 0.0005
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑘𝐻𝑧
9
Gambar 9 Sinyal Informasi 4 𝑉𝑝𝑝 (atas), termodulasi
yang dihasilkan (tengah), dan demodulasi yang
dihasilkan (bawah)
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6.002 𝑉𝑝𝑝
𝑇 = 0.00025
1 1
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = =
𝑇 0.00025
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑘𝐻𝑧
10
Gambar 11 Sinyal Carrier yang Dihasilkan
Osilloscope
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1𝑘𝐻𝑧
Sinyal termodulasi
𝑓𝐷𝑆𝐵𝑆𝐶 = 19.23 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.44 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2𝑘𝐻𝑧
Sinyal termodulasi
𝑓𝐷𝑆𝐵𝑆𝐶 = 19.23 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2.48 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2.082 𝑘𝐻𝑧
11
Gambar 14 Sinyal Informasi 4 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi
yang dihasilkan (atas), dan demodulasi yang
dihasilkan (bawah)
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4𝑘𝐻𝑧
Sinyal termodulasi
𝑓𝐷𝑆𝐵𝑆𝐶 = 19.23 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 800 m𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4.348 𝑘𝐻𝑧
12
Tabel 2.4 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Praktik
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1𝑘𝐻𝑧
Sinyal termodulasi
𝑓𝐷𝑆𝐵𝑆𝐶 = 20.83 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.103 𝑘𝐻𝑧
13
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2𝑘𝐻𝑧
Sinyal termodulasi
𝑓𝐷𝑆𝐵𝑆𝐶 = 20.83 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1.76 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2.076 𝑘𝐻𝑧
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4𝑘𝐻𝑧
Sinyal termodulasi
𝑓𝐷𝑆𝐵𝑆𝐶 = 20.83 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 320 mV𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑘𝐻𝑧
14
Gambar 19 Sinyal Informasi 6 𝑉𝑝𝑝 & termodulasi
yang dihasilkan (atas), dan demodulasi yang
dihasilkan (bawah)
t=[0:1/Fs:0.003];
wc=cos(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
y=ammod(mt,fc,Fs);
z=amdemod(y,fc,Fs);
subplot(4,1,1);
plot(t,mt,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Message Signal (V)');
subplot(4,1,2);
plot(t,ct,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Carrier Signal (V)');
subplot(4,1,3);
15
plot(t,y,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Termodulasi(V)');
subplot(4,1,4);
plot(t,z,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi(V)');
16
9. Line 11 :
Perintah wc=cos(2*pi*fc*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal carrier/pembawa.
10. Line 12 :
Perintah ct=ac*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal carrier/pembawa.
11. Line 13 :
Perintah wm=cos(2*pi*fm*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal informasi.
12. Line 14 :
Perintah mt=am*wm merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal informasi.
13. Line 15 :
Perintah y= ammod(mt,fc,fs) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal dsb am yang di modulasi.
14. Line 16 :
Perintah z= amdemod(y,fc,fs) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal dsb am yang sudah di demodulasi.
15. Line 18 :
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,1) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel mt.
16. Line 22 :
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1.
17. Line 24 :
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,2) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel ct.
18. Line 28 :
17
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada
kolom 2.
19. Line 30 :
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,3) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel y.
20. Line 34 :
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada kolom
3.
21. Line 36 :
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,4) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel z.
22. Line 40 :
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal demodulasi pada kolom
4.
b) AM SSB
clc;
clear all;
t=[0:1/Fs:0.003];
wc=cos(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
y=ssbmod(mt,fc,Fs,0,'upper');
z=ssbdemod(y,fc,Fs);
subplot(4,1,1);
plot(t,mt,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
18
ylabel('Message Signal (V)');
subplot(4,1,2);
plot(t,ct,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Carrier Signal (V)');
subplot(4,1,3);
plot(t,y,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Termodulasi(V)');
subplot(4,1,4);
plot(t,z,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi(V)');
Penjelasan tiap line :
1. Line 1:
Perintah clc merupakan sebuah perintah ang digunakan untuk membersihkan
tampilan layar atau desktop pada saat program pertama kali dijalankan.
2. Line 2 :
Perintah clear all merupakan perintah yang digunakan untuk mneghapus semua
variabel dan nilai variabel ang sebelumnya sudah dibuat. Sehingga pada program
baru tidak ada variabel yang sama.
3. Line 4 :
Perintah ac=2 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo pembawa.
4. Line 5 :
Perintah fc=2000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi pembawa.
5. Line 6 :
Perintah am=1 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo informasi.
6. Line 7 :
Perintah fm=1000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi informasi.
19
7. Line 8 :
Perintah fs=100*fc merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai dari frekuensi sampling.
8. Line 10 :
Merupakan perintah untuk membuat interval waktu.
9. Line 11 :
Perintah wc=cos(2*pi*fc*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal carrier/pembawa.
10. Line 12 :
Perintah ct=ac*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal carrier/pembawa.
11. Line 13 :
Perintah wm=cos(2*pi*fm*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal informasi.
12. Line 14 :
Perintah mt=am*wm merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal informasi.
13. Line 15 :
Perintah y= ssbmod(mt,fc,fs,0,’upper’) merupakan perintah untuk membuat
variabel yang menampung nilai sinyal ssb am yang di modulasi.
14. Line 16 :
Perintah z= ssbdemod(y,fc,fs) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal ssb am yang sudah di demodulasi.
15. Line 18 :
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,1) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel mt.
16. Line 22 :
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1.
17. Line 24 :
20
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,2) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel ct.
18. Line 28 :
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada
kolom 2.
19. Line 30 :
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,3) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel y.
20. Line 34 :
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada kolom
3.
21. Line 36 :
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (4,1,4) adalah grafik yang akan kita buat akan
menampilkan 4 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar dari
variabel z.
22. Line 40 :
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal demodulasi pada kolom
4.
b. Fungsi masing-masing komponen blok modul
a) DC Power Supply
DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan maupun arus
listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas yang tetap yaitu
Positif dan Negatif untuk bebannya.
b) Funtion Generator
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang dapat membangkitkan
gelombang dalam bentuk sinus, persegi empat dan bentuk gelombang lainnya sesuai
21
dengan kebutuhan. Alat ini juga dapat menghasilkan frekuensi tertentu sesuai dengan
kebutuhan. Dalam konteks ini Function Generator dapat diatur untuk membangkitkan
gelombang dengan frekuensi tertentu, ayunan gelombang sesuai kebutuhan, dan
penghasil frekuensi.
c) CF Transmitter
Cf transmitter 16khz training panel mempunyai fungsi yang dapat membangkitkan
multitude dari sinyal AM seperti side band AM, single side AM. Pengertian dari CF
transmitter sendiri adalah komponen yang terdiri dari dua channel FMUX system
d) DSB/SSB Receiver
DSB receiver dapat menerima sinyal AM, DSB maupun SSB. Berdasarkan
praktikum, DSB receiver juga berfungsi untuk mengembalikan sinyal hasil modulasi
DSB maupun SSB menjadi sinyal informasi, dengan kata lain DSB receiver juga
berfungsi sebagai demodulator.
c. Karakteristik sinyal hasil termodulasi AM DSB-SC & SSB
Dari percobaan kali ini dapat dilihat hasil sinyal termodulasi AM DSB-SC dan SSB
memiliki karakteristik yang dimana frekuensi hasil sinyal termodulasi tidak berubah-
ubah atau tetap memiliki nilai yang sama. Hal tersebut bisa dilihat dari tabel hasil
simulasi dan praktik.
d. Spektrum sinyal termodulasi AM DSB-SC & AM SSB
Dari percobaan kali ini dapat dilihat dari teori AM DSB-SC dan SSB memiliki
spektrum frekuensi yang berbeda, yang dimana AM DSB-SC akan memunculkan
kedua sideband USB dan LSB sehingga memiliki 2x bandwidth sedangkan AM SSB
hanya akan memunculkan salah satu sidebannya USB atau LSB sehingga memiliki
bandwidth yang efisien.
2.7 Kesimpulan
1. Modulasi AM DSB SC adalah suatu modulasi yang dibuat untuk mengatur agar
amplitudo sinyal carrier pada spektrum frekuensi ditekan menjadi 0 .
2. Modulasi AM DSB SC menghasilkan sinyal output termodulasi yaitu LSB (Fc-Fm) dan
USB (Fc+Fm) yang menyampaikan komponen pesan yang sama.
22
3. Hasil sinyal demodulasi pada hasil simulasi sama dengan sinyal informasi sehingga
Vdemod = Vm dan Fdemod=Fm .
4. Hasil sinyal demodulasi pada praktikum memiliki perbedaan yang cukup significant
pada nilai Vdemod dengan Vm sinyal informasi, namun fdemod= fm. Perbedaan ini
disebabkan oleh adanya resistansi beban pada alat ukur, galat instrumen dan kesalahan
pembacaan alat ukur.
5. Frekuensi DSB SC pada hasil praktikum mengikuti frekuensi pada carriernya sehingga
FDSB SC = Fc.
6. Proses Demodulasi merupakan proses pembentukan kembali sinyal informasi dari
sinyal carier yang sebelumnya telah termodulasi
2.8 Referensi
Furwadi Rider, “Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am” 2015. [Online]. Tersedia:
https://www.slideshare.net/FURWADI/modul-02-konsep-modulasi-modulasi-analog-am.
[Diakses tanggal: 14 Oktober 2019]
23
24