Saluran Transmisi
Kelompok 1
I. Tujuan :
Suatu saluran yang tidak mach (beban saluran ≠ nilai Zo saluran). Pada titik
beban akan terjadi pemantulan gelombang baik tegangan maupun kuat arus. Besar
tegangan/arus yang dipantulkan tergantung kepada perbedaan antara nilai beban
dan Zo saluran. Makin besar perbedaannya makin besar pula gelombang yang
dipantulkan. Sesuai dengan rumus ρ = (ZL - Zo)/ (ZL + Zo), bila saluran dibiarkan
terbuka maka akan terjadi pemantulan sempurna (semua tegangan maju dipantulkan
ke sumber tegangan).
Dengan demikian tegangan yang diukur pada saluran tersebut merupakan
penjumlahan dua buah gelombang yaitu gelombang maju dan gelombang pantul.
Menurut Sinnema(1988), distribusi tegangan pada saluran yang terbuka adalah
mengikuti fungsi cosinus sebagaimana dirumuskan E = jlR*Zo sin (2π/λ)/d dimana
d adalah panjang saluran dengan referensi beban.
V. Prosedur Percobaan
5.1 Rangkai perangkat seperti dalam diagram rangkaian, ujung saluran dibuka.
Atur Generator Fungsi VI = 2 Vpp dan frekuensi diberikan dalam tabel.
Gunakan probe 10:1 pada Oscilloscope.
Kanal kiri (YI (1 V/div; 10:1)) ke MPI.
Kanal kanan (Y2 (1 - 2 V/div; 10:1)) ke MP2 sampai MP4 berurutan.
TB diatur sesuai dengan keperluan.
Ground Oscilloscope dan Generator dihubungkan ke MPIO. Isi tabel tersebut
Pertahankan Vi = 2 Vpp untuk setiap kenaikkan frekuensi.
5.2 YI ke MPI sebesar 2 vpp.
Y2 ke MP5.
Atur frekuensi agar MP5 mencapai maksimum. Catat frekuensinya. Distribusi
gelombang apa yang terjadi ?
5.3 Pengukuran dengan instrumentasi bebas pertahanan.
Atur U1 = - 10 dB.Lakukan pengukuran pada MP1 dan MP5 dengan ground
dihubungkan ke titik menyertainya, yakni 1 dan 10, 2 dan 9, dan seterusnya.
5.4 Dari data yang saudara peroleh, bagaimana tanggapan tegangan pada saluran
ujung buka ? Kapan tegangan maksimum terjadi ?
Pada frekuensi berapa transfer 1:1 ( tegangan pada s-end = tegangan pada r-
end) diharapkan terjadi ?
VI. Hasil Percobaan
6.1 Hasil Percobaan prosedur 5.1 (data pengukuran dengan osiloskop)
6.3 Hasil Percobaan prosedur 5.3 (pengukuran dengan meter bebas pentanahan)
Chart Title
0
10 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1 1.1 1.2 1.3 1.37
-10kHz kHz kHz kHz kHz kHz kHz kHz kHz kHz MHz MHz MHz MHz MHz
-20
Tegangan (dB)
-30
-40
-50
-60
-70
-80
-90
Frekuensi
VII. Analisa
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan:
Untuk langkah 5.1 , data yang kami dapat adalah pada frekuensi 10 kHz sampai
dengan 200 kHz mulai dari MP1 sampai dengan MP5 mengalami kenaikan
tegangan yang proporsional, dan mengalami penurunan tegangan pada MP6. Hal
berbeda terjadi pada frekuensi 300 kHz, mulai dari MP1 sampai MP4 mengalami
kenaikan tegangan yang cukup signifikan, dan tegangan turun pada MP5 sampai
dengan MP6. Sedangkan untuk frekuensi 400 kHz sampai 500 kHz mengalami
penurunan tegangan mulai dari MP1 sampai dengan MP6.
Untuk langkah 5.2, kami mendapatkan data bahwa tegangan tertinggi pada MP5
adalah sebesar 10,6 Vpp pada frekuensi 270 kHz. Tegangan minimun pada ujung
saluran dan maksimum pada ujung saluran, maka menghasilkan distribusi
gelombang ¼ λ.
Untuk langkah 5.3, data yang kami dapatkan adalah pada frekuensi 10 kHz, pada
MP 1 ke MP5 mengalami cenderung tetap atau tidak terjadi penguatan ataupun
pelemahan. Pada frekuensi 100 kHz sampai dengan 600 kHz di MP2 sampai MP6
cenderung mengalami penguatan. Kemudian, pada frekuensi 700 kHz sampai 1
MHz pada MP1 sampai MP3 cenderung mengalami pelemahan namun pada MP4
sampai dengan MP5 relatif mengalami penguatan ( fluktuasi tegangan ). Sedangkan
pada frekuensi 1.1 MHz sampai 1.37 Mhz saat MP1 sampai MP2 mengalami
penguatan, MP3 mengalami pelemahan dan MP4 sampai MP5 cenderung
mengalami penguatan kembali.
Untuk langkah 5.4, data yang kami dapat berdasarkan percobaan adalah tegangan
maksimum terjadi di frekuensi 270 kHz sedangkan untuk tegangan minimun terjadi
pada frekuensi 800 Khz, transfer 1:1 ( tidak ada gelombang yang dipantulkan)
terjadi pada frekuensi 400 - 1370 kHz. Maka pada transfer 1:1 terjadi match.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah saya lakukan di atas dan setelah menghitung dan
menganalisa hasil percobaan, maka saya mempunyai kesimpulan sebagai berikut :
Saluran yg memiliki ujung beban dengan impedansi yg tidak sama dengan
impedansi saluran akan menyebabkan terjadinya gelombang pantul.
Pada saluran transmisi open sirkuit, arus pada ujung saluran menjadi minimum
sedangkan untuk tegangannya menjadi maksimum dan pergeseran sinyal
masuk sebesar ¼ λ dati ujung buka. Sedangkan gelombang pantulnya sebesar
90⁰ setelah memasuki titik ujung sehingga fasa dari kedua sudut ini adalah
180⁰, pada titik ini tegangannya akan menjadi 0 atau mendekati 0.
Daya dan tegangan maksimum pada ujung saluran terbuka akan terjadi pada
saat distribusi gelombang λ/4. Pada percobaan terjadi pada frekuensi 270 Khz
di MP5 sebesar 10,6 Vpp
Semakin tinggi frekuensi akan mengakibatkan tegangan pantul.
IX. Lampiran
MP5 MP6
MP1 MP2
200
kHz MP5 MP6
MP 2 MP5
300
kHz
MP 2 MP 5
400
kHz
500 MP 2 MP 5
kHz
100
kHz
300
kHz
500
kHz
700
kHz
900
kHz
1 MP 2 MP 5
MHz
MP 2 MP 5
1,1
MHz
1,2 MP 2 MP 5
MHz
MP 2 MP 5
1,3
MHz
1,37 MP 2 MP 5
MHz
PERCOBAAN 3
PENGUKURAN TEGANGAN SALURAN KOAKSIAL SEPADAN
I. Tujuan
1.1 Mengukur tanggapan tegangan terhadap frekuensi, dengan Oscilloscope
dan bebas pentanahan.
1.2 Menentukan pelemahan kabel
1.3 Menentukan batas frekuensi saturan.
U1
a = 20 log ( )
U2
dalam dB, biasanya dinyatakan dalma dB / m
V. Prosedur Percobaan
5.1 Rangkai seperti diagram rangkaian. Bebani saluran dengan resistor 60 Q,
seperti hasil yang didapatkan datam percobaan pertama.
5.2 Atur Generator UI sebesar 2 Vpp dan berikan ke MP 1 dan MP 10 pada
frekuensi yang diberikan dalam tabel. Atur UI bila perlu.
Posisi Oscilloscope :
Yl : (1 V/div, 10:1) ke MPI/IO.
Y2 : (1 V - 50 mV/div, 10:1) ke MP2 ampai MP9 (110).
TB diatur sesuai dengan keperluan.
Buat kesimpulan dari tabel.
5.3 Ulangi pengukuran dengan meter, bebas pentanahan.
UI = O dB = 0,775 = 2,18 vpp= konstan
5.4 Tentukan pelemahan kabel dari nilai yang terukur pada frekuensi 10 kHz, 100
kHz, dan 200 kHz pada MP5/6.
5.5 Tentukan batas frekuensi kabel.
2.5
2
1.5
1
0.5
0
10 100 200 300 400 500 700
Frekuensi (kHz)
-2
tegangan (db)
-3
-4
-5
-6
-7
-8
frekuensi
VIII. Kesimpulan
Semakin tinggi frekuensi yang diewatkan, maka pelemahan akan semakin
besar.Dikarenakan selain efek kulit,juga disebabkan karena rangkaian
ekivalen kabel koaksial yang mirip dengan LPF sehingga memiliki frekuensi
batas dimana amplitude frekuensi dilemahkan.
Nilai tegangan yang diukur dari MP1-MP5 dengan osiloskop maupun meter
bebas pentanahan memiliki hasil yang berbanding terbalik.Jika kabel semakin
panjang maka terjadi pelemahan yang semakin besar dan mengakibatkan
tegangan pada ujung kabel mengecil.
Pelemahan yang terjadi di sepanjang saluran dapat disebabkan oleh rugi –
rugi radiasi maupun rugi-rugi tembaga.
IX. Lampiran
Tabel gambar 5.1
F
Gambar
(kHz)
MP 1 MP 5
10
100 MP 1 MP 5
MP 1 MP 5
200
MP 1 MP 5
300
MP 1 MP 5
400
MP 1 MP 5
500
700 MP 1 MP 5
Tabel gambar 5.2
F Gambar
MP 1 MP 5
10
kHz
MP 1 MP 5
100
kHz
200 MP 1 MP 5
kHz
MP 1 MP 5
300
kHz
MP 1 MP 5
400
kHz
500 MP 1 MP 5
kHz
MP 1 MP 5
600
kHz
700 MP 1 MP 5
kHz
MP 1 MP 5
800
kHz
900 MP 1 MP 5
kHz
1 MP 1 MP 5
MHz
MP 1 MP 5
1,1
MHz
1,2 MP 1 MP 5
MHz
1,3 MP 1 MP 5
MHz
MP 1 MP 5
1,37
MHz