Kelompok 2 Kelas TT 1B
Anggota Kelompok:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Praktikum
Telekomunikasi Analog dan Digital. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Modulasi AM, DSB-SC, SSB-SC” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, laporan
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
Daftar Gambar 6
Daftar Tabel 8
LEMBAR PERSETUJUAN 9
BAB I 10
1.1 Tujuan 10
1.2 Alat dan Bahan 10
1.3 Teori Dasar 10
1.3.1 Pengertian Modulasi Amplitudo 10
1.3.2 Sinyal Informasi, Carrier dan Termodulasi 11
1.3.3 Proses Modulasi Amplitudo 12
Proses modulasi amplitude yang diubah dalam penggunaannya adalah amplitude. Jika amplitude antara
sinyal informasi yang satu dengan yang lain berbeda, maka hasil sinyal termodulasi pun berbeda. Hal
ini bisa dilihat pada table hasil praktikum. 12
1.3.4 Spektrum Sinyal AM 13
1.3.5 Perhitungan Indeks Modulasi 13
1.3.6 Aplikasi Modulasi Amplitudo 16
1.4 Prosedur Percobaan 17
1.4.1 Teori 17
1.4.2 Simulasi MATLAB 17
1.4.3 Praktik 18
1.5 Hasil Percobaan 19
Table 1 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM secara Manual 19
Table 2 Gambar Simulasi MATLAB Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM 22
Table 3 Data Hasil Praktikum Modulasi Amplitudo Dengan Osiloskop 25
1.6 Analisis Hasil Praktikum 28
Table 4 Hasil Perhitungan Indeks Modulasi 30
1.7 Kesimpulan 31
BAB II 33
2.1 Tujuan 33
2.2 Alat dan Bahan 33
2.3 Teori Dasar 33
3
2.3.1 Prinsip kerja modulasi AM DSB-SC 33
2.3.2 Karakteristik AM DSB-SC 33
2.3.3 Spektrum sinyal AM DSB-SC 34
2.3.4 Aplikasi modulasi AM DSB-SC 34
2.3.5 Prinsip kerja modulasi AM SSB 34
2.3.6 Karakteristik AM SSB 35
2.3.7 Spektrum sinyal AM SSB 35
2.3.8 Aplikasi modulasi AM SSB 35
2.4 Prosedur Percobaan 35
2.4.1 Simulasi MATLAB 35
2.4.1.1 AM DSB-SC 35
2.4.1.2 AM SSB 35
2.4.2 Praktik 36
2.4.2.1 AM DSB-SC 36
2.4.2.2 AM SSB 36
2.5 Hasil Percobaan 37
Table 5 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Simulasi 37
Table 6 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Simulasi 38
Table 7 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Praktik 40
Table 8 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Praktik 43
2.6 Analisis dan Hasil Praktikum 46
2.6.1 Script matlab yang digunakan dan penjelasan masing-masing line nya 46
2.6.2 Fungsi masing-masing komponen blok modul yang digunakan dalam praktikum. 48
2.6.3 Karakteristik sinyal hasil termodulasi AM DSB-SC & SSB 51
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat dilihat hasil sinyal termodulasi AM DSB-SC dan SSB
memiliki nilai yang hampir sama seperti hasil simulasi MATLAB, hanya berbeda angka sedikit saja.
Perbedaan ini mungkin terjadi karena ketelitian alat maupun pengguna yang kurang. 51
2.7. Kesimpulan 51
Daftar Pustaka 52
BAB III 53
3.1 Tujuan 53
3.2 Alat dan Bahan 53
3.3 Teori Dasar 53
3.4 Prosedur Percobaan 54
3.4.1 Simulasi MATLAB 54
4
3.4.2 Praktik 55
3.5 Hasil Percobaan 56
Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Praktik 57
3.6 Analisis Hasil Praktikum 60
BAB IV MODULASI FREKUENSI 6
4.1 Tujuan 6
4.2 Alat dan Bahan 6
4.3 Teori Dasar 6
4.4 Prosedur Percobaan 1
B. Menentukan Nilai Konstanta Modulasi 2
4.5 Hasil Percobaan 3
4.6 Analisis Hasil Percobaan 6
4.7 Kesimpulan 8
5
Daftar Gambar
Gambar 1 Sinyal Modulasi Amplitudo (AM) 11
Gambar 2 Sinyal Informasi, Sinyal Carrier dan Sinyal Termodulasi AM 12
Gambar 3 Spektrum Sinyal AM 13
Gambar 4 m = 0 13
Gambar 5 m = 0,5 14
Gambar 6 m = 1 14
Gambar 7 m = 1,5 14
Gambar 8 Perhitungan Indeks Modulasi 15
Gambar 9 Rangkaian Modul Percobaan Modulasi Amplitudo 18
Gambar 10 Sinyal Carrier 19
Gambar 11 Sinyal informasi 1 19
Gambar 12 Sinyal Termodulasi 1 19
Gambar 13 Sinyal informasi 2 20
Gambar 14 Sinyal Termodulasi 2 20
Gambar 15 Sinyal informasi 3 21
Gambar 16 Sinyal Termodulasi 3 21
Gambar 17 Sinyal Carrier Matlab 21
Gambar 18 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 1 22
Gambar 19 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 2 22
Gambar 20 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 3 23
Gambar 21 sinyal carier pada Osiloskop 23
Gambar 22 sinyal carier pada Osiloskop Mode XY 23
Gambar 23 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi YT 1 24
Gambar 24 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi XY 1 24
Gambar 25 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi YT 2 24
Gambar 26 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi XY 2 24
Gambar 27 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi YT 3 25
Gambar 28 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi XY 3 25
Gambar 29 Power Supply 25
Gambar 30 Generator Fungsi 26
Gambar 31 Modul CF Transmitter 20KHz 26
Gambar 32 Spektrum sinyal AM DSB-SC https://slideplayer.info/slide/12361100/ 31
Gambar 33 Spektrum sinyal AM DSB-SC https://www.slideshare.net/FURWADI/modul-02-konsep-
modulasi-modulasi-analog-am 31
Gambar 34 Spektrum sinyal AM SSB https://slideplayer.info/slide/12361100/ 32
Gambar 35 Sinyal Carrier DSB-SC 34
Gambar 36 Sinyal Termodulasi DSB-SC 1. 34
Gambar 37 Gambar Termodulasi DSB-SC 2. 34
Gambar 38 Gambar Termodulasi DSB-SC 3. 35
Gambar 39 Gambar Sinyal Carrier AM SSB 35
Gambar 40 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 1. 35
Gambar 41 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 2. 36
Gambar 42 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 3. 36
Gambar 43 Sinyal Carrier Praktik DSB-SC 1. 36
Gambar 44 Sinyal Informasi DSB-SC 2. 37
6
Gambar 45 Sinyal Informasi DSB-SC 3. 37
Gambar 46 Sinyal Informasi DSB-SC 4. 37
Gambar 47 Sinyal Informasi DSB-SC 5. 38
Gambar 48 Sinyal Informasi DSB-SC 6. 38
Gambar 49 Sinyal Informasi DSB-SC 7. 38
Gambar 50 Hasil Percobaan Sinyal Carrier SSB 1. 39
Gambar 51 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 2. 39
Gambar 52 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 3. 39
Gambar 53 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 4. 40
Gambar 54 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 5. 40
Gambar 55 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 6. 40
Gambar 56Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 7. 41
Gambar 57 Power Supply 43
Gambar 58 Generator Fungsi 43
Gambar 59 Modul CF Transmitter 20KHz 44
Gambar 60 Spektrum Sinyal AM 47
Gambar 61 Sinyal Carrier Sinusoida 1 49
Gambar 62 Sinyal Carrier Kotak 1 49
Gambar 63 Sinyal Carrier Sinusoida 2 50
Gambar 64 Sinyal Carrier Kotak 2 50
Gambar 65 Sinyal Carrier Sinusoida 3 50
Gambar 66 Sinyal Carrier Kotak 3 50
Gambar 67 Sinyal Carrier Sinusoida 4 50
Gambar 68 Sinyal Carrier Kotak 4 50
Gambar 69 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 1 51
Gambar 70 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 1 51
Gambar 71 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 2 51
Gambar 72 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 3 51
Gambar 73 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 2 51
Gambar 74 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 3 51
Gambar 75 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 4 52
Gambar 76 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 5 52
Gambar 77 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 4 52
Gambar 78 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 5 52
Gambar 79 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 5 52
Gambar 80 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 7 52
Gambar 81 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 6 52
Gambar 82 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 7 52
Gambar 83 Power Supply 56
Gambar 84 Generator Fungsi 56
Gambar 85 Modul CF Transmitter 16KHz 57
Gambar 86 DSB receiver 58
Daftar Tabel
Table 1 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM secara Manual 18
Table 2 Gambar Simulasi MATLAB Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM 22
7
Table 3 Data Hasil Praktikum Modulasi Amplitudo Dengan Osiloskop 24
Table 4 Hasil Perhitungan Indeks Modulasi 29
Table 5 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Simulasi 35
Table 6 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Simulasi 36
Table 7 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Praktik 37
Table 8 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Praktik 40
Table 10 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Simulasi 51
Table 12 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Praktik 53
Table 13 Perbandingan nilai simulasi dan nilai praktikum percobaan 3 62
8
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui isi laporan ini
LAPORAN PRAKTIKUM
TELEKOMUNIKASI ANALOG
PROGRAM STUDI
TEKNIK TELEKOMUNIKASI
Disusun Oleh :
Kelompok : 3 ( TIGA )
Kelas : 1B – D3TT
Menyetujui,
9
BAB I
INDEKS MODULASI AM
1.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal carrier, sinyal informasi, dan
sinyal termodulasi
2. Mengetahui dan memahami proses modulasi amplitudo
3. Mampu menghitung indeks modulasi amplitude
1
http://irham93.blogspot.com/2013/06/macam-macam-ampitudo-modulasi-am.html
10
Gelombang AM mengalir dekat dengan tanah pada siang hari dan semakin
tinggi ke angkasa pada malam hai, yang artinya sulit untuk mendapatkan radius
penyiaran selama jam siang. AM juga mudah terhalang oleh bangunan tinggi.
AM mempunyai jenis-jenis modulasi sebagai berikut:
2
http://jarkomsuyanto.blogspot.com/2017/12/sinyal-am-dan-bentuk-sinyal-modulasi.html
11
Gambar 2 Sinyal Informasi, Sinyal Carrier dan Sinyal Termodulasi AM
12
1.3.4 Spektrum Sinyal AM
pembawa
LSB fm fm USB
fc-fm fc fc+fm
dimana Pc adalah daya sinyal pembawa
Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan
mengalikan m dengan 100%.
Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:
- ketika m = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier
(sebelum modulasi)
Gambar 4 m = 0
3
http://sahirulalam.blogspot.com/2013/02/amplitude-modulation-am.html
13
- ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata.
Resultan gelombang semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.
Gambar 5 m = 0,5
Gambar 6 m = 1
Gambar 7 m = 1,5
Perhitungan Indeks Modulasi
14
Gambar 8 Perhitungan Indeks Modulasi
Sumber Gambar : http://sahirulalam.blogspot.com/2013/02/amplitude-modulation-am.html
Dari gambar sinyal termodulasi di atas,
(1)
(2)
dengan persamaan 1 dan 2 di atas, maka persamaan 3 dapat dijabarkan menjadi,
(3)
16
Fs=100*fc; %sampling rate/frequency, the higher the better
1.4.3 Praktik
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, dan CF transmitter 20kHz
secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek
oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi AM
17
5. Rangkai modul seperti gambar berikut :
18
1 Sinyal Carrier
Vc=4 Vpp
Fc=20 kHz
2 Sinyal informasi
Vm=2Vpp
Fm=1 kHz
Sinyal Termodulasi
Vmax=Vm +Vc
¿ 2+4
¿6V
Gambar 11 Sinyal informasi 1
Vmin=Vc−Vm
¿ 4−2
¿2V
19
Gambar 12 Sinyal Termodulasi 1
Vm 2
μ= = =0,5
Vc 4
Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin
6−2
¿ ∗100 %
6+2
4
¿ ∗100 %
8
¿ 50 %
3 Sinyal informasi
Vm=4 Vpp
Fm=1 kHz
Sinyal Termodulasi
Vmax=Vm +Vc
¿ 4 +4
Vmin=Vc−Vm
¿ 4−4
¿0V
20
Gambar 14 Sinyal Termodulasi 2
Vm 4
μ= = =1
Vc 4
Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin
8−0
¿ ∗100 %
8+0
¿ 100 %
4 Sinyal informasi
Vm=6 Vpp
Fm=1 kHz
Sinyal Termodulasi
Vmax=Vm +Vc
¿ 6+ 4
Gambar 15 Sinyal informasi 3
¿ 10 V
Vmin=Vc−Vm
¿ 4−6
21
¿−2V
Vm 6
μ= = =1,5
Vc 4
Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin
10−(−2)
¿ ∗100 %
10+ 2
12
¿ ∗100 %
8
¿ 150 %
1 Sinyal Carrier
Vc=4 Vpp
Fc=20 kHz
2 Sinyal
informasi
22
Vm=2Vpp
Fm=1 kHz
Sinyal
Termodulasi
Vmax=Vm +Vc
¿ 2+4
¿6V
Vmin=Vc−Vm
¿ 4−4
¿0V
Vm 2
μ= = =0,5
Vc 4
Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin
6−2
¿ ∗100 %
6+2
4
¿ ∗100 %
8
¿ 50 %
23
3 Sinyal
informasi
Vm=4 Vpp
Fm=1 kHz
Sinyal
Termodulasi
Vmax=Vm +Vc
¿ 4 +4
¿8V
Vmin=Vc−Vm
¿ 4−4
Gambar 19 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 2
¿0V
Vm 4
μ= = =1
Vc 4
Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin
8−0
¿ ∗100 %
8+0
¿ 100 %
4 Sinyal
informasi
Vm=6 Vpp
Fm=1 kHz
Sinyal
Termodulasi
Vmax=Vm +Vc
¿ 6+ 4
¿ 10 V
Vmin=Vc−Vm
Gambar 20 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 3
24
¿ 4−6 Vm 6
μ= = =1,5
Vc 4
¿−2V
Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin
10−(−2)
¿ ∗100 %
10+ 2
12
¿ ∗100 %
8
¿ 150 %
1. Sinyal carrier
Vc = 4 Vpp
fc = 20 KHz
Gambar 21 sinyal carier pada Osiloskop Gambar 22 sinyal carier pada Osiloskop Mode
XY
2. Vm = 2 Vpp
fm = 1 kHz
Sinyal
termodulasi
Vmax = 4,2 V
Vmin = 1,6 V
fAM = 20 kHz
Vm 2 1 Vm
m = Vc = 4 = 2 = 0,5 m = Vc x 100 % = 0,5 x 100% =
50%
Vmax−Vmin 4,2−1,6 Vmax−Vmin
m = Vmax +Vmin = 4,2+1,6 = m = Vmax +Vmin x 100% = 0,448 x
2,6 100% = 44,6%
=¿ 0,446
5,8
3. Vm = 4 Vpp
fm = 1 kHz
Sinyal
termodulasi
Vmax = 4,9 V
Vmin = 0,25 V
fAM = 20 kHz
Gambar 25 Sinyal informasi dan Sinyal Gambar 26 Sinyal informasi dan Sinyal
Termodulasi YT 2 Termodulasi XY 2
Vm 4 Vm
m = Vc = 4 = 1 m = Vc x 100 % = 1 x 100% =
100%
Vmax−Vmin 4,9−0,25 Vmax−Vmin
m = Vmax +Vmin = 4,9+ 0,25 m = Vmax +Vmin x 100% = 90,2 x
4,65 100% = 90,5%
= 5,15 =¿ 0,905
4. Vm = 6 Vpp
fm = 1 kHz
Sinyal
termodulasi
26
Vmax = 6,4 V
Vmin = -1,4
fAM = 20 kHz
Gambar 27 Sinyal informasi dan Sinyal Gambar 28 Sinyal informasi dan Sinyal
Termodulasi YT 3 Termodulasi XY 3
Vm 6 3 Vm
m = Vc = 4 = 2 = 1,5 m = Vc x 100 % = 1,5 x 100% =
150%
Vmax−Vmin Vmax−Vmin
m = Vmax +Vmin = m = Vmax +Vmin x 100% = 15,6 x
6,4−(−1,4) 7,8 100% = 155%
= =¿ 1,55
6,4+(−1,4) 5
28
Gambar 31 Modul CF Transmitter 20KHz
Fungsi penggunaan modul ini untuk percobaan modulasi. Modul ini berfungsi
sebagai tempat amplitudo sinyal informasi yang akan dimodulasi dengan
amplitudo sinyal carrier. Sehingga untuk bagian outputnya disambungkan
dengan osiloskop untuk melihat amplitudo sinyal termodulasi.
fungsi tiap bagian pada Modul CF transitter pada gambar 30 adalah :
1. Option = kiri untuk AM dan kanan untuk DSB.
2. Bandpass Filter 300-3400Hz = digunakan untuk melewatkan isyarat
dalam suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat
diluar jalur pita frekuensi 300-3400Hz
3. Jalur output Modulasi Fc & DSB-SC = digunakan sebgai transmisi di mana
frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris berada di
bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa berkurang ke tingkat
praktis terendah.
4. Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi
dengan sinyal carrier.
5. Jalur output Modulasi SSB = merupakan jenis komunikasi yang memakai
frekuensi HF(3 – 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu
sisi band, baik itu sisi band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah
LSB (low side band).
6. Amplfier : Digunakan sebagai penguat sinyal sinus maupun kotak
7. Gelombang carrier kotak / Sinus = untuk menampilkan sinyal carrier sinus
maupun kotak.
29
Table 4 Hasil Perhitungan Indeks Modulasi
Percobaa Hasil indeks modulasi secara manual dan Hasil indeks modulasi secara praktikum
n simulasi
Vm Vmax−Vmin Vm Vmax−Vmin
m= m= m= m=
Vc Vmax +Vmin Vc Vmax +Vmin
Nilai amplitudo sinyal informasi (Vm) dan nilai amplitudo sinyal carrier (Vc) juga
dapat digunakan untuk mencari Vmax dan Vmin, dimana Vmax dan Vmin ini juga
dapat digunakan untuk mencari nilai indeks modulasi. Rumusnya adalah :
Vmax = Vc + Vm
Vmin = Vc – Vm
Vmax−Vmin
m=
Vmax +Vmin
30
1.7 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Karakteristik sinyal carrier, sinyal informasi, dan sinyal termodulasi
Sinyal carrier memiliki gelombang yang lebih rapat daripada sinyal informasi hal
ini dikarenakan sinyal carrier memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada sinyal
informasi, untuk amplitude dari sinyal carrier dan sinyal informasi menentukan
seberapa tinggi gelombang tersebut. Sedangkan untuk sinyal termodulasi bentuk
gelombang tergantung pada seberapa besar amplitude informasi dan carrier, tinggi
gelombang max (V max) ditentukan dengan menjumlahkan amplitude informasi
(Vm) dan amplitude carrier (Vc), tinggi gelombang minimum (Vmin) ditentukan
dengan mengurangkan amplitude carrier (Vc) dengan amplitude informasi (Vm).
Dengan mengetahui Vmax, Vmin, Vm dan Vc kita akan mengetahui terjadi
distorsi atau tidak pada sinyal termodulasi.
2. Proses modulasi amplitudo
Proses modulasi amplitude adalah hanya dengan mengubah amplitude dari sinyal
informasi maupun sinyal carrier saja akan terjadi modulasi amplitude, sedangkan
untuk frekuensi,berubah atau tidak, tidak mempengaruhi proses modulasi
amplitude.
3. Indeks modulasi amplitude
Dengan mengetahui seberapa besar nilai amplitude informasi dan amplitude
carrier, kita dapat mengetahui seberapa besar pula indeks modulasi. Atau dengan
mengetahui Vmax dan Vmin kita juga dapat mengetahui indeks modulasi.
31
BAB II
AM DSB-SC &SSB
2.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami proses modulasi AM DSB-SC
2. Mampu mengetahui karakteristik modulasi AM DSB-SC
3. Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM DSB-SC
4. Mengetahui dan memahami proses modulasi AM SSB
5. Mampu mengetahui karakteristik modulasi AM SSB
6. Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM SSB
5
http://eprints.polsri.ac.id/4696/3/bab%202.pdf
32
Gambar 32 Spektrum sinyal AM DSB-SC https://slideplayer.info/slide/12361100/
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa modulasi DSB-SC dimana Spektrum
Frekuensi Carrier ditekan Mendekati )
Dan dengan modulasi DSB-SC seperti ini bandwith sinyal digandakan. Spectrum sinyal
diatas frekuensi USB disebut upper sideband, dan LSB disebut lower sideband.
2.3.4 Aplikasi modulasi AM DSB-SC 6
Radio AM
Radio penerima AM adalah radio yang hanya dapat menerima gelombang yang berasal
dari pemancar AM. Radio AM bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio
dan gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki aplitudo yang konstan.
Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar
(radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.
2.3.5 Prinsip kerja modulasi AM SSB 7
Sinyal modulasi yang dimodulasi analog akan menghasilkan dua buah sisi band (USB
dan LSB). Namun yang akan dikirimkan atau di transmisikan hanya salah satunya saja.
Hal ini bertujuan untuk menghindari penggandaan bandwidth dari daya yang terbuang
untuk sideband.
2.3.6 Karakteristik AM SSB
AM-SSB adalah salah satu jenis modulasi amplitudo dimana spektrum frekuensi yang
dipancarkan hanya salah satu dari spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB (Lower
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi_amplitudo
7
http://eprints.polsri.ac.id/4696/3/bab%202.pdf
33
Sideband) atau frekuensi USB (Upper Sideband) saja. Dilihat dari penggunaan
bandwidth, modulasi ini lebih efisien karena mempunyai bandwidth transmisi setengah
dari AM maupun DSB-SC. Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan membangkitkan
sinyal DSB terlebih dahulu, kemudian menekan salah satu sideband dengan filter. Jika
USB yang ditekan, maka akan menghasilkan sinyal SSBLSB. Sebaliknya menghasilkan
SSB-USB
2.3.7 Spektrum sinyal AM SSB
modulasi amplitude SSB dimana Spektrum Frekuensi yang di pancarkan hanya salah satu
dari spectrum frekuensi AM yaitu prekuensi LSB (lower sideband) atau frekuensi
USB( Upper sideband).
2.3.8 Aplikasi modulasi AM SSB
Aplikasi modulasi AM SSB dapat dilihat ada perangkat radio pemancar SSB yang
digunakan pada Radio telekomunikasi untuk kapal laut. (Ardjuna, 2014)
2.4 Prosedur Percobaan
2.4.1 Simulasi MATLAB
2.4.1.1 AM DSB-SC
1. Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses
simulasi modulasi dan demodulasi AM DSB-SC. Tampilkan sinyal carrier,
informasi, sinyal termodulasi, dan sinyal hasil demodulasi!
2. Ubah nilai amplitudo sinyal informasi sesuai dengan Tabel 2.1
3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek
perubahan amplitudo sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
2.4.1.2 AM SSB
1. Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses
simulasi modulasi dan demodulasi AM SSB. Tampilkan sinyal carrier,
informasi, sinyal termodulasi, dan sinyal hasil demodulasi!
2. Ubah nilai amplitudo dan frekuensi sinyal informasi sesuai dengan Tabel 2.2
3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek
perubahan amplitudo dan frekuensi sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
2.4.2 Praktik
2.4.2.1 AM DSB-SC
34
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitter 20kHz, serta
DSB receiver secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek
oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi DSB
5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp
dan frekuensi 2 kHz
7. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter
8. Letakkan channel 2 osiloskop di output CF transmitter
9. Amati sinyal yang dihasilkan
10. Hubungkan output CF transmitter ke input DSB receiver
11. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output DSB receiver
12. Amati sinyal yang dihasilkan
13. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 2.3. Ulangi langkah 7-12!
2.4.2.2 AM SSB
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitter 20kHz,
serta DSB receiver secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian
dicek oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi DSB
5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp
dan frekuensi 2 kHz
7. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter
8. Letakkan channel 2 osiloskop di jalur output SSB
9. Amati sinyal yang dihasilkan
10. Hubungkan output CF transmitter ke input SSB receiver
11. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output SSB receiver sebelum bandpass
filter
12. Amati sinyal yang dihasilkan
13. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output SSB receiver setelah bandpass
filter
14. Amati sinyal yang dihasilkan
15. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 2.4. Ulangi langkah 7-14!
35
2.5 Hasil Percobaan
Table 5 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Simulasi
1 Sinyal carrier
𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧
36
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2𝑘𝐻𝑧
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4𝑘𝐻z
1 Sinyal carrier
𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧
37
Gambar 39 Gambar Sinyal Carrier AM SSB
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑘𝐻𝑧
38
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑘𝐻z
1 Sinyal carrier
𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧
39
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1,010
𝑘𝐻𝑧
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2,075
𝑘𝐻𝑧
40
Gambar 47 Sinyal Informasi DSB-SC 5.
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4,085
𝑘𝐻z
41
Gambar 49 Sinyal Informasi DSB-SC 7.
1 Sinyal carrier
𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧
2 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1,085
k𝐻𝑧
42
Gambar 51 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 2.
3 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2,088
𝑘𝐻𝑧
43
Gambar 54 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 5.
4 Sinyal informasi
𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 312
m𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4,085
𝑘𝐻z
44
2.6 Analisis dan Hasil Praktikum
2.6.1 Script matlab yang digunakan dan penjelasan masing-masing line nya
Dengan menggunakan matlab, gunakan script di bawah ini untuk DSB-SC
clc;
clear all;
t=[0:1/Fs:0.003];
wc=cos(2*pi*fc*t);
ct=ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=am*wm;
y=ammod(mt,fc,Fs);
z=amdemod(y,fc,Fs);
subplot(4,1,1);
plot(t,mt,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Message signal (V)');
subplot (4,1,2);
plot(t,ct,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Carrier signal (V)');
subplot(4,1,3);
plot(t,y,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel ('Sinyal termodulasi (V)');
subplot(4,1,4);
plot(t,z,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi (V)');
45
Dengan menggunakan matlab, gunakan script di bawah ini untuk SSB
clc;
clear all;
t=[0:1/Fs:0.003];
wc=cos(2*pi*fc*t);
ct=ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=am*wm;
y=ssbmod(mt,fc,Fs,0,'upper');
z=ssbdemod(y,fc,Fs);
subplot(4,1,1);
plot(t,mt,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Message signal (V)');
subplot (4,1,2);
plot(t,ct,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Carrier signal (V)');
subplot(4,1,3);
plot(t,y,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel ('Sinyal Termodulasi (V)');
subplot(4,1,4);
plot(t,z,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi (V)');
2.6.2 Fungsi masing-masing komponen blok modul yang digunakan dalam praktikum.
A. Modul DC power supply
46
Gambar 57 Power Supply
Fungsi penggunaan modul ini adalah untuk memberikan supply arus listrik DC
pada modul lainnya agar modul lainnya menyala dan dapat digunakan. Cara
menghidupkan power supply adalah dengan menghubungkan kabel power supply
pada stop kontak lalu menekan tombol on/off pada modul power supply, jika
tombol on maka modul lain akan ikut teraliri arus listrik.
B. Modul function generator
47
3. Button frekuensi pada nomor 3: digunakan untuk mengatur nilai frekuensi
suatu glombang .8
C. Modul CF Transmitter 20kHz9
8
https://mabateknikelektro.blogspot.com/2018/02/generator-fungsi-pengertian-fungsi.html
9
https://www.academia.edu/12657842/modulasi_ssb_dan_dsb
10
"Pengertian dan Fungsi Transmitter", http://www.arita.co.id/pengertian-dan-fungsi-transmitter (diakses pada 12
Maret 2020, pukul 19.50)
48
2.6.3 Karakteristik sinyal hasil termodulasi AM DSB-SC & SSB
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat dilihat hasil sinyal termodulasi AM DSB-
SC dan SSB memiliki nilai yang hampir sama seperti hasil simulasi MATLAB, hanya
berbeda angka sedikit saja. Perbedaan ini mungkin terjadi karena ketelitian alat maupun
pengguna yang kurang.
2.6.4 Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM DSB-SC & SSB
Pada spectrum frekuensi sinyal termodulasi AM DSB-SC dan SSB memiliki
perbedaan yang dimana pada AM DSB-SC akan memunculkan kedua sideband yaitu
USB dan LSB sedangkan pada AM SSB punya 2 sideband USB dan LSB tetapi yang
dikirimkan hanya salah satu sideband saja.
2.7. Kesimpulan
1. Jika Nilai Vmin pada sinyal termodulasi DSB-SC bernilai mendekati 0. frekuensi carrier
ditekan seminimal mungkin hingga nyaris 0 Hz yang bertujuan untuk menghemat daya.
Carrier tanpa modulasi bila ditransmisikan sangat membuang daya.
2. Karakteristik AM DSB-SC memiliki bandwidth sebesar 2x frekuensi informasi dengan
persamaan :
Bandwith (BW) = F USB - F LSB =(fc+ fm) – (fc−fm)=2 fm
49
Daftar Pustaka
Alam, S. (2013, 02 24). Amplitude Modulation (AM). Retrieved 03 08, 2020, from Shah Alam:
http://sahirulalam.blogspot.com/2013/02/amplitude-modulation-am.html
Ardjuna, D. (2014, 5 14). Tugas Jaringan Nircable. Retrieved 03 20, 2020, from
www.slideshare.net: https://www.slideshare.net/mobile/denieardjuna/tugas-modulation-
am-fm-dan-pm.com
Suyanto. (2017, 12 03). Sinyal AM dan Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM). Retrieved 03
08, 2020, from Jaringan,komputer dan lain lain:
http://jarkomsuyanto.blogspot.com/2017/12/sinyal-am-dan-bentuk-sinyal-modulasi.html
Wiki. (2020, 01 01). Modulasi amplitudo. Retrieved 03 08, 2020, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi_amplitudo
50
BAB III
MODULATOR - DEMODULATOR AM
3.1Tujuan
1. Mengetahui dan memahami proses modulasi AM
2. Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM
3. Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal termodulasi AM
4. Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal demodulasi AM
51
pembawa
LSB fm fm USB
fc-fm fc fc+fm
dimana Pc adalah daya sinyal pembawa
1. Sinyal carrier
Vc = 4 Vpp
fc = 16 KHz
2. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
Gambar 63 Sinyal Carrier Sinusoida 2
=2𝑉 Gambar 64 Sinyal Carrier Kotak 2
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak
=4𝑉
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑= 1
𝑘𝐻𝑧
3. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1.5 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
Gambar 65 Sinyal Carrier Sinusoida 3
=4𝑉
54
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak Gambar 66 Sinyal Carrier Kotak 3
=8𝑉
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=1.5
𝑘𝐻𝑧
4. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
Gambar 67 Sinyal Carrier Sinusoida 4
= 5.5 𝑉 Gambar 68 Sinyal Carrier Kotak 4
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak
= 10.5 𝑉
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑= 2
𝑘𝐻𝑧
Table 10 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Praktik
1. Sinyal carrier
Vc = 4,16 Vpp
fc = 15,97 kHz
55
Gambar 69 Sinyal Carrier Sinusoida
Hasil Praktikum 1
2. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
= 220 m𝑉𝑝𝑝
Gambar 12 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 2
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak Gambar 71 Sinyal Carrier Sinusoida
Hasil Praktikum 2 Gambar 73 Sinyal Carrier Kotak Hasil
= 220 m𝑉𝑝𝑝 Praktikum 2
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=984
𝑘𝐻𝑧
3. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1.5 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
=540 m𝑉𝑝𝑝 Gambar 75 Sinyal Carrier Sinusoida
Hasil Praktikum 4 Gambar 77 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 4
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak
=560 m𝑉𝑝𝑝
56
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=1,48
4𝑘𝐻𝑧
4. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
=980 m𝑉𝑝𝑝 Gambar 79 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 5 Gambar 81 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 6
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
=940 m𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=1,93
1𝑘𝐻𝑧
57
Analisis hasil praktikum dibuat berdasarkan pada capaian pembelajaran sub bahasan
(3.1). Analisis meliputi:
1. Script matlab yang digunakan dan penjelasan masing-masing line nya
A. Matlab Untuk Sinyal Sinus
clc;
clear all;
Ac=2;
fc=20000;
Am=1;
fm=1000;
Fs=1000*fc;
t=[0:1/Fs:0.003];
wc= cos(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
% x= ammod (mt,fc,Fs);
x=(Ac+mt).*wc;
u = x.*ct;
[b,a] = butter(5,fc*2/Fs);
v = filtfilt(b,a,u);
figure (1)
subplot (2,2,2)
plot (t,mt), grid on;
title('signal informasi');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
subplot (2,2,1)
plot (t,ct), grid on;
58
title (' signal carrier');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
axis([0 0.001 -3 3])
subplot (2,2,4)
plot (t,v), grid on;
title (' hasil demodulasi AM');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
subplot (2,2,3)
plot (t,x), grid on;
title ('hasil modulasi AM');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
59
Penjelasan tiap line :
1. Line 1
Perintah clc merupakan sebuah perintah ang digunakan untuk membersihkan
tampilan layar atau desktop pada saat program pertama kali dijalankan.
2. Line 2
Perintah clear all merupakan perintah yang digunakan untuk mneghapus semua
variabel dan nilai variabel ang sebelumnya sudah dibuat. Sehingga pada
program baru tidak ada variabel yang sama.
3. Line 4
Perintah Ac=2 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo pembawa.
4. Line 5
15. Line 18
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,1) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel ct.
16. Line 22
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1
baris.
17. Line 24
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,2) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel mt.
18. Line 28
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada
kolom 1 baris 2.
19. Line 30
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,3) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel AM.
20. Line 34
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada kolom
61
2 baris 1.
21. Line 36
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,4) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel y.
22. Line 40
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal demodulasi pada kolom
2 baris 2.
62
B. Script Matlab Untuk Sinyal Kotak
clc;
clear all;
Ac=2;
fc=20000;
Am=1; %
fm=1000;
Fs=1000*fc;
t=[0:1/Fs:0.003];
wc= square(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm= cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
x= ammod (mt,fc,Fs); x=(Ac+mt).*wc;
u = x.*ct;
[b,a] = butter(5,fc*2/Fs);
v = filtfilt(b,a,u);
figure (1)
subplot (2,2,2)
plot (t,mt), grid on;
title('signal informasi');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
subplot (2,2,1)
plot (t,ct), grid on;
title (' signal carrier');
xlabel ('waktu (s)');
63
ylabel ('Amplitudo (volt)');
axis([0 0.001 -3 3])
subplot (2,2,4)
plot (t,v), grid on;
64
Perintah clear all merupakan perintah yang digunakan untuk mneghapus
semua variabel dan nilai variabel ang sebelumnya sudah dibuat. Sehingga pada
program baru tidak ada variabel yang sama.
3. Line 4
Perintah Ac=2 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo pembawa.
4. Line 5
Perintah fc=20000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi pembawa.
5. Line 6
Perintah Am=3 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo informasi.
6. Line 7
Perintah fm=2000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi informasi.
7. Line 8
Perintah fs=100*fc merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai dari frekuensi sampling.
8. Line 10
Merupakan perintah untuk membuat interval waktu.
9. Line 11
Perintah wc=square (2*pi*fc*t) merupakan perintah untuk membuat variabel
yang menjelaskan sinyal carrier/pembawa yang berbentuk kotak.
10. Line 12
Perintah ct=Ac*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal carrier/pembawa.
11. Line 13
Perintah wm=cos(2*pi*fm*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal informasi.
12. Line 14
65
Perintah mt=Am*wm merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal informasi.
13. Line 15
Perintah AM= (Ac+mt).*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal AM yang di modulasi.
14. Line 16
Perintah z= AM.*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal AM yang sudah di demodulasi.
15. Line 18
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,1) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan
gambar dari variabel ct.
16. Line 22
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1
baris 1.
17. Line 24
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,2) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan
gambar dari variabel mt.
18. Line 28
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada
kolom 2 baris 1.
19. Line 30
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,3) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan
gambar dari variabel AM.
20. Line 34
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada
kolom 2 baris 1.
66
21. Line 36
Fungsi penggunaan modul ini adalah untuk memberikan supply arus listrik
DC pada modul lainnya agar modul lainnya menyala dan dapat digunakan.
Cara menghidupkan power supply adalah dengan menghubungkan kabel
power supply pada stop kontak lalu menekan tombol on/off pada modul power
supply, jika tombol on maka modul lain akan ikut teraliri arus listrik.
b. Modul function generator
Gambar 84 Generator Fungsi
Fungsi penggunaan modul ini untuk percobaan modulasi. Modul ini berfungsi
sebagai tempat amplitudo sinyal informasi yang akan dimodulasi dengan
amplitudo sinyal carrier. Sehingga untuk bagian outputnya disambungkan
dengan osiloskop untuk melihat amplitudo sinyal termodulasi.
fungsi tiap bagian pada Modul CF transitter pada gambar 30 adalah :
1. Option = kiri untuk AM dan kanan untuk DSB.
2. Bandpass Filter 300-3400Hz = digunakan untuk melewatkan isyarat
dalam suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat
diluar jalur pita frekuensi 300-3400Hz
3. Jalur output Modulasi Fc & DSB-SC = digunakan sebgai transmisi di mana
frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris berada di
bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa berkurang ke tingkat
praktis terendah.
4. Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi
dengan sinyal carrier.
5. Jalur output Modulasi SSB = merupakan jenis komunikasi yang memakai
frekuensi HF(3 – 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu
sisi band, baik itu sisi band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah
LSB (low side band).
6. Amplfier : Digunakan sebagai penguat sinyal sinus maupun kotak
7. Gelombang carrier kotak / Sinus = untuk menampilkan sinyal carrier sinus
maupun kotak.
d. DSB Receiver
DSB receiver dapat menerima sinyal AM, DSB maupun SSB. Berdasarkan
praktikum, DSB receiver juga berfungsi untuk mengembalikan sinyal hasil
modulasi
DSB maupun SSB menjadi sinyal informasi, dengan kata lain DSB receiver
juga berfungsi sebagaidemodulator. Fungsi tiap bagian pada Modul DSB
Receiver pada gambar 2.22 adalah :
Perbedaan ini mungkin terjadi karena kurangnya keakuratan alat dalam praktikum
atau kurangnya ketelitian pengguna dalam menggunakan alat praktikum dan lain
sebagainya.
3.7 Kesimpulan
1. Proses modulasi amplitude yang diubah dalam penggunaannya adalah amplitude.
Jika amplitude antara sinyal informasi yang satu dengan yang lain berbeda, maka
hasil sinyal termodulasi pun berbeda.
2. Proses demodulasi AM akan menghasilkan sinyal seperti pada sinyal informasi.
Karena demodulasi adalah mengubah sinyal termodulasi menjadi sinyal informasi
kembali.
3. Karakteristik sinyal termodulasi adalah bentuk gelombang tergantung pada seberapa
besar amplitude informasi dan carrier, tinggi gelombang max (V max) ditentukan
dengan menjumlahkan amplitude informasi (Vm) dan amplitude carrier (Vc), tinggi
gelombang minimum (Vmin) ditentukan dengan mengurangkan amplitude carrier
(Vc) dengan amplitude informasi (Vm). Dengan mengetahui Vmax, Vmin, Vm dan
Vc kita akan mengetahui terjadi distorsi atau tidak pada sinyal termodulasi.
4. Karakteristik sinyal demodulasi sama persis seperti karakteristik sinyal informasi,
dengan gelombang yang tidak terlalu rapat seperti sinyal carrier karena frekuensi dari
sinyal informasi lebih rendah.
BAB IV
MODULASI FREKUENSI
4.1 Tujuan
● Mengetahui dan memahami proses modulasi frekuensi
● Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal termodulasi frekuensi
● Mengetahui dan memahami nilai konstanta modulasi frekuensi
Keterangan:
Spektrum Sinyal FM
Lebar bandwidth sinyal FM adalah tak berhingga. Namun pada praktek biasanya
hanya diambil bandwith dari jumlah sideband yang signifikan. Jumlah sideband
signifikan ditentukan oleh besar indeks modulasinya seperti dalam fungsi tabel besel
berikut.
Table 12 Fungsi Besel Untuk Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM)
dimana,
fd = frekuensi deviasi
fm = frekuensi maksimum sinyal pemodulasi
Karakter dari transmisi Modulasi Frekuensi adalah:
● Tidak dapat dipantulkannya gelombang elektromagnetic dari modulasi
frekuensi sehingga jarak pancaran adalah line of sight dan terbatas pada daya
pancar.
● Ketahanan modulasi terhadap noise pada transmisi modulasi
frekuensi, sehingga kualitas sinyal informasi yang diterima
jernih seperti aslinya.
4.3.3 Cara mencari konstanta modulasi frekuensi
Xc(t)= A cos [ Wct + Ɵ(t)]
A dan Wc bernilai konstan dan sudut fasa Ɵ(t) berubah-ubah besarnya sesuai
dengan sinyal pesan m(t) Atau bisa dengan Kf = Deviasi F/V
3. Atur nilai yang diinginkan pada kolom value di komponen FM Voltage dan
Generator Fungsi
4. Amati sinyal yang tampil dari osiloskop, amati frekuensi yang tampil pada
frequency counter, amati spektrum yang tampil pada spectrum analyzer.
4.4.2 Praktik
A. Karakteristik Sinyal Termodulasi
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkai modul DC power supply dan 2 function generator di penyangga
besi. Function generator A akan menghasilkan sinyal informasi
sedangkan function generator B sinyal carrier.
3. Beri catu daya masing-masing blok dan sambungkan ground nya.
4. Atur keluaran function generator A 4Vpp, 200 Hz dan B 6 Vpp, 2 kHz.
5. Hubungkan channel 1 osiloskop ke keluaran function generator A dan
channel 2 osiloskop ke keluaran function generator B. Tampilkan sinyal
keluaran masing- masing function generator di osiloskop.
6. Hubungkan keluaran function generator A ke input VCO function
generator B seperti pada gambar 4.1. Dengan setting seperti ini, function
generator A akan menghasilkan sinyal informasi dan function generator
B menghasilkan sinyal termodulasi.
7. Tampilkan sinyal yang dihasilkan dengan setting langkah (6) pada osiloskop.
8. Ubah keluaran function generator A dan B sesuai dengan Tabel 4.1
9. Ulangi langkah 5-7
10. Amati sinyal keluaran yang dihasilkan
7. Putar button pada angle modulator hingga frekuensi sinyal keluaran blok
menjadi 20kHz.
8. Amati sinyal yang ditampilkan osiloskop!
9. Dengan nilai pengaturan tombol angle modulator yang tetap, putar
potensiometer hingga didapat nilai sesuai dengan Tabel 4.2. Amati
frekuensi sinyal keluaran osiloskop!
10. Hitung konstanta modulasi FM!
f c =2 kHz
2 Sinyal
informasi
V m =4 Vpp
f m=200 Hz
Sinyal
termodulasi
V t =6 Vpp
f t =1,058 kHz ;
low
f t =2,269 kHz
high
f m=300 Hz
Sinyal
termodulasi
V t =6 Vpp
f t =1,117 kHz ;
low
f t =3,192 kHz
high
f m=400 Hz
Sinyal
termodulasi
V t =6 Vpp
f t =1,189 kHz ;
low
f t =3,666 kHz
high
A dan Wc bernilai konstan dan sudut fasa Ɵ(t) berubah-ubah besarnya sesuai
dengan sinyal pesan m(t)