Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN PRAKTIKUM

TELEKOMUNIKASI ANALOG & DIGITAL

Kelompok 2 Kelas TT 1B
Anggota Kelompok:

1. BAGAS PRADIYA A. 1931130037


2. ITSNA FARICHATUN N.F. 1931130035
3. RADEN DIMAS F.P.P. 1931130125
4. TANJUNG BONDAN R. 1931130100
5. WAKHIDATUL ALIMATUZ Z. 1931130061

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Praktikum
Telekomunikasi Analog dan Digital. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Modulasi AM, DSB-SC, SSB-SC” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dianthy Marya,S.T.,M.T


selaku pembimbing telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, laporan
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Malang, 21 Maret 2020

Penyusun,

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
Daftar Gambar 6
Daftar Tabel 8
LEMBAR PERSETUJUAN 9
BAB I 10
1.1 Tujuan 10
1.2 Alat dan Bahan 10
1.3 Teori Dasar 10
1.3.1 Pengertian Modulasi Amplitudo 10
1.3.2 Sinyal Informasi, Carrier dan Termodulasi 11
1.3.3 Proses Modulasi Amplitudo 12
Proses modulasi amplitude yang diubah dalam penggunaannya adalah amplitude. Jika amplitude antara
sinyal informasi yang satu dengan yang lain berbeda, maka hasil sinyal termodulasi pun berbeda. Hal
ini bisa dilihat pada table hasil praktikum. 12
1.3.4 Spektrum Sinyal AM 13
1.3.5 Perhitungan Indeks Modulasi 13
1.3.6 Aplikasi Modulasi Amplitudo 16
1.4 Prosedur Percobaan 17
1.4.1 Teori 17
1.4.2 Simulasi MATLAB 17
1.4.3 Praktik 18
1.5 Hasil Percobaan 19
Table 1 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM secara Manual 19
Table 2 Gambar Simulasi MATLAB Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM 22
Table 3 Data Hasil Praktikum Modulasi Amplitudo Dengan Osiloskop 25
1.6 Analisis Hasil Praktikum 28
Table 4 Hasil Perhitungan Indeks Modulasi 30
1.7 Kesimpulan 31
BAB II 33
2.1 Tujuan 33
2.2 Alat dan Bahan 33
2.3 Teori Dasar 33

3
2.3.1 Prinsip kerja modulasi AM DSB-SC 33
2.3.2 Karakteristik AM DSB-SC 33
2.3.3 Spektrum sinyal AM DSB-SC 34
2.3.4 Aplikasi modulasi AM DSB-SC 34
2.3.5 Prinsip kerja modulasi AM SSB 34
2.3.6 Karakteristik AM SSB 35
2.3.7 Spektrum sinyal AM SSB 35
2.3.8 Aplikasi modulasi AM SSB 35
2.4 Prosedur Percobaan 35
2.4.1 Simulasi MATLAB 35
2.4.1.1 AM DSB-SC 35
2.4.1.2 AM SSB 35
2.4.2 Praktik 36
2.4.2.1 AM DSB-SC 36
2.4.2.2 AM SSB 36
2.5 Hasil Percobaan 37
Table 5 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Simulasi 37
Table 6 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Simulasi 38
Table 7 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Praktik 40
Table 8 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Praktik 43
2.6 Analisis dan Hasil Praktikum 46
2.6.1 Script matlab yang digunakan dan penjelasan masing-masing line nya 46
2.6.2 Fungsi masing-masing komponen blok modul yang digunakan dalam praktikum. 48
2.6.3 Karakteristik sinyal hasil termodulasi AM DSB-SC & SSB 51
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat dilihat hasil sinyal termodulasi AM DSB-SC dan SSB
memiliki nilai yang hampir sama seperti hasil simulasi MATLAB, hanya berbeda angka sedikit saja.
Perbedaan ini mungkin terjadi karena ketelitian alat maupun pengguna yang kurang. 51
2.7. Kesimpulan 51
Daftar Pustaka 52
BAB III 53
3.1 Tujuan 53
3.2 Alat dan Bahan 53
3.3 Teori Dasar 53
3.4 Prosedur Percobaan 54
3.4.1 Simulasi MATLAB 54
4
3.4.2 Praktik 55
3.5 Hasil Percobaan 56
Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Praktik 57
3.6 Analisis Hasil Praktikum 60
BAB IV MODULASI FREKUENSI 6
4.1 Tujuan 6
4.2 Alat dan Bahan 6
4.3 Teori Dasar 6
4.4 Prosedur Percobaan 1
B. Menentukan Nilai Konstanta Modulasi 2
4.5 Hasil Percobaan 3
4.6 Analisis Hasil Percobaan 6
4.7 Kesimpulan 8

5
Daftar Gambar
Gambar 1 Sinyal Modulasi Amplitudo (AM) 11
Gambar 2 Sinyal Informasi, Sinyal Carrier dan Sinyal Termodulasi AM 12
Gambar 3 Spektrum Sinyal AM 13
Gambar 4 m = 0 13
Gambar 5 m = 0,5 14
Gambar 6 m = 1 14
Gambar 7 m = 1,5 14
Gambar 8 Perhitungan Indeks Modulasi 15
Gambar 9 Rangkaian Modul Percobaan Modulasi Amplitudo 18
Gambar 10 Sinyal Carrier 19
Gambar 11 Sinyal informasi 1 19
Gambar 12 Sinyal Termodulasi 1 19
Gambar 13 Sinyal informasi 2 20
Gambar 14 Sinyal Termodulasi 2 20
Gambar 15 Sinyal informasi 3 21
Gambar 16 Sinyal Termodulasi 3 21
Gambar 17 Sinyal Carrier Matlab 21
Gambar 18 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 1 22
Gambar 19 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 2 22
Gambar 20 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 3 23
Gambar 21 sinyal carier pada Osiloskop 23
Gambar 22 sinyal carier pada Osiloskop Mode XY 23
Gambar 23 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi YT 1 24
Gambar 24 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi XY 1 24
Gambar 25 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi YT 2 24
Gambar 26 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi XY 2 24
Gambar 27 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi YT 3 25
Gambar 28 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi XY 3 25
Gambar 29 Power Supply 25
Gambar 30 Generator Fungsi 26
Gambar 31 Modul CF Transmitter 20KHz 26
Gambar 32 Spektrum sinyal AM DSB-SC https://slideplayer.info/slide/12361100/ 31
Gambar 33 Spektrum sinyal AM DSB-SC https://www.slideshare.net/FURWADI/modul-02-konsep-
modulasi-modulasi-analog-am 31
Gambar 34 Spektrum sinyal AM SSB https://slideplayer.info/slide/12361100/ 32
Gambar 35 Sinyal Carrier DSB-SC 34
Gambar 36 Sinyal Termodulasi DSB-SC 1. 34
Gambar 37 Gambar Termodulasi DSB-SC 2. 34
Gambar 38 Gambar Termodulasi DSB-SC 3. 35
Gambar 39 Gambar Sinyal Carrier AM SSB 35
Gambar 40 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 1. 35
Gambar 41 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 2. 36
Gambar 42 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 3. 36
Gambar 43 Sinyal Carrier Praktik DSB-SC 1. 36
Gambar 44 Sinyal Informasi DSB-SC 2. 37

6
Gambar 45 Sinyal Informasi DSB-SC 3. 37
Gambar 46 Sinyal Informasi DSB-SC 4. 37
Gambar 47 Sinyal Informasi DSB-SC 5. 38
Gambar 48 Sinyal Informasi DSB-SC 6. 38
Gambar 49 Sinyal Informasi DSB-SC 7. 38
Gambar 50 Hasil Percobaan Sinyal Carrier SSB 1. 39
Gambar 51 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 2. 39
Gambar 52 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 3. 39
Gambar 53 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 4. 40
Gambar 54 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 5. 40
Gambar 55 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 6. 40
Gambar 56Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 7. 41
Gambar 57 Power Supply 43
Gambar 58 Generator Fungsi 43
Gambar 59 Modul CF Transmitter 20KHz 44
Gambar 60 Spektrum Sinyal AM 47
Gambar 61 Sinyal Carrier Sinusoida 1 49
Gambar 62 Sinyal Carrier Kotak 1 49
Gambar 63 Sinyal Carrier Sinusoida 2 50
Gambar 64 Sinyal Carrier Kotak 2 50
Gambar 65 Sinyal Carrier Sinusoida 3 50
Gambar 66 Sinyal Carrier Kotak 3 50
Gambar 67 Sinyal Carrier Sinusoida 4 50
Gambar 68 Sinyal Carrier Kotak 4 50
Gambar 69 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 1 51
Gambar 70 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 1 51
Gambar 71 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 2 51
Gambar 72 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 3 51
Gambar 73 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 2 51
Gambar 74 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 3 51
Gambar 75 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 4 52
Gambar 76 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 5 52
Gambar 77 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 4 52
Gambar 78 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 5 52
Gambar 79 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 5 52
Gambar 80 Sinyal Carrier Sinusoida Hasil Praktikum 7 52
Gambar 81 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 6 52
Gambar 82 Sinyal Carrier Kotak Hasil Praktikum 7 52
Gambar 83 Power Supply 56
Gambar 84 Generator Fungsi 56
Gambar 85 Modul CF Transmitter 16KHz 57
Gambar 86 DSB receiver 58

Daftar Tabel
Table 1 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM secara Manual 18
Table 2 Gambar Simulasi MATLAB Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM 22
7
Table 3 Data Hasil Praktikum Modulasi Amplitudo Dengan Osiloskop 24
Table 4 Hasil Perhitungan Indeks Modulasi 29
Table 5 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Simulasi 35
Table 6 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Simulasi 36
Table 7 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Praktik 37
Table 8 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Praktik 40
Table 10 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Simulasi 51
Table 12 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Praktik 53
Table 13 Perbandingan nilai simulasi dan nilai praktikum percobaan 3 62

8
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui isi laporan ini

LAPORAN PRAKTIKUM

TELEKOMUNIKASI ANALOG

PROGRAM STUDI
TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Disusun Oleh :

Kelompok : 3 ( TIGA )

Kelas : 1B – D3TT

Semester/Tahun Ajaran : 2 ( DUA ) / 2020/2021

Malang, 14 Maret 2020

Menyetujui,

Dosen Mata Kuliah

Dianthy Marya, S.T., M.T.

NIP. 19860386 201903 2 011

9
BAB I
INDEKS MODULASI AM

1.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal carrier, sinyal informasi, dan
sinyal termodulasi
2. Mengetahui dan memahami proses modulasi amplitudo
3. Mampu menghitung indeks modulasi amplitude

1.2 Alat dan Bahan


1. Modul DC Power Supply 1 buah
2. Modul Function Generator 1 buah
3. Modul CF Transmitter 20kHz 1 buah
4. Osiloskop Dual Trace 1 buah
5. Kabel BNC to banana 2 buah
6. Jumper secukupnya
7. Kabel banana to banana secukupnya
8. Penyangga besi 1 buah
9. Software matlab
1.3 Teori Dasar
1.3.1 Pengertian Modulasi Amplitudo1
Sinyal AM merupakan salah satu bentuk modulasi dimana sinyal
informasi digabungkan dengan sinyal pembawa (carrier) berdasarkan perubahan
amplitudonya. Bentuk modulasi dimana amplitudo sinyal pembawa di variasikan
secara proposional berdasarkan sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Frekuensi
sinyal pembawa tetap konstan.Besarnya amplitudo sinyal informasi
mempengaruhi besarnya amplitudo dari carrier, tanpa mempengaruhi besarnya
frekuensi sinyal pembawa. Parameter sinyal yang mengalami perubahan adalah
amplitudonya, Amplitudo sinyal pembawa berubah-ubah sesuai dengan
perubahan amplitudo sinyal informasi. Rentang frekuensi AM adalah 500 Hz –
1600 KHz dan panjang gelombang atau amplitudo AM adalah 1600 KHz –
30000 KHz. Jika direntangkan dengan satuan meter, jangkauan sinyal AM bisa
mencapai puluhan ribu kilometer.
AM adalah metode pertama kali yang digunakan untuk menyiarkan radio
komersil. Kelemahan dari sistem AM adalah mudah terganggu oleh gangguan
atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh bandwidth yang sempit.

1
http://irham93.blogspot.com/2013/06/macam-macam-ampitudo-modulasi-am.html
10
Gelombang AM mengalir dekat dengan tanah pada siang hari dan semakin
tinggi ke angkasa pada malam hai, yang artinya sulit untuk mendapatkan radius
penyiaran selama jam siang. AM juga mudah terhalang oleh bangunan tinggi.
AM mempunyai jenis-jenis modulasi sebagai berikut:

AM SSB (Single Sideband) adalah salah satu jenis modulasi amplitudo dimana


spektrum frekuensi yang dipancarkan hanya salah satu dari spektrum frekuensi
AM yaitu frekuensi LSB (Lower Sideband) atau frekuensi USB (Upper
Sideband) saja

AM DSBFC (Double Sideband Full Carrier) disebut juga full AM dimana


spektrum yang dipancarkan adalah spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB
dan frekuensi USB. Bandwidth sinyal termodulasinya adalah sama dengan dua
kali sinyal informasinya

AM DSBSC (Double Sideband Supprised Carrier) adalah jenis modulasi


amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan mendekati nol

AM VSB (Vestigial Sideband) sering digunakan pada industri televisi


komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Pada VSB sebagian
komponen LSB ikut di transmisikan dengan komponen USB dan komponen
pembawa (MA'RUF, 2013)

1.3.2 Sinyal Informasi, Carrier dan Termodulasi2


Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

Gambar 1 Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

Sumber Gambar :https://wisnurat.wordpress.com/2007/12/21/modulasi-am/

2
http://jarkomsuyanto.blogspot.com/2017/12/sinyal-am-dan-bentuk-sinyal-modulasi.html
11
Gambar 2 Sinyal Informasi, Sinyal Carrier dan Sinyal Termodulasi AM

Sumber Gambar :https://aureliadev.wordpress.com/2017/02/03/blog-post-title/


Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:
Vc(t) = Vc sin (ω ct + ɵ)
Sinyal pemodulasi atau sinyal informasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan
sebagai gelombang sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:
Vm(t) = Vm sin (ω mt + ɵ)
Vc = amplitudo sinyal pembawa
ω c = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
Vm = amplitudo maksimum sinyal pemodulasi/sinyal informasi
ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi
Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplitudo, persamaan
matematisnya adalah:
V AM (t) = Vc [1 + k a m(t)] cos (2π f ct)

1.3.3 Proses Modulasi Amplitudo


Proses modulasi amplitude yang diubah dalam penggunaannya adalah amplitude.
Jika amplitude antara sinyal informasi yang satu dengan yang lain berbeda, maka
hasil sinyal termodulasi pun berbeda. Hal ini bisa dilihat pada table hasil
praktikum.

12
1.3.4 Spektrum Sinyal AM

pembawa

LSB fm fm USB

fc-fm fc fc+fm

Gambar 3 Spektrum Sinyal AM

Sumber Gambar : https://www.slideshare.net/happytikkaa/dasar-telekomunikasi-29900307


Dari gambar diatas terlihat, modulasi amplitudo memerlukan bandwidth 2x
bandwidth sinyal pemodulasi (= 2fm). Daya total sinyal AM dapat dituliskan
dalam persamaan matematik sebagai berikut:

 
dimana Pc adalah daya sinyal pembawa

   adalah daya total sideband (LSB +USB)


Dari persamaan -persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita
frekuensi (band width) dalam sebuah proses modulasi amplitudo (AM) adalah dua
kali frekuensi sinyal informasi. (Suyanto, 2017)

1.3.5 Perhitungan Indeks Modulasi3


Indek modulasi pada AM merupakan perbandingan antara amplitudo sinyal
pemodulasi dengan amplitudo sinyal carrier. Indeks modulasi biasa disimbolkan
dengan m, persamaannya sebagai berikut:
Vm
m=
Vc

Nilai indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen, yaitu dengan
mengalikan m dengan 100%.
Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:
- ketika m = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti sinyal carrier
(sebelum modulasi)

Gambar 4 m = 0
3
http://sahirulalam.blogspot.com/2013/02/amplitude-modulation-am.html
13
- ketika 0 < m <1, nilai ini yang terjadi dalam kondisi nyata.
Resultan gelombang semakin terlihat signifikan ketika nilai m mendekati 1.

Gambar 5 m = 0,5

- ketika m = 1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling baik


dihasilkan jika nilai m = 1.
Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan alat, terutama kendala noise.
Pada nilai m = 1, amplitudo puncak siyal termodulasi akan bervariasi
dari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi).

Gambar 6 m = 1

- ketika m > 1, pada kondisi ini dikatakan terjadi overmodulasi.


Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada sinyal termodulasi, dan envelope
sama sekali berbeda bentuknya dengan sinyal informasi/pemodulasi.

Gambar 7 m = 1,5
Perhitungan Indeks Modulasi

14
Gambar 8 Perhitungan Indeks Modulasi
Sumber Gambar : http://sahirulalam.blogspot.com/2013/02/amplitude-modulation-am.html
Dari gambar sinyal termodulasi di atas,

(1)

(2)
dengan persamaan 1 dan 2 di atas, maka persamaan 3 dapat dijabarkan menjadi,

(3)

persamaan 3 digunakan untuk menghitung indeks modulasi jika yang dketahui


adalah amplitudo maksimum dan amplitudo minimum sinyal termodulasi/sinyal
hasil modulasi AM. (Alam, 2013)

1.3.6 Aplikasi Modulasi Amplitudo4


Radio penerima AM adalah radio yang hanya dapat menerima
gelombang yang berasal dari pemancar AM. Radio AM bekerja dengan prinsip
memodulasikan gelombang radio dan gelombang audio. Kedua gelombang ini
sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun proses modulasi ini
kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan
amplitudo gelombang audio. Saat ini radio AM tidak banyak digunakan untuk
siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk. Pada tahun 1895, ilmuan
Italia Guglielmo Marconi dengan idenya sendiri mengirimkan sinyal
komunikasi radio pertama melalui udara. Dia menggunakan gelombang
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi_amplitudo
15
elektromagnetik untuk mengirimkan sinyal-sinyal kode telegraf pada jarak lebih
dari 1 mil (1.6 km). Pada tahun 1896, ia mendapat hak paten atas telegraf nirkabel
yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu jaringan itu hanya dapat dikirm pada
jarak dekat. namun, hali inilah yang memulai perkembangan teknologi
radio.Penyaluran informasi dari satu tempat ketempat yang lain dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Pemancar bertingkat dengan modulasi AM merupakan
salah satu cara untuk menyalurkan informasi dalam tekhnik perhubungan radio.
Pemancar AM merupakan suatu pemancar yang memanfaatkan teknik modulasi
analog yaitu Ampltudo Modulation (AM).
Modulasi amplitudo (AM) bekerja dengan baik untuk sinyal-sinyal
audio. Modulasi Amplitudo juga digunakan pada sistem-sistem radio AM dan
dapat pula digunakan pada jaringan komputer. Dalam modulasi ampitudo,
kekuatan gelombang pembawa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
merepresentasikan data. Modulasi amplitudo cenderung mengalami gangguan
karena terjadinya perubahan-perubahan sinyal mendadak. Pada awal kehadiran
radio sebagai media penyiaran yang digunakan sebagai frekuensi adalah pada
band rendah (low band), yaitu sekitar 500 Khz yang sering disebut Medium Wave
(MW) pada modulasi yang dinamakan Amplitudo Modulation (AM).
AM menggunakan modulasi amplitudo untuk mengirimkan suara.
Metode ini mengubah kekuatan sinyal amplitudo untuk mengirimkan. Sebuah
penerima AM kemudian mendeteksi variasi amplitudo pada gelombang radio
pada frekuensi tertentu dan memperkuat perubahan tegangan sinyal untuk
menggerakkan loudspeaker atau earphone. Maka orang akan mendengar pesan
asli yang disampaikan. Namun, jika sinyal tidak cukup kuat ketika mencapai
penerima, seseorang akan mendengar hanya bunyi statik.
AM jauh lebih sederhana daripada FM, yang memancarkan sinyal
dengan menvariasikan frekuensi sinyal. AM biasanya disiarkan secara mono yang
membuatnya cukup untuk radio talk. AM biasanya memiloiki kualitas lebih
rendah dari FM, tetapi AM memiliki jangkauan jauh lebih tinggi daripada FM,
yang biasanya turun setelah 50 km dari stasiun radio. (Wiki, 2020)

1.4 Prosedur Percobaan


1.4.1 Teori
1. Pada milimeter block, gambarkan sinyal informasi, sinyal carrier, dan sinyal
termodulasi AM sesuai dengan Tabel 1.1
2. Hitung nilai indeks modulasi untuk masing-masing sinyal termodulasi!
1.4.2 Simulasi MATLAB
Dengan menggunakan matlab, gunakan script di bawah ini untuk menggambarkan
sinyal carrier, informasi, dan sinyal termodulasi AM.
clc;
clear all;
Ac=2; %carrier amplitude
Fc=16000; %carrier frequency
Am=1; %message signal amplitude
Fm=1000; %message signal frequency

16
Fs=100*fc; %sampling rate/frequency, the higher the better

t= [0:1/Fs:0.003]; %defining the time range & disseminating it into


samples
wc=cos(2*pi*fc*t); %defining carrier cos signal
ct=Ac*wc; %defining the carrier signal wave
wm=cos(2*pi*fm*t); %defining message cos signal
mt=Am*wm; %defining the message signal
AM=(Ac+mt).*wc; %Amplitude Modulate wave, according to the standard definition

subplot(3,1,1); %plotting the message signal wave


plot(t,mt,’b’);
grid on
xlabel (‘time(s)’);
ylabel (‘Message signal (V)’);

subplot(3,1,2); %plotting the carrier signal wave


plot(t,ct,’k’);
grid on
xlabel (‘time(s)’);
ylabel (‘Carrier signal (V)’);

subplot(3,1,3); %plotting the amplitude modulate wave


plot(t,AM,’r’);
grid on
xlabel (‘time(s)’);
ylabel (‘AM signal (V)’);

1. Ubah nilai amplitudo sinyal sesuai dengan Tabel 1.2


2. Amati sinyal termodulasi AM, hitung indeks modulasinya!

1.4.3 Praktik
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, dan CF transmitter 20kHz
secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek
oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi AM

17
5. Rangkai modul seperti gambar berikut :

Gambar 9 Rangkaian Modul Percobaan Modulasi Amplitudo

6. Hubungkan channel 1 osiloskop ke input CF transmitter dan channel 2 ke


output CF transmitter
7. Atur keluaran function generator sinyal sinusoida, frekuensi 1 kHz, amplitudo
2 Vpp
8. Amati sinyal keluaran pada osiloskop menggunakan mode YT dan XY
9. Hitung nilai indeks modulasinya!
10. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 1.3. amati sinyal keluaran pada osiloskop.
11. Hitung indeks modulasi sinyal tersebut!

1.5 Hasil Percobaan


Table 1 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM secara Manual
No Keterangan Gambar Sinyal

18
1 Sinyal Carrier

Vc=4 Vpp

Fc=20 kHz

Gambar 10 Sinyal Carrier

2 Sinyal informasi

Vm=2Vpp

Fm=1 kHz

Sinyal Termodulasi

Vmax=Vm +Vc

¿ 2+4

¿6V
Gambar 11 Sinyal informasi 1
Vmin=Vc−Vm

¿ 4−2

¿2V

19
Gambar 12 Sinyal Termodulasi 1

Vm 2
μ= = =0,5
Vc 4

Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin

6−2
¿ ∗100 %
6+2

4
¿ ∗100 %
8

¿ 50 %

3 Sinyal informasi

Vm=4 Vpp

Fm=1 kHz

Sinyal Termodulasi

Vmax=Vm +Vc

¿ 4 +4

¿8V Gambar 13 Sinyal informasi 2

Vmin=Vc−Vm

¿ 4−4

¿0V

20
Gambar 14 Sinyal Termodulasi 2

Vm 4
μ= = =1
Vc 4

Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin

8−0
¿ ∗100 %
8+0

¿ 100 %

4 Sinyal informasi

Vm=6 Vpp

Fm=1 kHz

Sinyal Termodulasi

Vmax=Vm +Vc

¿ 6+ 4
Gambar 15 Sinyal informasi 3
¿ 10 V

Vmin=Vc−Vm

¿ 4−6

21
¿−2V

Gambar 16 Sinyal Termodulasi 3

Vm 6
μ= = =1,5
Vc 4

Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin

10−(−2)
¿ ∗100 %
10+ 2

12
¿ ∗100 %
8

¿ 150 %

Table 2 Gambar Simulasi MATLAB Sinyal Carrier, Informasi, dan Termodulasi AM


No Keterangan Gambar Sinyal

1 Sinyal Carrier

Vc=4 Vpp

Fc=20 kHz

Gambar 17 Sinyal Carrier Matlab

2 Sinyal
informasi
22
Vm=2Vpp

Fm=1 kHz

Sinyal
Termodulasi

Vmax=Vm +Vc

¿ 2+4

¿6V

Vmin=Vc−Vm

¿ 4−4

¿0V

Gambar 18 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 1

Vm 2
μ= = =0,5
Vc 4

Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin

6−2
¿ ∗100 %
6+2

4
¿ ∗100 %
8

¿ 50 %

23
3 Sinyal
informasi

Vm=4 Vpp

Fm=1 kHz

Sinyal
Termodulasi

Vmax=Vm +Vc

¿ 4 +4

¿8V

Vmin=Vc−Vm

¿ 4−4
Gambar 19 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 2
¿0V
Vm 4
μ= = =1
Vc 4

Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin

8−0
¿ ∗100 %
8+0

¿ 100 %

4 Sinyal
informasi

Vm=6 Vpp

Fm=1 kHz

Sinyal
Termodulasi

Vmax=Vm +Vc

¿ 6+ 4

¿ 10 V

Vmin=Vc−Vm
Gambar 20 Sinyal informasi dan Sinyal Termodulasi 3

24
¿ 4−6 Vm 6
μ= = =1,5
Vc 4
¿−2V

Vmax−Vmin
μ= ∗100 %
Vmax +Vmin

10−(−2)
¿ ∗100 %
10+ 2

12
¿ ∗100 %
8

¿ 150 %

Table 3 Data Hasil Praktikum Modulasi Amplitudo Dengan Osiloskop


No Ket. Gambar sinyal pada Osiloskop Gambar sinyal pada Osiloskop Mode
. Mode YT. XY.

1. Sinyal carrier

Vc = 4 Vpp

fc = 20 KHz

Gambar 21 sinyal carier pada Osiloskop Gambar 22 sinyal carier pada Osiloskop Mode
XY

2. Vm = 2 Vpp

fm = 1 kHz

Sinyal
termodulasi

Vmax = 4,2 V

Vmin = 1,6 V

fAM = 20 kHz

Gambar 23 Sinyal informasi dan Sinyal


25
Termodulasi YT 1 Gambar 24 Sinyal informasi dan Sinyal
Termodulasi XY 1

Perhitungan Indeks Modulasi Perhitungan Indeks Modulasi

Vm 2 1 Vm
m = Vc = 4 = 2 = 0,5 m = Vc x 100 % = 0,5 x 100% =
50%
Vmax−Vmin 4,2−1,6 Vmax−Vmin
m = Vmax +Vmin = 4,2+1,6 = m = Vmax +Vmin x 100% = 0,448 x
2,6 100% = 44,6%
=¿ 0,446
5,8

3. Vm = 4 Vpp

fm = 1 kHz

Sinyal
termodulasi

Vmax = 4,9 V

Vmin = 0,25 V

fAM = 20 kHz

Gambar 25 Sinyal informasi dan Sinyal Gambar 26 Sinyal informasi dan Sinyal
Termodulasi YT 2 Termodulasi XY 2

Perhitungan Indeks Modulasi Perhitungan Indeks Modulasi

Vm 4 Vm
m = Vc = 4 = 1 m = Vc x 100 % = 1 x 100% =
100%
Vmax−Vmin 4,9−0,25 Vmax−Vmin
m = Vmax +Vmin = 4,9+ 0,25 m = Vmax +Vmin x 100% = 90,2 x
4,65 100% = 90,5%
= 5,15 =¿ 0,905

4. Vm = 6 Vpp

fm = 1 kHz

Sinyal
termodulasi

26
Vmax = 6,4 V

Vmin = -1,4

fAM = 20 kHz

Gambar 27 Sinyal informasi dan Sinyal Gambar 28 Sinyal informasi dan Sinyal
Termodulasi YT 3 Termodulasi XY 3

Perhitungan Indeks Modulasi Perhitungan Indeks Modulasi

Vm 6 3 Vm
m = Vc = 4 = 2 = 1,5 m = Vc x 100 % = 1,5 x 100% =
150%
Vmax−Vmin Vmax−Vmin
m = Vmax +Vmin = m = Vmax +Vmin x 100% = 15,6 x
6,4−(−1,4) 7,8 100% = 155%
= =¿ 1,55
6,4+(−1,4) 5

1.6 Analisis Hasil Praktikum


Berdasarkan data yang didapat pada tabel 1.1 sampai tabel 1.3. analisa data yang dapat
diambil meliputi :
1. Fungsi komponen blok modul yang digunakan dalam praktikum.
a. Modul DC power supply

Gambar 29 Power Supply


Fungsi penggunaan modul ini adalah untuk memberikan supply arus listrik
DC pada modul lainnya agar modul lainnya menyala dan dapat digunakan.
27
Cara menghidupkan power supply adalah dengan menghubungkan kabel
power supply pada stop kontak lalu menekan tombol on/off pada modul power
supply, jika tombol on maka modul lain akan ikut teraliri arus listrik.
b. Modul function generator

Gambar 30 Generator Fungsi


Di dalam praktikum ini function generator berfungsi sebagai generator
modulasi dengan menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga.
Generator sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM)
atau Frequensi Modulation (FM). Function Generator umumnya menghasilkan
frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih. Frekuensi yang
dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi
(frequency range). Amplitudo sinyal dapat diatur dengan memutar tombol
amplitude.
Fungsi tiap button pada modul function generator pada gambar29 adalah :
1. Button amplitude: digunakan untuk mengatur amplitude sinyal.
2. Button frekuensi pada nomor 2 : digunakan untuk mengatur kelipatan/ skala
frekuensi yang digunakan pada gelombang.
3. Button frekuensi pada nomor 3: digunakan untuk mengatur nilai frekuensi
suatu gelombang .
c. Modul CF Transmitter 20kHz

28
Gambar 31 Modul CF Transmitter 20KHz
Fungsi penggunaan modul ini untuk percobaan modulasi. Modul ini berfungsi
sebagai tempat amplitudo sinyal informasi yang akan dimodulasi dengan
amplitudo sinyal carrier. Sehingga untuk bagian outputnya disambungkan
dengan osiloskop untuk melihat amplitudo sinyal termodulasi.
fungsi tiap bagian pada Modul CF transitter pada gambar 30 adalah :
1. Option = kiri untuk AM dan kanan untuk DSB.
2. Bandpass Filter 300-3400Hz = digunakan untuk melewatkan isyarat
dalam suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat
diluar jalur pita frekuensi 300-3400Hz
3. Jalur output Modulasi Fc & DSB-SC = digunakan sebgai transmisi di mana
frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris berada di
bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa berkurang ke tingkat
praktis terendah.
4. Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi
dengan sinyal carrier.
5. Jalur output Modulasi SSB = merupakan jenis komunikasi yang memakai
frekuensi HF(3 – 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu
sisi band, baik itu sisi band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah
LSB (low side band).
6. Amplfier : Digunakan sebagai penguat sinyal sinus maupun kotak
7. Gelombang carrier kotak / Sinus = untuk menampilkan sinyal carrier sinus
maupun kotak.

2. Perhitungan nilai indeks modulasi

29
Table 4 Hasil Perhitungan Indeks Modulasi
Percobaa Hasil indeks modulasi secara manual dan Hasil indeks modulasi secara praktikum
n simulasi
Vm Vmax−Vmin Vm Vmax−Vmin
m= m= m= m=
Vc Vmax +Vmin Vc Vmax +Vmin

2. 0,5 50% 0,5 50% 0,5 50% 0,446 44,6%


3. 1 100% 1 100% 1 100% 0,905 90,5%
4. 1,5 150% 1,5 150% 1,5 150% 1,55 155%

Berdasarkan perhitungan indeks modulasi secara manual dan simulasi dibandingkan


dengan perhitungan indeks modulasi secara praktikum dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan dalam nilai tegangan max dan tegangan min gelombang. Perbedaan ini
mungkin disebabkan oleh ketelitian alat yang kurang maupun ketelitian pembaca
dalam membaca pengukuran.
3. Pengaruh nilai amplitudo sinyal informasi dan carrier terhadap nilai indeks modulasi.
Berdasarkan data tabel 1.1 sampai dengan tabel 1.3 nilai indeks modulasi ditentukan
oleh nilai amplitudo sinyal informasi (Vm) dan nilai amplitudo sinyal carrier (Vc)
dengan rumus :
Vm
m=
Vc

Nilai amplitudo sinyal informasi (Vm) dan nilai amplitudo sinyal carrier (Vc) juga
dapat digunakan untuk mencari Vmax dan Vmin, dimana Vmax dan Vmin ini juga
dapat digunakan untuk mencari nilai indeks modulasi. Rumusnya adalah :
Vmax = Vc + Vm
Vmin = Vc – Vm
Vmax−Vmin
m=
Vmax +Vmin

4. Efek over modulasi.


Pada percobaan ini over modulasi atau distorsi terjadi pada nomor 4, hal ini terjadi
karena amplitudo dari tegangan modulasi (Vm) lebih tinggi dari tegangan carrier
(Vc). Sehingga indeks modulasi akan lebih besar dari 1 dan menyebabkan distorsi.
Jika distorsi cukup besar maka sinyal informasi menjadi tidak dapat dipahami.
Distorsi transmisi suara menghasilkan kacau, suara keras, atau tidak wajar pada
speaker sedangkan distorsi sinyal video menghasilkan gambar yang kacau.
5. Syarat modulasi AM ideal
Modulasi AM dikatakan ideal apabila indeks modulasi m = 1. m = 1 terjadi ketika
amplitudo dari tegangan modulasi (Vm) sama besarnya dengan tegangan carrier (Vc).
Hal ini dapat kita lihat pada hasil percobaan nomor 3 yang menunujukkan hasil
gelombang tanpa adanya distorsi. Sedangkan untuk bidang frekuensi, frekuensi sinyal
carrier harus lebih besar daripada frekuensi sinyal informasi.

30
1.7 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Karakteristik sinyal carrier, sinyal informasi, dan sinyal termodulasi
Sinyal carrier memiliki gelombang yang lebih rapat daripada sinyal informasi hal
ini dikarenakan sinyal carrier memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada sinyal
informasi, untuk amplitude dari sinyal carrier dan sinyal informasi menentukan
seberapa tinggi gelombang tersebut. Sedangkan untuk sinyal termodulasi bentuk
gelombang tergantung pada seberapa besar amplitude informasi dan carrier, tinggi
gelombang max (V max) ditentukan dengan menjumlahkan amplitude informasi
(Vm) dan amplitude carrier (Vc), tinggi gelombang minimum (Vmin) ditentukan
dengan mengurangkan amplitude carrier (Vc) dengan amplitude informasi (Vm).
Dengan mengetahui Vmax, Vmin, Vm dan Vc kita akan mengetahui terjadi
distorsi atau tidak pada sinyal termodulasi.
2. Proses modulasi amplitudo
Proses modulasi amplitude adalah hanya dengan mengubah amplitude dari sinyal
informasi maupun sinyal carrier saja akan terjadi modulasi amplitude, sedangkan
untuk frekuensi,berubah atau tidak, tidak mempengaruhi proses modulasi
amplitude.
3. Indeks modulasi amplitude
Dengan mengetahui seberapa besar nilai amplitude informasi dan amplitude
carrier, kita dapat mengetahui seberapa besar pula indeks modulasi. Atau dengan
mengetahui Vmax dan Vmin kita juga dapat mengetahui indeks modulasi.

31
BAB II
AM DSB-SC &SSB

2.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami proses modulasi AM DSB-SC
2. Mampu mengetahui karakteristik modulasi AM DSB-SC
3. Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM DSB-SC
4. Mengetahui dan memahami proses modulasi AM SSB
5. Mampu mengetahui karakteristik modulasi AM SSB
6. Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM SSB

2.2 Alat dan Bahan


1. Modul DC Power Supply 1 buah
2. Modul Function Generator 1 buah
3. Modul CF Transmitter 20kHz 1 buah
4. Modul DSB/SSB Receiver 1 buah
5. Osiloskop Dual Trace 1 buah
6. Kabel BNC to banana 2 buah
7. Jumper secukupnya
8. Kabel banana to banana secukupnya
9. Penyangga besi 1 buah
10. Software matlab

2.3 Teori Dasar


2.3.1 Prinsip kerja modulasi AM DSB-SC5
Sinyal informasi yang dimodulasi analog akan menghasilkan dua sisi band. Sinyal
modulasi yang akan dikirimkan adalah keduanya. Cara pemodulasinya adalah saat sinyal
imformasi mendekati 0 maka sinyal carrier yang dimodulasi akan ditekan amplitudonya
sesuai bentuk sinyal informasi yang ada.
2.3.2 Karakteristik AM DSB-SC
AM-DSBSC adalah jenis modulasi amplitudo dimana spektrum frekuensi carrier di tekan
mendekati nol. AM jenis ini juga dibuat untuk mengatur agar amplitudo sinyal carrier
berubah secara proporsional sesuai perubahan amplitudo pada sinyal pemodulasi atau
sinyal informasi (Yuyunsitirohmah, 2015). DSBSC memanfaatkan daya transmit lebih
efisien dibanding amplitudo modulasi standar, namun masih diperlukan dua kali jumlah
bandwidth dibanding dengan single sideband (SSB). Hendaknya diperhatikan bahwa,
walaupun bandwidth dua kali lipat daripada yang dibutuhkan untuk SSB, daya yang
diterima juga dua kali lipat dari yang didapat SSB dan karena itu maka signal-to-noise
rationya sama. Akan tetapi, penghematan bandwidth merupakan tujuan penting dalam
sistem komunikasi dan biasanya DSBSC merupakan satu langkah dalam membangkitkan
SSB.
2.3.3 Spektrum sinyal AM DSB-SC

5
http://eprints.polsri.ac.id/4696/3/bab%202.pdf
32
Gambar 32 Spektrum sinyal AM DSB-SC https://slideplayer.info/slide/12361100/

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa modulasi DSB-SC dimana Spektrum
Frekuensi Carrier ditekan Mendekati )

Gambar 33 Spektrum sinyal AM DSB-SC https://www.slideshare.net/FURWADI/modul-02-konsep-modulasi-


modulasi-analog-am

Dan dengan modulasi DSB-SC seperti ini bandwith sinyal digandakan. Spectrum sinyal
diatas frekuensi USB disebut upper sideband, dan LSB disebut lower sideband.
2.3.4 Aplikasi modulasi AM DSB-SC 6
Radio AM
Radio penerima AM adalah radio yang hanya dapat menerima gelombang yang berasal
dari pemancar AM. Radio AM bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio
dan gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki aplitudo yang konstan.
Namun proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar
(radio) sesuai dengan amplitudo gelombang audio.
2.3.5 Prinsip kerja modulasi AM SSB 7
Sinyal modulasi yang dimodulasi analog akan menghasilkan dua buah sisi band (USB
dan LSB). Namun yang akan dikirimkan atau di transmisikan hanya salah satunya saja.
Hal ini bertujuan untuk menghindari penggandaan bandwidth dari daya yang terbuang
untuk sideband.
2.3.6 Karakteristik AM SSB
AM-SSB adalah salah satu jenis modulasi amplitudo dimana spektrum frekuensi yang
dipancarkan hanya salah satu dari spektrum frekuensi AM yaitu frekuensi LSB (Lower

6
https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi_amplitudo
7
http://eprints.polsri.ac.id/4696/3/bab%202.pdf
33
Sideband) atau frekuensi USB (Upper Sideband) saja. Dilihat dari penggunaan
bandwidth, modulasi ini lebih efisien karena mempunyai bandwidth transmisi setengah
dari AM maupun DSB-SC. Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan membangkitkan
sinyal DSB terlebih dahulu, kemudian menekan salah satu sideband dengan filter. Jika
USB yang ditekan, maka akan menghasilkan sinyal SSBLSB. Sebaliknya menghasilkan
SSB-USB
2.3.7 Spektrum sinyal AM SSB

Gambar 34 Spektrum sinyal AM SSB https://slideplayer.info/slide/12361100/

modulasi amplitude SSB dimana Spektrum Frekuensi yang di pancarkan hanya salah satu
dari spectrum frekuensi AM yaitu prekuensi LSB (lower sideband) atau frekuensi
USB( Upper sideband).
2.3.8 Aplikasi modulasi AM SSB
Aplikasi modulasi AM SSB dapat dilihat ada perangkat radio pemancar SSB yang
digunakan pada Radio telekomunikasi untuk kapal laut. (Ardjuna, 2014)
2.4 Prosedur Percobaan
2.4.1 Simulasi MATLAB
2.4.1.1 AM DSB-SC
1. Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses
simulasi modulasi dan demodulasi AM DSB-SC. Tampilkan sinyal carrier,
informasi, sinyal termodulasi, dan sinyal hasil demodulasi!
2. Ubah nilai amplitudo sinyal informasi sesuai dengan Tabel 2.1
3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek
perubahan amplitudo sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
2.4.1.2 AM SSB
1. Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses
simulasi modulasi dan demodulasi AM SSB. Tampilkan sinyal carrier,
informasi, sinyal termodulasi, dan sinyal hasil demodulasi!
2. Ubah nilai amplitudo dan frekuensi sinyal informasi sesuai dengan Tabel 2.2
3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek
perubahan amplitudo dan frekuensi sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
2.4.2 Praktik
2.4.2.1 AM DSB-SC

34
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitter 20kHz, serta
DSB receiver secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek
oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi DSB
5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp
dan frekuensi 2 kHz
7. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter
8. Letakkan channel 2 osiloskop di output CF transmitter
9. Amati sinyal yang dihasilkan
10. Hubungkan output CF transmitter ke input DSB receiver
11. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output DSB receiver
12. Amati sinyal yang dihasilkan
13. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 2.3. Ulangi langkah 7-12!
2.4.2.2 AM SSB
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitter 20kHz,
serta DSB receiver secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian
dicek oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi DSB
5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp
dan frekuensi 2 kHz
7. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter
8. Letakkan channel 2 osiloskop di jalur output SSB
9. Amati sinyal yang dihasilkan
10. Hubungkan output CF transmitter ke input SSB receiver
11. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output SSB receiver sebelum bandpass
filter
12. Amati sinyal yang dihasilkan
13. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output SSB receiver setelah bandpass
filter
14. Amati sinyal yang dihasilkan
15. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 2.4. Ulangi langkah 7-14!

35
2.5 Hasil Percobaan
Table 5 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Simulasi

No Keterangan Gambar Sinyal

1 Sinyal carrier

𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧

Gambar 35 Sinyal Carrier DSB-SC

2 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧

Gambar 36 Sinyal Termodulasi DSB-SC 1.

36
3 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2𝑘𝐻𝑧

Gambar 37 Gambar Termodulasi DSB-SC 2.

4 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4𝑘𝐻z

Gambar 38 Gambar Termodulasi DSB-SC 3.

Table 6 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Simulasi

No Keterangan Gambar Sinyal

1 Sinyal carrier

𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧

37
Gambar 39 Gambar Sinyal Carrier AM SSB

2 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1 𝑘𝐻𝑧

Gambar 40 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 1.

3 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2 𝑘𝐻𝑧

Gambar 41 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 2.

38
4 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4 𝑘𝐻z

Gambar 42 Gambar Sinyal Termodulasi AM SSB 3.

Table 7 Gambar Sinyal Percobaan AM DSB-SC Hasil Praktik

No Keterangan Gambar Sinyal

1 Sinyal carrier

𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧

Gambar 43 Sinyal Carrier Praktik DSB-SC 1.

39
2 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1,88 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1,010
𝑘𝐻𝑧

Gambar 44 Sinyal Informasi DSB-SC 2.

Gambar 45 Sinyal Informasi DSB-SC 3.

3 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4,48 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2,075
𝑘𝐻𝑧

Gambar 46 Sinyal Informasi DSB-SC 4.

40
Gambar 47 Sinyal Informasi DSB-SC 5.

4 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 6,32 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4,085
𝑘𝐻z

Gambar 48 Sinyal Informasi DSB-SC 6.

41
Gambar 49 Sinyal Informasi DSB-SC 7.

Table 8 Gambar Sinyal Percobaan AM SSB Hasil Praktik

No Keterangan Gambar Sinyal

1 Sinyal carrier

𝑉 𝑐 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓 𝑐 = 20𝑘𝐻𝑧

Gambar 50 Hasil Percobaan Sinyal Carrier SSB 1.

2 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 2 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 1 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1,68 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 1,085
k𝐻𝑧

42
Gambar 51 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 2.

Gambar 52 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 3.

3 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 4 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 2 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 3,52 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 2,088
𝑘𝐻𝑧

Gambar 53 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 4.

43
Gambar 54 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 5.

4 Sinyal informasi

𝑉𝑚 = 6 𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑚 = 4 𝑘𝐻𝑧

Sinyal hasil
demodulasi

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 312
m𝑉𝑝𝑝

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 = 4,085
𝑘𝐻z

Gambar 55 Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 6.

Gambar 56Hasil Percobaan Sinyal Informasi SSB 7.

44
2.6 Analisis dan Hasil Praktikum
2.6.1 Script matlab yang digunakan dan penjelasan masing-masing line nya
Dengan menggunakan matlab, gunakan script di bawah ini untuk DSB-SC
clc;
clear all;

ac=2; %carrier amplitude


fc=20000; %carrier frequency
am=3; %message signal amplitude
fm=4000; %message signal frequency
Fs=100*fc;

t=[0:1/Fs:0.003];
wc=cos(2*pi*fc*t);
ct=ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=am*wm;
y=ammod(mt,fc,Fs);
z=amdemod(y,fc,Fs);

subplot(4,1,1);
plot(t,mt,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Message signal (V)');

subplot (4,1,2);
plot(t,ct,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Carrier signal (V)');

subplot(4,1,3);
plot(t,y,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel ('Sinyal termodulasi (V)');

subplot(4,1,4);
plot(t,z,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi (V)');

45
Dengan menggunakan matlab, gunakan script di bawah ini untuk SSB
clc;
clear all;

ac=4; %carrier amplitude


fc=20000; %carrier frequency
am=2; %message signal amplitude
fm=1000; %message signal frequency
Fs=100*fc;

t=[0:1/Fs:0.003];
wc=cos(2*pi*fc*t);
ct=ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=am*wm;
y=ssbmod(mt,fc,Fs,0,'upper');
z=ssbdemod(y,fc,Fs);

subplot(4,1,1);
plot(t,mt,'b');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Message signal (V)');

subplot (4,1,2);
plot(t,ct,'k');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Carrier signal (V)');

subplot(4,1,3);
plot(t,y,'g');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel ('Sinyal Termodulasi (V)');

subplot(4,1,4);
plot(t,z,'r');
grid on
xlabel('time(s)');
ylabel('Sinyal Demodulasi (V)');

2.6.2 Fungsi masing-masing komponen blok modul yang digunakan dalam praktikum.
A. Modul DC power supply

46
Gambar 57 Power Supply
Fungsi penggunaan modul ini adalah untuk memberikan supply arus listrik DC
pada modul lainnya agar modul lainnya menyala dan dapat digunakan. Cara
menghidupkan power supply adalah dengan menghubungkan kabel power supply
pada stop kontak lalu menekan tombol on/off pada modul power supply, jika
tombol on maka modul lain akan ikut teraliri arus listrik.
B. Modul function generator

Gambar 58 Generator Fungsi


Di dalam praktikum ini function generator berfungsi sebagai generator modulasi
dengan menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga. Generator
sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequensi
Modulation (FM). Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada
kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih. Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih
dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi (frequency range). Amplitudo
sinyal dapat diatur dengan memutar tombol amplitude.
Fungsi tiap button pada modul function generator pada gambar29 adalah :
1. Button amplitude: digunakan untuk mengatur amplitude sinyal.
2. Button frekuensi pada nomor 2 : digunakan untuk mengatur kelipatan/ skala
frekuensi yang digunakan pada gelombang.

47
3. Button frekuensi pada nomor 3: digunakan untuk mengatur nilai frekuensi
suatu glombang .8
C. Modul CF Transmitter 20kHz9

Gambar 59 Modul CF Transmitter 20KHz


Fungsi penggunaan modul ini untuk percobaan modulasi. Modul ini berfungsi
sebagai tempat amplitudo sinyal informasi yang akan dimodulasi dengan
amplitudo sinyal carrier. Sehingga untuk bagian outputnya disambungkan dengan
osiloskop untuk melihat amplitudo sinyal termodulasi.
fungsi tiap bagian pada Modul CF transitter pada gambar 30 adalah :
1. Option = kiri untuk AM dan kanan untuk DSB.
2. Bandpass Filter 300-3400Hz = digunakan untuk melewatkan isyarat
dalam suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat
diluar jalur pita frekuensi 300-3400Hz
3. Jalur output Modulasi Fc & DSB-SC = digunakan sebgai transmisi di mana
frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris berada di
bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa berkurang ke tingkat
praktis terendah.
4. Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi
dengan sinyal carrier.
5. Jalur output Modulasi SSB = merupakan jenis komunikasi yang memakai
frekuensi HF(3 – 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu
sisi band, baik itu sisi band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah
LSB (low side band).
6. Amplfier : Digunakan sebagai penguat sinyal sinus maupun kotak
7. Gelombang carrier kotak / Sinus = untuk menampilkan sinyal carrier sinus
maupun kotak.10

8
https://mabateknikelektro.blogspot.com/2018/02/generator-fungsi-pengertian-fungsi.html
9
https://www.academia.edu/12657842/modulasi_ssb_dan_dsb
10
"Pengertian dan Fungsi Transmitter", http://www.arita.co.id/pengertian-dan-fungsi-transmitter (diakses pada 12
Maret 2020, pukul 19.50)

48
2.6.3 Karakteristik sinyal hasil termodulasi AM DSB-SC & SSB
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat dilihat hasil sinyal termodulasi AM DSB-
SC dan SSB memiliki nilai yang hampir sama seperti hasil simulasi MATLAB, hanya
berbeda angka sedikit saja. Perbedaan ini mungkin terjadi karena ketelitian alat maupun
pengguna yang kurang.
2.6.4 Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM DSB-SC & SSB
Pada spectrum frekuensi sinyal termodulasi AM DSB-SC dan SSB memiliki
perbedaan yang dimana pada AM DSB-SC akan memunculkan kedua sideband yaitu
USB dan LSB sedangkan pada AM SSB punya 2 sideband USB dan LSB tetapi yang
dikirimkan hanya salah satu sideband saja.
2.7. Kesimpulan
1. Jika Nilai Vmin pada sinyal termodulasi DSB-SC bernilai mendekati 0. frekuensi carrier
ditekan seminimal mungkin hingga nyaris 0 Hz yang bertujuan untuk menghemat daya.
Carrier tanpa modulasi bila ditransmisikan sangat membuang daya.
2. Karakteristik AM DSB-SC memiliki bandwidth sebesar 2x frekuensi informasi dengan
persamaan :
Bandwith (BW) = F USB - F LSB =(fc+ fm) – (fc−fm)=2 fm

3. Proses Demodulasi AM DSB-SC dibangkitkan dengan mengalikan sinyal


informasi m(t) dengan sinyal carrier yang dihasilkan oscillator.
4. Pada AM SSB punya 2 sideband USB dan LSB,namun yang dikirimkan hanya satu saja.
Hal ini menguntungkan karena lebar band dari SSB lebih sempit daripada DSB sehingga
mode SSB memberikan penghematan penggunaan band.
5. Karakteristik AM SSB dikembangkan karena DSB-SC membutuhkan bandwidth yang besar (2
kali bandwidth sinyal informasi).
6. Sinyal SSB didemodulasi sama dengan DSB-SC dengan cara mengalikan sinyal
informasi m(t) dengan sinyal carrier yang dihasilkan oscillator.

49
Daftar Pustaka
Alam, S. (2013, 02 24). Amplitude Modulation (AM). Retrieved 03 08, 2020, from Shah Alam:
http://sahirulalam.blogspot.com/2013/02/amplitude-modulation-am.html

Ardjuna, D. (2014, 5 14). Tugas Jaringan Nircable. Retrieved 03 20, 2020, from
www.slideshare.net: https://www.slideshare.net/mobile/denieardjuna/tugas-modulation-
am-fm-dan-pm.com

MA'RUF, I. (2013, 06 15). Penjelasan Macam-Macam Ampitudo Modulasi (AM). Retrieved 03


08, 2020, from IRHAM MA'RUF: http://irham93.blogspot.com/2013/06/macam-macam-
ampitudo-modulasi-am.html

Suyanto. (2017, 12 03). Sinyal AM dan Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM). Retrieved 03
08, 2020, from Jaringan,komputer dan lain lain:
http://jarkomsuyanto.blogspot.com/2017/12/sinyal-am-dan-bentuk-sinyal-modulasi.html

Wiki. (2020, 01 01). Modulasi amplitudo. Retrieved 03 08, 2020, from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Modulasi_amplitudo

50
BAB III
MODULATOR - DEMODULATOR AM

3.1Tujuan
1. Mengetahui dan memahami proses modulasi AM
2. Mengetahui dan memahami proses demodulasi AM
3. Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal termodulasi AM
4. Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal demodulasi AM

3.2 Alat dan Bahan


1. Modul DC Power Supply 1 buah
2. Modul Function Generator 1 buah
3. Modul CF Transmitter 16 kHz 1 buah
4. Osiloskop Dual Trace 1 buah
5. Kabel BNC to banana 2 buah
6. Jumper secukupnya
7. Kabel banana to banana secukupnya
8. Penyangga besi 1 buah
9. Software matlab

3.3 Teori Dasar


Carilah teori dasar tentang:
a. Spektrum sinyal termodulasi AM

51
pembawa

LSB fm fm USB

fc-fm fc fc+fm

Gambar 60 Spektrum Sinyal AM


Sumber Gambar : https://www.slideshare.net/happytikkaa/dasar-
telekomunikasi-29900307
Dari gambar diatas terlihat, modulasi amplitudo memerlukan bandwidth 2x
bandwidth sinyal pemodulasi (= 2fm). Daya total sinyal AM dapat dituliskan
dalam persamaan matematik sebagai berikut :

 
dimana Pc adalah daya sinyal pembawa

   adalah daya total sideband (LSB +USB)


Dari persamaan -persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita
frekuensi (band width) dalam sebuah proses modulasi amplitudo (AM) adalah dua
kali frekuensi sinyal informasi. (Suyanto, 2017)

b. Prinsip kerja demodulasi AM


Prinsip kerja demodulasi AM adalah AM yang sudah termodulasikan berbentuk
sinyal termodulasi akan didemodulasikan /diubah lagi menjadi sinyal berbentuk
sinyal informasi.

3.4 Prosedur Percobaan


3.4.1 Simulasi MATLAB
1. Dengan menggunakan matlab, buatlah program untuk melakukan proses
simulasi modulasi dan demodulasi AM. Tampilkan sinyal carrier, informasi,
sinyal termodulasi, dan sinyal hasil demodulasi!
52
2. Ubah bentuk, amplitudo dan frekuensi sinyal informasi sesuai dengan Tabel
3.1
3. Amati sinyal hasil termodulasinya. Bagaimana bentuk sinyalnya? Apa efek
perubahan bentuk, amplitudo dan frekuensi sinyal informasi?
4. Amati sinyal demodulasinya. Bandingkan dengan sinyal informasi awal!
3.4.2 Praktik
1. Siapkan alat dan bahan
2. Letakkan modul power supply, generator fungsi, CF transmitter 20kHz, serta
CF receiver 20kHz secara berurutan pada penyangga besi
3. Beri catu daya masing-masing modul sebesar ±15 V dan sambungkan
groundnya! (jangan nyalakan modul power supply sebelum rangkaian dicek
oleh dosen)
4. Ubah switch pada modul CF transmitter ke posisi AM
5. Sambungkan output function generator ke input CF transmitter
6. Atur sinyal keluaran function generator sinusoida dengan amplitudo 2Vpp
dan frekuensi 1 kHz!
7. Atur sinyal carrier menjadi sinyal sinusoida
8. Letakkan channel 1 osiloskop di input CF transmitter
9. Letakkan channel 2 osiloskop di jalur output AM
10. Amati sinyal yang dihasilkan
11. Hubungkan output CF transmitter ke input CF receiver
12. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output CF receiver sebelum bandpass
filter
13. Amati sinyal yang dihasilkan
14. Ubah posisi channel 2 osiloskop ke output CF receiver setelah bandpass filter
15. Amati sinyal yang dihasilkan
16. Ubah bentuk sinyal carrier menjadi sinyal kotak
17. Ulangi langkah 8-15
18. Ubah nilai frekuensi dan amplitudo sinyal keluaran function sesuai dengan
Tabel 3.2. Ulangi langkah 7-17!

3.5 Hasil Percobaan


Table 9 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Simulasi

No Ket. Sinyal Carrier Sinusoida Sinyal Carrier Kotak


53
.

1. Sinyal carrier

Vc = 4 Vpp

fc = 16 KHz

Gambar 61 Sinyal Carrier Sinusoida 1


Gambar 62 Sinyal Carrier Kotak 1

2. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
Gambar 63 Sinyal Carrier Sinusoida 2
=2𝑉 Gambar 64 Sinyal Carrier Kotak 2

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak
=4𝑉

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑= 1
𝑘𝐻𝑧

3. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1.5 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
Gambar 65 Sinyal Carrier Sinusoida 3
=4𝑉

54
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak Gambar 66 Sinyal Carrier Kotak 3

=8𝑉

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=1.5
𝑘𝐻𝑧

4. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
Gambar 67 Sinyal Carrier Sinusoida 4
= 5.5 𝑉 Gambar 68 Sinyal Carrier Kotak 4

𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak
= 10.5 𝑉

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑= 2
𝑘𝐻𝑧

Table 10 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil Praktik

Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi, dan Demodulasi AM Hasil


Praktik
No Ket. Sinyal Carrier Sinusoida Sinyal Carrier Kotak
.

1. Sinyal carrier

Vc = 4,16 Vpp

fc = 15,97 kHz

Gambar 70 Sinyal Carrier Kotak Hasil


Praktikum 1

55
Gambar 69 Sinyal Carrier Sinusoida
Hasil Praktikum 1

2. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=2 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
= 220 m𝑉𝑝𝑝
Gambar 12 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 2
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak Gambar 71 Sinyal Carrier Sinusoida
Hasil Praktikum 2 Gambar 73 Sinyal Carrier Kotak Hasil
= 220 m𝑉𝑝𝑝 Praktikum 2

𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=984
𝑘𝐻𝑧

Gambar 72 Sinyal Carrier Sinusoida


Hasil Praktikum 3
Gambar 14 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 3

Gambar 74 Sinyal Carrier Kotak Hasil


Praktikum 3

3. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=4 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=1.5 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
=540 m𝑉𝑝𝑝 Gambar 75 Sinyal Carrier Sinusoida
Hasil Praktikum 4 Gambar 77 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 4
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 kotak
=560 m𝑉𝑝𝑝

56
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=1,48
4𝑘𝐻𝑧

Gambar 76 Sinyal Carrier Sinusoida


Hasil Praktikum 5 Gambar 78 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 5

4. Sinyal
informasi
𝑉𝑚=6 𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑚=2 𝑘𝐻𝑧
Sinyal hasil
demodulasi
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
=980 m𝑉𝑝𝑝 Gambar 79 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 5 Gambar 81 Sinyal Carrier Kotak Hasil
Praktikum 6
𝑉𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑 sinus
=940 m𝑉𝑝𝑝
𝑓𝑑𝑒𝑚𝑜𝑑=1,93
1𝑘𝐻𝑧

Gambar 80 Sinyal Carrier Sinusoida


Hasil Praktikum 7

Gambar 82 Sinyal Carrier Kotak Hasil


Praktikum 7

3.6 Analisis Hasil Praktikum

57
Analisis hasil praktikum dibuat berdasarkan pada capaian pembelajaran sub bahasan
(3.1). Analisis meliputi:
1. Script matlab yang digunakan dan penjelasan masing-masing line nya
A. Matlab Untuk Sinyal Sinus
clc;
clear all;
Ac=2;
fc=20000;
Am=1;
fm=1000;
Fs=1000*fc;
t=[0:1/Fs:0.003];
wc= cos(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm=cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
% x= ammod (mt,fc,Fs);
x=(Ac+mt).*wc;
u = x.*ct;
[b,a] = butter(5,fc*2/Fs);
v = filtfilt(b,a,u);

figure (1)
subplot (2,2,2)
plot (t,mt), grid on;

title('signal informasi');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');

subplot (2,2,1)
plot (t,ct), grid on;

58
title (' signal carrier');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
axis([0 0.001 -3 3])
subplot (2,2,4)
plot (t,v), grid on;
title (' hasil demodulasi AM');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');

subplot (2,2,3)
plot (t,x), grid on;
title ('hasil modulasi AM');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');

59
Penjelasan tiap line :
1. Line 1
Perintah clc merupakan sebuah perintah ang digunakan untuk membersihkan
tampilan layar atau desktop pada saat program pertama kali dijalankan.
2. Line 2
Perintah clear all merupakan perintah yang digunakan untuk mneghapus semua
variabel dan nilai variabel ang sebelumnya sudah dibuat. Sehingga pada
program baru tidak ada variabel yang sama.
3. Line 4
Perintah Ac=2 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo pembawa.

4. Line 5

Perintah fc=20000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang


menampung nilai frekuensi pembawa.
5. Line 6
Perintah Am=3 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo informasi.
6. Line 7
Perintah fm=2000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi informasi.
7. Line 8
Perintah fs=100*fc merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai dari frekuensi sampling.
8. Line 10
Merupakan perintah untuk membuat interval waktu.
9. Line 11
Perintah wc=cos(2*pi*fc*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal carrier/pembawa.
10. Line 12
Perintah ct=Ac*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal carrier/pembawa.
11. Line 13
Perintah wm=cos(2*pi*fm*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
60
menjelaskan sinyal informasi.
12. Line 14
Perintah mt=Am*wm merupakan perintah untuk membuat variabel
yang menjelaskan gelombang sinyal informasi.
13. Line 15
Perintah y= ammod(mt,fc,Fs) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal DSB AM yang di modulasi.
14. Line 16
Perintah AM= (Ac+mt).*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal AM yang sudah di demodulasi.

15. Line 18
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,1) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel ct.
16. Line 22
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1
baris.
17. Line 24
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,2) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel mt.
18. Line 28
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada
kolom 1 baris 2.
19. Line 30
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,3) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel AM.
20. Line 34
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada kolom
61
2 baris 1.
21. Line 36
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,4) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan gambar
dari variabel y.
22. Line 40
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal demodulasi pada kolom
2 baris 2.

62
B. Script Matlab Untuk Sinyal Kotak
clc;
clear all;
Ac=2;
fc=20000;
Am=1; %
fm=1000;
Fs=1000*fc;
t=[0:1/Fs:0.003];
wc= square(2*pi*fc*t);
ct=Ac*wc;
wm= cos(2*pi*fm*t);
mt=Am*wm;
x= ammod (mt,fc,Fs); x=(Ac+mt).*wc;
u = x.*ct;
[b,a] = butter(5,fc*2/Fs);
v = filtfilt(b,a,u);

figure (1)
subplot (2,2,2)
plot (t,mt), grid on;

title('signal informasi');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');

subplot (2,2,1)
plot (t,ct), grid on;
title (' signal carrier');
xlabel ('waktu (s)');

63
ylabel ('Amplitudo (volt)');
axis([0 0.001 -3 3])
subplot (2,2,4)
plot (t,v), grid on;

title (' hasil demodulasi AM');


xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
subplot (2,2,3)
plot (t,x), grid on;
title ('hasil modulasi AM');
xlabel ('waktu (s)');
ylabel ('Amplitudo (volt)');
Penjelasan tiap line:
1. Line 1
Perintah clc merupakan sebuah perintah ang digunakan untuk membersihkan
tampilan layar atau desktop pada saat program pertama kali dijalankan.
2. Line 2

64
Perintah clear all merupakan perintah yang digunakan untuk mneghapus
semua variabel dan nilai variabel ang sebelumnya sudah dibuat. Sehingga pada
program baru tidak ada variabel yang sama.
3. Line 4
Perintah Ac=2 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo pembawa.
4. Line 5
Perintah fc=20000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi pembawa.
5. Line 6
Perintah Am=3 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai amplitudo informasi.
6. Line 7
Perintah fm=2000 merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai frekuensi informasi.
7. Line 8
Perintah fs=100*fc merupakan perintah untuk membuat sebuah variabel yang
menampung nilai dari frekuensi sampling.
8. Line 10
Merupakan perintah untuk membuat interval waktu.
9. Line 11
Perintah wc=square (2*pi*fc*t) merupakan perintah untuk membuat variabel
yang menjelaskan sinyal carrier/pembawa yang berbentuk kotak.
10. Line 12
Perintah ct=Ac*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal carrier/pembawa.
11. Line 13
Perintah wm=cos(2*pi*fm*t) merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan sinyal informasi.
12. Line 14

65
Perintah mt=Am*wm merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menjelaskan gelombang sinyal informasi.
13. Line 15
Perintah AM= (Ac+mt).*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal AM yang di modulasi.
14. Line 16
Perintah z= AM.*wc merupakan perintah untuk membuat variabel yang
menampung nilai sinyal AM yang sudah di demodulasi.
15. Line 18
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,1) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan
gambar dari variabel ct.
16. Line 22
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal informasi pada kolom 1
baris 1.
17. Line 24
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,2) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan
gambar dari variabel mt.
18. Line 28
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal carrier/pembawa pada
kolom 2 baris 1.
19. Line 30
Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang
dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,3) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan
gambar dari variabel AM.
20. Line 34
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal termodulasi pada
kolom 2 baris 1.

66
21. Line 36

Perintah untuk plotting atau membuat grafik berdasarlan perintah yang


dimasukkan. Maksud dari perintah (2,2,4) adalah grafik yang akan kita buat
akan menampilkan 2 kolom dan untuk kolom pertama akan diisi dengan
gambar dari variabel y.
22. Line 40
Perintah untuk plotting yang akan menampilkan sinyal demodulasi pada
kolom 2 baris 2.

2. Fungsi masing-masing komponen blok modul yang digunakan dalam


praktikum.
a. Modul DC power supply

Gambar 83 Power Supply

Fungsi penggunaan modul ini adalah untuk memberikan supply arus listrik
DC pada modul lainnya agar modul lainnya menyala dan dapat digunakan.
Cara menghidupkan power supply adalah dengan menghubungkan kabel
power supply pada stop kontak lalu menekan tombol on/off pada modul power
supply, jika tombol on maka modul lain akan ikut teraliri arus listrik.
b. Modul function generator
Gambar 84 Generator Fungsi

Di dalam praktikum ini function generator berfungsi sebagai generator


modulasi dengan menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga.
Generator sinyal input dapat digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM)
atau Frequensi Modulation (FM). Function Generator umumnya menghasilkan
frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai 20 Mhz atau lebih. Frekuensi yang
dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi
(frequency range). Amplitudo sinyal dapat diatur dengan memutar tombol
amplitude.
Fungsi tiap button pada modul function generator pada gambar29 adalah :
1. Button amplitude: digunakan untuk mengatur amplitude sinyal.
2. Button frekuensi pada nomor 2 : digunakan untuk mengatur kelipatan/ skala
frekuensi yang digunakan pada gelombang.
3. Button frekuensi pada nomor 3: digunakan untuk mengatur nilai frekuensi
suatu gelombang .
c. Modul CF Transmitter 16kHz
Gambar 85 Modul CF Transmitter 16KHz

Fungsi penggunaan modul ini untuk percobaan modulasi. Modul ini berfungsi
sebagai tempat amplitudo sinyal informasi yang akan dimodulasi dengan
amplitudo sinyal carrier. Sehingga untuk bagian outputnya disambungkan
dengan osiloskop untuk melihat amplitudo sinyal termodulasi.
fungsi tiap bagian pada Modul CF transitter pada gambar 30 adalah :
1. Option = kiri untuk AM dan kanan untuk DSB.
2. Bandpass Filter 300-3400Hz = digunakan untuk melewatkan isyarat
dalam suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat
diluar jalur pita frekuensi 300-3400Hz
3. Jalur output Modulasi Fc & DSB-SC = digunakan sebgai transmisi di mana
frekuensi yang dihasilkan oleh modulasi amplitudo yang simetris berada di
bawah frekuensi pembawa dan tingkat pembawa berkurang ke tingkat
praktis terendah.
4. Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi
dengan sinyal carrier.
5. Jalur output Modulasi SSB = merupakan jenis komunikasi yang memakai
frekuensi HF(3 – 30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu
sisi band, baik itu sisi band atas USB (sper side band) atau sisi band bawah
LSB (low side band).
6. Amplfier : Digunakan sebagai penguat sinyal sinus maupun kotak
7. Gelombang carrier kotak / Sinus = untuk menampilkan sinyal carrier sinus
maupun kotak.
d. DSB Receiver

Gambar 86 DSB receiver

DSB receiver dapat menerima sinyal AM, DSB maupun SSB. Berdasarkan
praktikum, DSB receiver juga berfungsi untuk mengembalikan sinyal hasil
modulasi
DSB maupun SSB menjadi sinyal informasi, dengan kata lain DSB receiver
juga berfungsi sebagaidemodulator. Fungsi tiap bagian pada Modul DSB
Receiver pada gambar 2.22 adalah :

1. Mixer : digunakan untuk mencampurkan / memadukan sinyal termodulasi


dengan inyal carrier.
2. Bandpass Filter 300-3400Hz : digunakan untuk melewatkan isyarat dalam
suatu pita frekuensi 300-3400Hz dan untuk menahan isyarat diluar jalur pita
frekuensi 300-3400Hz.
3. Osilator : berfungsi untuk menghasilkan sinyal carrier. Output yang
menampilkan sinyal demodulasi AM DSB SC.

3. Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM


Pada spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM akan memunculkan kedua sideband
yaitu USB dan LSB dan bandwidth dari sinyal termodulasi AM adalah dua kalinya
frekuensi sinyal informasi.

4. Karakteristik sinyal hasil demodulasi AM


Berdasarkan table 3.1 dan 3.2, sinyal demodulasi AM bentuknya sama dengan sinyal
informasi. Karena tujuan dari demodulasi sendiri adalah mengubah sinyal
termodulasi menjadi sinyal informasi kembali. Untuk nilai amplitude sinyal
demodulasi, kami mendapatkan perbedaan nilai antara hasil simulasi dengan hasil
praktikum yaitu :
Percobaan Nilai amplitude secara simulasi matlab Nilai amplitude secara praktikum
V demod sinus V demod kotak V demod sinus V demod kotak

2 2V 4V 220 mVpp 220 mVpp


3 4V 8V 560 mVpp 540 mVpp
4 5.5 V 10.5 V 980 mVpp 940 mVpp
Table 11 Perbandingan nilai simulasi dan nilai praktikum percobaan 3

Perbedaan ini mungkin terjadi karena kurangnya keakuratan alat dalam praktikum
atau kurangnya ketelitian pengguna dalam menggunakan alat praktikum dan lain
sebagainya.
3.7 Kesimpulan
1. Proses modulasi amplitude yang diubah dalam penggunaannya adalah amplitude.
Jika amplitude antara sinyal informasi yang satu dengan yang lain berbeda, maka
hasil sinyal termodulasi pun berbeda.
2. Proses demodulasi AM akan menghasilkan sinyal seperti pada sinyal informasi.
Karena demodulasi adalah mengubah sinyal termodulasi menjadi sinyal informasi
kembali.
3. Karakteristik sinyal termodulasi adalah bentuk gelombang tergantung pada seberapa
besar amplitude informasi dan carrier, tinggi gelombang max (V max) ditentukan
dengan menjumlahkan amplitude informasi (Vm) dan amplitude carrier (Vc), tinggi
gelombang minimum (Vmin) ditentukan dengan mengurangkan amplitude carrier
(Vc) dengan amplitude informasi (Vm). Dengan mengetahui Vmax, Vmin, Vm dan
Vc kita akan mengetahui terjadi distorsi atau tidak pada sinyal termodulasi.
4. Karakteristik sinyal demodulasi sama persis seperti karakteristik sinyal informasi,
dengan gelombang yang tidak terlalu rapat seperti sinyal carrier karena frekuensi dari
sinyal informasi lebih rendah.
BAB IV
MODULASI FREKUENSI

4.1 Tujuan
● Mengetahui dan memahami proses modulasi frekuensi
● Mengetahui dan memahami karakteristik sinyal termodulasi frekuensi
● Mengetahui dan memahami nilai konstanta modulasi frekuensi

4.2 Alat dan Bahan


● Modul DC Power Supply 1 buah
● Modul Function Generator 2 buah
● Modul Angle Modulator 1 buah
● Multimeter digital 1 buah
● Osiloskop Dual Trace 1 buah
● U-Patch Panel Type C 1 buah
● Resistor 2 buah
● Potensiometer 1 buah
● Kabel BNC to banana 2 buah
● Jumper besar secukupnya
● Jumper kecil secukupnya
● Kabel banana to banana secukupnya
● Penyangga besi 1 buah

4.3 Teori Dasar


4.3.1 Prinsip Kerja Modulasi Frekuensi
1. Pada modulasi frekuensi, amplitudo pembawa konstan tetapi frekuensi akan
berubah sesuai dengan perubahan amplitude isyarat pemodulasi (amplitude
informasi)
2. Jika amplitudo pemodulasi meningkat, frekuensi pembawa akan lebih tinggi
daripada frekuensi normalnya. Jika amplitudo pemodulasi turun, frekuensi
pembawa akan lebih rendah daripada frekuensi normalnya. Dapat juga
diterapkan untuk kondisi sebaliknya.
3. Perubahan frekuensi maksimum pada saat amplitudo pembawa maksimum
disebut deviasi frekuensi.
4. Oleh karena frekuensi pembawa berubah mengikuti amplitudo pemodulasi
maka frekuensi pembawa akan berayun di atas dan di bawah frekuensi normal
sesuai dengan frekuensi pembawa.
5. Jumlah ayunan frekuensi pembawa dalam tiap detiknya disebut laju deviasi
frekuensi.
4.3.2 Perhitungan Indeks Modulasi dan Spektrum Modulasi
Frekuensi

Gambar 87 gelombang carrier, informasi dan FM

Indeks modulasi FM (mf) merupakan perbandingan antara deviasi frekuensi dengan


frekuensi sinyal pemodulasi

                    mf = δ / fm                      

Keterangan:

δ: deviasi frekuensi maksimum

fm: frekuensi maksimum sinyal pemodulasi

mf: indeks modulasi FM

Spektrum Sinyal FM

Gambar 88 Spektrum Sinyal FM

Lebar bandwidth sinyal FM adalah tak berhingga. Namun pada praktek biasanya
hanya diambil bandwith dari jumlah sideband yang signifikan. Jumlah sideband
signifikan ditentukan oleh besar indeks modulasinya seperti dalam fungsi tabel besel
berikut.
Table 12 Fungsi Besel Untuk Modulasi Frekuensi (Frequency Modulation, FM)

Ji: nilai amplituda komponen frekuensi sideband ke i (i≠0)


Jo: nilai amplituda komponen frekuensi sinyal pembawa (bukan sideband)
β= mf : indeks modulasi
Lebar bandwidth pada modulasi FM dapat ditentukan menggunakan teorema carson
sebagai berikut:

dimana,
fd = frekuensi deviasi
fm = frekuensi maksimum sinyal pemodulasi
Karakter dari transmisi Modulasi Frekuensi adalah:
● Tidak dapat dipantulkannya gelombang elektromagnetic dari modulasi
frekuensi sehingga jarak pancaran adalah line of sight dan terbatas pada daya
pancar.
● Ketahanan modulasi terhadap noise pada transmisi modulasi
frekuensi, sehingga kualitas sinyal informasi yang diterima
jernih seperti aslinya.
4.3.3 Cara mencari konstanta modulasi frekuensi
Xc(t)= A cos [ Wct + Ɵ(t)]

A dan Wc bernilai konstan dan sudut fasa Ɵ(t) berubah-ubah besarnya sesuai
dengan sinyal pesan m(t) Atau bisa dengan Kf = Deviasi F/V

4.3.4 Aplikasi dan Keuntungan Modulasi Frekuensi


Keuntungan Modulasi Frekuensi:
● Tahan terhadap noise: Salah satu keuntungan utama dari modulasi frekuensi yang
telah digunakan oleh industri penyiaran adalah pengurangan kebisingan. Karena
kebanyakan kebisingan amplitudo berbasis, ini dapat dihapus dengan menjalankan
sinyal melalui limiter sehingga hanya variasi frekuensi muncul. Ini disediakan
bahwa tingkat sinyal cukup tinggi untuk memungkinkan sinyal yang akan
dibatasi.
● Tahan terhadap sinyal variasi kekuatan: Dengan cara yang sama bahwa suara
amplitudo dapat dihapus, sehingga juga bisa variasi sinyal. Ini berarti bahwa salah
satu keuntungan dari modulasi frekuensi adalah bahwa ia tidak menderita variasi
amplitudo audio level sinyal bervariasi, dan itu membuat FM ideal untuk
digunakan dalam aplikasi mobile dimana tingkat sinyal terus bervariasi. Ini
disediakan bahwa tingkat sinyal cukup tinggi untuk memungkinkan sinyal yang
akan dibatasi.
● Tidak memerlukan amplifier linear di pemancar: Karena hanya perubahan
frekuensi ini harus dilakukan, setiap amplifier di pemancar tidak perlu linear.
● Memungkinkan efisiensi yang lebih besar daripada banyak mode
lainnya: Penggunaan amplifier non-linear, misalnya kelas C, dll berarti bahwa
tingkat efisiensi pemancar akan lebih tinggi - amplifier linear secara inheren tidak
efisien.
Aplikasi Modulasi Frekuensi
FM banyak digunakan untuk radio music dan radio publik
4.4 Prosedur Percobaan
4.4.1 Simulasi MULTISIM
1. Siapkan software multisim
2. Rangkailah sesuai gambar, dengan komponen osiloskop, resistor, generator
fungsi, spectrum analyzer, frequency counter, FM voltage dan ground.

Gambar 89 Rangkaian multisim

3. Atur nilai yang diinginkan pada kolom value di komponen FM Voltage dan
Generator Fungsi
4. Amati sinyal yang tampil dari osiloskop, amati frekuensi yang tampil pada
frequency counter, amati spektrum yang tampil pada spectrum analyzer.
4.4.2 Praktik
A. Karakteristik Sinyal Termodulasi
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkai modul DC power supply dan 2 function generator di penyangga
besi. Function generator A akan menghasilkan sinyal informasi
sedangkan function generator B sinyal carrier.
3. Beri catu daya masing-masing blok dan sambungkan ground nya.
4. Atur keluaran function generator A 4Vpp, 200 Hz dan B 6 Vpp, 2 kHz.
5. Hubungkan channel 1 osiloskop ke keluaran function generator A dan
channel 2 osiloskop ke keluaran function generator B. Tampilkan sinyal
keluaran masing- masing function generator di osiloskop.
6. Hubungkan keluaran function generator A ke input VCO function
generator B seperti pada gambar 4.1. Dengan setting seperti ini, function
generator A akan menghasilkan sinyal informasi dan function generator
B menghasilkan sinyal termodulasi.

Gambar 90 Rangkaian Percobaan Karakteristik Sinyal Termodulasi Frekuensi

7. Tampilkan sinyal yang dihasilkan dengan setting langkah (6) pada osiloskop.
8. Ubah keluaran function generator A dan B sesuai dengan Tabel 4.1
9. Ulangi langkah 5-7
10. Amati sinyal keluaran yang dihasilkan

B. Menentukan Nilai Konstanta Modulasi


1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkai 2 buah Resistor dan potensiometer sebagai rangkaian
pembagi tegangan pada U-Patch seperti pada gambar 4.2

Gambar 91 Rangkaian Pembagi Tegangan

3. Letakkan DC power supply, U-patch, dan angle modulator pada penyangga


besi
4. Sambungkan catu daya dan ground ke setiap blok
5. Atur tegangan keluaran rangkaian pembagi tegangan pada U-Patch, Vout =
0V
6. Sambungkan Vout ke input blok angle modulator dan channel 1 osiloskop
ke outputnya seperti Gambar 4.3. Vout U-Patch akan menjadi tegangan
input modulator (V i)

Gambar 92 Rangkaian Percobaan Konstanta Modulasi FM

7. Putar button pada angle modulator hingga frekuensi sinyal keluaran blok
menjadi 20kHz.
8. Amati sinyal yang ditampilkan osiloskop!
9. Dengan nilai pengaturan tombol angle modulator yang tetap, putar
potensiometer hingga didapat nilai sesuai dengan Tabel 4.2. Amati
frekuensi sinyal keluaran osiloskop!
10. Hitung konstanta modulasi FM!

4.5 Hasil Percobaan


Table 13 Gambar Sinyal Carrier, Informasi, Termodulasi FM Hasil Simulasi

No Keterangan Gambar Sinyal


1 Sinyal carrier
V c =6 Vpp

f c =2 kHz

Gambar 93 Sinyal Carrier Hasil Simulasi

2 Sinyal
informasi
V m =4 Vpp

f m=200 Hz

Sinyal
termodulasi
V t =6 Vpp

f t =1,058 kHz ;
low

f t =2,269 kHz
high

Gambar 94 Sinyal Termodulasi 1 Hasil Simulasi


3 Sinyal
informasi
V m =5Vpp

f m=300 Hz

Sinyal
termodulasi
V t =6 Vpp

f t =1,117 kHz ;
low

f t =3,192 kHz
high

Gambar 95 Sinyal Termodulasi 2 Hasil Simulasi


4 Sinyal
informasi
V m =6 Vpp

f m=400 Hz

Sinyal
termodulasi
V t =6 Vpp

f t =1,189 kHz ;
low

f t =3,666 kHz
high

Gambar 96 Sinyal Termodulasi 3 Hasil Simulasi

4.6 Analisis Hasil Percobaan


4.6.1 Rangkaian Multisim
1. Untuk menampilkan sinyal Carrier maka generator fungsi tidak dihubungkan
dengan Osiloskop agar sinyal informasi tidak masuk. Kemudian pada FM
Voltage Inteligence Frekuensi di 0 kan agar sinyal informasi juga tidak akan
masuk, kemudian isi nilai amplitude dengan amplitude carrier yang diinginkan
dan isi frekuensi carrier sesuai yang diinginkan. Setelah mengisi nilai-nilai
yang diinginkan dan selesai merangkai komponen seperti gambar maka dilihat
pada osiloskop gambar sinyal yang tampil.
Gambar 97 Rangkaian Multisim 2

2. Untuk menampilkan sinyal termodulasi maka generator fungsi disambungkan


dengan osiloskop agar sinyal informasi dapat masuk dan isi nilai frekuensi
sesuai frekuensi informasi yang diingkan serta isi nilai amplitude sesuai
dengan amplitude informasi yang diinginkan. Sedangkan di FM Voltage
Inteligence Frekuensi di isi sesuai dengan frekuensi informasi yang diinginkan,
agar sinyal informasi dapat masuk, dan isi nilai untuk sinyal carrier sesuai poin
1. Setelah selesai mengisi nilai-nilai yang diperlukan dan selesai merangkai
komponen sesuai gambar di bawah ini, maka klik osiloskop, lihat sinyal
termodulasi yang tampil. Untuk melihat spektrum gunakan spektrum analyzer,
dan untuk melihat frekuensi yang tampil gunakan frequency counter.

Gambar 98 Rangkain Multisim 3


4.6.2 Karakteristik Hasil Sinyal Termodulasi FM
Hasil percobaan pada simulasi dapat diketahui bahwa semakin besar amplitude
pemodulasi dan frekuensi informasi maka nilai-nilai dalam sinyal termodulasi
semakin besar, sesuai dengan table berikut:

Percobaan Nilai Sinyal Termodulasi


V termodulasi ft low
ft high

2 6Vpp 1,058 kHz 2,269 kHz


Vc=6Vpp
Fc=2kHz
Vm=4Vpp
Fm=200H
z
3 6Vpp 1,117 kHz 3,192 kHz
Vc=6Vpp
Fc=2kHz
Vm=4Vpp
Fm=200H
z
4 6Vpp 1,189 kHz 3,666 kHz
Vc=6Vpp
Fc=2kHz
Vm=4Vpp
Fm=200H
z
Table 14 nilai hasi termodulasi FM

4.6.3 Perhitungan nilai konstanta hasil modulasi FM

Xc(t)= A cos [ Wct + Ɵ(t)]

A dan Wc bernilai konstan dan sudut fasa Ɵ(t) berubah-ubah besarnya sesuai
dengan sinyal pesan m(t)

Atau bisa dengan Kf = Deviasi F/V


4.7 Kesimpulan
1.) Perubahan nilai amplitudo tidak mempengaruhi proses modulasi frekuensi
2.) Pada proses modulasi frekuensi, frekuensi carrier berubah sesuai dengan amplitudo
sinyal informasi, yaitu ketika amplitudo informasi pada level positif, maka frekuensi
carrier membesar, dan ketika amplitudo informasi pada level negatif, maka frekuensi
carrier mengecil.
3.) Semakin besar nilai frekuensi carrier, maka semakin renggang gelombang hasil modulasi
frekuensinya.

Anda mungkin juga menyukai