Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM 4

SISTEM KOMUNIKASI RADIO


LOS ( Line of Sight ) PADA SOFTWARE PATHLOSS

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Praktikum Sistem Komunikasi Radio

Dosen Pengajar :.
Ir. Hudiono , MT

Oleh :

ITSNA FARICHATUN
NISA FIRDA

2BTT / 1931130035

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020

Scanned by CamScanner
PRAKTIKUM 4

1.1 Tujuan
• Menentukan lokasi BTS baru di daerah selatan dari tower existing POLINEMA.
• Menitik koordinat lokasi tower existing dan lokasi BTS baru.

1.2 Alat dan Bahan


• GPS (Global Positioning System).
• Kamera
• Software Google Earth

1.3 Dasar Teori

1.3.1 Pengertian LOS (Line Of Sight)


Propagasi line-of-sight adalah karakteristik radiasi elektromagnetik atau perambatan
gelombang akustik yang berarti gelombang yang bergerak dalam jalur langsung dari sumber
ke penerima. Transmisi elektromagnetik mencakup emisi cahaya yang bergerak dalam garis
lurus. Sinar atau gelombang dapat terdifraksi, dibiaskan, dipantulkan, atau diserap oleh
atmosfer dan penghalang dengan material dan uinumnya tidak dapat berjalan di atas
cakrawala atau di belakang rintangan. Jarak jangkauannya sangat terbatas , kira-kira 30-50
mil per link, tergantung topologi dari permukaan buminya. Dalam praktek jarak
jangkauannya sebenarnya adalan 4/3 dari Line Of Sight (untuk K— 4/3), karena adanya
faktor pembiasan oleh atmosfir burnt bagian bawah.
Berbeda dengan propagasi line-of-sight, pada frekuensi rendah (di bawah sekitar 3
MHz) karena gelombang radio difraksi dapat bergerak sebagai gelombang darat, yang
mengikuti kontur Burnt. Hal ini memungkinkan AM menyiarkan stasiun radio untuk
mentransmisikan melampaui cakrawala. Selain itu, frekuensi gelombang pendek antara
sekitar 1 dan 30 MHz, dapat dipantulkan kembali ke Bumi oleh ionosfer, yang disebut
gelombang langit atau propagasi ”lewati”, sehingga memberikan transmisi radio dalam
rentang ini merupakan jangkauan global yang potensial.
Namun, pada frekuensi di atas 30 MHz (VHF dan lebih tinggi) dan di tingkat
atmosfer yang lebih rendah, efek ini tidak signifikan. Dengan demikian, setiap
penyumbatan antara antena pemancar (pemancar) dan antena penerima (penerima) akan

2
POLITEKNIK NEGERI MALANG
menghalangi sinyal, sama seperti cahaya yang mungkin dirasakan oleh mata. Oleh karena
itu, karena kemampuan untuk melihat secara visual antena pemancar (mengabaikan batasan
resolusi mata) kira-kira sesuai dengan kemampuan untuk menerima sinyal radio darinya,
karakteristik propagasi pada frekuensi ini disebut "line-of-sight". Titik propagasi terjauh
disebut sebagai "cakrawala radio".
Dalam prakteknya, karakteristik propagasi gelombang radio ini sangat bervariasi
tergantung pada frekuensi dan kekuatan sinyal yang ditransmisikan (fungsi pemancar dan
karakteristik antena). Siaran radio FM, dengan frekuensi yang relatif rendah sekitar 100
MHz, kurang terpengaruh oleh adanya bangunan dan hutan.
Aplikasi untuk pelayanan komunikasi, antara lain : untuk siaran radio FM, sistem
penyiaran televisi (TV), komunikasi bergerak =, radar, komunikasi satelit dan penelitian
ruang angkasa.
Pada kondisi atmosfir normal, dalam perhitungan radius bumi ekuivalen besarnya
digunakan K—4/3. Bila kita menggunakan K—4/3 dan dengan mengalihkan radius bumi
yang sesungguhnya dengan harga K tersebut, maka pada waktu memetakan lintasan
propagasi gelombang, kita dapat memodifikasi kurvatur burnt sedemikian rupa, sehingga
lintasan radio dapat digambarkan secara garis lurus (straight line). Gambar berikut
menunjukkan hasil modifikasi kurvatur burnt untuk radius bumi ekuivalen dengan harga
K-4/3 yang disebut dengan Path Profile 4/3

1.3.2 Pathloss Versi 4


Pathloss merupakan perangkat lunak yang banyak digunakan oleh perusahaan
pembangun jaringan komunikasi, khususnya jalur komunikasi gelombang mikro atau biasa
disebut Sistem Komunikasi Gelombang Mikro (SKGM). Untuk sistem komunikasi
gelombang mikro ini mengharuskan jalur komunikasi yang terbebas dari penghalang
(obstacle), seperti yang diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Jalur komunikasi radio yang terbebas dari penghalang


Dalam melakukan perhitungan jalur komunikasi radio dapat menggunakan beberapa
perangkat lunak (software) seperti Atoll 2.6, Mentum Planet, Aircomm, dan Pathloss. Dari
beberapa software tersebut, yang umumnya digunakan adalah Pathloss.

3
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Software Pathloss ini merupakan software yang diakui secara international untuk
merancang sebuah sistem komunikasi gelombang mikro maupun UHF. Software Pathloss
ini dibuat ileh Contract Telecommunication Engineering (CTE) di Kanada dan merupakan
software yang paling banyak digunakan oleh oparator dan vendor telekomunikasi sebagai
alat untuk melakukan perancangan transmisi komunikasi radio (Overview Pathloss).
Pathloss biasanya digunakan untuk (Telefocal Asia 2007):
1. Merancang konfugurasi jaringan komunikasi gelombang mikro maupun UHF
2. Merancang profil lintasan untuk menentukan ketinggian aantena pada masing-
masing stasiun pemancar dan penerima.
3. Menghitung link budget untuk dapat menentukan prnggunaan tipe antena dan
perangkat radio yang sesuai pada sebuah sistem komunikasi, sehingga menghasilkan
sistem komunikasi yang bekerja dengan optimal danefisien.

1.3.3 GPS (Global Positioning System)

Gambar 1. 3.$ GPS (Gfobaf Positioning


System)
GPS ( Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan pemantauan
posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika serikat. Pada dasarnya konsep penentuan
GPS adalah reseksi ( pengikatan kebelakang dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak
secara simultan kebeberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui.
Sistem GPS
• Satelit GPS mengelilingi bumi 2x sehari
• Satelit ini mentransmisikan signal ke bumi
• Signal tersebut digunakan untuk menghitung posisi
• GPS membedakan waktu yang ditransmisikan untuk menghitung posisi tersebut
dihitung sebagai jarak dari beberapa satelit GPS untuk menghitung posisi bumi &
permukaannya.

Dasar Kerja GPS

4
POLITEKNIK NEGERI MALANG
• GPS harus memiliki setidaknya memiliki 3 satelit untuk menghitung 2D dan
pergerakannya.
• Dengan 4 satelit GPS, kita dapat menhitung posisi 3D (X,Y,Z)

Referensi Peta

• Secara umum referensi peta yang digunakan adalah WGS 84


• WGS 84 adalah sistem koordinat kertasian terikat bumi, dimana sumbu-Z nya
berimpit dengan sumbu putar bumi yang melalui CTP( centrla terrestial pole),
sumbu-X nya terletak pada bidang meredian nol (greenwich), sumbu-Y nya tegak
lurus terhadap sumbu-Z dan X.

1.3.4 Google Earth

Gambar 1. 3.4 Google Earth

Google Earth merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut
Earth Viewer dan dibuat oleh Keyhole, Inc. Program ini memetakan bumi dari
superimposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe
GIS 3D.
Global Virtual ini memperlihatkan rumah, warna mobil, dan bahkan bayangan orang
dan rambu jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat yang dituju, tetapi
kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup dalam resolusi 15 meter.

Globa virtual ini memperlihatkan rumah, warna mobil, dan bahkan bayangan orang
dan rambu jalan. Resolusi yang tersedia tergantung pada tempat yang dituju, tetapi
kebanyakan daerah (kecuali beberapa pulau) dicakup dalam resolusi 15 meter. Las Vegas,
Nevada dan Cambridge, Massachusetts memiliki resolusi tertinggi, pada ketinggian 15 cm
(6 inci). Google Earth memolehkan pengguna mencari alamat (untuk beberapa negara),
memasukkan koordinat, atau menggunakan mouse untuk mencari lokasi.

Google Earth juga memiliki data model elevasi digital (DEM) yang dikumpulkan
oleh Misi Topografi Radar Ulang Alik NASA. Int bermaksud agar kita dapat melihat Grand
Canyon atau Gunung Everest dalam tiga dimensi, daripada 2D di situs/program peta
lainnya. Sejak November 2006, pemandangan 3D pada pegunungan, termasuk Gunung

5
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Everest, telah digunakan dengan penggunaan data DEM untuk memenuhi gerbang di
cakupan SRTM.

Banyak orang yang menggunakan aplikasi ini menambah datanya sendiri dan
menjadikan mereka tersedia melalui sumber yang berbeda, seperti BBS atau blog. Google
Earth mampu menunjukkan semua gambar permukaan Bumi. dan juga merupakan sebuah
klien Web Map Service. Google Earth mendukung pengelolaan data Geospasial tiga
dimensi melalui Keyhole Markup Language (KML).

Google Earth memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dan struktur


(seperti jembatan) 3D, yang meliputi buatan pengguna yang menggunakan SketchUp,
sebuah program pemodelan 3D. Google Earth versi lama (sebelum Versi 4), bangunan 3d
terbatas pada beberapa kota, dan memiliki pemunculan yang buruk tanpa tekstur apapun.
Banyak bangunan dan struktur di seluruh dunia memiliki detil 3D-nya; termasuk (tetapi
tidak terbatas kepada) di negara Amerika Serikat, Britania Raya, Irlandia, India, Jepang,
Jerman, Kanada, Pakistan dan kota Amsterdam dan Alexandria. Bulan Agustus 2007,
Hamburg menjadi kota periama yang seluruhnya ditampilkan dalam bentuk 3D, termasuk
tekstur seperti facade. Pemunculan tiga dimensi itu tersedia untuk beberapa bangunan dan
struktur di seluruh dunia melalui Gudang 3D Google dan situs web lainnya.

1.3 Langkah Percobaan


a. Penentuan LOS menggunakan software Pathloss V.4
1. Menjalankan software Pathloss
2. Mengisi bagian-bagian yang ada pada modules terrain data (bagian yang diisi yaitu
site name, call sign, latitude, longitude, tower height, serta TR antenna height).
Setelah terisi maka elevition serta jarak akan secara otomatis keluar.
3. Setelah langkah 2, maka pada langkah 3 ini lakukan configure> terrain data base>
setup primary> index> close> close> ok, yang berfungsi dengan memasukkan geo
tersebut data yang ada di Malang akan bisa digunakan untuk memperoleh hasil yang
benar.
4. Kemudian langkah terakhir yaitu kembali kr module> print profile, untuk
mengetahui kontur tanah, tinggi antenna. Elevasi, serta fresnel. Apabila fresnel
masih menyentuh bagian tanah atau pohon berarti antenna harus ditinggikan sampai
fresnel tidak menyentuh bagian bawah.
b. Langkah Survey
1. Mencari nilai koordinat site lama / tower existing (dialihkan ke roof top gd teknik
sipil Polinema.
2. Menentukan arah lokasi BTS baru / new site di selatan tower exsisting.
3. Mencari lokasi yang berkembang sehingga membutuhkan catuan telepon kurang
lebih 3 km dari tower existing.
4. Menentukan titik dimana BTS baru akan dibangun dengan pertimbangan :

6
POLITEKNIK NEGERI MALANG
• Berdekatan dengan catu daya.
• Akses ajalan kelokasi tidak sulit.
• Pilih tempat yang lebih tinggi.
• Ada legalitas setempat dan lingkungan.
• Mengecek frekuensi yang ada dilokasi baru.
• Space tower dan shelter.
5. Ambil foto environtment pada BTS existing.
6. Menghitung jarak lokasi BTS existing ke lokasi BTS baru dan catat koordinatnya
dengan menggunakan GPS.
7. Ambil foto environtment pada BTS baru.
8. Menggambar pada peta topografi (Google Earth) lokasi BTS existing dan BTS baru.
9. Menghitung tinggi antena pada new site melalui gambar pada path profile.

7
POLITEKNIK NEGERI MALANG
1.4 Hasil Survey
1.4.1 Denah Lokasi Site Jl. A. Yani 35

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
DENAH LOKASI
LOKASI
JL. A YANI 35

SKALA
1.4.2 Survey Environtment Site Jl. A. Yani 35

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
RF ENVIRONTMENT
LOKASI
JL. A YANI 35

SKALA
KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
RF ENVIRONTMENT
LOKASI
JL. A YANI 35

SKALA
KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
RF ENVIRONTMENT
LOKASI
JL. A YANI 35

SKALA
1.4.3 View LOS to Far End ( Site Jl. A. Yani 35 – Site Polinema )

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
RF ENVIRONTMENT
LOKASI
JL. A YANI 35

SKALA
1.4.4 Rencana Kabel dan Perangkat Site Jl. A. Yani 35

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
RENCANA KABEL DAN PERANGKAT
SITE JL. A YANI 35
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.5 Rencana Kabel dan Perangkat Site Polinema

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
RENCANA KABEL DAN PERANGKAT
SITE POLINEMA
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.6 Site Jl. A Yani 35

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
RF ENVIRONTMENT
LOKASI
JL. A YANI 35

SKALA
1.4.7 Lokasi Pengambilan LOS

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
LOKASI PENGAMBILAN LOS
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.8 Denah Lokasi Site Polinema

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
DENAH LOKASI
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.9 Survey Environtment Site Polinema

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
FAR END POLINEMA
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
FAR END POLINEMA
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
FAR END POLINEMA
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.10 View LOS to Far End ( Site Polinema – Site Jl. A Yani 35 )

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
View LOS
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.11 Akses Jalan Menuju Site Polinema

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
AKSES JALAN
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.12 Site Polinema

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
SITE POLINEMA
(TOWER GD. AI)
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
1.4.13 Topografi dan Koordinat Far End Site Polinema – Near End Site Jl. A. Yani 35
1.4.14 Data Obstacle

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
OBSTACLE
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA

BANGUNAN 1 (14 M)
KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
OBSTACLE
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
BANGUNAN 2 (17 M)
Bangunan 3

KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
OBSTACLE
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

SKALA
BANGUNAN 3 (14 M)
KELOMPOK 2
Adi Widayu
Bagas Praditya A.
Itsna Farichatun N. F
Shelly Adiristy F. S
PERENCANAAN DIPERIKSA DISETUJUI

PROYEK
PROYEK LINE OF SIGHT FOR
RADIO COMMUNICATION SYSTEM
NAMA GAMBAR
OBSTACLE
LOKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG

BANGUNAN 4 (14 M) SKALA


Tabel Obstacle

Koordinat Jarak
Ketinggian
No. Obstacle Polinema Ahmad Yani
(m) Latitude Longitude
(Km) 35 (Km)
1 Bangunan 3 Lantai 14 7°56'41.61"S 112°37'3.99"E 0.3 2.76
2 Bangunan 4 Lantai 17 7°56'41.09"S 112°37'8.89"E 0.45 2.61
3 Bangunan 3 Lantai 14 7°56'38.71"S 112°37'22.19"E 0.86 2.19
4 Bangunan 3 Lantai 14 7°56'33.55"S 112°37'49.03"E 1.7 1.35
5 Bangunan 3 Lantai 14 7°56'27.71"S 112°38'27.22"E 2.88 0.17

Hasil Praktikum
1.5.1 Tabel Data Praktikum

Lokasi Alamat Keterangan

Politeknik Negeri Malang 07 56’43,1”S


Lokasi Existing Jalan Soekarno Hatta No. 1› 2°36’53.4” E
9 Malang

JI. Raya Dieng Atas, 07°57’30.4”S


Lokasi Baru (New Site)
Kalisongo Malang 112°35’18.0”E

Jarak antar site = 3.07 km

1.5.2 Data Gambar Hasil Praktikum


a. Mengisi data parameter perencanaan BTS baru untuk Tx dan Rx

b. Merupakan bentuk modul Worksheet pada Pathloss 4

Scanned by CamScanner
c. Merupakan bentuk modul Terrain Data pada Pathloss 4

d. Merupakan bentuk modul Antenna Heights pada Pathloss 4

e. Merupakan bentuk modul Multipath pada Pathloss 4


f. Merupakan bentuk module Print Profile pada Pathloss 4

Anda mungkin juga menyukai