Anda di halaman 1dari 18

TUGAS CITRA SATELIT

(Satelit Landsat, Satelit SPOT dan Satelit IKONOS)

NAMA : AMIRULLAH
NIM : 07320220044
DOSEN : Dr. Ir. Abdul Rauf, M.Si
MATA KULIAH : REMOTE SENSING

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022
1. SATELIT LANDSAT
Program Landsat adalah program untuk mendapatkan citra bumi
dari luar angkasa. SatelitLandsat pertama diluncurkan pada tahun
1972 dan yang paling akhir Landsat 8, diluncurkan tanggal11 Februari
2013. Instrumen satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan
citra. Citra-citratersebut diarsipkan di Amerika Serikat dan stasiun-
stasiun penerima Landsat di seluruh dunia yangmemiliki sumberdaya
untuk riset perubahan global dan aplikasinya pada pertanian,
geologi,kehutanan, perencanaan daerah, pendidikan, dan keamanan
nasional.
Citra Landsat OLI/TIRS
merupakan salah satu jenis
citra satelit penginderaan jauh
yangdihasilkan dari sistem
penginderaan jauh pasif. Pada
Landsat 8, terdapat 11 saluran
dimana tiap saluran
menggunakan panjang
gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan
jenisorbit sunsynkron. Mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub,
memotong arah rotasi bumidengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan
ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luasliputan per
scene 185 km x 185 km. Landsat mempunyai kemampuan untuk
meliput daerah yangsama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari,
pada ketinggian orbit 705 km.
Satelit Landsat membawa instrumen-instrumen tertentu dalam
tugasnya mencitrakan bumi.Instrumen-instrumen tersebut adalah:
1. Return Beam Vidicon (RBV). Instrumen ini pada dasarnya
merupakan sistem sensor mirip kameratelevisi yang merekam
gambar permukaan bumi di sepanjang lintasan satelit. Hasil
rekamanberupa frame image berukuran 185 km x 185 km. Pada
Landsat 1 dan Landsat 2 digunakan 3 kamera RBV yang
dipisahkan oleh filter transmisi yang berbeda hingga
memungkinkan perekaman 3 band spektral yang berbeda.
2. Multi Spectral Scanner (MSS). Sistem sensor ini berupa system
scanner yang secara bersamaandapat merekam bagian
permukaan bumi yang sama (scene) dengan menggunakan
beberapadomain panjang gelombang yang berbeda. Pada
satelit Landsat, sistem sensor ini merekam data 4 band dari
spektrum terlihat (visible) hingga inframerah.
3. Thematic Mapper (TM). Instrumen ini adalah sistem sensor
berupa crosstrack scanner . Padasatelit Landsat, sistem sensor
ini merekam data 7 band dari domain terlihat (visible) hingga
inframerah thermal (LWIR). Instrumen ini mulai digunakan pada
Landsat 4.
4. Enhanced Thematic Mapper (ETM). ETM atau ETM+ pada
Landsat 7 adalah sistem sensor yangmerupakan perbaikan dari
sistem TM dengan tambahan band pankromatik yang beresolusi
15 mx 15 m untuk mendapatkan resolusi spasial yang lebih
tinggi.
5. Onboard Operational Land Imager (OLI) pada landsat 8 yang
merupakan buatan Ball Aerospace.Sistem sensor ini memiliki 9
band dan terdapat 2 band yang baru terdapat pada satelit
ProgramLandsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433
– 0.453 mikrometer) untuk deteksi wilayahpesisir serta
Shortwave-InfraRed Cirrus Band (1.360 – 1.390 mikrometer)
untuk deteksi awancirrus.
6. Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS). Instrumen ini juga
terdapat pada satelit landsat 8.Sensor ini dibuat oleh NASA
Goddard Space Flight Center, terdapat dua band pada region
thermal yang mempunyai resolusi spasial 100 meter.
Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang
dikembangkan oleh NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika
Serikat. Berikut perkembangan landsat:
• Landsat 1 (mulanya dinamakan Earth Resources Technology
Satellite 1) - diluncurkan 23 Juli 1972, operasi berakhir tahun
1978.

• Landsat 2 - diluncurkan 22 Januari 1975, berakhir 1981

• Landsat 3 - diluncurkan 5 Maret 1978, berakhir 1983


• Landsat 4 - diluncurkan 16 Juli 1982, berakhir 1993

• Landsat 5 - diluncurkan 1 Maret 1984, berakhir 2012

• Landsat 6 - diluncurkan 5 Oktober 1993, gagal mencapai orbit

• Landsat 7 - diluncurkan 15 April 1999, masih berfungsi


• Landsat 8 - diluncurkan 11 Februari 2013, masih berfungsi

Karakterisitk Data Landsat TM, Data Landsat TM (Thematic


Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral yaitu tigasaluran
tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah
tengah, dan satu saluraninframerah thermal. Lokasi dan lebar dari
ketujuh saluran ini ditentukan denganmempertimbangkan
kepekaannya terhadap fenomena alami tertentu dan untuk menekan
sekecilmungkin pelemahan energi permukaan bumi oleh kondisi
atmosfer bumi.Jensen (1986) mengemumakan bahwa kebanyakan
saluran TM dipilih setelah analisisnilai lebihnya dalam pemisahan
vegetasi, pengukuran kelembaban tumbuhan dan tanah,pembedaan
awan dan salju, dan identifikasi perubahan hidrothermal pada tipe-tipe
batuantertentu.Data TM mempunyai proyeksi tanah IFOV
(instantaneous field of view) atau ukurandaerah yang diliput dari setiap
piksel atau sering disebut resolusi spasial. Resolusi spasial
untukkeenam saluran spektral sebesar 30 meter, sedangkan resolusi
spasial untuk saluran inframerahthermal adalah 120 m (Jensen,1986).
Terdapat banyak aplikasi yang dapat diterapkan dari data Landsat,
diantaranya adalah untukpemetaan penutupan lahan, pemetaan
penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi,pemetaan
suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan dan
penggunaan lahan,data Landsat TM lebih dipilih daripada data SPOT
multispektral karena terdapat band infra merah menengah. Landsat
TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yangmempunyai
band inframerah thermal. Data thermal diperlukan untuk studi proses-
proses energipada permukaan bumi seperti variabilitas suhu tanaman
dalam areal yang di irigasi.
Pengaplikasian satelit landsat dalam pengolahan citra (Aplikasi
Citra landsat pada GIS) :
a. Penginderaan Jauh
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk
memperoleh tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui
analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji.
Komponen dasar suatu system penginderaan jauh lokal
ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang seragam,
atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna,
serangkaian interaksi yang unik antara tenaga dengan benda di
muka bumi, sistem pengolahan data tepat waktu.
Tujuan utama penginderaan jauh adalah untuk
mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Biasanya
teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya
diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang
bermanfaat untuk aplikasi di bidang pertanian, arkeologi,
kehutanan, geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-bidang
lainnya. Untuk meningkatkan keberhasilan terapan penginderaan
jauh, dapat digunakan pendekatan multi pandang (multiple view)
untuk pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi penginderaan
multi tingkat (multi stage) dimana data suatu daerah kajian
dikumpulkan dari berbagai tinggi terbang. Dapat pula dengan
penginderaan multi spektral (multi spectral) dimana data diperoleh
pada beberapa saluran spektral secara bersama-sama. Atau
dapat juga dengan penginderaan multi waktu (multi temporal)
dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih dari
satutanggal pemotretan citra Landsat.
b. Penggunaan Citra Landsat TM pada Sistem Informasi Geografis
Citra satelit dan foto udara merupakan hasil dari penginderaan
jauh yang dapat di integrasikan ke dalam SIG dengan beberapa
cara. Cara pengintegrasian tersebut dapat ditempuh dengan foto
udara discan, digitasi peta rupa bumi, menggunakan perangkat
lunak pengolah citra dan datanya dikonversi ke dalam format SIG,
atau langsung menggunakanperangkat lunak SIG setelah citra di
digeoreferensi. Hasilnya dapat berupa data vektor maupun data
raster.
Data digital yang diterima dari penginderaan jauh melalui
satelit dan yang diperoleh langsung dari terapan klasifikasi citra
satelit secara digital biasanya berbentuk format raster. Sementara
data input SIG melelui digitasi berbentuk vektor. Dengan teknologi
SIG, perbedaan tersebut dapat dimanfaatkan dalam menganalisis
penutupan dan penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS).

2. SATELIT SPOT
SPOT merupakan sistem satelit observasi bumi yang mencitra
secara optis dengan resolusi tinggi dan diopersikan di luar angkasa.
Sistem satelit SPOT terdiri dari serangkaian satelit dan stasiun
pengontrol denga cangkupan kepentingan yaitu, kontrol dan
pemograman satelit, produksi citra, dan distribusinya.
SPOT yang merupakan singkatan dari Satellite Pour l’Observtion
de la Terre dijalankan oleh Spot Image yang terletak di Prancis.
Sistem ini dibentuk olen CNES (Biro Luar Ankgasa milik Prancis) pada
tahun 1978.
Tujuan dibentuk SPOT adalah ;

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengelolaan


kebumian melalui eksplorasi sumber daya bumi.
2. Mendeteksi dan meramalkan fenomena-fenomena klimatologi
dan oseanografi
3. Mengawasi aktivitas manusia dan fenomena alam.

Orbit SPOT adalah orbit polar, circular, sun syncrhonous dan


berfase. Sudut inklinasi dari bidang orbitalnya dikombinasikan dengan
rotasi bumi di seputaran poros kutub sehingga satelitnya dapat
berpindah ke tiap titik di permukaan bumi dalam 26 hari. Orbitnya
memiliki ketingggian 832 km di atas permukaan air laut dengan
inklinasi 98,7o dan bervelosi sejumah 14 kali per hari.
Adapun jenis – jenis Satelit SPOT, yaitu:
1. SPOT 1 diluncurkan pada 22 Februari 1986 dengan dilenkapi
sistem pencitraan 10 pankromatik dan kemampuan resolusi
gambar multispektral pada tingkat 20 meter. Ditinggalkan Satelit
jenis ini mulai ditingglakan pada 31 Desember 1990 karena
diluncurkannya satelit SPOT jenis baru .
2. SPOT 2 diluncurkan pada 22 Januari 1990 dan masih tetap
digunakan
3. SPOT 3 diluncurkan pada 26 September 1993. Berhenti
difungsikan pada 14 November 1997.
4. SPOT 4 diluncurkan pada 24 Maret 1998. Memiliki kemajuan yang
cukup besar dari satelit sebelumnya , SPOT – 1 ,2,dan 3.
Perubahan yang utama adalah modifikasi dari HRV (High
Resolution Visible) menjadi High Resolution Visible and Infrared
Instrument (HRVIR). Sehingga memiliki kemampuan tambahan
dalam mendeteksi gelombang tengah inframerah (1.58 – 1.75
microm) untuk keperluan survei geologi, survei vegetasi dan
survei tutupan salju.
5. SPOT 5 diluncurkan pada 4 Mei 2002 dengan kemampuan
resolusi tinggi yang berkisar pada level 2,5 meter , 5 meter, dan
10 meter.
Dibandingkan dengan satelit obeservasi sebelumnya, SPOT
5 memberikan perubahan kemajuan yang besar yang
memberikan solusi citra dengan biaya yang efektif. Resolusi pada
sistem satelit obeservasi ini meningkat hingga 5 meter dan 2,5
meter dan sudut pandang yang lebar (wide imagin swath),
dimana mencakup 60 x 60 km atau 60 x 120 km dalam insturmen
mode kembar. SPOT 5 memberikan perpaduan yang ideal antara
resolusi yang tinggi dan juga jarak pandang yang luas.
SPOT 5 dilengkapi dengan 2 buah instrumen geometrikal
yang berosolusi tinggi, High Resolution Geometric (HRG) yang
menawarkan citra beresolusi tinggi pada 2 mode, yaitu
resolusi hingga kisaran 2,5 – 5 meter pada mode panchromatic,
dan resolusi hingga kisaran 10 meter pada multispectral mode.
SPOT 5 juga memiliki instrumen pencitraan HRS (High
Resolution Stereoscopic), yaitu kemampuan untuk menangkap
citra stereopair secara serentak untuk keperluan citra relief peta.
Instrumen ini dioperasikan dalam mode panchromatic, sehingga
beresolusi tinggi dengan 2 kamera yang ditempatkan pada bagian
depan dan belakang satelit. Kemampuan instrumen HRS ini
sangat menguntungkan karena dapat mencitra area yang luas
hanya dalam satu pencitraan. Pasangan stereo yang didapat
dapat digunakan dalam berbagai aplikasi 3D terrain modeling dan
Computer Environments seperti Flight Simulator Databases,
Pipeline Corridors, dan Mobile Phone Network Planning.
Citra satelit SPOT 5 baik digunakan baik dalam keperluan
pembuatan peta berksala sedang (1:25 000 dan 1: 10 000),
perencanaan desa dan kota, eksplorasi minyak dan gas, dan
manajemen bencana alam.
SPOT 5 tetap menggunakan beberapa karakteristik yang
digunakan oleh pendahulunya, yaitu :
a. Memiliki orbit circular , polar, sun synchronous, dan berfase.
b. Instrumen medan pandang (FOV) dengan lebar petak 60 x 2
km sepanjang lintasan satelit.
c. Memiliki kemampuan pandang lateral (bercabang) dan
oblique (miring), dengan sudut ± 27oterhadap bidang vertikal.
SPOT – 5 Satellite Sensor
Launch Date May 3, 2002
Launch Vehicle Ariane 4
Launch
Location Guiana Space Centre, Kourou, French Guyana
Orbital Altitude 822 kilometers
Orbital
Inclination 98.7°, sun-synchronous
Speed 7.4 Km/second (26,640 Km/hour)
Equator
Crossing Time 10:30 AM (descending node)
Orbit Time 101.4 minutes
Revisit Time 2-3 days, depending on latitude
Swath Width 60 Km x 60 Km to 80 Km at nadir
Metric Accuracy < 50m horizontal position accuracy (CE90%)
Digitization 8 bits
Pan: 2.5m from 2 x 5m scenesPan: 5m (nadir)MS: 10m
Resolution (nadir)SWI: 20m (nadir)
Pan: 480-710 nmGreen: 500-590 nmRed: 610-680
Image Bands nmNear IR: 780-890 nmShortwave IR: 1,580-1,750 nm

Pencitraan SPOT-5 mempunyai 3 band + 1 band infra red


Band Panjang Gelombang Resolusi Spektral
B1 0,50 – 0,59 µm 10m x 10m
B2 0,61 – 0,68 µm 10m x 10m
B3 0,79 – 0,89 µm 10m x 10m
SW IR 1,58 – 1,75 µm 20m x 20m

Di Indonesia penggunaan citra satelit beresolusi tinggi seperti


yang dimilki SPOT 5 dipakai dalam kepentingan kegiatan survei
toponim pulau-pulau. Selain itu citra tersebut baik dalam
pembuatan profil pulau-pulau di Indonesia. Saat ini para ahli
Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), Departemen
Kelautan dan Perikanan (DKP), tengah mengkaji penerapan data
Shuttle Radar Topograhpy Mission (SRTM) yang diusung oleh
pesawat ulang alik (spaceshuttle) Endeavour pada tahun 2000.

Contoh citra satelit SPOT – 5

Citra Satelit SPOT – 5 Kota Makassar. Ketelitian resolusi hingga 10


meter. Mode Color

Citra Satelit SPOT – 5 kota san Francisco, mode panchromatic , ketelitian


resolusi hingga 5 meter.
Citra Satelit SPOT – 5 Bandara Internasional Tripoli, Libya. Ketelitian
resolusi hingga 10 meter.

Citra Satelit SPOT – 5 Barmer, India. Ketelitian resolusi hingga 10 meter.


Mode natural color.

Citra Satelit SPOT – 5 Jambi, Indonesia . Ketelitian resolusi hingga 2.5


meter. Mode Color
6. SPOT-6
Satelit SPOT-6 yang dikembangkan oleh Astrium telah
berhasil diluncurkan pada 9 September 2012 oleh sebuah
peluncur PSLV dari Satish Dhawan Space Center di India dan
SPOT-7 rencananya akan diluncurkan pada tahun 2014. Satelit
SPOT-6 bergabung dengan Pleiades-1A dan Pleiades-1B.
SPOT-6 memiliki resolusi 1.5 meter Pankromatik dan 8 meter
multispektral (Blue, Green, Red, Near-IR) dan akan menawarkan
produk-produk untuk bidang pertahanan, pertanian, kehutanan,
pemantauan lingkungan, pengawasan pesisir, rekayasa, minyak
dan gas, dan industri pertambangan.
SPOT-6 dan SPOT-7 akan menjamin pelayanan satelit SPOT-
4 dan SPOT-5, yang telah beroperasi sejak tahun 1998 dan
2002. Selain itu, misi peluncuran SPOT-6 dan SPOT-7 bertujuan
untuk meningkatkan pelayanan dan kualitas dibandingkan SPOT
sebelumnya, terutama dalam hal perekaman tasking dan
kapasitas pengambilan data. SPOT-6 dan SPOT-7 akan bekerja
selama 10 tahun.
Adapun Karakteristik Sensor Spot-6, yaitu:
Contoh citra satelit SPOT-6

1,5 meter SPOT-6 (Area Bora-Bora, French Polynesia, 12 Agustus 2012)

1,5 meter SPOT-6 (Area New York State, 4 November 2012)

3. SATELIT IKONOS
IKONOS adalah satelit komersial beresolusi tinggi pertama yang
ditempatkan di ruang angkasa. IKONOS dimiliki oleh Sapce Imaging,
sebuah perusahaan Observasi Bumi Amerika Serikat. Satelit
komersial beresolusi tinggi lainnya yang diketahui: Orbview-3
(OrbImage), Quickbird (EarthWatch) dan EROS-A1 (West Indian
Space).
Satelit IKONOS merupakan satelit yang diluncurkan pada bulan
September 1999. Satelit ini memiliki resolusi spasial hingga 0.8 m
untuk pankromatik dan 4 m untuk multispektral (Red, Green, Blue, dan
NIR). Satelit IKONOS berhenti menyediakan data citra penginderaan
jauh sejak Desember 2014. IKONOS memiliki orbit sun-synchronous
polar pada ketinggian 681 km dengan resolusi temporal selama 1.5 –
3 hari.
Data resolusi sangat tinggi IKONOS memungkinkan untuk
memvisualisasikan bangunan, jalan, atau pepohonan sehingga akan
sangat berguna pada aplikasi seperti kartografi perkotaan,
penggunaan lahan, pertanian, atau manajemen bencana alam.
IKONOS memiliki Optical Sensor Assembly (OSA) yang menyediakan
data penginderaan jauh resolusi sangat tinggi dengan mode
pankromatik sebanyak 1 band dan multispectral sebanyak 4 band.
Rincian band yang dimiliki IKONOS:

• Mode pankromatik, 0.49 – 0.90 µm (green), resolusi 1 m


• Mode multispektral, band 1, 0.45 – 0.52 µm, resolusi 4 m
• Mode multispektral, band 2, 0.52 – 0.60 µm, resolusi 4 m
• Mode multispektral, band 3, 0.63 – 0.69 µm, resolusi 4 m
• Mode multispektral, band 4, 0.76 – 0.90 µm, resolusi 4 m

Karakteristik Satelit Ikonos menurut Thoha (2008)

Sistem Quickbird
Orbit 680 km, 98.2o, sun-synchronous, 10:30 AM
crossing, rotasi 14 hari (repeat cycle)
Sensor Optical Sensor Assembly (OSA)
Swath Width 11 km (12 µm CCD elements)
Off-track viewing Tersedia ± 27o across-track
Revisit Time 1-3 hari
Band-band Spektral (µm) 0.45-052 (1), 0.52-0.60 (2), 0.63-0.69 (3),
0.76-0.90(4), 0.45-0.90 (PAN)
Ukuran Piksel Lapangan 1 m (PAN), 4 m (band 1 . 4)
(Resolusi spasial)
Arsip data
Data IKONOS dapat digunakan untuk pemetaan topografi dari
skala kecil hingga menengah, tidak hanya menghasilkan peta baru,
tetapi juga memperbaharui peta topografi yang sudah ada.
Penggunaan potensial lain IKONOS adalah precision agriculture,
hal ini digambarkan pada pengaturan band multispektra, dimana
mencakup band infra merah dekat (near-infrared). Pembaharuan dari
situasi lapangan dapat membantu petani untuk mengoptimalkan
penggunaan pupuk dan herbisida (Thoha, 2008).

Contoh Citra Satelit Ikonos

1 Meter, Iconos Satelit (Map Vision)

1,5 Meter, Iconos Satelit (Map Vision Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai