Anda di halaman 1dari 16

PENGINDERAAN JAUH

“ SATELIT LANDSAT ”

Dosen Pengampu : 1. Drs. Ali Nurman, M.Si


2. M. TaufikRahmadi S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :
DELLA FAZERA
NIM: 3213331034
KELAS: A Geografi 2021

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “ Satelit Landsat”.Makalah ini di susun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Pengindraan jauh Universitas Negeri Medan.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya
dan bagi pembaca umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini.
Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra
serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang
penggunaannya.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah dimulai
oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis satelit
sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Rusia,
hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang rendah seperti India
dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang diluncurkan itu menawarkan
kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter (QuickBirth milik Amerika) hingga
sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika Serikat). Berbagai negara di Eropa,
Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu
untuk pembangunan

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana spesifikasi citra Landsat?
2. Apa saja fungsi dan pemanfaatan citra Landsat?

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu citra Landsat
2. Mengetahui spesifikasi citra Landsat
3. Mengetahui pemanfaatan dari citra Landsat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekilas Mengenai Landsat


Program Landsat adalah program untuk mendapatkan citra bumi dari luar angkasa. Satelit
Landsat pertama diluncurkan pada tahun 1972 dan yang paling akhir Landsat 8, diluncurkan tanggal
11 Februari 2013. Instrumen satelit-satelit Landsat telah menghasilkan jutaan citra. Citra-citra
tersebut diarsipkan di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat di seluruh dunia yang
memiliki sumberdaya untuk riset perubahan global dan aplikasinya pada pertanian, geologi,
kehutanan, perencanaan daerah, pendidikan, dan keamanan nasional.

Citra Landsat OLI/TIRS merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Pada Landsat 8, terdapat 11 saluran dimana tiap
saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis
orbit sunsynkron. Mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi
dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas
liputan per scene 185 km x 185 km. Landsat mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang
sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km .

Gambar 1. Salah satu contoh citra satelit Landsat.

A. Sistem Sensor dalam Satelit Landsat

Satelit Landsat membawa instrumen-instrumen tertentu dalam tugasnya mencitrakan bumi.


Instrumen-instrumen tersebut adalah:

1. Return Beam Vidicon (RBV). Instrumen ini pada dasarnya merupakan sistem sensor mirip kamera
televisi yang merekam gambar permukaan bumi di sepanjang lintasan satelit. Hasil rekaman
berupa frame image berukuran 185 km x 185 km. Pada Landsat 1 dan Landsat 2 digunakan 3
kamera RBV yang dipisahkan oleh filter transmisi yang berbeda hingga memungkinkan
perekaman 3 band spektral yang berbeda.
2. Multi Spectral Scanner (MSS). Sistem sensor ini berupa sistem scanner yang secara bersamaan
dapat merekam bagian permukaan bumi yang sama (scene) dengan menggunakan beberapa
domain panjang gelombang yang berbeda. Pada satelit Landsat, sistem sensor ini merekam data
4 band dari spektrum terlihat (visible) hingga inframerah.
3. Thematic Mapper (TM). Instrumen ini adalah sistem sensor berupa crosstrack scanner. Pada
satelit Landsat, sistem sensor ini merekam data 7 band dari domain terlihat (visible) hingga
inframerah thermal (LWIR). Instrumen ini mulai digunakan pada Landsat 4.
4. Enhanced Thematic Mapper (ETM). ETM atau ETM+ pada Landsat 7 adalah sistem sensor yang
merupakan perbaikan dari sistem TM dengan tambahan band pankromatik yang beresolusi 15 m
x 15 m untuk mendapatkan resolusi spasial yang lebih tinggi.
5. Onboard Operational Land Imager (OLI) pada landsat 8 yang merupakan buatan Ball Aerospace.
Sistem sensor ini memiliki 9 band dan terdapat 2 band yang baru terdapat pada satelit Program
Landsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433 – 0.453 mikrometer) untuk deteksi wilayah
pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus Band (1.360 – 1.390 mikrometer) untuk deteksi awan
cirrus.
6. Sensor Thermal InfraRed Sensors (TIRS). Instrumen ini juga terdapat pada satelit landsat 8.
Sensor ini dibuat oleh NASA Goddard Space Flight Center, terdapat dua band pada region
thermal yang mempunyai resolusi spasial 100 meter.

B. Perkembangan Satelit Landsat

Satelit Landsat merupakan salah satu satelit sumber daya bumi yang dikembangkan oleh
NASA dan Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Satelit ini terbagi dalam dua generasi, yaitu:

1. Generasi pertama, yaitu satelit Landsat 1, Landsat 2, dan Landsat 3. Generasi ini merupakan
satelit percobaan (eksperimental).
2. Generasi kedua, yaitu Landsat 4 dan Landsat 5, merupakan satelit operasional (Lindgren, 1985),
sedangkan Short (1982) menamakan sebagai satelit penelitian dan pengembangan (Sutanto,
1994).
Gambar 2. Lini masa satelit Landsat (http://landsat.gsfc.nasa.gov/?p=3166)

Satelit Landsat senantiasa berkembang di tiap generasi. Secara lengkapnya, satelit Landsat


yang telah diluncurkan adalah sebagai berikut:

1. Landsat 1
Landsat 1 pada mulanya bernama "Earth Resources Technology Satellite 1". Landsat 1
adalah satelit pertama dari Amerika Serikat. Satelit yang diluncurkan pada 23 Juli 1972 oleh roket
Delta 900 ini adalah versi modifikasi dari satelit meteorologi Nimbus 4. Satelit Landsat 1
melakukan monitoring dengan membawa instrumen kamera RBV dan MSS. Operasi berakhir
tahun 1978.

Gambar 3. Landsat 1

2. Landsat 2
Landsat 2 adalah satelit kedua dari program Landsat. Awalnya satelit ini bernama ERTS-
B (Earth Resource Technology Satellite-B) namun berganti nama menjadi "Landsat 2" sebelum
peluncurannya pada 22 Januari 1975. Landsat 2 membawa sensor yang sama seperti
pendahulunya, yaitu RBV dan MSS. RBV merupakan instrumen yang digunakan untuk tujuan
evaluasi teknik sedangkan MSS secara sistematis terus mengumpulkan gambar dari Bumi. Landsat
2 beroperasi selama lebih dari tujuh tahun dan akhirnya berhenti beroperasi pada
25 Februari 1982.

Gambar 4. Landsat 2

3. Landsat 3
Landsat 3 adalah satelit ketiga dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada tanggal
5 Maret 1978 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto satelit. Landsat 3 memiliki
desain dasar sama seperti Landsat 2. Satelit ini membawa instrumen MSS, yang memiliki resolusi
maksimum 75 m. Tidak seperti dua Landsat sebelumnya, instrumenthermal band telah dibuat
pada Landsat 3, tetapi instrumen ini gagal beroperasi setelah satelit ditempatkan. Landsat 3
ditempatkan dalam orbit polar berjarak sekitar 920 km dan menghabiskan waktu 18 hari untuk
memindai seluruh permukaan bumi. Landsat 3 sudah tidak beroperasi lagi karena adanya masalah
teknis dan berhenti beroperasi pada 21 Maret 1983.

Gambar 5. Landsat 3
4. Landsat 4
Landsat 4 adalah satelit keempat dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada 16
Juli 1982 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto satelit. Meski program Landsat
dikelola oleh NASA, data dari Landsat 4 dikumpulkan dan didistribusikan oleh USGS. Landsat 4
sudah tidak beroperasi lagi karena adanya masalah teknis dan akhirnya berhenti beroperasi pada
tahun 1993.
Landsat 4 memiliki bandwidth transmisi maksimum sebesar 85 Mbit/s, membawa MSS
yang telah diperbaharui dan Thematic Mapper (TM) yang memiliki resolusi maksimum 30 m. Perlu
dicatat bahwa Landsat 4 adalah satelit pertama dalam program Landsat yang menggunakan
sensor TM. Sensor TM mampu mengumpulkan tujuh band data yang berbeda dari
empat band data yang dikumpulkan MSS. Selain memiliki tiga band data lebih banyak, para
ilmuwan dapat melihat data TM dengan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
MSS. Band 1-5 dan 7 masing-masing memiliki resolusi spektral 30 m sementara MSS hanya
tersedia resolusi 79 m dan 82 m. Band 6 (merupakan bandinframerah thermal) memiliki resolusi
spasial maksimum 120 m.

Gambar 6. Landsat 4

5. Landsat 5
Landsat 5 adalah satelit kelima dari program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada tanggal
1 Maret 1984 dengan tujuan utama menyediakan arsip global foto satelit. Program Landsat
dikelola oleh USGS dan data dari Landsat 5 dikumpulkan serta didistribusikan
dariUSGS's Center untuk  Earth Resources Observation and Science. Pada tanggal 2 Maret 2009,
Landsat 5 merayakan 25 tahun keberhasilannya beroperasi. Landsat 5 telah melampaui harapan
sejak pertama kali dirancang.
Satelit ini memiliki bandwidth transmisi maksimum sebesar 85 Mbit/s dan ditempatkan
pada ketinggian 705,3 km (438,3 mil). Dibutuhkan sekitar 16 hari untuk memindai
seluruh bumi. Satelit ini adalah salinan identik dari Landsat 4 dan pada awalnya dimaksudkan
sebagai backup Landsat 4 karena membawa instrumen yang sama, termasuk
instrumen TM  dan MSS. Instrumen MSS  ini dimatikan pada tahun 1995. Dan pada akhirnya satelit
ini berhenti beroperasi berakhir pada bulan Januari 2013.
Gambar 7. Landsat 5

6. Landsat 6
Landsat 6 dirancang untuk melanjutkan program Landsat. Satelit ini diluncurkan pada
5 Oktober 1993 menggunakan Titan II tapi gagal mencapai orbit karena masalah teknis. Sebagai
akibatnya, Landsat 4 dan Landsat 5 digunakan lagi (melebihi umur yang telah ditetapkan). Namun
hanya Landsat 5 yang masih beroperasi.

Gambar 8. Landsat 6

7. Landsat 7
Satelit ini diluncurkan pada tanggal 15 April 1999. Tujuan utama Landsat 7 adalah untuk
memperbaharui arsip citra satelit, menyediakan citra yang update dan bebas awan. Meski
program Landsat dikelola oleh NASA, data dari Landsat 7 dikumpulkan dan didistribusikan
oleh USGS. Proyek NASA World Wind memungkinkan gambar tiga dimensi dari Landsat 7 dan
sumber-sumber lainnya untuk dapat dengan mudah dinavigasi dan dilihat dari berbagai sudut.
Landsat 7 dirancang untuk dapat bertahan 5 tahun dan memiliki kapasitas untuk
mengumpulkan dan mentrasmisikan hingga 532 citra setiap harinya. Orbit dari satelit ini adalah
polar, orbit yang sinkron terhadap matahari, dalam arti dapat memindai seluruh permukaan bumi,
yakni selama 232 orbit atau 15 hari. Massa satelit tersebut 1973 kg, memiliki panjang 4,04 meter
dan diameter 2,74 meter. Tak seperti pendahulunya, Landsat 7 memiliki memori 378 gigabits (kira-
kira 100 citra). Instrumen utama Landsat 7 adalahEnhanced Thematic Mapper Plus (ETM+).
Gambar 9. Landsat 7
8. Landsat 8
Landsat Data Continuity Mission (LDCM) atau dikenal juga dengan nama Landsat 8
merupakan satelit generasi terbaru dari Program Landsat. Satelit ini merupakan project
gabungan antara USGS dan NASA beserta NASA Goddard Space Flight Center dan diluncurkan
pada hari Senin, 11 Februari 2013 di Pangkalan Angkatan Udara Vandeberg, California – Amerika
Serikat.

Satelit Landsat 8 yang direncanakan mempunyai durasi misi selama 5 – 10 tahun ini,
dilengkapi dua sensor yang merupakan hasil pengembangan dari sensor yang terdapat pada
satelit-satelit pada Program Landsat sebelumnya. Kedua sensor tersebut yaitu Sensor
Operational Land Manager (OLI) yang terdiri dari 9 band serta Sensor Thermal InfraRed Sensors
(TIRS) yang terdiri dari 2 band.

Untuk Sensor OLI yang dibuat oleh Ball Aerospace, terdapat 2 band yang baru terdapat
pada satelit Program Landsat yaitu Deep Blue Coastal/Aerosol Band (0.433 – 0.453 mikrometer)
untuk deteksi wilayah pesisir serta Shortwave-InfraRed Cirrus Band (1.360 – 1.390 mikrometer)
untuk deteksi awan cirrus. Sedangkan sisa 7 band lainnya merupakan band yang sebelumnya
juga telah terdapat pada sensor satelit Landsat generasi sebelumnya. Dan untuk lebih detailnya,
berikut ini daftar 9 band yang terdapat pada Sensor OLI :
Tabel 1. Daftar 9 band yang terdapat pada Sensor OLI

Sedangkan untuk Sensor TIRS yang dibuat oleh NASA Goddard Space Flight Center, akan
terdapat dua band pada region thermal yang mempunyai resolusi spasial 100 meter.

Tabel 2. Daftar 2 band yang terdapat pada Sensor TIRS

C. Karakterisitk Data Landsat TM


Data Landsat TM (Thematic Mapper) diperoleh pada tujuh saluran spektral yaitu tiga
saluran tampak, satu saluran inframerah dekat, dua saluran inframerah tengah, dan satu saluran
inframerah thermal. Lokasi dan lebar dari ketujuh saluran ini ditentukan dengan
mempertimbangkan kepekaannya terhadap fenomena alami tertentu dan untuk menekan sekecil
mungkin pelemahan energi permukaan bumi oleh kondisi atmosfer bumi.
Jensen (1986) mengemumakan bahwa kebanyakan saluran TM dipilih setelah analisis
nilai lebihnya dalam pemisahan vegetasi, pengukuran kelembaban tumbuhan dan tanah,
pembedaan awan dan salju, dan identifikasi perubahan hidrothermal pada tipe-tipe batuan
tertentu.
Data TM mempunyai proyeksi tanah IFOV (instantaneous field of view) atau ukuran
daerah yang diliput dari setiap piksel atau sering disebut resolusi spasial. Resolusi spasial untuk
keenam saluran spektral sebesar 30 meter, sedangkan resolusi spasial untuk saluran inframerah
thermal adalah 120 m (Jensen,1986).
D. Kegunaan Satelit Landsat
Terdapat banyak aplikasi yang dapat diterapkan dari data Landsat, diantaranya adalah untuk
pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi,
pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain. Untuk pemetaan penutupan dan penggunaan lahan,
data Landsat TM lebih dipilih daripada data SPOT multispektral karena terdapat  band infra merah
menengah. Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang
mempunyai band inframerah thermal. Data thermal diperlukan untuk studi proses-proses energi
pada permukaan bumi seperti variabilitas suhu tanaman dalam areal yang diirigasi.

E. Pengaplikasian satelit landsat dalam pengolahan citra : Aplikasi Citra landsat pada GIS

1. Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh tentang suatu objek,
daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Komponen dasar suatu sistem
pengindearaan jauh lokal ditunjukkan dengan adanya suatu sumber tenaga yang seragam,
atsmosfer yang tidak mengganggu, sensor sempurna, serangkaian interaksi yang unik antara
tenaga dengan benda di muka bumi, sistem pengolahan data tepat waktu.

Tujuan utama penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data sumberdaya alam
dan lingkungan. Biasanya teknik ini menghasilkan beberapa bentuk citra yang selanjutnya
diproses dan diinterpretasi guna membuahkan data yang bermanfaat untuk aplikasi di bidang
pertanian, arkeologi, kehutanan, geografi, geologi, perencanaan, dan bidang-bidang lainnya.
Untuk meningkatkan keberhasilan terapan penginderaan jauh, dapat digunakan pendekatan
multi pandang (multiple view) untuk pengumpulan data. Cara ini dapat meliputi penginderaan
multi tingkat (multi stage) dimana data suatu daerah kajian dikumpulkan dari berbagai tinggi
terbang. Dapat pula dengan penginderaan multispektral (multi spectral) dimana data diperoleh
pada beberapa saluran spektral secara bersama-sama. Atau dapat juga dengan penginderaan
multi waktu (multi temporal) dimana data suatu daerah dikumpulkan dengan lebih dari satu
tanggal pemotretan citra Landsat

Satelit penginderaan jauh yang sering digunakan adalah untuk melihat penutupan lahan
adalah satelit Landsat. Warna komposit citra landsat cocok digunakan untuk menduga cakupan
lahan dan penggunaannnya. Salah satu sensor dari satelit landsat adalah sensor TM (Thematic
Mapper), yang memiliki resolusi spasial 30 x 30 meter dengan karakteristik tertentu.

Klasifikasi citra menurut Lillesand dan Kiefer (1990), dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu
klasifikasi terbimbing (supervised classification) dan klasifikasi tidak terbimbing (unsupervised
classification). Proses pengklasifikasian klasifikasi terbimbing dilakukan dengan prosedur
pengenalan pola spektral dengan memilih kelompok atau kelas-kelas informasi yang diinginkan
dan selanjutnya memilih contoh-contoh kelas (training area) yang mewakili setiap kelompok,
kemudian dilakukan perhitungan statistik terhadap contoh-contoh kelas yang digunakan sebagai
dasar klasifikasi.

Pada klasifikasi tidak terbimbing, pengklasifikasian dimulai dengan pemeriksaan seluruh


pixel dan membagi kedalam kelas-kelas berdasarkan pada pengelompokkan nilai-nilai citra
seperti apa adanya. Hasil dari pengklasifikasian ini disebut kelas-kelas spektral. Kelas-kelas
spektral tersebut kemudian dibandingkan dengan kelas-kelas data referensi untuk menentukan
identitas dan nilai informasi kelas spektral tersebut.

2. Penggunaan Citra Landsat TM Pada Sistem Informasi Geografis

Citra satelit dan foto udara merupakan hasil dari penginderaan jauh yang dapat
diintegrasikan ke dalam SIG dengan beberapa cara. Cara pengintegrasian tersebut dapat
ditempuh dengan foto udara discan, digitasi peta rupa bumi, menggunakan perangkat lunak
pengolah citra dan datanya dikonversi ke dalam format SIG, atau langsung menggunakan
perangkat lunak SIG setelah citra di digeoreferensi. Hasilnya dapat berupa data vektor maupun
data raster.

Data vektor adalah objek yang diwakili oleh titik-titik, garis dan poligon yang mempunyai
sistem koordinat kartesius, sedangkan data raster berupa satuan homogen terkecil yang disebut
piksel, setiap piksel menyatakan luasan perrmukaan bumi suatu lokasi. Pemilihan citra satelit
dan model data yang akan digunakan tergantung kepada kebutuhan pengguna SIG. Semakin
tinggi resolusi dari citra yang ada maka akan semakin baik kenampakan data spasial yang
dihasilkan.

Saat ini semakin banyak sistem satelit penginderaan jarak jauh yang telah membuat
kemajuan yang sangat spektakuler di bidang penginderaan jauh, sehingga menghasilkan data
input untuk SIG. Data input SIG dapat beragam jenis formatnya. Salah satu contohnya adalah
informasi yang diperoleh melalui pemanfaatan penginderaan jauh baik berupa hasil interpretasi
foto udara maupun dari penerapan metode citra digital yang dikonversikan ke dalam teknologi
SIG. Dengan berbasis kepada georeference dalam SIG, dimungkinkan adanya penggabungan
beragam informasi, baik data spasial maupun deskriptif.

Data digital yang diterima dari penginderaan jauh melalui satelit dan yang diperoleh
langsung dari terapan klasifikasi citra satelit secara digital biasanya berbentuk format raster.
Sementara data input SIG melelui digitasi berbentuk vektor. Dengan teknologi SIG, perbedaan
tersebut dapat dimanfaatkan dalam menganalisis penutupan dan penggunaan lahan di Daerah
Aliran Sungai (DAS).
Satelit yang dapat menghasilkan peta citra diantaranya adalah Lansat TM. Data Landsat
TM diolah dengan menggunakan software ERDAS Imagine versi 8.5. Langkah pertama yang
dilakukan dalam menganalisis citra adalah dengan mengadakan koreksi-koreksi dari citra
tersebut dengan menggunakan peta rupa bumi digital yang telah dibuat terlebih dahulu. Koreksi
geometris dengan menggunakan peta acuan ini hanya dilakukan pada salah satu data citra
Landsat TM. Koreksi untuk citra yang lain dilakukan dengan cara koreksi dari citra ke citra.
Proses resampling nilai digital citra asli ke dalam citra terkoreksi menggunakan metode nearest
neighbourhood interpolation. Penentuan lokasi penelitian (cropping) dilakukan pada kawasan
yang akan kita lakukan kajian, misalnya DAS.

Untuk tahapan selanjutnya adalah melakukan klasifikasi secara digital dengan


menggunakan Klasifikasi Tak Terbimbing (Unsupervised Classification) dan Klasifikasi Terbimbing
(Supervised Classification) berdasarkan kunci interpretasi penutupan/penggunaan lahan yang
telah dimodifikasi. Penutupan/penggunaan lahan tersebut yakni: hutan, perkebunan, sawah,
semak belukar, ladang/tegalan, build up, lahan kosong, air, awan dan bayangan awan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Program satelit Landsat merupakan suatu program yang dikembangkan oleh NASA dan
Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat. Dalam perkembangannya, satelit Landsat telah
meluncurkan tujuh seri satelit. Dari seri pertama hingga ketujuh, satelit Landsat selalu
memperbaharui instrumen yang digunakan dalam mencitrakan bumi, mulai dari RBV, MSS, TM,
hingga ETM yang digunakan pada Landsat 7.

Semakin baiknya teknologi yang dipakai dalam satelit Landsat, tentu saja menjadikan data
satelit Landsat banyak digunakan oleh manusia. Satelit Landsat digunakan manusia dalam banyak
hal, diantaranya adalah untuk kegiatan pemetaaan tanah, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan
geologi, pemetaan permukaan laut, dan lain sebagainya.

B. Saran

Sebagai subjek dalam bidang teknologi, khususnya dalam bidang pengindraan jauh, sudah
sepantasnya kita senantiasa meningkatkan kualitas diri seiring dengan semakin baiknya
perkembangan teknologi, terutama pada satelit Landsat. Oleh karena itu, kita sebaiknya berusaha
untuk lebih mengetahui dan mempelajari sejarah perkembangan satelit Landsat. Tentu saja dengan
mengenal sejarah perkembangannya, diharapkan kita dapat terus mengembangkan dan
memanfaatkan teknologinya dengan baik di masa depan.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Program_Landsat

http://selfaseptianiaulia.wordpress.com/2013/05/17/pertemuan-1-macam-macam-jenis-citra-satelit-
dan-penggunaannya-serta-menggabungkan-band-pada-landsat/

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-11411-Chapter1.pdf

http://buroco121.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://geologi2an.blogspot.com/2012/06/satelit-landsat.html

http://citrasatelit.wordpress.com/jual-citra-satelit/resolusi-menengah-10-meter-20-meter/landsat-8/
diakses pada tanggan 22 April 2014.

http://landsat.gsfc.nasa.gov/?p=3217 diakses pada tanggal 22 April 2014.

Nowo Martono, Dwi. 2008. Teori Dasar Interpretasi Citra Satelit Landsat Tm7+ Metode Interpretasi
Visual ( Digitize Screen).

Anda mungkin juga menyukai