Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG PENGINDERAAN JAUH DAN CITRA

SATELIT

Disusun oleh:

Meidita kharisma dwi anjarwati

Julia ponska

Indah Aprilia wardini

Aisyah putri ramadani

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayan-Nya kami sebagai penulis dapat membuat sebuah makalah tentang “Penginderaan Jauh
dan Citra Satelit”

Dalam makalah ini, kami menyajikan materi-materi yang bersangkutan dengan sistem
penginderaan satelit. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kami meminta kritik dan saran mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Atas perhatian pembaca, kami ucapkan
terimah kasih.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………...ii

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………...1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………....1

1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………..2

Bab II Pembahasan……………………………………………………………...3 2.1

Pengertian Penginderaan Jauh……………………………………….3

2.2 Manfaat Penginderaan Jauh………………………………………….3

2.3 Macam-Macam Satelit Penginderaan Jauh…………………………..4

2.4 Dampak Positif dan Dampak Negatif Penggunaan Satelit…………..10

Bab III Penutup………………………………………………………………...12.3.1

Kesimpulan………………………………………………………….12

Daftar Pustaka…………………………………………………………………12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di bumi ini tersebar berbagai macam fenomena–fenomena alam yang sudah


diungkap oleh manusia maupun yang belum diungkap oleh manusia. Salah satu langkah
untuk mengungkap dan mengenali fenomena alam adalah dengan menggunakan
teknologi sesuai perkembangan zaman. Manusia sudah tidak lagi langsung terjun
langsung ke lapangan guna mengungkap fenomena alam, namun dengan perkembangan
teknologi maka manusia mengenal teknologi penginderaan jauh. Teknologi penginderaan
jauh merupakan pengembangan dari teknologi pemotretan udara yang mulai
diperkenalkan pada akhir abad ke 19. Manfaat potret udara dirasa sangat besar dalam
perang dunia pertama dan kedua, sehingga cara ini dipakai dalam eksplorasi ruang
angkasa. Sejak saat itu istilah penginderaan jauh (remote sensing) dikenal dan menjadi
populer dalam dunia pemetaan sampai saat ini. Eksplorasi ruang angkasa yang
berlangsung sejak tahun 1960 an antara lain diwakili oleh satelit-satelit Gemini, Apollo,
Sputnik, Solyus. Kamera presisi tinggi mengambil gambar bumi dan memberikan
informasi berbagai gejala dipermukaan bumi seperti geologi, kehutanan, kelautan dan
sebagainya. Teknologi pemotretan dan perekaman permukaan bumi berkembang lebih
lanjut dengan menggunakan berbagai sistem perekam data seperti kamera majemuk,
multispectral scanner, vidicon, radiometer, spectrometer yang berlangsung sampai
sekarang. Bahkan dalam waktu terakhir ini alat GPS (Global Positioning System)
dimanfaatkan pula untuk merekam peta ketinggian dalam bentuk DEM (Digital Elevation
Model).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Menjelaskan definisi penginderaan jauh


1.2.2 Manfaat pengindera jauh
1.2.3Macam – macam citra satelit penginderaan jauh
1.2.4Menjelaskan definisi dari masing – masing citra satelit
1.2.5Menjelaskan dampak positif dan negatif penggunaan satelit

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari penginderaan jauh


1.3.2 Untuk mengetahui manfaat dari pengindera jauh
1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam citra satelit penginderaan jauh
1.3.4 Untuk mengetahui definisi dari masing-masing citra satelit
1.3.5 Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan satelit 1
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Penginderaan Jauh


Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh
dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau
gejala yang dikaji (Lillesand and Kiefer, 1979). Sedang menurut Lindgren,
Penginderaan jauh ialah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan
dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan
bumi.
Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang obyek atau
gejala di permukaan bumi (atau permukaan bumi) tanpa melalui kontak langsung. Karena
tanpa kontak langsung, diperlukan media supaya obyek atau gejala tersebut dapat

diamati
dan ‘didekati’ oleh si penafsir. Media ini berupa citra (image atau gambar). Citra adalah
gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang

dibuahkan
dengan
ia cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya
digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari

suatu
obyek tidak langsung direkam pada film. Citra dihasilkan dari sensor yang dipasang pada
wahana.
2.Manfaat Penginderaan Jauh
Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data
sumber
daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena
berbagai macam alasan sebagai berikut :
1.Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit
ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
2.Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan
letak objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan
daerah yang luas dan sifat gambar yang permanen

3.Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat


dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat 2
menguntungkan karena menyajikan model obyek yang jelas, relief
lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran
lereng dan pengukuran volume.
4.Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga
dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya
kebocoran pipa bawah tanah

5.Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.

Adapun manfaat penginderaan jauh dibidang geologi adalah

6.Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan


pesawat terbang dan menggunakan aplikasi GIS.
Menentukan struktur geologi dan macam batuan.

7.Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan


aktivitas gunung berapi, aktivitas tektonik dan pemantauan
persebaran
debu vulkanik.

8.Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti

hutan
9.lokasi, macam, kepadatan, dan perusakan), bahan tambang.

3.Macam-Macam Satelit Penginderaan Jauh


2.3.1 Satelit LANDSAT

Landsat (Land Satellites) merupakan satelit sumberdaya bumi yang paling


sering digunakan. Pada mulanya bernama ERTS-1 (Earth Resources Technology
Satellite). Pertama kali diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972 yang mengorbit
hanya sampai dengan tanggal 6 Januari 1978. Satelit Landsat mengorbit bumi
selaras matahari (sunsynchronous). Bersamaan dengan waktu peluncuran ERTS-
B tanggal 22 Juli 1975, NASA (National Aeronautic and Space Administration)
3
secara resmi mengubah program ERTS menjadi program Landsat (untuk
membedakan dengan program satelit oseanografi ”Seasat” yang telah
direncanakan) sehingga ERTS-1 dan ERTS-B menjadi Landsat -1 dan Landsat-2.
Peluncuran Landsat -3 dilakukan pada tanggal 5 Maret 1978.
Ada beberapa kelebihan daripada Landsat-4 dan 5 dibandingkan dengan
Landsat-1, 2 dan 3, antara lain :
A.tabilitas yang semakin baik,

B.peningkatan sensor spasial,

C.kepekaan radiometrik,

D.Laju pengiriman datanya lebih cepat,

E.Fokus penginderaan informasi pada vegetasi dan

F.Pengembangan sistem sensor.

Kegagalan Landsat-6, menyebabkan EOSAT (Earth Observation


Satellite) sebagai operator teknis mulai mengambil langkah-langkah teknis
dengan jalan mengembangkan kemampuan Landsat-5 (seoptimal
mungkin) sebelum meluncurkan Landsat-7.

2.3.2 Satelit IKONOS

4
Satelit IKONOS adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh
GeoEyeberasal dari bawah Lockheed Martin Corporation sebagai Commercial
Remote Sensing System (CRSS) satelit. Pada April 1994 Lockheed diberi salah
satu lisensi dari US Department of Commerce untuk satelit komersial citra
resolusi tinggi. Pada tanggal 25 Oktober 1995 perusahaan mitra Space Imaging
menerima lisensi dari Komisi Komunikasi Federal (FCC) untuk mengirimkan
telemetri dari satelit di Bumi delapan-gigahertz band ExplorationSatellite Service.
Sebelum memulai, Space Imaging mengubah nama untuk satelit IKONOS.
IKONOS berasal dari bahasa Yunani yang berarti “gambar”. Pada November
2000 Lockhead Martin menerima”Best of What’s New” Grand Award dalam
kategori Penerbangan &Ruang Angkasa dari majalah PopularScience. Space
Imaging diakuisisi oleh ORBIMAGE pada bulan September 2005. Perusahaan ini
kemudian diganti namanya menjadi GeoEye. Aplikasinya dapat digunakan untuk
pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan perkotaan,analisis bencana
alam, kehutanan, pertanian, pertambangan, teknik konstruksi,pemetaan
perpajakan, dan deteksi perubahan. Berikut adalah karakteristik IKONOS :
g.Orbit: Sinkron putaran matahari

h.Inklinasi: 98.1 °Kecepatan mengelilingi Bumi : 14.7 kali tiap 24 jam

i.Ketinggian: 681 kilometer

j.Masa Operasi: 7 tahun lebih

k.Resolusi spasial: 1 meter

l.Resolusi temporal: 3 hari

m.Dynamic Range (resolusi radiometrik): 11-bit per pixel

n.Resolusi pada Nadir (resolusi spektral): 0,82 meter (panchromatic) 3,2 meter
(multispectral)
o.Resolusi 26° Off-Nadir (resolusi spektral): 1,0 meter (panchromatic) 4,0 meter
(multispectral)
p.Cakupan Citra : 11,3 kilometer pada nadir, 13,8 kilometer pada 26° off-nadir

q.Waktu Melintas Ekuator : Nominal 10:30 AM waktu matahari

r.Waktu Lintas Ulang : Sekitar 3 hari pada 40 ° garis lintang

s.Saluran Citra : Panchromatic, blue, green, red, near IR.

5
Band Width ResolusiSpasial

Panchromatic0.45 - 0.90µm 1 meter


Band 10.45 - 0.53µm (blue) 4 meter
Band 20.52 - 0.61µm (green) 4 meter
Band 30.64 - 0.72µm (red) 4 meter
Band 40.77 - 0.88µm (near infra-red) 4 meter

2.3.3 Satelit NOAA

Satelit NOAA merupakan satelit cuaca yang berfungsi mengamati lingkungan dan
cuaca. Satelit ini dimiliki Departemen Perdagangan Amerika Serikat, diluncurkan
oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan dioperasikan
oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Satelit ini
mempunyai panjang 3,7 meter, berat 1400 kg dan berputar selama 102 menit tiap
kali putaran pada ketinggian 833 km sampai 854 km. Sekarang di atmosfer
Indonesia melintas setiap hari lima seri NOAA, yaitu NOAA-12, NOAA-14, NOAA-
15, NOAA-16 dan NOAA-17. Sensor utama satelit NOAA adalah AVHRR (Advance
Very High Resolution Radiometer) model 2 untuk pengamatan lingkungan dan
cuaca yang dapat memberikan informasi kelautan, seperti suhu permukaan laut
yang berguna dalam mendeteksi keberadaan ikan. Data AVHRR yang diterima
terdiri dari 5 band radiometer masing-masing dengan resolusi spasial 1,1 km x 1,1
km, dengan demikian data
AVHRR ini mempunyai resolusi spasial sekitar 1 km. Satu lintasan satelit, mampu

6
menyapu daerah selebar 3.000 km sepanjang lintasannya dari utara ke selatan
atau sebaliknya. Berbeda dengan Feng Yun yang terdiri dari 8 band radiometer
walaupun resolusi spasialnya sama.
Citra SPL dapat dihasilkan dari berbagai sensor termal yang dibawa oleh
berbagai satelit inderaja, seperti NOAA-AVHRR yang mengembangkan metode
multi kanal, dengan menggunakan kombinasi tiga kanal yaitu kanal 3,4 dan 5
(triple window) dan metode kombinasi dua kanal yaitu kanal 4 dan 5 (split
window) dapat diterapkan untuk estimasi SPL siang dan malam hari. Sedangkan
untuk
malammetode triple window hanya dapat digunakan pada pengamatan
hari.

2.3.4 Satelit ASTER

ASTER (Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection


Radiometer) merupakan instrumen pencitraan Terra, satelit unggulan dari NASA
Earth Observing System (EOS) yang diluncurkan pada18 Desember 1999 di
Vandenberg Air Force Base, California, USA. ASTER merupakan hasil kerjasama
antara NASA, Japan’s Ministry of Economy, Trade and Industry (METI), dan
Japan Space Systems (J-pacesystems). Data ASTER digunakan untuk membuat
peta rinci dari suhu permukaan tanah, pantulan, dan elevasi. Sistem terkoordinasi
satelit EOS, termasuk Terra, adalah komponen utama dari Direktorat Misi Sains
dan Divisi Ilmu Bumi NASA. Tujuan dari NASA Earth Science adalah untuk
mengembangkan pemahaman ilmiah bumi sebagai satu kesatuan sistem, respon
terhadap perubahan, dan untuk lebih memprediksi variabilitas dan tren iklim,
cuaca, dan bencana alam.

7
2.3.5 Satelit QUICKBIRD

Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada
ketinggian 450 km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama
yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan Oktober 2001
di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).

2.3.7 Satelit SPOT

Satellite Pour l’Observation de la Terre (sebelum diluncurkan huruf P


berarti Probatoire, setelah diluncurkan menjadi Pour). Seri satelit milik CNES,
Perancis. Satelit ini mengusung pengindera HRV (SPOT 1,2,3,4) kemudian
dikembangkan menjadi HRG (SPOT 5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian
830km, inklinasi 80

2.3.8Satelit ALOS

8
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam
pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya
satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006.
ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang busa dimanfaatkan untuk
kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey
sumberdaya alam.

2.3.9 Satelit GeoEye

GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya


disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang
diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California,
AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat
tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang
ada di orbit bumi saat ini.

2.3.10 Satelit WorldView

9
Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang
diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain
memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spektral yang lebih
lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki
citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra
pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari
WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat
memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

2.4 Dampak Positif dan Dampak Negatif Penggunaan Satelit


2.4.1 Dampak Positif

Satelit sebagai suatu teknologi tentunya memberikan manfaat bagi kehidupan


manusia. Sejak satelit diciptakan, tujuan awal pembuatannya adalah sebagai sarana untuk
mempermudah komunikasi manusia. Seiring perkembangan zaman, manusia
menciptakan satelit untuk memberikan manfaat-manfaat yang lebih besar. Manfaat-
manfaat ini cukup luas dan perlu penelitian dan pembahasan yang cukup akurat

Seperti diketahui, bahwa siaran radio maupun televisi dan telepon membutuhkan
satelit sebagai suatu media dalam menyampaikan informasi. Dengan berkembangnya
satelit, perkembangan alat-alat komunikasi seperti televisi, radio, maupun telepon pun
juga berkembang.
Pembangunan pada bidang telekomunikasi menjadi semakin maju. meningkatnya
kebutuhan manusia akan informasi, disamping berkembangnya teknologi satelit di
Indonesia. Tingkat penggunaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Indonesia
yang lebih moderat dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, dapat
menjadi sebuah potensi untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang TIK. Meskipun
tingkat penggunaanya masih relatif rendah bila dibandingkan dengan negara Asia
Tenggara lainnya seperti Singapura dan Malaysia.

10
2.4.2 Dampak Negatif

Berdasarkan data dari Pusat Standar dan Inovasi Antariksa tahun 2008, jumlah
satelit buatan yang mengitari bumi kurang lebih sebanyak 13.000 satelit dengan
proporsi hanya 3.500 satelit yang berfungsi. Dengan kata lain, 75% dari satelit yang
mengitari bumi adalah sampah. Oleh karena itu, julukan sampah antariksa atau space
junk sangat tepat untuk menggambarkan keadaan antariksa kita saat ini.

Peristiwa jatuhnya rongsokan satelit buatan tersebut ke bumi juga kerap terjadi.
Sama hal nya dengan meteor, tidak semua bagian dari serpihan rongsokan satelit
tersebut
akan habis terbakar ketika bergesek dengan atmosfer bumi. Terdapat juga beberapa
serpihan yang jatuh mencapai permukaan bumi. Resiko dan korban jiwa akibat jatuhnya
rongsokan satelit umumnya sangat kecil. Sampai saat ini, badan antariksa Amerika
Serikat, NASA, belum melihat ada catatan mengenai hal itu.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan berkembangnya


teknologi untuk pelayanan telekomunikasi. Salah satu bentuk
Perkembangan layanan telekomunikasi, yaitu dengan adanya sistem komunikasi
satelit. Dimana sistem komunikasi ini memakai layanan satelit untuk berkomunikasi
secara global tanpa dibatasi oleh jarak antar benua di dunia.

Citra satelit adalah penginderaan jauh, yaitu ilmu atau seni cara merekam suatu
objek tanpa kontak fisik dengan menggunakan alat pada pesawat terbang, balon udara

satelit, dan lain-lain. Dalam hal ini yang direkam adalah permukaan bumi untuk
berbagai
kepentingan manusia. Berdasarkan misinya, satelit penginderaan jauh dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu satelit cuaca dan satelit sumber daya alam.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.asalasah.com/2014/01/macam-macam-citra-satelit-dan-keterangannya.html

https://id.scribd.com/doc/243071973/Satelit-Buatan-Yang-Mengorbit-Ke-Bumi-Dan-Dampaknya

http://limbong40.blogspot.co.id/2011/11/satelit-noaa-avhrr.html
http://satelit-inderaja.blogspot.co.id/2010/10/karakteristik-dan-spesifikasi-satelit.html

http://rahardianmaulana.blogspot.co.id/2015/01/karakteristik-berbagai-citra-satelit.html

http://terra-image.com/aster/

http://sule-epol.blogspot.co.id/2016/01/makalah-penginderaan-jauh.html

12

Anda mungkin juga menyukai