Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan

Satelite imagery adalah suatu teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan melakukan
analisis tentang informasi bumi, informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik
yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi
Dalam eksplorasi geothermal ini akan berhubungan dengan pencerahan informasi di permukaan
mengenai keberadaan sistem geothermal yang ada dibawahnya dalam hal ini prinsip asosiasi
digunakan bahwa setiap sesuatu yang ada di bawah permukaan dimana dia menunjukkan asosiasi
di permukaan maka pada prinsipnya bisa diidentifikasi dengan teknologi remote sensing terkait
dengan sistem panas bumi maka manivestasi panas dan tekanan yang tinggi dari suatu sistem
geothermal bisa bermacam-macam.
Penginderaan jauh memanfaatkan radiasi gelombang elektromagnetik atau spektrum energi lain,
serta mempunyai empat komponen yang penting, yaitu sumber radiasi, objek, atmosfer, dan
sensor. Secara rinci empat komponen penting tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber radiasi gelombang elektromagnetik, antara lain pantulan cahaya matahari dan
pancaran panas permukaan. Berdasarkan sumber energi penginderaan jauh terbagi menjadi dua,
yaitu : sistem pasif dan sistem aktif. Penginderaan jauh yang menggunakan energi matahari
sebagai sumber radiasi termasuk pada sistem pasif. Sedangkan yang menggunakan tenaga pulsa
disebut sistem penginderaan jauh aktif, contohnya : radar.
2. Objek di permukaan bumi dapat berupa: tanah, air, gegetasi, dan hasil budidaya manusia dan
lainnya. Fenomene-fenomena yang ada di permukaan bumi.
3. Interaksi atmosfer, adalah energi elektromagnetik melalui atmosfer berbentuk distorsi dan
hamburan. Atmosfer sendiri terdiri atas uap air, gas, dan debu.
4. Sensor adalah alat perekam radiasi elektromagnetik yang berinteraksi dengan permukaan bumi
dan atmosfer, contoh: kamera udara, scanner, dan radiometer. Sensor dalam penginderaan jauh
menerima informasi dalam berbagai bentuk, antara lain : sinar atau cahaya, gelombang bunyi dan
daya elektromagnetik. Sensor digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek
dalam daerah jangkauan tertentu. Sensor berdasarkan proses perekamannya dibedakan atas: (a)
Sensor Fotografi, dimana tenaga elektromagnetik diterima, direkam pada emulsi film dan
diproses menghasilkan foto. Hasil akhir berupa foto udara dan perekaman dilakukan dari udara,
baik melalui pesawat udara atau wahana lainnya. Jika dilakukan dari antariksa hasil akhirnya
disebut foto satelit, (b) Sensor Elektronik, berupa alat yang bekerja secara elektrik dan
pemrosesan menggunakan komputer. Hasil akhirnya berupa data visual atau data digital/numerik
(Meurah, et.al, 2012).
5. medium atmosfer merupakan suatu ruang yang tidak hampa keberadaan partikel-partikel
dalam atmosfer seperti nitrogen oksigen dan uap air menyebabkan interaksi dengan partikel di
atmosfer sebelum sampai ke sensor Hal ini menyebabkan kekeliruan perekaman dari nilai
sebenarnya yang disebut sebagai error radiometrik

Beberapa Jenis Citra Satelit dan Fungsinya

1. Satelit Landsat

Jenis satelit yang pertama adalah Citra Landsat TM. Citra Landsat menggunakan


sistem penginderaan jauh jarak pasif yang dilengkapi dengan 7 saluran. Setiap saluran
memiliki panjang gelombang tertentu sesuai jenis orbit sun sinkronnya. Satelit jenis ini paling
banyak dimanfaatkan untuk pemetaan lahan.

2. Satelit IKONOS

Satelit IKONOS merupakan satelit


yang diluncurkan pada bulan September
1999 dan mampu merekam data
multispectral 4 kanal pada resolusi 4 m.
Satelit ini biasa difungsikan untuk
pemetaan topografis pada wilayah skala
kecil hingga menengah. Hasil rekaman
dari satelit ini bisa dijadikan untuk
memperbarui peta topografi yang sudah
ada.

3. Satelit GeoEye
Jenis citra satelit selanjutnya adalah satelit geoeye. Satelit ini merupakan salah satu satelit
pengamat bumi terbaik yang ada di orbit bumi. Pada proses pembuatannya, satelit GeoEye
disponsori oleh Google dan Nasional Geospatial-Intelligence Agency (NGA) sehingga tidak
heran jika mampu menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi. Dengan kemampuannya
tersebut, menjadikan satelit GeoEye sebagai satelit komersial terbaik saat ini.

4. Satelit Terra

Terra merupakan sebuah satelit spectrometer citra beresolusi tinggi yang mampu mengamati
tempat sama di permukaan bumi setiap hari. Satelit ini memiliki fungsi yang cukup penting yaitu
untuk mengamati vegetasi, radiasi, mendeteksi tutupan lahan, mendeteksi kebakaran hutan serta
mengukur suhu permukaan bumi.

5. The Indian Remote Sensing (IRS)

IRS merupakan sistem satelit yang berguna untuk menyediakan informasi manajemen sumber
daya alam berharga. Satelit ini berfungsi untuk membantu merencanakan perkotaan dan
manajemen bencana. Dengan adanya satelit ini penataan kota menjadi lebih tertata dengan baik.
.

Satu lagi informasi yang bisa diperoleh dari pengindera jarak jauh atau satelit adalah informasi
geologi. Ada banyak informasi geologi yang bisa diperoleh antara lain seperti pola topografi,
lokasi sumber daya geologi, pola erosi, persebaran banjir hingga lokasi bencana geologi
potensial seperti banjir, gempa bumi hingga gunung api.

Panas bumi adalah sumber panas alami dibumi, merupakan hasil interaksi antara batuan panas
dan air tanah yang mengelilinginya, dimana air panas tersebut terperangkap dalam batuan yang
terletak dekat permukaan, sehingga dapat dimanfaatkan secara ekonomis (Armstead, 1983).

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2007, Panas Bumi adalah sumber dari energi panas
yang terdapat di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak bisa dipisahkan di dalam suatu pemanfaatan yang diperlukan
proses penambangan. Tenaga panas dari bumi (geothermal) ialah memanfaatkan energy panas
bumi dari bawah permukaan bumi untuk menghasilkan listrik maupun panas.
Menurut Goff & Janik (2000) komponen sistem panasbumi yang lengkap terdiri dari tiga
komponen utama, yaitu adanya batua reservoar yang permeable, adanya air yang membawa
panas, dan sumber panas itu sendiri. Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan
membentuk sistem yang mampu mengantarkan energi panas dari bawah permukaan hingga ke
permukaan bumi. Sistem ini bekerja dengan mekanisme konduksi dan konveksi (Hochstein &
Brown, 2000)

Secara umum terdapat dua jenis heat source yang dikenal dalam sistem panasbumi seperti yang
dipaparkan Nicholson (1993), yaitu volcanogenic dan non-volcanogenic. Perbedaan penyebutan
sistem yang merujuk pada sistem yang sama antara lain, Ellis & Mahon (1977) menyebutnya
sebagai high-T system associated with recent volcanic dan high-T system in tectonically active
non-volcanic area. Serta Goff & Janik (2000) yang menyebutnya sebagai young volcanic model
dan tectonic model.
Sumber daya panas bumi, berdasarkan asalnya, secara luas dapat diklasifikasikan menjadi dua
kategori utama dan berbagai sub-kategori (Muffler, 1976):
(1) Sumber daya panas bumi yang terkait dengan intrusi batuan beku di kerak atas. Ini dapat
dibagi lagi menjadi: (a) magma, (b) batuan kering panas, dan (c) sistem hidrotermal konvektif.
(2) sumber daya panas bumi yang tidak terkait dengan intrusi batuan beku muda, selanjutnya
diklasifikasikan menjadi (a) sumber daya yang terkait dengan sirkulasi dalam air meteorik, (b)
sumber daya lingkungan berpori tinggi pada tekanan hidrostatik, dan (c) lingkungan berpori
tinggi pada tekanan lebih besar dari hidrostatik .
Daftar Pustaka

Gumilang, M.P.M., 2020. Analisis Hasil Koreksi Geometri Orthorektifikasi Citra Satelit
Resolusi Tinggi Dengan Menggunakan DEM SRTM, DEM ALOS-PALSAR, dan DEM
Naasional. Studi Kasus: Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.

Isa M, Cesarian D.P. Abir I.A, Yusibani E, Surbakti M.S, Umar M, (2020) Remote Sensing
Satellite Imagery and In-Situ Data for Identifying Geothermal Potential Sites: Jaboi,
Indonesia. International Journal of Renewable Energy Development, 9(2), 237-245.
https://doi.org/10.14710/ijred.9.2.237-245

Mahira, M., dkk., 2021. Identifikasi Potensi Panas Bumi Menggunakan Teknologi Pengindraan
Jauh di Daerah XY, Sukabumi, Jawa Barat. Jurnal Geosains Terapan vol. 4(1)

Permadi D.K. dan Yuwono., 2009. Pemetaan Potensi Panas Bumi (Geothermal) Untuk
Mendukung Program Energi Nasional Jawa Timur. Studi Kasus: G.Lamongan,
Kabupaten Probolinggo

Riyanto, I., 2007, Pemetaan Potensi Banjir Dengan Segmentasi Data Digital Elevation Model.
Studi Kasus: DAS Ciliwung di DKI Jakarta.

Sabins, Jr., Floyd F., 1987. Remote Sensing-Priciple and Interpretation, Second Edition. New
York: W.H. Freeman and Company.

Anda mungkin juga menyukai