Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI INFORMASI

“Jenis dan Karakteristik Penginderaan Jarak Jauh”

Dosen Pengampu : Sri Rahayu, S.Si, M.Si.

Disusun oleh :

Nama : Nisrina Asmawati


NIM : 21040123140188
Kelas : A PWK

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2023
A. Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jarak jauh (remote sensing) adalah suatu ilmu untuk
memperoleh atau menerima informasi mengenai keadaan permukaan bumi tanpa
kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Kegiatan ini
dilakukan oleh penginderaan dan pencatatan energi yang direfleksikan atau
dipancarkan dan melakukan proses, analisa dan aplikasi terhadap informasi tersebut
(Herawati 2020). Dengan kata lain, penginderaan jarak jauh merupakan ilmu dan
keterampilan dalam menginterpretasi objek dalam citra satelit untuk memepreoleh
objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat
tanpa kontak langsung. Alat yang dimaksud adalah alat pengindera atau sensor yang
dipasang pada wahana, biasanya berupa balon udara, pesawat terbang, pesawat ulang
alik, atau satelit. Data citra satelit merupakan hasil penginderaan jauh oleh wahana
satelit melalui pengukuran energi gelombang elektromagnetik tertentu yang
dipancarkan oleh objek di permukaan bumi. Citra satelit tidak ada kontak fisik secara
langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji dalam pengukurannya. Respon
radiasi dari masing- masing spektrum gelombang elektromagnetik berasosiasi
dengan karaktersitik material objek. (Purwanto et al. 2016). Citra satelit merupakan
salah satu hasil dari penginderaan jarak jauh yang bisa dimanfaatkan manusia untuk
menganalisa permukaan bumi dengan berbagai cara tertentu. Penginderaan jauh
menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik atau spektrum energi lainnya dan
terdiri dari empat bagian utama: sumber radiasi, objek, atmosfer, dan sensor.
1. Sumber radiasi gelombang elektromagnetik, antara lain pantulan cahaya
matahari dan pancaran panas permukaan. Berdasarkan sumber energi
penginderaan jauh terbagi menjadi dua, yaitu : sistem pasif dan sistem aktif.
Penginderaan jauh yang menggunakan energi matahari sebagai sumber radiasi
dan sistemnya menyerap lalu dipancarkan ke sensor termasuk sistem pasif.
Sedangkan yang menggunakan tenaga pulsa disebut sistem penginderaan jauh
aktif, contohnya : radar. Sistem aktif ini juga memiliki sensor yang memiliki dua
fungsi yaitu memancarkan energi dan mengembalikan pantulan yang ditangkap
oleh sensor, lebih dominan gelombang mikro.
2. Objek di permukaan bumi dapat berupa: tanah, air, gegetasi, dan hasil budidaya
manusia dan lainnya. Fenomenefenomena yang ada di permukaan bumi.
3. Interaksi atmosfer, adalah energi elektromagnetik melalui atmosfer berbentuk
distorsi dan hamburan. Atmosfer sendiri terdiri atas uap air, gas, dan debu.
4. Sensor adalah alat perekam radiasi elektromagnetik yang berinteraksi dengan
permukaan bumi dan atmosfer, contoh: kamera udara, scanner, dan radiometer.
Sensor dalam penginderaan jauh menerima informasi dalam berbagai bentuk,
antara lain : sinar atau cahaya, gelombang bunyi dan daya elektromagnetik.
Sensor digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam
daerah jangkauan tertentu (Muhsoni 2015).
B. Jenis Penginderaan Jarak Jauh
1. NOAA
NOAA (National Oceanic and atmospheric Administration) yang
merupakan satelit milik pemerintah Amerika Serikat. Satelit ini khusus untuk
cuaca dan bisa dipergunakan untuk liputan vegetasi global.

Gambar 1. Satelit NOAA


NOAA menggunakan dua sensor, yaitu AVHRR (Advenced Very High
Resolution Radiometer) dan TOVS (TIROS Operational Vertical Sounder).
AVHRR mempunyai 5 spektrum (Spektrum tampak, iframerah dekat dan
inframerah termal), dengan resolusi 1,1 km untuk liputan lokal (LAC, local
area coverage) dan 4 km untuk liputan global (GAC, global area coverage).

Tabel 1. Karakteristik Satelit NOAA


2. ALOS
ALOS (Advanced Land Observing Satellite) merupakan satelit yang
dimiliki Jepang, yang dilunluncurkan Badan Eksplorasi Udara dan Ruang
Angkasa Jepang (Japan Aerospace Axploration Agency /JAXA) pada tanggal
26 Januari 2006.Berat satelit ini 4 ton. Dirancang untuk beroperasi selama 3-
5 tahun. Sistem orbit Sun-Synchronous Sun-Recurrent, dengan merekam
ualang pada daerah yang sama selama 46 hari. Ketinggian orbit satelit 691,65
km (di equator), sudut inclination 98,160 . Satelit ini mempunyai tiga sistem
sensor, yaitu Panchromatic Remote sensing Instrument for Stereo Mapping
(PRISM) (Muhsoni 2015).

Gambar 2. Satelit ALOS


PRISM, merupakan sensor radiometer panchromatic dengan resolusi
spasial 2.5 meter pada keadaan nadir. Hasil data dari PRISM menghasilkan
Digital Surface Model (DSM) dengan tingkat keakuratan cukup tinggi.
PRISM mempunyai tiga sistem optik, yaitu: nadir, backward, dan forward.
Tiga sistem optik perekaman dengan scan push broom. Pada sistem optik nadir
cakupan wilayah perekam 70 km, sedangkan sistem optik backward dan
forward, cakupan wilayah perekaman 35 km. Optik backward dan forward
dipasang dengan kemiringan -24 derajatdan +24 derajat dari teleskop nadir,
agar tercipta rasio base to height sebesar 1.0. AVNIR-2 menghasilkan resolusi
spasial 10 meter, mempunyai 4 band (3 band pada saluran tampak, dan satu
band saluran inframerah dekat). Sudut pandang Optik AVNIR-2 dipasang
dengan kemiringan -24 derajatdan +24. PIRSM, citra sensor AVNIR2 dapat
dikombinasikan untuk menurunkan pan sharpened colour composit dengan
resolusi spasial 2,5 m. Sensor PALSAR bekerja pada frekuensi 1,27 GHz, dan
melakukan misi Synthetic Aperture Radar (SAR). PALSAR bekerja pada dua
model, yaitu : (a) resolusi spasial tinggi 10 m dan lebar sapuan 70 km, dan (b)
ScanSAR yang lebar sapuan 250350 km, tergantung jumlah pemindaian.
PALSAR dengan spasial tinggi untuk memeperoleh informasi dari liputan
regional dan infterferometri melalui perekaman berulang, sementara lebar
sapuan Scan SAR untuk pemantauan liputan es di laut dan hujan tropis
(Danoedoro, 2012).
Tabel 2. Karakteristik Satelit ALOS
3. QUICKBIRD
Quickbird adalah satelit yang diluncurkan pada 18 Oktober 2001 tepatnya
di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Vnaderberg, California, dan
berhenti beroperasi pada tanggal 27 Januari 2015. Satelit ini mulai
memproduksi informasi pada Mei 2002. Misi awal satelit ini adalah
memunculkan citra digital dengan resolusi tinggi sebagai pemenuhan
kebutuhan komersil yang berisi data geografi seperti sumber daya alam.
Dengan resolusi spasial yang tinggi, citra satelit Quickbird dapat menyajikan
penampakan objek cukup detail dan bisa menampilkan objek samapai dengan
skala 1 : 2500. Sistem orbit satelit ini secara sun synchronous, pada ketinggian
450 km dari permukaan bumi dengan sudut inklinasi sebesar 97,20 . Satu
periode orbit mencapai 93,5 menit untuk sekali lintasan, dengan kecepatan 7,1
km/detik. Posisi di equator pada pukul 10.30 pagi. Quickbird dapat
memperoleh gambar hitam dan putih dengan resolusi 61 cm dan gambar
berwarna (4 band) dengan resolusi 2,44 m dengan luas permukaan sebesar
16,5 km x 16,5 km. Manfaat dari Quickbird adalah mudah melakukan
identifikasi objek, sesuai untuk update peta, dan dapat digunakan untuk
monitoring perubahan dan perkembangan wilayah (Muhsoni 2015).
Digital globe (2007) memberikan lima pilihan produk citra Quickbird,
yaitu 1). hitam putih (pankromatik) untuk kemudahan analisis gisual, 2).
multispektral mencakup panjang gelombang tampak dan inframerah dekat
yang merupakan area ideal untuk analisis multispektral, 3). bundle
(pankromatik dan multispektral), 4) warna (3 saluran warna natural atau warna
inframerah) yang mengkombinasikan informasi gisual dari tiga saluran
multispektral dengan informasi spasial dari saluran pankromatik, dan 5) pan-
sharpened (4 saluran) yang mengkombinasikan informasi gisual dari empat
saluran multispektral dengan informasi spasial dari saluran pankromatik.
Tabel 3. Karakteristik Sateltit Quickbird
4. LANDSAT 8
Landsat 8 diluncurkan pada 11 Februari 2013 di Vandeberg Air Force
Base, California. Satelit pemantauan bumi ini memiliki 2 sensor Operational
Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor (TIRS).Landsat 8 mengorbit
Sun-Synchronous orbit pada ketinggian 705 km. Landsat 8 memiliki resolusi
temporal selama 16 hari, mengumpulkan pada akuisisi jadwal yang sama
Landsat 5 sebelum digunakan. Misi ini diketahui sebagai Lnadsat Data
Continuity Mission (LDCM). Misi ini dilakukan selama kurang lebih 40 tahun
perekaman dengan memakai seri citra Landsat. Citra Landsat 8 diduga
memiliki akurasi geodetik dan geometrik yang lebih baik.

Landsat 8 Band Wavelenght Resolusi Keterangan


(mikrometer) (meter)
Band 1 - 0.43 - 0.45 30 Studi aerosol dan
Ultra Blue wilayah pesisir
(coastal/ae
rosol)
Band 2 - 0.45 - 0.51 30 Pemetaan
Operation
Blue bathimetrik,
al
membedakan tanah
Land
dari vegetasi dan
Imager daun dari vegetasi
(OLI) konifer
Thermal Band 3 - 0.53 - 0.59 30 Mempertegas puncak
Infrared Green vegetasi untuk
Sensor menilai
(TIRS) kekuatan vegetasi
Band 4 - 0.64 - 0.67 30 Membedakan sudut
Red vegetasi
Band 5 - 0.85 - 0.88 30 Menekankan konten
Near biomassa dan garis
Infrared pantai
(NIR)
Band 6 - 1.57 - 1.65 30 Membedakan kadar
Shortwave air tanah dan
Infrared vegetasi serta
(SWIR) 1 menembus awan
tipis
Band 7 - 2.11 - 2.29 30 Peningkatan kadar
Shortwave air
Infrared tanah dan vegetasi
(SWIR) 2 serta penetrasi awan
tipis
Band 8 - 0.50 - 0.68 15 Resolusi 15 m,
Panchrom penajaman citra
atic
Band 9 - 1.36 - 1.38 30 Peningkatan deteksi
Cirrus awan sirus yang
terkontaminasi
Band 10 - 10.60 - 11.19 100 * Resolusi 100 m,
Thermal (30) pemetaan suhu dan
Infrared penghitungan
(TIRS) 1 kelembaban tanah
Band 11 - 11.50 - 12.51 100 * Resolusi 100 m,
Thermal (30) peningkatan
Infrared pemetaan
(TIRS) 2 suhu dan
penghitungan
kelembaban tanah
Tabel 4. Karakteristik Satelit Landsat 8

5. IKONOS
IKONOS diluncurkan tanggal 24 September 1999 di Vandenberg
Caligornia, merupakan perkembangan satelit komersial yang beresolusi
spasial tinggi. Umum satelit ini deperkiranan 8,5 tahun. Mengorbit pada
ketinggian 681 km dari permukaan bumi. Orbit sun synchronous dengan
dengan sudut inklinasi 98,10 . Liputan area 11,3 x 11,3 km dalam satu scene.
Kecepatan dalam berotasi 7,5 km/s, dengan regolusi 14,7kali/hari. Posisi
sensor pada daerah ekuator pada jam 10.30 a.m. Resolusi radiometrik 11 byte.
Pemotretan satelit pada daerah yang sama selama 3 hari pada resolusi 1 meter.
Jumlah saluran ada 4, yaitu : 3 saluran gelombang tampak dan 1 saluran
pankromatik. Resolisi spasial pada posisi nadir 0,83 m pada saluran
pankromatik dan 3,2 pada saluran tampak. Sedangkan pada posisi nadir off
260 resolusi spasial 1 m pada saluran pankromatik dan 4 pada saluran tampak
(Muhsoni 2015).
Mengorbit pada ketinggian 681 km dari permukaan bumi. Citra satelit
Ikonos merupakan citra satelit pertama yang digolongkan sebagai citra satelit
dengan resolusi spasial yang sangat tinggi. Citra Satelit Ikonos memiliki
resolusi spasial mencapai 80 cm (o.8 m) pada posisi nadir untuk moda
pankromatik degan 1 band dan resolusi spasial mencapai 3.28 m pada keadaan
nadir untuk moda multispektral yang terdiri dari 4 band pada spektrum
elektromagnetik cahaya tampak (visible) dan inframerah dekat (Muhsoni
2015).

Tabel 5. Sprektal Band IKONOS


DAFTAR PUSTAKA
Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Andi. Yogyakarta.
Digital Globe, 2007.QuickBird Imagery Products – Product Guide. Regision 4.7.3
DigitalGlobe, Inc. 1601 Dry Creek Drige, Ste 260. Longmont, Colorado
80503
Herawati, Etty. 2020. “Permodelan Erosi Di Daerah Aliran Sungai Dengan
Menggunakan Penginderaan Jarak Jauh.” Researchgate.Net (April).
https://www.researchgate.net/profile/Etty_Herawati/publication/34064744
4_artikelbaru_-
Etty_Herawati/links/5e96ed3a4585150839de9441/artikelbaru-Etty-
Herawati.pdf.
Muhsoni, Firman Farid. 2015. Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Madura:
UTMPRESS.
Purwanto, Moh Sing, Alif Bashri, Mochammad Harto, and Yuri Syahwirawan.
2016. “Citra Satelit Landsat 8 + Tris Sebagai Tinjauan Awal Dari
Manifestasi Panas Bumi Di Wilayah Gunung Argopura.” Jurnal Geosaintek
3(1): 13.

Anda mungkin juga menyukai