Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan data penginderaan jauh untuk untuk mengekstraksi informasi
daerah kekotaan sudah banyak diterapkan karena efisiensi dan akurasi
hasilnya memberikan manfaat dibandingkan dengan pekerjaan survey secara
tereksterial. Kegiatan inventarisasi, pemantauan, maupun evaluasi data untuk
daerah perkotaan secara operasional telah menggunakan berbagai data
penginderaan jauh. Penggunaan foto udara skala besar dan sedang
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan citrasatelit. Hal ini
berkaitan dengan resolusi spasial dan skala foto udara yang lebih representatif
dalam menyajikan kenampakan obyek secara detail.
Perkembangan teknologi satelit yang semakin mutakhir dewasa ini,
membawa peluang yang lebih besar bagi pengguna citra satelit untuk berbagai
aplikasi. Kemampuan daya pisah sensor yang semakin tinggi dalam
membedakan kenampakan terkecil memberikan hasil rekaman dengan
kerincian yang lebih baik dan juga waktu perekaman yang semakin pendek
untuk daerah yang sama. Salah satu citra satelit tersebut adalah citra satelit
jenis SPOT.
Citra SPOT (System Probatoire de I’Observation de la Terre) merupakan
salah satu citra satelit dengan resolusi spasial yang cukup tinggi. Dalam
geologi pengaplikasiannya untuk mengumpulkan informasi kunci medan
geologi dan struktural sebelum menginjakkan kaki di lanscape, mengurangi
waktu, uang dan resiko yang terkait dengan eksplorasi di lapangan yang
panjang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem penginderaan pada citra satelit jenis SPOT?


2. Bagaimana menginterpretasi citra satelit jenis SPOT?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, dapat diperoleh tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui sistem penginderaan pada citra satelit jenis SPOT
2. Mengetahui cara menginterpretasi citra satelit jenis SPOT

1.4 Batasan Masalah


Berdasarkan tujuan di atas, dapat diperoleh batasan masalah sebagai berikut :
1. Jenis citra yang digunakan adalah citra satelit jenis SPOT

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Citra Satelit SPOT

Citra SPOT (System Probatoire de I’Observation de la Terre) merupakan


sistem satelit observasi bumi yang mencitra secara optis dengan resolusi tinggi
dan dioperasikan di luar angkasa. Sistem satelit SPOT terdiri dari  serangkaian
satelit dan stasiun pengontrol denga cangkupan kepentingan yaitu, kontrol dan
pemograman satelit, produksi citra, dan distribusinya. SPOT dijalankan oleh
Spot Image yang terletak di Prancis. Sistem ini dibentuk olen CNES (Biro
Luar Ankgasa milik Prancis) pada tahun 1978.

Sistem SPOT mempunyai empat saluran termasuk tiga kanal multispektral,


yaitu kanal hijau, merah, infra merah dekat dan satu kanal pankromatik.
Resolusi spasial citra SPOT adalah 20x20 meter untuk kanal multispektral dan
10x10 meter untuk kanal pankromatik sedangkan cakupannya seluas 60 km
(Lillesand and Kiefer, 1993). SPOT tidak mempunyai kanal infra merah
tengah yang peka terhadap kandungan air daun menyebabkan citra SPOT
kurang baik untuk studi vegetasi, selain itu dari segi harga SPOT memang
lebih mahal (Dimyati, 1998). Orbit SPOT adalah orbit polar, circular, sun
syncrhonous dan berfase. Sudut inklinasi dari bidang orbitalnya
dikombinasikan dengan rotasi bumi di seputaran poros kutub sehingga
satelitnya dapat berpindah ke tiap titik di permukaan bumi dalam 26 hari.
Orbitnya memiliki ketingggian 832 km di atas permukaan air laut dengan
inklinasi 98,7o dan bervelosi sejumah 14   kali per hari.

3
2.2 Sistem Sensor Pada Citra Satelit SPOT

Satelit SPOT dan sensornya (Jensen, 2004)

2.3 Sistem Perekaman Pada Citra Satelit SPOT

Proses perekaman Nadir pada satelit SPOT (Jensen, 2004)

4
2.4 Sejarah Peluncuran Citra SPOT

Sampai sekarang jenis citra SPOT yang diluncurkan sudah ada beberapa,
yaitu :

 SPOT 1 diluncurkan tanggal 22 Februari 1986. Danoedoro (2012)


SPOT generasi pertama menggunakan sensor HRV (Haute Resolution
Visible), dengan dua jenis, yaitu : modus multispektral terdiri 3 saluran;
dan pankromatik. Dua RHV ini Ditinggalkan Satelit jenis ini mulai
ditingglakan pada 31 Desember 1990 karena diluncurkannya satelit
SPOT jenis baru .
 SPOT 2 diluncurkan pada tanggal 22 Januari 1990 di Pusat Antariksa
Guyana, Kourou, French Guyana, Amerika Selatan. SPOT generasi
kedua mempunyai dua instrumen, yaitu HRVI (high resolution in
visible and infrared), yang mampu memberikan citra resolusi tinggi
dengan spektral tampak dan inframerah. Pada generasi kedua ini ada
penambahan saluran inframerah tengah (panjang gelombang 1,58 –
1,75 µm). Moda pankromatik dengan resolusi 10 meter dihilangkan dan
diganti dengan saluran 2 (merah, 0,61- 0,68 µm) untuk beroperasi pada
dua moda resolusi, yaitu 20 meter dan 10 meter. Sensor VMI
(vegetation Monitoring Instrument) juga disebut sensor VGT atau
vegetation. Sensor ini dirancang khusus untuk pemantauan gegetasi
global. Sensor ini terpisah namun salurannya identik dengan HRVIR
namun mempunyai resolusi spasial lebih rendah (1,1 km). Data yang
dihasilkan oleh SPOT-2 adalah untuk digunakan sebagai pemantauan
vegetasi, pertanian, perhutanan, tanah, geologi, erosi, eksplorasi minyak
bumi dan mineral, sumber-sumber air, perencanaan daerah pemukiman,
pemantauan pembangunan, pemantauan pengembangan di suatu daerah,
serta memonitor lingkungan.
 SPOT 3 tanggal 26 September 1993
 SPOT 4 diluncurkan tanggal 24 Maret 1998. Memiliki kemajuan yang
cukup besar dari satelit sebelumnya , SPOT – 1 ,2,dan 3. Perubahan

5
yang utama adalah modifikasi dari HRV (High Resolution Visible)
menjadi High Resolution Visible and Infrared Instrument (HRVIR).
Sehingga memiliki kemampuan tambahan dalam mendeteksi
gelombang tengah inframerah (1.58 – 1.75 microm) untuk keperluan
survei geologi, survei vegetasi dan survei tutupan salju.
 SPOT 5 diluncurkan tanggal 4 Mei 2002. Dibandingkan dengan satelit
obeservasi sebelumnya, SPOT – 5 memberikan perubahan kemajuan
yang besar yang memberikan solusi citra dengan biaya yang efektif.
Resolusi pada sistem satelit obeservasi ini meningkat hingga 5 meter
dan 2,5 meter dan sudut pandang yang lebar  (wide imagin swath),
dimana mencakup 60 x 60 km atau 60 x 120 km dalam insturmen mode
kembar. SPOT -5 memberikan perpaduan yang ideal antara resolusi
yang tinggi dan juga jarak pandang yang luas. SPOT – 5 dilengkapi
dengan 2 buah instrumen geometrikal yang berosolusi tinggi, High
Resolution Geometric (HRG) yang menawarkan citra beresolusi tinggi
pada 2 mode, yaitu resolusi  hingga kisaran 2,5 – 5 meter pada mode
panchromatic, dan resolusi hingga kisaran 10 meter pada multispectral
mode. SPOT – 5 juga memiliki instrumen pencitraan HRS (High
Resolution Stereoscopic), yaitu kemampuan untuk menangkap citra
stereopair secara serentak untuk keperluan citra relief peta. Instrumen
ini dioperasikan dalam mode panchromatic, sehingga beresolusi tinggi
dengan 2 kamera yang ditempatkan pada bagian depan dan belakang
satelit. Kemampuan instrumen HRS ini sangat menguntungkan karena
dapat mencitra area yang luas hanya dalam satu pencitraan. Pasangan
stereo yang didapat dapat digunakan dalam berbagai aplikasi 3D terrain
modeling dan Computer Environments seperti Flight Simulator
Databases, Pipeline Corridors, dan Mobile Phone Network Planning.
 SPOT 6 diluncurkan 9 September 2012. SPOT 6 merupakan seri baru
komersial SPOT misi untuk melanjutkan layanan pengamatan resolusi
tinggi. Secara resmi diumumkan pada pertengahan 2009 dan
peluncuran pertama 2012. Peningkatan satelit ini dari generasi

6
sebelumnya : Cakupan 60 km, resolusi yang lebih baik 1,5 m,
penambahan band biru untuk mendapatkan gambar warna alami asli,
memungkinkan untuk mencapai efisien lebih baik dengan koleksi
cakupan besar lebih dari 3 juta km2 per hari, efisiensi program lanjutan
dengan pemrograman per hari dan per upload satelit yang mungkin
untuk memperoleh citra bebas awan, kelangsungan 10 tahun yang
menjamin kelangsungan data ke 2023. SPOT 6 menggunakan sensor
NAOMI (New AstroSat Optical Modular Instrument). NAOMI adalah
produk pencitra- resolusi tinggi yang dirancang dan dikembangkan di
EADS Astrium SAS. Instrumen NAOMI telah dikembangkan dengan
resolusi spasial 1,5 m sampai 2,5 m, dan besar sapuan dari 10 km
sampai 60 km. Pada satelit ini memiliki kualitas optik yang sama dan
jauh lebih ringan. Oleh karena itu kinerja yang lebih dapat diperoleh
dari satelit yang lebih kecil

2.5 Aplikasi Citra Satelit SPOT

Di Indonesia penggunaan citra satelit beresolusi tinggi seperti yang dimilki


SPOT – 5 dipakai dalam kepentingan kegiatan survei toponim pulau-pulau.
Selain itu citra  tersebut baik dalam pembuatan profil pulau-pulau di Indonesia.
Saat ini para ahli Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP), Departemen
Kelautan dan Perikanan (DKP), tengah mengkaji penerapan data Shuttle Radar
Topograhpy Mission (SRTM) yang diusung oleh pesawat ulang alik
(spaceshuttle) Endeavour pada tahun 2000. Citra satelit SPOT – 5 pun
diterpakan dalam pembuatan citra 3 dimensi untuk survei toponim dan profil
pulau-pulau di Indonesia. Dari ketinggian 826 km SPOT – 5 merekam profil
tiga dimensi dengan menggunakan instrumen High Resolution Stereoschopic
(HRS) yang diopersikan dalam mode pancromatic sehingga resolusi dapat
mencapai 2.5 meter. Pasangan foto yang didapat membentuk suatu relief peta
bersifat 3 dimensi. Setiap benda berukuran 2, 5 x 2,5 m di permukaan bumi
dapat dipantau dari satelit SPOT – 5. Fungsi lain dari citra satelit SPOT adalah
pemetaan dan monitoring padang rumput, meningkatkan identifikasi tanaman,

7
pelengkap untuk foto udara untuk dokumen survey lapangan, menghitung
pohon olive, dan pemetaan landscape kota.

2.6 Hasil Foto udara citra satelit SPOT

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan isi tulisan ini dapat disimpulkan bahwa Citra SPOT (System
Probatoire de I’Observation de la Terre) merupakan sistem satelit observasi
bumi yang mencitra secara optis dengan resolusi tinggi dan dioperasikan di
luar angkasa yang terdiri dari  serangkaian satelit dan stasiun pengontrol denga
cangkupan kepentingan yaitu, kontrol dan pemograman satelit, produksi citra,
dan distribusinya. Citra Satelit SPOT telah mengalami perkembangan yang
cukup signifikan dan selalu diperbarui untuk kebutuhan manusia. Dalam
aplikasinya dalam kehidupan sehari hari adalah sebagai dokumen foto udara
saat melakukan survey lapangan, pemetaan landscape kota, menghitung pohon
olive dan lainnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhsoni, Farid. 2015. Penginderaan Jauh (Remote Sensing).


Madura:UTMPRESS

Suryantoro, Agus. 2003. Kemudahan Interpretasi Citra SPOT XS dan Landsat


TM Untuk Identifikasi Objek Penutup Lahan Kota. Malang. Forum Geografi
Vol 17, No 1.

10

Anda mungkin juga menyukai