DISUSUN OLEH:
ALFIAN BIMA (18/426159/SV/15301)
PENDAHULUAN
Fotogrametri adalah ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi terpercaya tentang
objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan interpretasi gambaran
fotografik dan pola radiasi tenaga elektromagnetik yang terekam (Paul R. Wolf, 1993).
Fotogrametri sangat erat hubungannya dengan kesan 3-dimensi, yang mana menggunakan
streoskop sebagai alat praktikumnya. Praktikum kali ini streoskop yang digunakan adalah
streoskop cermin. Streoskop cermin adalah Stereoskop yang digunakan untuk melihat foto yang
bertampalan yang berukuran lebih besar daripada stereoskop saku (Sutanto, 1992). Komponen-
komponen streoskop cermin adalah cermin, kerangka, lensa pembesar, binokuler, dan paralaks
meter.
Paralaks ialah kenampakan perubahan posisi suatu obyek terhadap suatu kerangka rujukan,
yang disebabkan oleh perpindahan posisi pengamat (Paul R. Wolf, 1993). Dalam pengertian lebih
sederhana, Paralaks adalah selisih jarak relatif antar suatu titik pada dua foto udara yang
bertampalan, sehingga besarnya paralaks dapat digunakan untuk mengukur ketinggian objek
dan ketinggian medan. Di satu sisi adanya pergeseran letak ini seringkali menyulitkan pada saat
interpretasi foto udara, tetapi di sisi lain pergeseran letak berguna untuk mengukur ketinggian
objek-objek tersebut. Besarnya pergeseran letak oleh relief tergantung pada tinggi objek di
lapangan, tinggi terbang, jarak antar titik utama foto dan objek, sudut kamera saat perekaman
gambar. Karena faktor geometrik tersebut saling berkaitan, maka pergeseran letak objek oleh
relief dan posisi radialnya pada foto udara dapat diukur untuk menentukan tinggi suatu objek.
Karena paralaks terjadi sejajar dengan jalur terbang, sumbu fotografik X dan X’ untuk
pengukuran paralaks harus sejajar terhadap jalur terbang bagi masing-masing foto suatu
pasangan stereo. Jalur terbang merupakan garis yang menghubungkan titik utama dan titik
utama berikutnya (Putra, 2010). Pada praktikum kali ini, foto udara akan di ukur ddengan
menggunakan paralaks mistar. Paralaks mistar adalah alat pengukur beda paralaks
menggunakan mistar sebagai medianya dan mampu memberikan informasi yang akurat (J.Chris
McGlone, 2000).
Pengukuran basis foto dengan menggunakan mistar adalah menentukan titik (1) di foto (2)
dan mencari titik utama foto (2) di foto (1) dan di ambillah hasil yang berupa A’ dan B’ dari
pengukuran. Hasil ini kemudian diolah untuk dapat mengetahui basis foto udara yang memiliki
rumus :
𝑏1+𝑏2
b: 2
Setelah mendapatkan basis foto, maka dapat melakukan perhitungan paralaks. Perhitungan
paralaks digunakan untuk mengukur ketinggian suatu objek dari foto udara. Perhitungan
paralaks dapat dilakukan dengan mengumpulkan data berupa basis foto, tinggi terbang wahana
dan beda paralaks. Secara matematis perhitungan paralaks dirumuskan seperti berikut.
𝐻.∆𝑝
h :𝑏+∆𝑝
dengan keterangan, H adalah tinggi terbang wahana, ∆p adalalah beda paralaks yang diukur
dengan penggaris dan b adalah basis foto yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya.
Tahap terakhir data yang diambil adalah koordinat foto udara. Koordinat diambil dengan
cara mengukur titik yang telah ditentukan sebelumnya dari sumbu X dan xumbu Y. Kemudian
dari koordinat foto dikalikan dengan skala foto udara untuk mendapatkan koordinat tanah. Skala
foto dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝑓
skala :
𝐻
dengan keterangan, f adalah fokus lensa dan H adalah tinggi terbang wahana.
BAB II
METODE
a. Alat
1. Alat tulis
2. Penggaris
3. Kertas/plastik Mika
4. Stereoskop cermin
5. Kalkulator
b. Bahan
1. Buku panduan
2. Modul praktikum fotogrametri
3. Sepadang foto udara
BENTUK
PANDANGAN CARI PP DAN CPP
MEMPERSIAPKAN STEREO, SELOTIP DAN UKURLAH
ALAT DAN BAHAN DAN LAPISI DENGAN JARAKNYA
MIKA
KOORDINAT
TANAH
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
𝑏1+𝑏2
b: 2
contoh perhitungan apabila diketahui tinggi terbang wahana 1.767,84 m dan jarak basis
foto 75mm. Sedangkan beda paralaks adalah 1mm maka perhitungan tinggi suatu objek
seperti berikut.
1767.84 𝑥 1
Tinggi objek : 75+1
= 20,798
Berikut adalah tabel hasil praktikum pengukuran beda paralaks dan perhitungan tinggi
objek.
Koordinat Foto
Koordinat foto udara diukur dalam satuan centimeter menggunakan foto nomor 24.
Agar didapatkan koordinat tanah maka koordinat foto dikalikan dengan skala. Untuk
mendapatkan skala, data yang perlu diketahui adalah fokus lensa kamera dan tinggi
terbang wahana. Kedua data dapat diperoleh dari informasi tepi foto udara. Perhitungan
skala ditampilkan sebagai berikut.
𝑓 153,16 𝑚𝑚
Skala: 𝐻 : 1.767.840 𝑚𝑚 : 1 : 11.542. hasil dibuatkan menjadi 1 : 11.500
Perhitungan agar mendapat koordinat tanah adalah dengan mengkalikan koordinat foto
dengan skala, kemudian dibagi 100. Contoh apabila diketahui koordinat foto (4.9,1.4)
dengan skala foto 1 : 11.500 maka perhitungan koordinat tanah sebagai berikut.
Koordinat X: 4,9 x 11.500= 56.350
56.350
= 563,5
100
Koordinat Y: 1,4 x 11.500=16100
16100
100
=161
Koordinat tanah: (563.5,161)
Berikut adalah tabel hasil praktikum pengukuran koordinat foto menjadi koordinat
tanah.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Wolf, Paul R. 1993. Elemen Fotogrametri dengan interpretasi foto udara dan
penginderaan jauh. . Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Putra, Erwin Hardika. 2010. Penginderaan Jauh dengan ERMapper. Graha Ilmu.
BAB VI
LAMPIRAN
Gambar diatas merupakan hasil scan plastik mika yang digunakan ketika praktikum.
Gambar diatas merupakan sepasang foto udara yang digunakan ketika praktikum.