Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adithya Kuratcana Wiguna

Nrp : 23-2020-041
Kelas : B
Ujian Akhir Semester Hidrografi I
1. Sebutkan nama-nama argumen astronomi yang digunakan dalam prediksi
pasut! Jelaskan mengenai kegunaan Julian Date dalam prediksi pasut!
Jawab :
Terdapat faktor koreksi amplitudo yang dimana di simbolkan dengan fi, dan
juga koreksi yang dihitung dari di greenwich pada tahun 1990 yang dimana
disimbolkan dengan Vi + Ui. Dan juga terdapat faktor koreksi amplitudo, elevasi
prediksi, perubahan msl oleh faktor meteorologik.
1) So = the mean longitude of the moon
2) ho = the mean longitude of the sun
3) po = the mean longitude of the lunar perigee
4) ns = the negative mean longitude of the ascending lunar node
5) ps = the mean longitude of solar perigee (perihelion)
Adapun kegunaan dari Julian Date dala prediksi pasut yaitu :
1) untuk menentukan selang waktu yang dimana dalam perhitungan julian date ini
agar tidak menggunakan hitungan yang manual dikarenakan untuk menghindari
ketidakakuratan dan kesalahan.
2) Dengan adanya Julian Date, kita bisa mendapatkan selang waktu yang akurat
tanpa memikirkan ada tidaknya tahun kabisat.
2. Mengapa gelombang periode panjang tidak digunakan dalam analisis pasut
metode Admiralty?
Jawab :
Menurut Doodson 1928 mengenalkan bahwa motode Admiralty merupakan
metode yang amat praktis, karena metode Admiralty ini digunakan untuk
menganalisis pasut dengan periode pengamatan pendek yang hanya dapat digunakan
untuk mengolah data pengamatan 15 atau 29 hari  (piantan) dan juga dari 
pengamatannya tersebut tidak lebih dari 15 atau 29 hari, dan pada motode ini juga
terdapat 3 jenis gelombang saja yaitu gelombang diurnal, semidurnal, dan perairan
dangkal. Sehingga tidak dapat menganalisis periode panjang dan dari ke 3 jenis
gelombang tersebut juga hanya terdapat 9 jenis konstanta yaitu K1, O1, P1, M2, S2,
N2, K2, M4, MS4 tidak semuanya diambil.
3. Bagaimanakah cara menilai kualitas model pasut yang dihasilkan dari analisis
harmonik kuadrat terkecil?
Jawab :
Yang pertama yaitu memastikan bahwa data pasutnya tidak outlayernya, setelah
itu dalam kuadrat terkecil memodelkan data pasut dengan menggunakan gelombang-
gelombang yang tidak aliasing yang dimana setelah di peroleh model pasut lalu
digambarkan yang dimana  apabila setelah digambarkan data dan model memiliki
kemiripan maka kita diharuskan menghitung koefesien korelasi jika tidak memiki
kemiripan maka tidak perlu menghitung koefesien korelasi karena model tidak akan
mewakili data. Selanjutnya kita lakukan plot antara data dengan model pasut
tersebut, lalu kita lihat apakah dari plot tersebut akan terbentuk klaster dimana hasil
plot akan berkumpul pada satu garis lurus dengan kemiringan 45°. Jika hasil plot
tersebut memiliki perilaku dimana hasil plot berkumpul pada satu garis lurus dan
memiliki kemiringan sekitar 45° maka dapat dikatakan bahwa model dengan data
pasut memiliki korelasi yang kuat. Untuk mengetahui seberapa kuat korelasi antara
model dengan data pasut maka dilakukan perhitungan setelah melihat fakta pada
grafik korelasi model dan data pasut dengan menggunakan rumus :

Adapun contoh gambar

4. Mengapa periode, panjang, dan cepat rambat gelombang pasut tidak menjadi
parameter yang digunakan dalam analisis pasut harmonik?
Jawab :
besaran gelombang lainnya seperti Panjang Gelombang(λ) dan Cepat Rambat
Gelombang ( c ) merupakan besaran gelombang dengan fungsi ruang, dan dalam
analisis pasut ini merupakan pengamatan 1 titik.

Anda mungkin juga menyukai