Anda di halaman 1dari 6

TUGAS GEODESI SATELIT

LUNAR LASER RANGING (LLR)


(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geodesi Satelit)

Disusun oleh :
KELOMPOK VI-B
Alvatara Partogi Hutagalung

21110113190052

Ajeng Dyah S.S.U.

21110113140067

Ajeng Kartika Nugraheni S

21110113190072

Armenda Bagas

21110113130075

Reyhan Azeriansyah

21110113140076

Welman Manuel

21110113130085

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024)7648078576480788
e-mail :jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2015

A. KARAKTERISTIK UMUM
Sistem

LLR

mulai

berkembang

sejak

tahun

1969,

sejak

ditempatkannya reflektor laser di permukaan bulan oleh misi Apollo 11. Pada
sistem LLR dilakukan pengukuran jarak ke bulan dengan bantuan laser.
Pengukuran jarak ke bulan dilakukan dengan memanfaatkan retro-reflektor
yang ditempatkan pada permukaan bulan dalam misi Apollo dan Luna ke
bulan.
Pada dasarnya, sistem kerja LLR sama dengan SLR. Prinsip kerjanya
adalah menggunakan pengukuran jarak dengan pulsa laser yang ditembakkan
dari stasiun bumi ke satelit yang dilengkapi dengan sejumlah retro-reflektor
laser yang kemudian dipantulkan kembali ke stasiun yang bersangkutan. Untuk
dapat menentukan koordinat dari stasiun bumi, maka dilakukan pengukuran
jarak ke satelit yang dilakukan ketika satelit melintas diatas stasiun pengamat
dan juga perlu diketahui informasi mengenai orbit satelit tersebut. Hanya saja,
jika pada SLR retro-flektor ditempatkan di satelit, pada LLR retro-flektor
ditempatkan di permukaan bulan. Reflektor-reflektor LLR ditempatkan di
bulan pada misi Apollo (USA) dan Luna (Rusia).
B. PARAMETER YANG DIKETAHUI
Pada penentuan posisi dengan sistem LLR, parameter yang harus
diketahui adalah koordinat teleskop dalam sistem CTS(rE), koordinat reflector
di bulan dalam sistem barisentris(mR), koordinat teleskop dalam sistem
barisentris(r0), koefisien bulan, dan kecepatan cahaya.
C. BESARAN YANG DIUKUR
Besaran yang diukur dalam penentuan posisi dengan sistem LLR
adalah jarak bumi kebulan tetapi harus mengalami koreksi karena adanya
pasang surut, abrasi efek relativitas, dan pergeseran lempeng.
Dari data ukuran jarak yang telah dianalisa dapat ditentukanlah
parameter-parameter rotasi bumi, dinamika sistem bumi-bulan, serta parameter
relativitas.

Dari analisa sekitar 15 tahun data LLR telah ditentukan nilai koefisien gravitasi
geosentrik GM
GM = (398600,443 0,006) km3/sec2
Dari sekitar 12 tahun data LLR juga telah ditentukan nilai koefisien gravitasi
untuk bulan GMm
GMm = (4902,7993 0,0029 ) km3/sec2
D. CARA MENDAPATKAN POSISI TITIK DARI PARAMETER DAN
BESARAN
Cara mendapatkan posisi titik dari parameter dan besaran diatasseperti
yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa prinsip kerja sistem LLR yaitu
dengan menembakkan sinar laser dari stasiun di Bumi kepada raflektor yang
terletak di bulan, kemudian sinar tersebut akan dipantulkan kembali ke Bumi.
Perlu diketahui disini, bahwa sistem CTS berbeda dengan sistem
barisentris karena adanya pengaruh rotasi bumi, pergerakan kutub, presesi dan
nutasi. Selain itu, pengamat juga harus mempertimbangkan beberapa fenomena
alam yang mempengaruhi ukuran jarak tersebut dengan memberikan koreksi
pada hitungan jarak tersebut. Selanjutnya, dengan menganalisa data ukuran
dari bumi ke bulan para ahli dapat mengetahui parameter rotasi bumi ke bulan,
dinamika sistem bumi-bulan, serta parameter relativitas. Selain itu juga dapat
ditentukan koordinat stasiun pengamat , koordinat reflektor, posisi bulan dan
banyak hal lainnya yang berhubungan dengan posisi.
E. CONTOH PEMAKAIAN LLR
LLR digunakan untuk mengukur jarak antara Bumi dan Bulan dengan
keakuratan tinggi. Selama bertahun-tahun, LLR telah memberikan keuntungan
untuk sejumlah peningkatan pada teknologi pengamatan dan pemodelan data.
Saat ini LLR adalah teknik paling primer untuk mempelajari dinamika sistem
Bumi-Bulan. Fakta kecil menyebutkan bahwa dari hasil pengamatan,
didapatkan data bahwa jarak bumi ke bulan semakin bertambah 1 inci setiap
tahunnya. Atau dengan kata lain, meskipun sangat pelan bulan bergerak
menjauhi bumi sekitar 3,8 cm setiap tahunnya.

LLR juga terutama penting dalam hal studi gravitasi fisika pada
Bulan. LLR digunakan untuk menampilkan pengujian berketelitian tinggi pada
prinsip equivalensi, untuk mencari variasi waktu dalam konstanta gravitasi, dan
untuk menguji perkiraan berbagai teori gravitasi alternatif yang ada.
Dalam bidang geodesi, LLR berkontribusi untuk menentukan
parameter orientasi Bumi, contohnya nutasi, presisi (termasuk presisi relatif),
pergerakan kutub, dan UT1 terutama efek variasi jangka panjangnya. LLR
berkontribusi kepada kerangka referensi terrestrial sekaligus selenosentrik.
Realisasi dinamika kerangka referensi inersia, yang kontras dengan realisasi
kerangka VLBI secara kinematik, menawarkan kemungkinan baru untuk
konfirmasi dan penemuan yang saling menguntungkan. Terakhir, LLR juga
bisa digunakan untuk menginvestigasi proses yang berhubungan dengan
dinamika bagian dalam Bulan (interior Bulan).
Data-data LLR yang telah dikumpulkan sejak 1970 telah memberikan
kita kontribusi yang signifikan pada banyak bidang sains. Berikut adalah
detailnya:
1. Gravitasi fisika
Dalam hal ini melibatkan yaitu verifikasi prinsip equivalensi, penentuan
parameter PPN dan , dan presesi geodetik. Hubungan korelasinya, tingkat
perubahan G (konstanta gravitasi) dan solar J juga diperoleh. Sejak 1996,
dibandingkan dengan penentuan-penentuan sebelumnya, ketidakpastian
parameter gravitasi fisika juga telah berkurang 2 kali lipat atau lebih. Ini
disebabkan karena data jarak yang telah meningkat akurasinya, solusi-solusi
tambahan yang ada (pergerakan lempeng Bumi dan solid-body tides pada
Bulan), penentuan parameter orientasi Bumi yang lebih baik, dan pemodelan
disipasi energy pada Bulan.

2. Sistem referensi
a. Kerangka referensi selestial
Realisasi dinamik dari ICRS (International Celestial Reference System)
dengan orbit bulan diperoleh dari data LLR ( = 0.001). Ini bisa
dibandingkan dan dianalisa terhadap kinematika ICRS dari VLBI, sebab
stabilitas jangka panjang orbit Bulan adalah suatu keuntungan besar untuk
penelitian.
b. Kerangka referensi terrestris
Hasil dari koordinat dan ketinggian stasiun, yang diestimasi terus-menerus
menggunakan solusi standar, dapat digunakan untuk realisasi kerangka
referensi terrestris internasional, contohnya misalnya ITRF2000.

3. Geodinamika
Metode LLR juga adalah pemberi masukan utama pada berbagai
peningkatan parameter sistem Bumi dan Bulan. Lebih spesifiknya ialah pada
penentuan massa Bulan dan koefisien potensi Bumi ketika dikombinasikan
dengan metode SLR. Dengan VLBI juga memberikan pengetahuan yang lebih
baik tentang konstanta presisi dan nutasi jangka panjang. Kesuksesan lainnya
ialah evaluasi disipasi pasang surut Bumi yang berhubungan dengan pengaruh
Bulan.

4. Rotasi Bumi
LLR berkontribusi dalam hal penentuan parameter nutasi jangka panjang,
di mana orbit stabil yang akurat dan sedikit tekanan udara non-konservatif dari
radiasi solar adalah tepat. Sebagai tambahan nilai UT0 dan VOL juga

dihitung, sehingga menstabilkan gabungan seri EOP terutama tahun 1970an


ketika hanya sedikit data yang ada dari teknik geodesi satelit saat itu.

5. Relativitas
Dengan pengukuran LLR yang semakin berkembang dan pemodelannya,
teori Einstein tentang relativitas dapat diuji kebenarannya.

6. Dinamika Bumi-Bulan
Massa sistem Bumi-Bulan, percepatan pasang yang berhubungan dengan
Bulan,

kemungkinan

variasi

geosentrik,

dan berbagai

proses

yang

berhubungan lainnya dapat diinvestigasi dengan detail melalui LLR.

7. Skala waktu
Orbit Bulan juga dapat dipertimbangkan sebagai jam stabil jangka panjang
sehingga LLR dapat digunakan sebagai realisasi independen akan skala waktu,
yang kemudian bisa dibandingkan atau dikombinasikan dengan penentuan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai