Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 01 GEODESI SATELIT

Satelit pada Geodesi Satelit

Dibuat oleh :

Nama : Zahwa Geby Noverah

NIM : 120230022

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2022
Informasi Mengenai Satelit Dalam Geodesi Satelit

LLR (Lunar Laser Ranging)

Karakteristik :

Prinsip kerja sistem LLR adalah sama dengan sistem SLR. Hasilnya kalau pada SLR,
retro reflektor ditempatkan di satelit, pada LLR retro-reflektornya ditempatkan di permukaan
Bulan (Hasanuddin Z, 2001). Reflektor LLR di Bulan ditempatkan oleh para astronot dari misi
Apollo (USA) dan Luna (Rusia). sistem LLR ini mulai diimplementasikan sejak tahun 1969.
Sistem LLR (Lunar Laser Ranging), mulai dikembangkan pada tahun 1969 dengan
ditempatkannya sekelompok reflektor laser di permukaan Bulan oleh misi Apollo, pada
dasarnya punya prinsip kerja yang sama dengan SLR. Tetapi untuk LLR, pengukuran jarak
dengan laser dilakukan menuju Bulan dan bukan menuju satelit. Pengukuran jarak ke Bulan ini
dilakukan melalui pemanfaatan retro reflektor yang ditempatkan pada suatu permukaan di
Bulan oleh para astronot dari Amerika Serikat dan Rusia yang ikut dengan misi Apollo dan
Luna ke Bulan. (Hasanuddin Z, 2001)

Ada beberapa parameter yang diketahui pada satelit ini menurut (Hasanuddin Z, 2001), yaitu :

No Parameter Ketelitian
1 Koordinat stasiun pengamat 3-5cm
Kecepatan stasiun pengamat O,4 - 1,2 cm/tahun
2 Rotasi Bumi 0,05 - 1 ms
Orientasi Sumbu Rotasi 0,5 - 10 mas
Presesi 0,3 mas/tahun
Nutasi 0,9 - 3 mas
3 Koordnat reflektor 0,5-10m
4 Posisi Bulan 1O-5Ocm
Kecepatan Bulan 0,5 cm/s
GM, Bumi maupun Bulan 0,004 km3/s2
5 Rotasi Bulan 5"
6 Medan gaya berat Bulan 10-8 – 10-6
7 Parameter elastisitas 0,004
Parameter disipasi (dissipation) 10s
8 Percepatan sekular Bulan karena friksi pasut 0,08"/abad2
dari Bumi

Menurut (Hasanuddin Z, 2001), fungsi dan peran satelit LLR (Lunar Laser Ranging)

terhadap pilar geodesi:

• Penentuan posisi absolut titik secara teliti, baik untuk realisasi kerangka referensi
koordinat maupun studi geodinamika. .
• Penentuan parameter orientasi bumi, .
• Penentuan konstanta gravitasi (gm) bumi dan bulan. .
• Penentuan orbit bulan serta variasi rotasinya, .
• Studi medan gaya berat bulan, .
• Studi interaksi dinamika bumi dan bulan, dan .
• Penentuan parameter relativitas.

Selain itu, diantara beberapa satelit yang ada di geodesi dan dimiliki oleh berbagai negara,
tentunya terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pada sistem LLR (Lunar
Laser Ranging) pun demikian.

Kelebihan : Tingkat ketelitian jarak yang relatif sangat tinggi yaitu 3 cm, setara dengan
ketelitian relatif yang lebih baik dari 10-10 (0,1 ppb) (Hasanuddin Z, 2001)

Kekurangan: Meskipun sistem kerjanya sama, tapi secara teknis, LLR lebih sulit daripada
SLR. Untuk membidik reflektor di bulan, ketelitian pembidikan yang
dibutuhkan sekitar 2”. Jeda yang sangat singkat, Δt = 200 ns, dibutuhkan untuk
‘menyaring’ sinyal balik dari berbagai gangguan. Karena itu, hanya sedikit
stasiun pengamatan yang berhasil menghitung jarak bulan. (Seeber, 1941)
GALILEO

Karakteristik :

Satelit Galileo merupakan sebutan untuk bulan-bulan jupiter yang ditemukan Galileo
Galilei. (Yusuf, 2021). Komisi Eropa, bersama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) dan
industri Eropa, sedang membangun Sistem Navigasi Satelit Eropa dengan nama Galileo
sebagai kontribusi Eropa untuk GNSS-2 (Seeber, 1941). Terdapat beberapa fase yang terjadi
pada satelit Galileo yaitu fase definisi, dari 1999 hingga 2001. Fase in termasuk definisi awal
persyaratan dan arsitektur sistem lalu satelit eksperimental pertama diluncurkan pada akhir
tahun 2004. Setelah itu hingga empat satelit operasional akan diluncurkan berikutnya pada
tahun 2005 dan 2006. Satelit operasional yang tersisa akan diluncurkan dalam fase penyebaran,
dari 2006 hingga 2007, untuk mencapai fase operasional penuh pada tahun 2008. (Seeber,
1941).

Satelit galileo ini terdiri atas tiga bagian utama yaitu:


• Space segment
• Control Segment
• User Segmen

Mengenai fungsi dan peran terhadap pilar geodesi dalam satelit ini yaitu, sistem Satelit
Galileo dibangun mirip dengan sistem GPS, oleh karena itu aplikasi dari sistem Galileo akan
mirip dengan aplikasi dari sateli GPS. Gambaran yang terlihat pada sistem satelit Galileo untuk
bidang aplikasi diantaranya diperuntukan bagi kepentingan transportasi, keperluan
penerbangan (aviation), dan sebagainya. Bidang-bidang lainnya yang menjadi aplikasi sistem
Galileo, sama halnya dengan sistem GPS yaitu: survai pemetaan, geodinamika, geodesi,
geologi, geofisik, pemantauan deformasi, dan bahkan juga bidang olahraga dan rekreasi
(Institut Teknologi Sumatera, 2007)

Menurut (Institut Teknologi Bandung, 2007), satelit Galileo ini mempunyai beberapa
keuntungan dan kelebihan antara lain:

• Satelit Galileo didesain dan dikembangkan untuk aplikasi non-militer, sebaliknya GPS
didesain terutama untuk aplikasi militer.
• Galileo didasarkan pada teknologi yang sama seperti GPS dan menyediakan informasi
posisi dan waktu dengan tingkat presisi yang lebih tinggi.
• Galileo lebih dapat dipercaya meliputi suatu signal €œpesan€ yang memberitahu user
dengan seketika apabila terjadi suatu kesalahan
• Satelit Galileo terbuka dan meluas ke seluruh pasar yang meliputi seluruh dunia dan
perusahaan-perusahaan komersil Eropa
• Galileo memberikan pelayanan nyata bagi publik seperti pemberian garansi yang
kontinyu yang ditetapkan untuk aplikasi khusus
• Galileo telah menciptakan 140 000 job dan mampu menggerakkan pasar yang
diperkirakan mencapai ‚¬9 billion per tahun. Ini lebih rendah dibandingkan
ketergantungan Eropa terhadap GPS untuk keperluan ekonomi.

Sedangkan satelit Galileo mempunyai kekurangan yaitu pergeseran Doppler rendah dan biaya
peluncuran yang lebih mahal. (Hasanuddin Z, 2001)

IRNSS (Indian Regional Navigation Satellite System)

IRNSS adalah inisiatif ISRO untuk merancang dan mengembangkan sistem navigasi
berbasis satelit independen untuk menyediakan layanan penentuan posisi, navigasi, dan
pengaturan waktu untuk pengguna di wilayah India (Kunhikrishnan, 2015). Tiga
satelitkonstelasi yang ditempatkan pada orbit geostasioner, di 32.5°BT, 83°BT dan 131.5°BT
dan empat satelit di orbit geosinkron miring dengan ekuator persimpangan pada 55 ° BT dan
111,75 ° BT, dengan kemiringan 29° (dua di setiap bidang) (Kunhikrishnan, 2015). IRNSS
menyediakan dua jenis layanan, yaitu Standard Positioning Service (SPS) dan Restricted
Service (RS), merupakan layanan terenkripsi yang disediakan hanya untuk pengguna yang
memiliki wewenang.

Beberapa aplikasi IRNSS adalah:

1. Navigasi Darat, Udara, dan Laut


2. Manajemen Bencana
3. Pelacakan kendaraan dan manajemen armada
4. Integrasi dengan ponsel
5. Waktu yang Tepat
6. Pemetaan dan pengambilan data Geodesi
7. Bantuan navigasi darat untuk pejalan kaki dan pelancong
8. Navigasi visual dan suara untuk pengemudi
Menurut (INDIAN SPACE RESEARCH ORGANIZATION , 2017), parameter Observasi
pada satelit IRNSS sebagai berikut :

1. Segmen luar angkasa, berdasarkan berbagai pertimbangan konstelasi IRNSS yang


disusun merupakan kombinasi dari satelit GSO dan IGSO.
2. Segmen tanah: Segmen tanah bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengoperasian
konstelasi IRNSS. Ini berisi seluruh pelengkap elemen yang diperlukan untuk
konstelasi dasar dan terutama terdiri dari: pusat Kontrol Utama untuk kontrol dan
navigasi pesawat ruang angkasa, stasiun pelacakan dan pemantauan integritas IRNSS,
stasiun jarak CDMA, stasiun uplink dan telemetri, tautan komunikasi dan pusat
pengaturan waktu jaringan.
3. Segmen Pengguna terutama terdiri dari:
• Penerima IRNSS frekuensi tunggal mampu menerima sinyal SPS pada frekuensi
L5 atau S band.
• Penerima IRNSS frekuensi ganda yang mampu menerima frekuensi L5 dan S band.
• Penerima yang kompatibel dengan IRNSS dan sinyal GNSS lainnya.

Kelebihan dari satelit IRNSS ialah menyediakan layanan navigasi bagi kepentingan
komersial dan juga publik. Pelayanan tersebut membantu dalam manajemen bencana hingga
gerakan militer di negara India. Sedangkan kekurangan satelit ini yaitu layanannya yang
terbilang terbatas. Dalam hal ini, layanan informasi lokasi yang diberikan hanya untuk
pengguna India dan wilayah yang membentang sampai dengan 1.500 km dari batas India.
Resume
Perkembangan bentuk Geometri Bumi secara Matematis dan Dinamis

Geometri berasal dari bahasa Yunani, geo yang berarti bumi dan metria yang berarti
ukuran. Geometri merupakan sebagian dari ilmu matematika yang mengambil persoalan
mengenai ukuran, bentuk, dan kedudukan serta sifat ruang. Geometri secara harfiah berarti
pengukuran tentang bumi, yakni ilmu yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Geometri
bumi berarti penggambaran bentuk dan ukuran bumi.

Awalnya bumi dikenal sebagai suatu bidang datar. Pemodelan bumi sebagai bidang
datar disebut model bumi datar (flat earth model). Pengenalan teori bentuk bumi bola pertama
kali disampaikan oleh Phytagoras (sekitar 500 SM). Phytagoras merupakan seorang ahli
matematika berkebangsaan Yunani. Teori Phytagoras tentang bumi bulat kemudian didukung
oleh Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli filsafat Yunani yang menyatakan bahwa Tuhan
menciptakan bumi dalam bentuk yang sempurna, yaitu bola. Selanjutnya, Erasthotenes (276-
195 SM) menentukan besar bola bumi dengan menentukan radius dari model bola bumi.
Erasthotenes ialah seorang ahli astronomi Mesir yang berasal dari Yunani. Dia mengamati
matahari yang tepat berada di atas sumur di Aswan (Syena) setiap satu tahun sekali. Disaat
yang sama, ia mengukur panjang bayang-bayang dari sebuah Menara di Aleksandria yang
terletak kira-kira di utara Aswan untuk menentukan θ. Karena jarak dS antara Aswan dan
Aleksandria diketahui, maka radius bola bumi R dapat diketahui.

Poseidonius (135-50 BC) menentukan radius bumi dengan mengukur Panjang busur
dari Rhodes dan Aleksandria dengan hasil 11% lebih besar. Selanjutnya, Khalifah Abdullah
bin Makmun (827 M) menentukan besar bola bumi dekat Baghdad dengan radius hanya 3,6%
lebih besar. Dengan mempertimbangkan bahwa bumi berputar pada sumbu putarnya, maka
pengetahuan tentang bentuk bumi jadi berubah dan bertambah. Bentuk bumi menjadi Ellipsoid
Bumi, yaitu suatu ellipsoid putaran yang dibentuk oleh ellips yang berputar pada sumbu
pendeknya. Para ahli geodesi menggunakan model ellipsoid bumi ini sebagai permukaan acuan
untuk menentukan posisi geodetik.

Bumi merupakan benda putaran dengan kerapatan massa yang tidak homogen sehingga
bentuk bumi adalah geoid. Geoid merupakan suatu bidang atau permukaan ekipotensial
gayaberat yang mendekati permukaan laut rata-rata (Kahar, 2009). Pada zaman Yunani kuno,
teori geometri serta aplikasinya berkembang menjadi geodesi, yaitu menentukan bentuk dan
besar bumi. Geodesi berarti kegiatan membagi bumi yang banyak implikasinya dalam
pengembangan geometri dari segi praktis dan teoritis.

Bentuk geoid bumi memiliki peranan yang cukup penting dalam keperluan aplikasi
geodesi, oseanografi, dan geofisika. Geoid disebut sebagai model bumi yang mendekati
sesungguhnya. Lebih jauh geoiddapat didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit
dengan permukaan laut pada saat keadaan tenang dan tanpa gangguan (Institut Teknologi
Sumatera, 2007) . Pada saat yang akan datang, kebutuhan akan model geoid akan semakin
meningkat seiring berkembangnya pemakaian GPS untuk berbagai keperluan.
REFERENSI
Balmino, G., Perosanz, F., & R. Rummel, d. (1999). CHAMP, GRACE and GOCE : mission
concepts and . B OLLETTINO DI GEOFISICA TEORICA ED APPLICATA VOL. 40, ,
309-319.

Hasanuddin Z, A. (2001). Geodesi Satelit. Jakarta: Pradnya Paramita.

INDIAN SPACE RESEARCH ORGANIZATION . (2017). IRNSS SIS ICD FOR


STANDARD POSITIONING SERVICE VERSION 1.1. India: INDIAN SPACE
RESEARCH ORGANIZATION .

Institut Teknologi Bandung. (2007, Januari 16). Kelompok Keilmuan Geodesi. Retrieved
from Satelit Galileo: https://geodesy.gd.itb.ac.id/satelit-galileo/

Institut Teknologi Sumatera. (2007, January 5). Kelompok Keilmuan Geodesi. Retrieved from
STUDI GEOID TELITI DAN PEMODELANNYA DI DAERAH INDONESIA:
https://geodesy.gd.itb.ac.id/studi-geoid-teliti-dan-pemodelannya-di-daerah-indonesia/

Jozef C, V. D. (1997). Mission Design & Implementation Of Satellite Constellation. France:


Springer-Science+Business Media, B.V.

K. N. Suryanarayana, R. (2007). Indian Regional Navigation Satellite System (IRNSS).


Bangalore: ISRO Satellite Centre.

Kahar, J. (2009). Geodesi. ITB PRESS.

Kunhikrishnan. (2015). Space India. India: Indian Space Research Organisation.

Seeber, G. (1941). Satellite Geodesy. Germany: Walter de Gruyter GmbH & Co.

Yusuf, S. (2021). Ensiklopedia Mini-Ruang Angkasa. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai