Anda di halaman 1dari 8

1.

VLBI (Very Long Baseline Interferometri)


VLBI atau Very Long Baseline Interferometri adalah suatu teknik yang
digunakan untuk menentukan jarak yang sangat teliti menggunakan teleskop
radio untuk mempelajari bumi, alam semesta dan pemantuan perubahan yang
terjadi pada bumi maupun alam semesta. VLBI menggunakan sinyal radio dari
dalam ruang untuk mengukur bagaimana benua bergerak, bagaimana tingkat
putaran bumi berubah, pegerakan kutub bahkan bagaimana bumi bergerak
dalam inti bumi sendiri. Kegunaan VLBI : Banyak dari apa yang kita ketahui
tentang bagian dalam bumi telah diperoleh melalui pengamatan langsung.
Ukuran bumi, bentuk bumi, perubahan orientasi sumbu kutub dan berbagai
tingkat putaran, semuanya telah ditentukan dengan mengamati bintang-bintang
sehingga memiiki peran penting dalam pemahaman tentang struktur bumi.
VLBI menghasilkan jarak yang sangat teliti dalam pengukuran di
permukaan bumi dan membantu dalam pemahaman tentang bagian dalam bumi,
atmosfer dan samudra. Sebagai contoh, apakah Anda tahu bahwa salah satu efek
dari El Nino tahun 1997 sistem cuaca yang memperpanjang hari sebanyak 0,6
milidetik? Sistem cuaca seperti El Nino benar-benar mempercepat atau
meperlambat bumi. Bagaimana pergeseran benua? Pergeseran benua juga dapat
diketahui menggunakan sistem VLBI. Manfaat lain dari VLBI adalah
kemampuan yang akurat dalam menentukan di mana (posisi) kita berada dialam
semesta ini. Sama seperti bumi berputar mengelilingi matahari, matahari
berputar di sekitar galaxy bima sakti. Matahari kita adalah salah satu dari 100
milyar bintang yang menyusun galaksi bima sakti dan mereka semua bergerak
di sekitar Galaxy pada kecepatan yang berbeda. Terlepas dari semua gerakan ini,
pengamatan VLBI memungkinkan untuk memperbaiki posisi kita di alam
semesta. VLBI menggunakan dua atau lebih teleskop radio untuk mengamati
dan merekam sinyal-sinyal yang diterima dari quasar yang sama pada waktu
yang sama. Perbedaan waktu antara kedatangan sinyal teleskop radio di masing-
masing kemudian dapat digunakan untuk menghitung jarak yang sangat tepat
antara teleskop. Ketelitian VLBI bisa samapi jarak millimeter. Sinyal radio dari
Angkasa? VLBI mengamati energi radio yang dipancarkan oleh quasar. Sebuah
quasar adalah objek yang sangat cerah di tepi alam semesta kita. Kata quasar,
kependekan dari quasi- stellar radio source dinamai pada 1960-an ketika
quasar pertama kali terdeteksi.
Sebuah quasar dilihat dengan teleskop optik muncul titik-seperti dan
mirip dengan bintang tetapi sebenarnya cukup besar dan memberikan energi dari
satu triliun kali lebih terang dari Matahari. Quasar yang begitu jauh, yang
bahkan sangat terang tidak bisa terlihat tanpa teleskop yang sangat bagus.
Quasar adalah benda yang paling jauh dan belum terdeteksi di Semesta ini. Very
Long Baseline Interferometry (VLBI) pertama kali dikembangkan dalam bidang
astronomi radio dengan obyektif untuk mempelajari secara rinci struktur
sumber-sumber gelombang radio di luar angkasa (kuasar) dengan resolusi
ketelitian angular yang tinggi. Dalam bidang geodesi, sistem VLBI terutama
dimanfaatkan untuk aplikasi geodetik berskala global dan menuntut ketelitian
yang relatif tinggi, seperti realisasi kerangka referensi koordinat, penentuan
parameter-parameter orientasi bumi, dan studi geodinamika.. Prinsip dasar VLBI
Dua sistem VLBI yang terpisah dengan jarak tertentu mengamati suatu kuasar
yang sama. Datadata yang diamati oleh kedua sistem ini selanjutnya
dikorelasikan. Dari proses korelasi ini selanjutnya akan diperoleh data
pengamatan berupa perbedaan waktu tempuh sinyal dari kuasar ke kedua
stastiun (group delay), perbedaan fase dari kedua sinyal (phase delay), serta laju
dari kedua delay tersebut (delay rate).
Prinsip dasar VLBI ditunjukkan pada gambar di bawah:
VLBI (Very Long Baseline Interferometri)
Dua sistem VLBI yang terpisah dengan jarak tertentu mengamati suatu
kuasar yang sama. Datadata yang diamati oleh kedua sistem ini selanjutnya
dikorelasikan. Dari proses korelasi ini selanjutnya akan diperoleh data
pengamatan berupa perbedaan waktu tempuh sinyal dari kuasar ke kedua
stastiun (group delay), perbedaan fase dari kedua sinyal (phase delay), serta laju
dari kedua delay tersebut (delay rate).

2. TRANSIT (DOPPLER)
Doppler effect atau Doppler shift menunjukkan perbedaan antara frekuensi
radiasi yang diterima di satu titik dan frekuensi radiasi di sumbernya, ketika
pengamat dan sumber bergerak terhadap satu sama lain.
Posisi satelit dapat diketahui dengan menganalisis Doppler shift sinyal
radionya. Jika posisi satelit diketahui, maka Doppler shift dapat digunakan untuk
menentukan posisi receiver di Bumi. Ide ini memulai perkembangan sistem
navigasi satelit yang pertama, yaitu Navy Navigation Satellite System (NNSS),
juga dikenal sebagai sistem NAVSAT atau TRANSIT.

TRANSIT (DOPPLER)
Semua satelit yang mentransmisikan frekuensi yang stabil dapat
digunakan untuk perhitungan Doppler. Prinsip Doppler bekerja secara terbalik,
yaitu receiver di bumi mentransmisikan frekuensi yang stabil, dan receiver di
satelit menghitung perhitungan Doppler.
Pada dasarnya, Doppler shift dapat ditentukan dari perbedaan antara
frekuensi yang ditransmisikan dengan frekuensi yang diterima. Pada
kenyataannya, perbedaan antara frekuensi sinyal yang diterima dan frekuensi
referensi stabil, dihasilkan oleh receiver, dihitung selama interval waktu yang
diberikan, karena nilai frekuensi pada saat itu tidak bisa diamati secara langsung.

3.LUNAR LASER RANGING (LLR)


Pada dasarnya, sistem kerja LLR sama dengan SLR. Hanya saja, jika pada
SLR retro-reflektor ditempatkan di satelit, pada LLR retro-reflektor ditempatkan
di permukaan bulan. Reflektor-reflektor LLR ditempatkan di bulan pada misi
Apollo (USA) dan Luna (Rusia).
Distribusi retro-reflektor di Bulan dapat dilihat pada gambar di bawah:

LUNAR LASER RANGING (LLR)


Tiga tempat reflektor Apollo membentuk segitiga dengan panjang sisi
masing-masing 950, 1100, dan 1250 km. Reflektor L17 tidak mengirimkan
sinyal balik karena tertutup debu. Reflektor dengan prioritas tertinggi adalah
A15.Meskipun sistem kerjanya sama, tapi secara teknis, LLR lebih sulit
daripada SLR. Untuk membidik reflektor di bulan, ketelitian pembidikan yang
dibutuhkan sekitar 2. Jeda yang sangat singkat, t = 200 ns, dibutuhkan untuk
menyaring sinyal balik dari berbagai gangguan.Karena itu, hanya sedikit
stasiun pengamatan yang berhasil menghitung jarak bulan. Stasiun pengamatan
LLR yang ada di dunia yaitu McDonald Observatory, Western Texas (USA),
Haleakala, Hawaii (USA), Grasse (Prancis), dan Wettzell (Jerman). Satu-satunya
stasiun yang melakukan pengamatan secara kontinyu sejak 1970 adalah
McDonald Observatory.

4. SATELLITE LASER RANGING (SLR)


Sistem SLR (Satellite Laser Ranging) berbasiskan pada pengukuran jarak
dengan laser ke satelit yang dilengkapi dengan retro-reflektro laser. Sistem ini
pertama kali dikembangkan oleh NASA pada tahun 1964 dengan
diluncurkannya satelit Beacon-B. Sejak saat itu, tingkat ketelitian data ukuran
jarak SLR, dari tahun ke tahun semakin teliti, dan meningkat dari level beberapa
meter hingga mencapai beberapa mm saat ini. Pengukuran jarak dengan laser
merupakan salah satu teknik pengamatan yang paling akurat dalam geodesi
satelit.

SATELLITE LASER RANGING (SLR)


Pada pengukuran ini, diamati waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke
satelit. Pulsa laser ditransmisikan dari stasiun Bumi melalui sistem optis ke
satelit. Sebagian dari laser yang dipancarkan digunakan untuk menyalakan alat
penghitung interval waktu elektronik. Satelit target dilengkapi dengan retro-
reflektor. Pulsa yang dipantulkan diterima oleh stasiun Bumi, dideteksi,
diperkuat, dipecah, dan digunakan untuk mematikan alat penghitung elektronik.
Jelas sekali bahwa metode yang digunakan dalam sistem SLR adalah metode
two-way ranging.
Dengan ini, jarak ke satelit (d) dapat ditentukan dengan persamaan:
d = c.t / 2
di mana t adalah waktu tempuh laser dari stasiun Bumi ke satelit dan
kembali lagi ke stasiun Bumi, dan c adalah kecepatan cahaya.

5. GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)


NAVSTAR GPS (NAVigation System with Time And Ranging Global
Positioning System) atau lebih dikenal sebagai GPS, adalah sistem navigasi
radio berbasiskan satelit yang menyediakan informasi posisi, navigasi, dan
waktu secara tiga dimensi. Sistem ini adalah sistem one-way ranging, yaitu
sinyal hanya ditransmisikan oleh satelit. Sistem GPS mulai dikembangkan sejak
tahun 1973 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dan mulai beroperasi
penuh sejak tahun 1994. Satelit GPS berjumlah 24 buah dan mengorbit pada
ketinggian sekitar 20.200 km di atas permukaan Bumi. Penempatannya diatur
sedemikian rupa sehingga setidaknya selalu ada empat satelit yang tampak dari
manapun di Bumi, 24 jam sehari. GPS memiliki ketelitian hingga berorde
cm/detik hingga mm/detik.
Pada dasarnya GPS terdiri dari tiga segmen utama:
1. Segmen angkasa (space segment)
Segmen angkasa terdiri dari satelit-satelit GPS. Satelit-satelit ini
ditempatkan dalam orbit berbentuk nyaris lingkaran dalam enam bidang
orbit.
Posisi setiap satelit dalam keenam bidang orbit A sampai F
ditunjukkan
oleh nomor posisi bidang, yang dinamakan slot. Empat slot ditempatkan
dalam setiap bidang.
Pada dasarnya satelit-satelit GPS dapat dibagi atas beberapa generasi yaitu:
BLOK I : Initial Concept Validation Satellites (sudah tidak operasional lagi)
BLOK II : Initial Production Satellites
BLOK IIA : Upgraded Production Satellites
BLOK IIR : Replenishment Satellites
BLOK IIF : Follow-On Sustainment Satellites
2. Segmen sistem kontrol (control system segment)
Segmen sistem kontrol berfungsi mengontrol dan memantau
operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana
mestinya. Secara spesifik, segmen sistem kontrol terdiri dari Ground
Antenna Stations (GAS), Monitor Stations (MS), Prelaunch Compatibility
Station (PCS), dan Master Control Stations (MCS).
3. Segmen pengguna (user segment)
Segmen pengguna terdiri dari para pengguna satelit GPS. Dalam hal
ini alat penerima sinyal GPS (GPS receiver) diperlukan untuk menerima dan
memroses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan
posisi, kecepatan, maupun waktu.
Penentuan posisi
Receiver GPS menggunakan pesan-pesan yang dikirimkan oleh satelit
untuk menentukan posisi satelit dan waktu kirim pesan tersebut. Dari pesan-
pesan tersebut, jarak dari satelit ke receiver dapat dihitung. Posisi receiver
dapat ditentukan dari data jarak dan posisi satelit dengan metode trilaterasi.
Secara geometrik, tiga satelit sudah cukup untuk menentukan posisi di Bumi.
Tapi, satelit keempat dibutuhkan untuk karena jam di receiver dan di satelit
bisa berbeda.

Anda mungkin juga menyukai