Anda di halaman 1dari 10

SISTEM LLR (Lunar Laser Ranging)

1. KARAKTERISTIK UMUM
Sistem LLR mulai berkembang sejak tahun 1969, sejak ditempatkannya reflektor laser di
permukaan bulan oleh misi Apollo 11. Pada sistem LLR dilakukan pengukuran jarak ke
bulan dengan bantuan laser. Pengukuran jarak ke bulan dilakukan dengan memanfaatkan
retro-reflektor yang ditempatkan pada permukaan bulan dalam misi Apollo dan Luna ke
bulan.

2. PARAMETER YANG DIKETAHUI

Pengaplikasian LLR dalam berbagai bidang aplikasi geodesi, antara lain:


 Penentuan posisi absolut titik secara teliti, baik untuk realisasi kerangka
referensi koordinat maupun studi geodinamika
 Penentuan parameter orientasi bumi
 Penentuan konstanta gravitasi (GM) bumi dan bulan
 Penentuan orbit bulan serta variasi rotasinya
 Studi medan gaya berat bulan
 Studi interaksi dinamika bumi dan bulan
 Penentuan parameter relativitas

3. BESARAN YANG DIUKUR

Pada prinsipnya stasiun-stasiun pengamat LLR mendapatkan kerangka referensi di bumi,


dan retro reflektor laser menetapkan kerangka referensi di bulan.

Dari data ukuran jarak yang telah dianalisa dapat ditentukanlah parameter – parameter
rotasi bumi, dinamika sistem bumi-bulan, serta parameter relativitas.
Dari analisa sekitar 15 tahun data LLR telah ditentukan nilai koefisien gravitasi
geosentrik GM
GM = (398600,443 ± 0,006) km3/sec2

Dari sekitar 12 tahun data LLR juga telah ditentukan nilai koefisien gravitasi untuk bulan
GMm
GMm = (4902,7993 ± 0,0029 ) km3/sec2

Pencapaian yang penting dalam aplikasi teknologi LLR selama beberapa periode:
- Sistem referensi Seleocentric ditentukan (1970-1974)
- Pengukuran pertama dari percepatan (tidal) bulan (1975-1979)
- Momentum sudut atmosfer global dikorelasikan dengan LOD yang ditentukan
oleh LLR (1980 – 1984)
- Dinamika titik semi dan kemiringan (obliquity) ekliptika ditentukan dengan
lebih baik (1980-1984)
- Presisi geodetik sesuai dengan relativitas pada tingkat 2 % (1985-1989)
- Penentuan ephemeris bulan berketelitian 3 cm (1990-1994)
- LLR menentukan konstrain untuk laju perubahan dari konstanta gravitasi G
(1995 – sekarang)
APLIKASI LLR DALAM ILMU KEBUMIAN

Abstrak

Teknologi masa kini dan masa depan telah menjanjikan dapat membantu eksplorasi Bulan dan
bahkan Mars serta memajukan penelitian fundamental fisika dalam hal solar system. Teknologi-
teknologi dan kemungkinan kemajuan dalam tes laser dari berbagai fenomena fisika telah
dipertimbangkan seiring dengan arsitektur angkasa yang dapat membantu langkah
pengeksplorasian manusia dan mesin pada solar system. Contoh khususnya, penentuan jarak
akurat antara Bulan dan Mars tidak hanya akan memimpin konstruksi baru akan infrasuktur
komunikasi angkasa sebagai navigasi canggih yang akurat, tetapi juga menyediakan peningkatan
signifikan dalam beberapa penelitian tentang teori gravitasi: prinsip equivalensi, presesi
geodetik, PPN parameter β dan γ, dan kemungkinan variasi konstanta gravitasi G.

Tes lainnya akan bisa dipastikan dengan arsitektur


optik yang mengizinkan proses dkeakuratan dari
meter ke sentimeter hingga millimeter atas jarak
antarplanet. Selain itu terdapat pula peningkatan
dalam studi grativitas relatif dengan Lunar Laser
Ranging, sebuah metode pengukuran jarak dengan
menggunakan pulsa cahaya, yang akan dibahas
dalam makalah ini. LLR bahkan dipertimbangkan
dapat melakukan tes gravitasi Mars, dalam
hubungannya dengan misi desain optik LATOR
(Laser Astronometric Test of Relativity).
Sejarah LLR

Lunar Laser Ranging, atau yang biasa disingkat menjadi LLR ini, pada dasarnya adalah teknik
pengukuran perjalanan pulsa cahaya antara transmitter yang ada di Bumi dengan reflektor yang
dipasang di Bulan. Neil Armstrong meletakkan reflektor pertama di Sea of Tracquiillity pada Juli
1969 dan beberapa minggu kemudian McDonald Observatory berhasil mendeteksi foton-foton
yang dipantulkan dari pulsa sinar yang dikirim ke Bulan. Setelah itu, lebih banyak reflektor
dipasang di Bulan, yakni oleh misi Apollo Amerika: Apollo 14 dan Apollo 15 pada tahun 1971,
serta misi Soviet: Luna 17 tahun 1970 dan Luna 21 tahun 1973, yang menggunakan reflektor
buatan Perancis, Lunakhod 1 dan 2. Semuanya kecuali Lunakhod 1, bekerja dengan baik sampai
sekarang ini.

Untuk lebih lengkapnya, pengamatan dengan LLR untuk pertama kalinya terhadap retroreflektor
Apollo 11 (dipasang tahun 1969) adalah dengan menggunakan teleskop 3.1 meter di Lick
Observatory, namun ternyata sistem pengukuran pada Lick didesain eksklusif hanya untuk
menerima dan menginformasi secara singkat ketimbang menjadi program yang lebih lengkap.

Sejak tahun 1970 hanya ada sedikit stasiun observatori LLR di dunia. Yang paling terkenal
karena terus melakukan pengamatan secara terus-menerus adalah McDonald Observatory yang
berlokasi dekat dengan Fort Davis, Texas (USA). Observatori ini berdedikasi penuh pada lunar

ranging dan terus bekerja rutin selama lebih dari 15 tahun, yang kemudian bertransisi menjadi
McDonald Laser Ranging Station pada dua tempat (Saddle dan Mt. Fowlkes): MLRS1 (1983-
1988) dan MLRS2 (mulai 1988). Pada tahun 1980an juga muncul stasiun-stasiun lain yang
melaksanakan LLR. Mereka adalah Haleakala Observatory di Maui, Hawaii (USA) yang
memproduksi data berkualitas tinggi beberapa tahun sekitar 1990, dan CERGA (Centre d’Etudes
et de Recherche en Geodynamique et Astronomie) pada OCA (‘Observatoire de Cote d’Azur’)
yang terletak di Plateu de Calern dekat dengan Grasse, Perancis.
Prinsip Kerja LLR

Prinsip kerja Lunar Laser Rangin adalah pengukuran durasi perjalanan sinar yang ditembakkan
dari Bumi ke reflektor yang menjadi target di Bulan, dan menerimanya kembali untuk dianalisa.
Mungkin konsepnya sangat mudah, tetapi pada kenyataannya secara teknis hal ini adalah sangat
sulit.

Awalnya, hasil observasi yang didapat bergantung pada kualitas pengukuran waktu. Rata-rata
durasi perjalanan cahaya yang biasa didapat ialah sekitar 2.5 detik, dengan rata-rata jarak Bumi
ke Bulan sebesar 385000 km. Jika diinginkan ketelitian 1 cm untuk jarak antara transmitter dan
reflektor, dibutuhkan keakuratan order 0.1 nanosekon (10-10 sekon) dalam pengukuran setiap
durasi perjalanan cahaya. Pengukuran waktu yang dilakukan berdasarkan pada frekuensi sinyal
yang sangat stabil yang dihasilkan oleh jam atom caesium yang ketelitian frekuensinya lebih
baik.

Namun terdapat beberapa factor yang mempengaruhi kebenaran pengukuran. Atmosfir bumi
membawa perbedaan waktu yang cukup sulit diestimasi, kemungkinan antara 50 sampai 100
pikosekon, tergantung temperatur saat itu, tekanan, dan kelembapannya. Librasi Bulan, untuk
kasus yang paling buruk, dapat membuat osilasi yang menyebabkan distribusi penyebaran
takteratur yang tidak terbias pada jarak beberapa sentimeter (sekitar 200 pikosekon perjalanan
waktu).

Pada stasiun Perancis tempat CERGA beroperasi, telah dilakukan tes beberapa pendekatan.
Untuk meningkatkan kesempatan menangkap pantulan photon yang benar digunakan beberapa
jenis alat filter yang berfungsi menyingkirkan noise photon seoptimal mungkin.

Tetapi tetap saja ada sumber masalah yang lainnya. Sinar yang ditembakkan LLR memiliki
divergensi 3” sampai 4” setelah melewati atmosfir Bumi sehingga ukuran sinar pada Bulan
adalah berdiameter sekitar 7 km, yang artinya adalah hanya satu photon dari 109 yang ada yang
sampai ke reflektor. Selain itu, pantulan yang dihasilkan memiliki sudut divergensi signifikan
(12”) yang disebabkan oleh difraksi pupil reflektor sehingga diameternya kembali ke bumi
hampir mencapai 25 km. Dan dengan menggunakan teleskop 1 meter, hanya satu fraksi 10-9 yang
bisa diterima.

Selain itu ukuran jarak juga akan dipengaruhi oleh pasang surut, aberasi, efek relativitas, dan
pergerakan lempeng.
Tentang MLRS

Penempatan target pada bagian yang sesuai di permukaan bulan hanyalah salah satu bagian dari
keseluruhan rencana untuk menjalankan LLR. Untuk mencapai tujuan melengkapi eksperimen,
harus didirikan stasiun pengamatan pada permukaan Bumi. Stasiun-stasiun tersebut selain
memerlukan teleskop optik yang sanggup mengirim sinar dan mengumpulkan photon-photon
yang terpantul, juga memerlukan laser yang kuat, sistem pemantau waktu yang teliti, dan
komputer super-cepat. Kesemuanya ini harus dikoordinasikan dalam unit yang berfungsi baik
dan dikelola oleh staff personel yang ahli. Dan karena saat program NASA Apollo itu tidak ada
waktu maupun dana yang tersedia untuk konstruksi yang sedemikian rupa, dibuthkanlah akses
sejumlah observatori optik yang telah lebih dulu didirikan untuk melihat apakah paling tidak
rencana ini bisa dilakukan pada stasiun yang sudah ada.

Stasiun yang ada tersebut sebenarnya dirancang


untuk sebuah fasilitas di atas puncak Mt. Haleakala
pada Pulau Maui di kepulauan Hawaii. Dan ternyata,
pelaksanaan pemasangan alat yang sesuai dan
pengadaan modifikasi di sana untuk membawa
segalanya bisa beroperasi dengan baik adalah
mustahil bisa bersamaan dengan mendaratnya Apollo
11 pada musim panas 1969.

Pada saat itulah Harlan J. Smit, direktur McDonald


Observatory yang terletak di bagian barat Texas,
dekat dengan Fort Davis, didatangi oleh tim LURE (Lunar Ranging Experiment). Teleskop
pemantul McDonal sebesar 2.7 meter yang dibiayai NASA untuk keperluan program
pengamatan planet, kebetulan sedang berfungsi operasional sehingga komitmen untuk aktivitas
LLR jangka panjang adalah pilihan yang terbaik. Pada Maret 1969, C.O Alley dan D.G Currie
dari University of Maryland bertemu dengan R.G Tull, staff McDonald Observatory, untuk
mencari tahu apakah proyek LLR dapat dijalankan oleh McDonald. Hasilnya bisa dilihat
sekarang bahwa eksperimen tersebut adalah sukses. McDonald Observatory telah menjadi LLR
stasiun superior pada tahun 1970 dan awal 1980an. Sistem laser dengan Korad ruby 2.7 meter
secara rutin memproduksi data LLR dengan ketelitian antara 10 sampai 15 cm.

Setelah nyaris 16 tahun LLR beroperasi di McDonald Observatory, sistem laser ranging 2.7
meter tersebut kemudian digantikan dengan sistem 0.76 m, yang sanggup mengukur satelit
artifisial sama seperti pada Bulan. MLRS kemudian didirikan untuk memenuhi beberapa objektif
berikut:

1. Mendukung observasi LLR pada McDonald Observatory, dengan menggunakan


pengalaman lebih dari satu setengah dekade tanpa harus membutuhkan akses ke teleskop
2.7 meter yang sebelumnya
2. Mengambil keuntungan dari 15 tahun progress dalam hal laser, penentuan waktu,
elektronik, dan teknologi komputer untuk membuat stasiun yang jauh lebih baik lagi
3. Mengurangi biaya aktivitas LLR McDonald dengan sistem yang lebih otomatis
4. Bekerja sama dengan stasiun satelit laser ranging artifisial yang terletak di baratdaya U.S
5. Menyediakan pengamatan lunar dan satelit artifisial yang dekat dengan jaringan node
National Geodetic Survey/International Radio Interferometric Surveying NGS/IRIS, yang
memberikan perbandingan efisien antara teknik laser dan radio-interferometri

Stasiun baru MLRS ini (dilengkapi laser neodymium-YAG frekuensi dobel) sampai sekarang

memberikan data LLR mendekati 1 sentimeter sebagai normal akuratnya. Awalnya stasiun ini
dibangun di antara Mt. Locke dan Mt. Fowlkes dan pembukaan observasi lunarnya dibuka pada
musim panas 1983. Namun, ternyata lokasi itu memiliki banyak masalah atmosfir dan kestabilan
pendukung konkrit teleskop, sehingga MLRS pun dipindahkan ke Mt. Fowlkes pada Februari
1988 hingga sekarang.
Kontribusi LLR

LLR digunakan untuk mengukur jarak antara Bumi dan Bulan dengan keakuratan tinggi. Selama
bertahun-tahun, LLR telah memberikan keuntungan untuk sejumlah peningkatan pada teknologi
pengamatan dan pemodelan data. Saat ini LLR adalah teknik paling primer untuk mempelajari
dinamika sistem Bumi-Bulan. Fakta kecil menyebutkan bahwa dari hasil pengamatan,
didapatkan data bahwa jarak bumi ke bulan semakin bertambah 1½ inci setiap tahunnya. Atau
dengan kata lain, meskipun sangat pelan bulan bergerak menjauhi bumi sekitar 3,8 cm setiap
tahunnya.

LLR juga terutama penting dalam hal studi gravitasi fisika pada Bulan. LLR digunakan untuk
menampilkan pengujian berketelitian tinggi pada prinsip equivalensi, untuk mencari variasi
waktu dalam konstanta gravitasi, dan untuk menguji perkiraan berbagai teori gravitasi alternatif
yang ada.

Dalam bidang geodesi, LLR berkontribusi untuk menentukan parameter orientasi Bumi,
contohnya nutasi, presisi (termasuk presisi relatif), pergerakan kutub, dan UT1 terutama efek
variasi jangka panjangnya. LLR berkontribusi kepada kerangka referensi terrestrial sekaligus
selenosentrik. Realisasi dinamika kerangka referensi inersia, yang kontras dengan realisasi
kerangka VLBI secara kinematik, menawarkan kemungkinan baru untuk konfirmasi dan
penemuan yang saling menguntungkan. Terakhir, LLR juga bisa digunakan untuk
menginvestigasi proses yang berhubungan dengan dinamika bagian dalam Bulan (interior
Bulan).

Data-data LLR yang telah dikumpulkan sejak 1970 telah memberikan kita kontribusi yang
signifikan pada banyak bidang sains. Berikut adalah detailnya:

1. Gravitasi fisika
Dalam hal ini melibatkan yaitu verifikasi prinsip equivalensi, penentuan parameter PPN β
dan γ, dan presesi geodetik. Hubungan korelasinya, tingkat perubahan G (konstanta
gravitasi) dan solar J juga diperoleh. Sejak 1996, dibandingkan dengan penentuan-
penentuan sebelumnya, ketidakpastian parameter gravitasi fisika juga telah berkurang 2
kali lipat atau lebih. Ini disebabkan karena data jarak yang telah meningkat akurasinya,
solusi-solusi tambahan yang ada (pergerakan lempeng Bumi dan solid-body tides pada
Bulan), penentuan parameter orientasi Bumi yang lebih baik, dan pemodelan disipasi
energy pada Bulan.

2. Sistem referensi
Kerangka referensi selestial
Realisasi dinamik dari ICRS (International Celestial Reference System) dengan orbit
bulan diperoleh dari data LLR (σ = 0.001”). Ini bisa dibandingkan dan dianalisa terhadap
kinematika ICRS dari VLBI, sebab stabilitas jangka panjang orbit Bulan adalah suatu
keuntungan besar untuk penelitian.
Kerangka referensi terrestris
Hasil dari koordinat dan ketinggian stasiun, yang diestimasi terus-menerus menggunakan
solusi standar, dapat digunakan untuk realisasi kerangka referensi terrestris internasional,
contohnya misalnya ITRF2000.

3. Geodinamika
Metode LLR juga adalah pemberi masukan utama pada berbagai peningkatan parameter
sistem Bumi dan Bulan. Lebih spesifiknya ialah pada penentuan massa Bulan dan
koefisien potensi Bumi ketika dikombinasikan dengan metode SLR. Dengan VLBI juga
memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang konstanta presisi dan nutasi jangka
panjang. Kesuksesan lainnya ialah evaluasi disipasi pasang surut Bumi yang
berhubungan dengan pengaruh Bulan.

4. Rotasi Bumi
LLR berkontribusi dalam hal penentuan parameter nutasi jangka panjang, di mana orbit
stabil yang akurat dan sedikit tekanan udara non-konservatif dari radiasi solar adalah
tepat. Sebagai tambahan nilai UT0 dan VOL juga dihitung, sehingga menstabilkan
gabungan seri EOP terutama tahun 1970an ketika hanya sedikit data yang ada dari teknik
geodesi satelit saat itu.

5. Relativitas
Dengan pengukuran LLR yang semakin berkembang dan pemodelannya, teori Einstein
tentang relativitas dapat diuji kebenarannya.

6. Dinamika Bumi-Bulan
Massa sistem Bumi-Bulan, percepatan pasang yang berhubungan dengan Bulan,
kemungkinan variasi geosentrik, dan berbagai proses yang berhubungan lainnya dapat
diinvestigasi dengan detail melalui LLR.

7. Skala waktu
Orbit Bulan juga dapat dipertimbangkan sebagai jam stabil jangka panjang sehingga LLR
dapat digunakan sebagai realisasi independen akan skala waktu, yang kemudian bisa
dibandingkan atau dikombinasikan dengan penentuan lainnya.
Kesimpulan

LLR telah menjadi teknik untuk mengukur berbagai variasi parameter gravitasi relatif dengan
presisi yang sangat tinggi. Penelitian sensitif akan hal tersebut telah diselenggarakan untuk
mengestimasi order dari magnitude efek relativitas untuk jarak ke Bulan dan kapabilitas
potensial untuk penentuan yang lebih baik akan relativitas lainnya. Analisis lainnya
menunjukkan bahwa frekuensi tipikal yang berhubungan dengan tiap efek korelasi parameter
adalah terpisah, tak ada penyalahan dalam relativitas umum selama proses analisis berlangsung.
Prinsip equivalensi telah diuji, dan variasi waktu pada G dan efek kerangka pilihan juga
diperoleh.

LLR berlanjut sebagai program yang aktif dan akan tetap menjadi alat yang paling penting untuk
menguji teori relativitas umum Einstein tentang gravitasi apabila strategi observasi yang cocok
diadopsi dan jika dasar model LLR kemudian dapat diperluas dan ditingkatkan sampai ketelitian
yang paling tinggi. Sains yang berhubungan dengan Bulan, fundamental fisika, pengendalian
jaringan untuk mapping permukaan, dan navigasi adalah kelebihan yang bisa diambil.
Demonstrasi akan pengukuran yang lebih baik dapat dipersiapkan untuk mengukur ke Mars dan
tubuh sistem solar lainnya.

Sumber Referensi

http://arxiv.org/PS_cache/gr-qc/pdf/0509/0509114v1.pdf

http://trs-new.jpl.nasa.gov/dspace/bitstream/2014/39613/1/04-3827.pdf

http://www.csr.utexas.edu/mlrs/

http://www.csr.utexas.edu/mlrs/history.html

http://www.iers.org/documents/publications/tn/tn34/tn34_097.pdf

Anda mungkin juga menyukai