(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Geospasial Lanjut)
Disusun oleh:
Saffira Noor Chotimah 21110117130064
Fuad Syamsul Arifin 21110117140010
Isi
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................14
BAB V KESIMPULAN....................................................................................16
Referensi................................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
referensi, satu standar, satu basis data dan diluncurkan dalam satu GeoPortal yang
dapat diakses secara terbuka oleh seluruh kalangan terkait.
4
BAB II
DASAR TEORI
5
a. Titik pusat system koordinat berimpit dengan pusat massa bumi
sebagaimana digunakan dalam ITRS.
b. Satuan dari sistem koordinat berdasarkan Sistem Satuan
Internasional (SI).
c. Orientasi sistem koordinat bersifat equatorial, dimana sumbu Z
searah dengan sumbu rotasi bumi, sumbu X adalah perpotongan
bidang equator dengan garis bujur yang melalui
greenwich(greenwich meridian), dan sumbu Y berpotongan tegak
lurus terhadap sumbu X dan Z pada bidang equator sesuai dengan
kaidah sistem koordinat tangan kanan, sebagaimana digunakan
dalam ITRS.
2. Kerangka Referensi Koordinat, sebagai realisasi dari sistem referensi
koordinat berupa Jaring Kontrol Geodesi Nasional. Kerangka referensi
yang dimaksud merupakan realisasi dari Sistem Referensi Koordinat,
yaitu berupa JKG dengan nilai koordinat awal yang didefinisikan
pada epoch 2012.0 tanggal 1 Januari 2012, yang terikat kepada
kerangka referensi global ITRF2008 atau hasil pemutakhirannya. JKG
sendiri merupakan sebaran titik kontrol geodesi yang terintegrasi
dalam satu kerangka referensi. JKG yang dimaksud terdiri atas:
a. Sebaran stasiun pengamatan geodetik tetap/kontinu
b. Sebarantitikpengamatan geodetik periodik
c. Sebaran titik kontrol geodetik lainnya.
6
pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini mungkin yang diinginkan baik untuk
menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang saat ini tersedia. Peta
yang berbeda mungkin menggunakan sistem proyeksi yang berbeda. Alat
Georeferencing berisi metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan
distorsi minimal. Menggunakan metode Georeferencing, data yang diperoleh dari
survei alat-alat seperti total stasiun mungkin akan diberi titik referensi dari peta
topografi sudah tersedia. Ini mungkin diperlukan untuk menetapkan hubungan
antara sosial survei hasil yang telah dikodekan dengan kode pos atau alamat jalan
dan wilayah geografis yang lain seperti sensus zona atau daerah lainnya yang
digunakan dalam administrasi publik atau perencanaan pelayanan
Secara umum terdapat dua metode untuk melakukan georeferensi, yaitu :
1. Georeferensi dengan menggunakan acuan titik koordinat.
2. Georeferensi dengan acuan tanda alam (membuat link antar layer).
[ CITATION Mon15 \l 1033 ]
File .prj adalah file opsional yang berisi metadata yang terkait dengan sistem
proyeksi dan koordinat dari shapefile. Jika file ini tidak ada, kita akan
mendapatkan pesan error berupa “unknown coordinate system”. Jika kita ingin
memperbaiki kesalahan ini, kita harus menggunakan tool “define projection”
untuk dapat menghasilkan file *.prj. File proyeksi (.prj) merupakan file yang
dapat digunakan untuk mempermudah proses georeferensi yang diolah dalam
aplikasi tertentu. File proyeksi ini dapat berupa file bawaan saat mengunduh data.
Saat proses geoprocessing, dilakukan penentuan titik kontrol. Hasil penentuan
titik kontrol ini biasanya tersedia dalam file proyeksi (.prj). [ CITATION Sil18 \l
1033 ]
7
menyimpan data yang besar di media penyimpanan yang terbatas, bukan untuk
manipulasi foto. [ CITATION Pur131 \l 1033 ]
TIFF merupakan format gambar terbaik dengan pengertian bahwa semua data
dan informasi (data RGB, data CMYK, dan lainnya) yang berkaitan dengan
koreksi atau manipulasi terhadap gambar tersebut tidak hilang. Format TIFF biasa
digunakan untuk kebutuhan pencetakan dengan kualitas gambar yang sangat
tinggi sehingga ukuran berkas untuk format ini biasanya sangat besar, karena
dalam file ini gambar tidak dikompresi. Format ini mampu menyimpan gambar
dengan kualitas hingga 32 bit. Format berkas TIFF juga dapat digunakan untuk
keperluan pertukaran antar platform (PC, Macintosh, dan Silicom Graphic).
Format ini juga mudah digunakan untuk transfer antar program. [ CITATION
Pur131 \l 1033 ]
8
BAB III
PELAKSANAAN
9
5. Lihat bagian gratikul setiap ujung muka peta, catat koordinatnya dan
konversi ke koordinat UTM, lakukan hingga mendapatkan 4 titik
koordinat.
6. Buat GCP pada peta dengan koordinat yang sudah dikonversi, dengan
cara klik Add Control Points di menu Georeferencing input nilai
konversi di titik tersebut maka peta akan menyesuaikan posisinya
sesuai dengan hasil input koordinat UTM
7. Lakukan cara input yang sama untuk titik yang lain hingga 4 titik dan
lihat RMSe nya, nilainya harus kurang dari 1.
10
8. Untuk melakukan peyimpanan hasil georeferensi dalam betuk tiff,
Klik Georeferencing > Rectify lalu pilih lokasi penyimpanan > pilih
output penyimpanan > ok maka akan terbentuk layer tiff
9. Lakukan langkah yang sama untuk lembar peta RBI yang lainnya,
mulai dari langkah 3-6. Lalu hasilnya akan seperti ini dengan RMSe
kurang dari 1.
11
10. Lakukan Rectify pada lembar peta yang lain agar disimpan dalam
bentuk TIFF, hasil akhirnya dapat ditampilkan dalam betuk TIFF
11. Agar terlihat lebih rapi pertampalannya, maka buat shp berupa poligon
untuk memotong peta dan hanya diambil muka petanya saja, hasilnya
seperti berikut.
12
2. Klik Start Editing dan Create Features, lalu mulai melakukan digitasi
batas wilayah
12.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.4.1.1 Hasil
Hasil dari pengolahan didapat bahwa Kota Madiun terletak di 2 lembar
peta yaitu 1508-231 dan 1508-233. Kedua lembar peta tersebut dilakukan
georeferencing sehingga didapat sebagai berikut
1. Hasil RMS dari NLP 1508-231 adalah 0.3887
14
Berikut adalah hasil pengolahan georeferencing 2 NLP serta hasil deliniasi
15
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan georeferencing Kota Madiun yang wilayahnya terletak
di 2 NLP didapat bahwa nilai RMS dari kedua NLP adalah 0.3887 dan 0.6218
dimana kedua RMS tersebut kurang dari 1.
16
Referensi
Felicia, M. R. (2015, April 23). Laporan Praktikum Sistem Informasi Spasial
(Georeferencing dan Digitasi Peta) . Diambil kembali dari https://monica-
ria-felicia.blogspot.com/: https://monica-ria-
felicia.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-sistem-informasi.html
Izzati, L. (2014, Maret 5). Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013.
Diambil kembali dari https://luthfiizzaty.wordpress.com:
https://luthfiizzaty.wordpress.com/2014/03/05/sistem-referensi-geospasial-
indonesia-srgi-2013/
Kuncara, P. (2013, July 26). Perbedaan Ekstensi Gambar JPG, GIF, PNG, BMP
dan TIFF. Diambil kembali dari https://klikhost.com/:
https://klikhost.com/perbedaan-ekstensi-gambar-jpg-gif-png-bmp-dan-tiff/
SatuKalimat. (2017). Pengertian JPG, GIF dan PNG Yang Sebaiknya Anda
Ketahui. Diambil kembali dari https://www.satukalimat.com:
https://www.satukalimat.com/pengertian-jpg-gif-dan-png-yang-sebaiknya-
anda-ketahui/
Silvapedia. (2018). Tipe Setiap Ekstensi File pada Data Shapefile ArcGIS.
Diambil kembali dari https://www.silvapedia.com:
https://www.silvapedia.com/tipe-setiap-ekstensi-file-pada-data-shapefile-
arcgis/
17