Anda di halaman 1dari 17

GEOREFERENCING KOTA MADIUN

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Geospasial Lanjut)

Disusun oleh:
Saffira Noor Chotimah 21110117130064
Fuad Syamsul Arifin 21110117140010

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
email: geodesi@ft.undip.ac.id
2020
DAFTAR ISI

Isi
DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3

BAB II DASAR TEORI.....................................................................................5

BAB III PELAKSANAAN..................................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................14

BAB V KESIMPULAN....................................................................................16

Referensi................................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1.1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan daerah yang memiliki aktifitas tektonik yang tinggi
sehingga rentan terhadap bencana alam. Dari aktifitas lempang tektonik
menghasilkan deformasi permukaan yang akan mengubah koordinat geosentrik
dari banyak tolok ukur dan monumen geodetik di Indonesia. Badan Informasi
Geospasial Indonesia (BIG) menyatakan datum geosentris baru bernama Sistem
Referensi Geospasial Indonesia 2013 (IGRS 2013) pada 11 Oktober 2013. Datum
ini adalah datum semi-dinamis dan koordinat yang ditentukan pada kerangka
referensi ITRF2008.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu aplikasi geografis yang
erat kaitannya dengan pencitraan dan lokasi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam.
Pembangunan jangka panjang nasional 2005 -2025 bertujuan untuk
mewujudkan suatu keadaan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan
makmur. Salah satu hal penting dan mendesak untuk dilakukan pemerintah adalah
menjamin ketersediaan dan keterbukaan informasi, serta pemanfatan sumberdaya
alam yang seimbang sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan di seluruh
sektor dan wilayah. Kondisi tersebut akan dapat berjalan optimal manakala
didukung oleh informasi, baik informasi spasial maupun informasi non spasial
yang andal (accountable), berkelanjutan (continuable) dan mudah diakses
(assessible).
Tumpang tindih pemanfaatan lahan kerap menjadi polemik yang tidak
kunjung usai dalam bilik perencanaan tata ruang diberbagai kawasan Indonesia.
Kebijkan satu peta atau One Map Policy yang terkompilasi, terintegrasi dan
tersinkronisasi secara transparan, akurat dan akuntabel dicetuskan sebagai acuan
bersama dalam upaya mengatasi penguasaan lahan dan tata ruang yang kurang
tepat di Indonesia. One Map Policy Geoportal memiliki tujuan utama untuk
mengurangi tumpang tindih informasi yang menyebabkan berbagai persoalan tata
guna lahan di Indonesia. Pembuatan One Map Policy mengacu pada satu

3
referensi, satu standar, satu basis data dan diluncurkan dalam satu GeoPortal yang
dapat diakses secara terbuka oleh seluruh kalangan terkait.

I.1.1.2 Rumusan masalah


1. bagaimana hasil rms dari georeferensi peta indeks RBI?

I.1.1.3 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan pembuatan paper ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui hasil rms dari georeferensi peta indeks RBI

4
BAB II
DASAR TEORI

II.1.1.1 SRGI 2013


Dalam menentukan posisi di atas maupun bawah permukaan bumi
membutuhkan sistem referensi. Saat ini terdapat sistem referensi baru di
Indonesia. Pemutakhiran sistem referensi ini perlu dilakukan mengingat di
Indonesia merupakan wilayah dengan aktivitas tektonik yang aktif. Sistem
referensi ini dikenal dengan nama Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI)
2013.
SRGI 2013 adalah sistem koordinat nasional yang konsisten dan kompatibel
dengan sistem koordinat global. SRGI 2013 digunakan sebagai referensi tunggal
dalam penyelenggaraan IG nasional. Berbeda dengan datum geodesi sebelumnya,
SRGI 2013 memperhitungkan aspek pergerakan lempeng tektonik dan deformasi
kerak bumi. Keberadaan wilayah Indonesia pada zona deformasi kerak bumi
akibat interaksi pergerakan lempeng tektonik dan aktivitas seismik mengakibatkan
posisi suatu titik akan berubah sebagai fungsi waktu. Dengan menyertakan laju
kecepatan pergerakan lempeng tektonik, deformasi kerak bumi dan informasi
tanggal referensi waktu astronomi atau epoch, setiap perubahan posisi dapat
direkontruksi dengan teliti.[ CITATION Lut14 \l 1033 ]
Pemutakhiran sistem referensi geospasial merupakan hal yang sangat wajar
mengingat perkembangan teknologi penentuan posisi sudah semakin teliti. Sistem
referensi geospasial global yang menjadi acuan seluruh negara dalam
mendefinisikan sistem referensi geospasial di negara masing-masing juga
mengalami pemutakhiran dalam kurun waktu hampir setiap 5 tahun atau lebih
cepat.
SRGI 2013 akan mendefinisikan beberapa hal, yaitu :[ CITATION Lut14 \l
1033 ]
1. Sistem Referensi Koordinat yang mendefinisikan titik pusat sumbu
koordinat, skala dan orientasinya. System referensi koordinat yang
dimaksud merupakan system koordinat geosentrik 3 dimensi dengan
ketentuan:

5
a. Titik pusat system koordinat berimpit dengan pusat massa bumi
sebagaimana digunakan dalam ITRS.
b. Satuan dari sistem koordinat berdasarkan Sistem Satuan
Internasional (SI).
c. Orientasi sistem koordinat bersifat equatorial, dimana sumbu Z
searah dengan sumbu rotasi bumi, sumbu X adalah perpotongan
bidang equator dengan garis bujur yang melalui
greenwich(greenwich meridian), dan sumbu Y berpotongan tegak
lurus terhadap sumbu X dan Z pada bidang equator sesuai dengan
kaidah sistem koordinat tangan kanan, sebagaimana digunakan
dalam ITRS.
2. Kerangka Referensi Koordinat, sebagai realisasi dari sistem referensi
koordinat berupa Jaring Kontrol Geodesi Nasional. Kerangka referensi
yang dimaksud merupakan realisasi dari Sistem Referensi Koordinat,
yaitu berupa JKG dengan nilai koordinat awal yang didefinisikan
pada epoch 2012.0 tanggal 1 Januari 2012, yang terikat kepada
kerangka referensi global ITRF2008 atau hasil pemutakhirannya. JKG
sendiri merupakan sebaran titik kontrol geodesi yang terintegrasi
dalam satu kerangka referensi. JKG yang dimaksud terdiri atas:
a. Sebaran stasiun pengamatan geodetik tetap/kontinu
b. Sebarantitikpengamatan geodetik periodik
c. Sebaran titik kontrol geodetik lainnya.

II.1.1.2 Georeferensi Data Dalam .Prj


Georeferencing adalah proses penyelarasan data spasial (lapisan yang
berbentuk file: poligon, titik, dll) ke file gambar seperti peta historis, citra satelit,
atau foto udara.
Proses georeferensi hanya melibatkan memilih piksel pada gambar raster dan
menentukan apa koordinat yang diwakilinya untuk menggambar vektor.
Georeferencing sangat penting untuk membuat foto udara dan citra satelit ,
biasanya gambar raster, berguna untuk pemetaan seperti menjelaskan bagaimana
data lain, seperti di atas GPS poin, berhubungan dengan pencitraan. Sangat
mungkin informasi penting yang terdapat dalam data atau gambar yang dihasilkan

6
pada suatu titik waktu yang berbeda. Ini mungkin yang diinginkan baik untuk
menggabungkan atau membandingkan data ini dengan yang saat ini tersedia. Peta
yang berbeda mungkin menggunakan sistem proyeksi yang berbeda. Alat
Georeferencing berisi metode untuk menggabungkan dan overlay peta ini dengan
distorsi minimal. Menggunakan metode Georeferencing, data yang diperoleh dari
survei alat-alat seperti total stasiun mungkin akan diberi titik referensi dari peta
topografi sudah tersedia. Ini mungkin diperlukan untuk menetapkan hubungan
antara sosial survei hasil yang telah dikodekan dengan kode pos atau alamat jalan
dan wilayah geografis yang lain seperti sensus zona atau daerah lainnya yang
digunakan dalam administrasi publik atau perencanaan pelayanan
Secara umum terdapat dua metode untuk melakukan georeferensi, yaitu :
1. Georeferensi dengan menggunakan acuan titik koordinat.
2. Georeferensi dengan acuan tanda alam (membuat link antar layer).
[ CITATION Mon15 \l 1033 ]
File .prj adalah file opsional yang berisi metadata yang terkait dengan sistem
proyeksi dan koordinat dari shapefile. Jika file ini tidak ada, kita akan
mendapatkan pesan error berupa “unknown coordinate system”. Jika kita ingin
memperbaiki kesalahan ini, kita harus menggunakan tool “define projection”
untuk dapat menghasilkan file *.prj. File proyeksi (.prj) merupakan file yang
dapat digunakan untuk mempermudah proses georeferensi yang diolah dalam
aplikasi tertentu. File proyeksi ini dapat berupa file bawaan saat mengunduh data.
Saat proses geoprocessing, dilakukan penentuan titik kontrol. Hasil penentuan
titik kontrol ini biasanya tersedia dalam file proyeksi (.prj). [ CITATION Sil18 \l
1033 ]

II.1.1.3 Georeferensi Dalam Word File (Tif=Tfw, Jpeg=Jgw)


JPG adalah jenis data yang dikembangkan oleh Joint Photographic Experts
Assemble (JPEG) yang dijadikan standar untuk para fotografer profesional.
Seperti metode yang digunakan oleh format ZIP yang digunakan untuk
menemukan pengulangan (redundancy) dalam data untuk kemudian dikompresi,
JPG mengompresi data gambar dengan cara mengurangi bagian-bagian dari
gambar untuk memblok pixel dalam gambar tersebut. Kompresi JPG mempunyai
kekurangan yang bersifat permanen, namun teknologi ini hanya digunakan untuk

7
menyimpan data yang besar di media penyimpanan yang terbatas, bukan untuk
manipulasi foto. [ CITATION Pur131 \l 1033 ]

TIFF merupakan format gambar terbaik dengan pengertian bahwa semua data
dan informasi (data RGB, data CMYK, dan lainnya) yang berkaitan dengan
koreksi atau manipulasi terhadap gambar tersebut tidak hilang. Format TIFF biasa
digunakan untuk kebutuhan pencetakan dengan kualitas gambar yang sangat
tinggi sehingga ukuran berkas untuk format ini biasanya sangat besar, karena
dalam file ini gambar tidak dikompresi. Format ini mampu menyimpan gambar
dengan kualitas hingga 32 bit. Format berkas TIFF juga dapat digunakan untuk
keperluan pertukaran antar platform (PC, Macintosh, dan Silicom Graphic).
Format ini juga mudah digunakan untuk transfer antar program. [ CITATION
Pur131 \l 1033 ]

8
BAB III
PELAKSANAAN

III.2.1.1 LANGKAH GEOREFERENCING


1. Buka aplikasi arc GIS

2. Buka peta RBI cetak yang telah didownload, misal contoh


menggunakan peta RBI Kota Madiun

3. Georeferensikan peta pertama RBI dengan nomor lembar peta 1508-


231
4. Berikan referensi koordinat di Data Frame Properties, pilih WGS 1984
UTM zona 49S, karena Kabupaten Madiun terletak di zona 49S

9
5. Lihat bagian gratikul setiap ujung muka peta, catat koordinatnya dan
konversi ke koordinat UTM, lakukan hingga mendapatkan 4 titik
koordinat.

6. Buat GCP pada peta dengan koordinat yang sudah dikonversi, dengan
cara klik Add Control Points di menu Georeferencing  input nilai
konversi di titik tersebut maka peta akan menyesuaikan posisinya
sesuai dengan hasil input koordinat UTM

7. Lakukan cara input yang sama untuk titik yang lain hingga 4 titik dan
lihat RMSe nya, nilainya harus kurang dari 1.

10
8. Untuk melakukan peyimpanan hasil georeferensi dalam betuk tiff,
Klik Georeferencing > Rectify lalu pilih lokasi penyimpanan > pilih
output penyimpanan > ok maka akan terbentuk layer tiff

9. Lakukan langkah yang sama untuk lembar peta RBI yang lainnya,
mulai dari langkah 3-6. Lalu hasilnya akan seperti ini dengan RMSe
kurang dari 1.

11
10. Lakukan Rectify pada lembar peta yang lain agar disimpan dalam
bentuk TIFF, hasil akhirnya dapat ditampilkan dalam betuk TIFF
11. Agar terlihat lebih rapi pertampalannya, maka buat shp berupa poligon
untuk memotong peta dan hanya diambil muka petanya saja, hasilnya
seperti berikut.

III.2.1.2 LANGKAH DELINIASI


1. Melakukan digitasi sesuai batas administrasinya yaitu berupa garis
titik dua, bentuk menjadi shp poligon dengan cara Catalog > klik
kanan pada lokasi penyimpanan > New > Shapefile> beri nama file>
proyeksi UTM zona 49S

12
2. Klik Start Editing dan Create Features, lalu mulai melakukan digitasi
batas wilayah

3. Hasil SHP Kota Madiun

12.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

IV.4.1.1 Hasil
Hasil dari pengolahan didapat bahwa Kota Madiun terletak di 2 lembar
peta yaitu 1508-231 dan 1508-233. Kedua lembar peta tersebut dilakukan
georeferencing sehingga didapat sebagai berikut
1. Hasil RMS dari NLP 1508-231 adalah 0.3887

2. Hasil RMS dari NLP 1508-233 adalah 0.6218

Dalam pengolahan data raster, untuk mengetahui nilai RMS dibutuhkan


minimal 4 titik sekutu agar nilai tersebut dapat keluar. Penentuan titik sekutu ini
tidak ada aturan tetapi usahakan menyevar agar pengkoreksian merata. Nilai RMS
data raster harus kurang dari 1 karena pixel merupakan satuan terkecil yang mana
dalam pengkoreksian nilai koreksi harus kurang dari 1. Metode transformasi yang
digunakan adalah metode transformasi dari koordinat geografis ke koordinat
UTM dengan acuan memakai WGS 1984
Dari hasil pengolahan didapat bahwa terdapat gap antar nlp. Hal ini
diakibatkan dari hasil pertampalan. Apabila kedua lembar tersebut dalam bentuk
hardfile maka penyatuannya saling overlap agar benar-benar tersambung.

14
Berikut adalah hasil pengolahan georeferencing 2 NLP serta hasil deliniasi

15
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan georeferencing Kota Madiun yang wilayahnya terletak
di 2 NLP didapat bahwa nilai RMS dari kedua NLP adalah 0.3887 dan 0.6218
dimana kedua RMS tersebut kurang dari 1.

16
Referensi
Felicia, M. R. (2015, April 23). Laporan Praktikum Sistem Informasi Spasial
(Georeferencing dan Digitasi Peta) . Diambil kembali dari https://monica-
ria-felicia.blogspot.com/: https://monica-ria-
felicia.blogspot.com/2015/04/laporan-praktikum-sistem-informasi.html
Izzati, L. (2014, Maret 5). Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013.
Diambil kembali dari https://luthfiizzaty.wordpress.com:
https://luthfiizzaty.wordpress.com/2014/03/05/sistem-referensi-geospasial-
indonesia-srgi-2013/
Kuncara, P. (2013, July 26). Perbedaan Ekstensi Gambar JPG, GIF, PNG, BMP
dan TIFF. Diambil kembali dari https://klikhost.com/:
https://klikhost.com/perbedaan-ekstensi-gambar-jpg-gif-png-bmp-dan-tiff/
SatuKalimat. (2017). Pengertian JPG, GIF dan PNG Yang Sebaiknya Anda
Ketahui. Diambil kembali dari https://www.satukalimat.com:
https://www.satukalimat.com/pengertian-jpg-gif-dan-png-yang-sebaiknya-
anda-ketahui/
Silvapedia. (2018). Tipe Setiap Ekstensi File pada Data Shapefile ArcGIS.
Diambil kembali dari https://www.silvapedia.com:
https://www.silvapedia.com/tipe-setiap-ekstensi-file-pada-data-shapefile-
arcgis/

17

Anda mungkin juga menyukai