Anda di halaman 1dari 25

PENGINDERAAN JAUH

PENGENALAN NILAI PANTULAN SPEKTRAL OBJEK PADA


DATA CITRA SATELIT

Oleh :

KELOMPOK VIII-B

Reza Rahma Suciana 21110117130040


Saffiraa Noor Chotimah 21110117130064
Azhari Raka Masdian 21110117130066
Achmad Rusdiana 21110117130067

TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
I.1 Latar Belakang
Setiap objek di permukaan bumi memiliki respon spektral yang berbeda-
beda terhadap energi elektromagnetik yang mengenainya karena mempunyai
karakeristik pantulan yang unik dan berbeda. Penginderaan jauh adalah suatu
teknologi untuk mengidentifikasi dan memahami benda atau kondisi lingkungan
melalui keunikan pantulan atau pancaran. Citra sebagai keluaran suatu sistem
perekaman data penginderaan jauh dapat bersifat optik berupa foto, sinyal-sinyal
video seperti gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung
disimpan pada suatu pita magnetik (Unknown, 2015)
Penggunaan beberapa spektral sekaligus sangat membantu proses
pengenalan objek melalui proses perbandingan kenampakan antarsaluran.
Mengingat bahwa citra yang dihasilkan adalah citra digital maka proses analisis
selanjutnyapun lebih efesien bila dilakukan secara digital dengan menggunakan
komputer. Proses mental (penglihatan manusia) akan dengan mudah dapat
membedakan suatu objek dengan objek yang lainnya, berdasarkan pola spektral
yang terekam sebagai nilai kecerahan, dan juga berdasarkan pola spasialnya.
Namun cara ini kurang efisien, akurat dan melelahkan khususnya untuk wilayah
liputan yang luas. Bantuan komputer untuk melakukan identifikasi objek
berdasarkan ciri-ciri spektral pada beberapa saluran spektral sekaligus sangatlah
bermanfaat. Inilah yang disebut dengan proses klasifikasi otomatis. Pada proses
klasifikasi secara manual, penafsiran berusaha membandingkan kenampakan visual
objek berdasarkan rona dan warna pada citra (Puspitasari, 2014).
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menginterpretasi objek berdasarkan pola spektral pada
citra satelit.
2. Mahasiswa dapat mengoperasionalkan program ENVI 5.3 untuk
mengetahui pola nilai pantulan spektral objek secara digital.
3. Mahasiswa dapat membuat dan menganalisis kurva spektral objek
berdasarkan nilai pantulan spektral objek.
I.3 Alat dan Bahan
1. Citra satelit Landsat 8 daerah Sukabumi-Bandung saluran 1 sampai 12.
2. Software ENVI 5.3
3. Microsoft Exel
4. Microsoft Word
5. Laptop ASUS ROG Seri strix-gl503ge
I.4 Dasar Teori
Spektral merupakan interaksi antara Energi Elektromagnetik (EM) dengan
suatu objek. Energi matahari yang lolos sampai kepermukaan bumi, selanjutnya
akan berinteraksi dengan objek dipermukaan bumi. Objek yang ada di permukaan
bumi mempunyai karakteristik yang khas dimana setiap suatu objek berbeda
karakteristik dengan objek yang lainnya. Tiap objek mempunyai karakteristik
tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga sensor.
Terdapat objek yang absorpsi terhadap Energi Elektromagnetik (EM) tinggi
namun daya pantulannya rendah, ada pula yang absorpsi terhadap EM rendah
namun daya pantulnya tinggi. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan
tenaga akan tampak lebih cerah pada citra, sedangkan objek yang pantulan atau
pancarannya sedikit akan tampak lebih gelap pada citra.
Pola pantulan dan absorpsi berbeda sesuai panjang gelombang yang
berbeda. Menurut Kusumowidagdo, dkk pada 2007 “Jika dikaitkan dengan citra
satelit, maka masing-masing objek akan memberikan pantulan EM yang berbeda,
sehingga kita mampu membedakan suatu objek dengan objek lain”. Pengenalan
objek dilakukan dengan menyidik karakteristik spectral objek yang tergambar pada
citra atau foto udara.
Terdapat objek yang berlainan tetapi mempunyai karakteristik spectral sama
sehingga menyulitkan pembedaan dan pengenalannya pada citra. Berikut model
formula interaksi antara energi dengan objek dipermukaan bumi,
Berdasarkan gambar tersebut, tenaga elektromagnetik yang diterima oleh
objek sebagian ada yang dipantulkan ke sensor, diserap, diteruskan, dan di
hamburkan. Proses tersebut sangat bergantung pada karakteristik objek yang
berinteraksi. Perbedaan pola objek akan berbeda pula pantulan pola spektral yang
dihasilkan. Terdapat tiga objek utama dipermukaan bumi, yaitu vegetasi, tanah,
dan air (Nurlaela, 2014).
1. Vegetasi
Karakteristik pantulan spectral dari vegetasi dipengaruhi oleh kandungan
pigmen daun, material organic, air, dan karakteristik structural daun seperti
bentuk dan luas daun (Huete and Glenn, 2011). Karakteristik pantulan spectral
dari vegetasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu spectrum tampak dan
spectrum inframerah dekat. Berikut karakteristik pantulan spectrum terhadap
vegetasi.
a. Spektrum tampak (0.4 – 0.7 µm)
Vegetasi memiliki nilai pantulan relatif rendah pada spektrum biru
dan merah dengan puncak minor pada spektrum hijau (Mather, 2004).
Pantulan spektral yang rendah pada spektrum biru dan merah disebabkan
karena vegetasi menyerap banyak energi pada kedua spektrum tersebut.
Energi pada spektrum tersebut digunakan untuk aktivitas photosintesis
pada daun. Jumlah energi yang diserap pada kedua spektrum tersebut
mencapai 70 – 90% dari total energi yang datang ke permukaan daun.
Relatif lebih rendahnya pantulan spektral pada spektrum biru dan merah
dibandingkan pada spektrum hijau, memberi efek visualisasi warna hijau
pada daun tersebut. Daun nampak berwarna hijau oleh mata, karena
kemampuan mata dalam menangkap spektrum elektromagnetis berada
pada spektrum tampak saja. Pantulan spektral meningkat secara drastis
pada rentangan spektral antara 0.65 hingga 0.76 µm. Zona rentangan
spektral pada pola spektral vegetasi ini disebut dengan istilah titik batas
merah (red edge point).
b. Spektrum inframerah dekat / Near Infra Red (0.7 – 1.1 µm)
Pada rentangan spektrum inframerah dekat, yang juga merupakan
bagian kedua dari karakteristik pola spektral vegetasi, memiliki pantulan
spektral yang relatif tinggi. Pantulan spektral yang tinggi ini terentang
antara 0.76 – 1.35 µm. Selanjutnya pada rentangan 1.35 – 2.5 µm pantulan
spektral dipengaruhi oleh struktur internal daun. Faktor pengaruh yang
dominan terhadap pantulan spektral pada rentangan 1.35 – 2.5 µm ini adalah
banyak sedikitnya kandungan air pada lembar daun tersebut.
Pantulan spektral pada objek vegetasi pengamatan vegetasi pada pantulan
spektrum cahaya tampak, dominan diserap tanaman (oleh klorofil untuk
fotosintesis) dan sedikit yang dipantulkan. Pantulan pada band merah dan biru
rendah, sedang pantulan pada band hijau agak tinggi dari keduannya. Gelombang
inframerah dekat pada vegetasi hasil pantulannya dominan dan hanya sedikit yg
diserap (karena tanaman terdiri atas beberapa layer dan tidak menyerap air untuk
metabolisme). Hasil kenampakan pada gelombang inframerah tengah dominan
diserap (oleh kandungan air yang ada di dalam vegetasi) dan hanya sedikit yang
dipantulkan.
2. Tanah
Tanah memiliki hasil pantulan spektral yang dominan dan sedikit yang
diserap, nilai pantulan spektral pada tanah dipengaruhi oleh kelembapan tanah,
kandungan material organik, ukuran butir, kekasaran permukaan tanah dan
kandungan oksida besi. Pada tanah kering pantulannya lebih cerah dibandingkan
dengan tanah yang lembab karena hampir semua energi yang diterima tanah
dipantulkan langsung ke sensor dan makin besar gelombang yang dipancarkan
makin besar pantulan spektralnya.
3. Air
Karakteristik pantulan spektral pada air memilki panjang gelombang yang
bervariasi berdasarkan pada interaksi materi energi yang ada di tempat tersebut.
Untuk tubuh air, interaksi yang terjadi memberikan kenampakan alami air itu
sendiri dan untuk lebih lanjutnya bergantung pada variasi kondisi air. Untuk
menentukan tempat dan mendeliniasi kenampakan tubuh air dengan penginderaan
jauh, digunakan gelombang inframerah dekat dan gelombang tampak. Sedangkan
untuk pemetaan luas tutupan salju menggunakan saluran inframerah tengah.
Pada inframerah dekat dan inframerah tengah, kenampakan jaringan yang
sangat tipis dari air memberikan kenampakan yang berbeda akibat penyerapan yang
kuat pada saluran-saluran. Di dalam kondisi alami, tubuh air menyerap hampir
semua energi pada gelombang inframerah dekat dan inframerah tengah. Pada
permukaan air yang dangkal. Sehingga penyerapan energi oleh air pada saluran
inframerah dekat dan inframerah tengah sangat efektif, karena terdapat ketersediaan
energi yang sangat sedikit untuk dipantulkan. Ini sangat menguntungkan dalam
penginderaan jauh yang berdampak pada kenampakan air lebih jelas karena
pantulan yang lebih rendah dibandingkan dengan pantulan vegetasi dan tanah pada
spektrum inframerah, karena pantulan air pada inframerah berbeda dengan objek
lainnya, sehingga mudah untuk diidentifikasi dan dipetakan.
Pada Spektrum gelombang tampak, interaksi materi energi terhadap air
semakin jelas sehingga apabila komponennya berbeda sangat sulit untuk
ditentukan. Penyerapan dan transmisi tidak hanya untuk air, melainkan juga secara
signifikan berdampak pada variasi bentuk dan ukuran material yang ada di dalam
air baik itu organik maupun anorganik. Dengan mempertimbangkan mengenai
penyerapan dan transimisi pada objek air jernih bahwa air yang mengalami
penyulingan memiliki penyerapan energi yang sangat sedikit pada spketrum cahaya
tampak 0,6 µm. Namun sebaliknya, pancaran gelombang yang memilki panjang
gelombang yang pendek terlihat sangat tinggi untuk objek air jernih. Pemancaran
gelombang yang tinggi dan penyerapan yang kecil menunjukkan bahwa
kenampakan air tersebut berada pada perairan dangkal yang sangat jelas. Energi
yang mengalami pantulan yang terekam pada sensor dengan gelombang tampak
yang memiliki panjang gelombang yang pendek memiliki kenampakan yang
berbeda jika terdapat endapan.
Tingkat kekeruhan pada tubuh air disebabkan oleh materi anorganik dalam
suspensi dan konsentrasi klorofil, banyak juga bahan alami maupun sintetik yang
mempengaruhi nilai pantulan spektral pada tubuh air. Materi organik yang terlarut
dan tersuspensi pada air tawar akan berbeda juga respon spektralnya pada air laut,
mungkin akan nampak warna kuning sebagai respon spektralnya menunjukkan
keberadaan gelbstoff, dan fitoplankton yang berada pada air laut.
Berikut ilustrasi pantulan pola spectral untuk tiga objek dipermukaan bumi,

Sesuai gambar trsebut, objek air memiliki pantulan spectral yang tinggi pada
saluran tampak. Namun jika dibanding dengan unsur tanah dan vegetasi. Air
memiliki pantulan spectral yang rendah. Hal ini disebabkan oleh sifat air yang
banyak menyerap dan meneruskan tenaga EM jika dibanding tanah dengan
vegetasi. Sedangkan untuk objek vegetasi memiliki pantulan tinggi pada panjang
gelombang 0,7 - 14 µm, dan menurun pada panjang gelombang selanjutnya. Tinggi
pantulan vegetasi pada panjang gelombang tersebut karena pada saluran tersebut
spectrum EM yang digunakan adalah inframerah dekat-jauh. Pada panjang
gelombang tersebut sangat cocok untuk kajian vegetasi yaitu klorofil. Jika
dibandingkan dengan tanah, vegetasi memiliki pola spectral yang relative rendah
karena vegetasi memiliki kandungan air yang banyak yang tersimpan didaun.
Sedangkan pada tanah yang kering dan terbuka relative memiliki pola spectral yang
tinggi, karena hampir semua energi yang diterima tanah dipantulkan langsung ke
sensor. Air memiliki pantulan spectral yang rendah sehingga tampak gelap.
Berbeda dengan tanah terbuka tampak cerah yang menunjukan bahwa pantulan
tanah terbuka lebih tinggi jika disbanding dengan air atau objek lainnya.
Matahari merupakan sumber utama energi elektromagnetik (sinar dan
panas). Energi ini dipancarkan ke segala aah, sebagian dari padanya mengarah ke
bumi, perjalanannya dengan cara radiasi (tanpa perantara). Radiasi energi
elektromagnetik yang sampai ke bumi, sebagian dipantulkan, dihamburkan, atau
diserap oleh obyek yang terkena radiasi tersebut. Hanya sebagian kecil saja yang
yang dapat menembus atmosfer dan mencapai bumi, bagian ini disebut jendela
atmosfer dan bagian ini pula yang dapat digunakan untuk penginderaan jauh pada
umumnya (Dewi, 2013).
Energi elegtromagnetik matahari yang mengenai benda/obyek (padat, cair,
gas), oleh setiap benda sebagian dipantulkan, diserap, atau dihamburkan untuk
memanasi benda yang kemudian dipancarakan kembali dengan panjang gelombang
yang lebih besar, dan ditransmisikan atau diteruskan. Energi yang dipantulkan akan
diterima oleh sensor, sensor terbagi menjadi dua, yaitu sensor aktif dan sensor pasif.
Sensor aktif selain dapat menerima pantulan gelombang elektromagnetik, juga
dapat memancarkan energi yang serupa dengan energi elektromagnetik. Sedangkan
sensor pasif adalah sesor yang tidak dapat memancarkan energi, sensor ini hanya
dapat menerima pantulan gelombang elektromagnetik.
Setiap benda/obyek memiliki karakteristik tersendiri dalam interaksinya
dengan energi elektromagnetik. Karakteristik yang penting dalam hal ini adalah
yang berkaitan dengan pantulannya, karena yang direkam oleh sensor adalah energi
pantulan tersebut. Benda/obyek yang banyak memantulkan energi akana tergambar
cerah, sedangkan yang pantulannya sedikit akan tegambar gelap. Karakteristik ini
disebut karakteristik spektral yang ada pada gambar hitam putih tercermin dengan
tingkat keabuan (greytone) atau rona.
Obyek yang terkam pada citra dikenali berdasarkan ciri-cirinya. Ciri
pengenalan obyek meliputi ciri spektral, ciri spasial, dan ciri temporal. Ciri spektral
yang sering digunakan untuk penginderaan jauh terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
pantulan pada spektrum gelombang pendek, pancaran pada spektrum inframerah
termal, dan pancaran dan pantulan pada spektrum gelombang mikro.
Gelombang pendek yang dapat digunakan untuk penginderaan jauh hingga
saat ini adalah spektrum ultraviolet dekat (0,3-0,4 μm) spektrum tampak (0,4-0,7
μm), spektrum inframerah dekat (0.7-1.5 μm), dan spektrum inframerah tengah
(1,5-3,0 μm). Yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh adalah
spektrum tampak dan inframerah dekat hingga λ = 0,9 μm atau λ = 1,1 μm.
Kecerahan rona obyek pada citra bergantung pada besarnya energi yang dapat
dipantulkan oleh obyek yang dipengaruhi oleh jenis obyek, panjang geombang yang
digunakan, dan kondisi obyek.
1. Jenis obyek
Setiap obyek memiliki sifat khusus dalam memantulkan energi yang
mengenainya. Justru melalui cri khusus ini maka obyek yang terekam pada
citra dapat dikenali. Ciri khusus ini pada umumnya berbeda bagi tiap benda.
Meskipun demikian, ada juga benda-benda yang berbeda, tetapi nilai
spektralnya sama atau hampir sama. Itulah sebabnya maka dalam
interpretasi citra sangat dianjurkan tidak menggunakan satu ciri saja, tetapi
harus menggunakan beberapa ciri yang masing-masing mengarahkan ke
satu kesimpulan.
2. Panjang gelombang
Besarnya pantulan tiap obyek mencirikan obyek tersebut untuk
mengenalinya pada citra. Untuk tiap obyek, besarnya pantulan berbeda pada
panjang gelombang yang berbeda. Besarnya pantulan yang berbeda pada
tiap panjang gelombang ini dapat digambarkan dengan kurva pantulan.
3. Kondisi benda
Kondisi benda harus diperhatikan secara cermat dalam interpretasi citra,
karena kondisi benda sangat besar pengaruhnya terhadap nilai pantulannya.
Depada benda yang sama dapat menghasilkan nilai pantulan yang berbeda
pada kondisi yang berbeda. Kondisi ini meliputi (Dewi, 2013):
a. Umur
b. Kelembaban
c. Warna
d. Saat perekaman
I.5 Langkah-Langkah
1. Buka envi > pilih menu file > Open image

2. Input image all band > ok

3. Pilih basic tool pada menubar > layer stacking


4. Pada layer staking parameter klik import file >pilih semua band> ok

5. Pilih choose untuk menempatkan data layerstacking ini>ok


6. Pilih band 4,3,2 untuk true colour pada landsat 8> load RGB > display#1
7. Klik kanan pilih z profile > ok

8. Pilih Spectral pada menubar > spectral library> spectral library builder >
data file > ok > pilih file layer staking> ok
9. Pada z profile pilih option> collect spectral

10. Pilih import pada menubar spectral library builder > plot from windows >
pilih spectra yang diinginkan > ok
11. Ulangi hingga 10 titik lakukan juga untuk objek lainnya
12. Select semua nilai X Y > plot

13. Pada menubar envi pilih spectral > spectrak math > input rumus > ok
14. Identifikasi variable dengan nilai yang dipilih > ok

15.Simpan hasil identifikasi dalam bentuk ASCII file dan spectral library pilih
tempat penyimpanan file lalu klik ok
I.6 Hasil dan Pembahasan
Berikut hasil dan pembahasan dari data yang didapat:
1. Objek vegetasi diambil pada citra daerah pegunungan di Sukabumi sampai
Bandung secara acak didapat sebagai berikut:
band titik 1 titik 2 titik 3 titik 4 titik 5 titik 6 titik 7 titik 8 titik 9 titik rerata
10
1 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720
2 5050 5073 5085 5062 5538 5238 5067 5050 5048 5674 5188.5
3 6953 8122 7609 7648 7737 7589 7097 7798 7330 7938 7582.1
4 6472 8482 7914 8311 7386 7358 6965 8056 6858 7591 7539.3
5 8965 13757 11878 12769 10681 10829 10056 12408 9930 10820 11209.3
6 14968 26182 20012 20617 18170 18843 18152 20501 17613 18737 19379.5
7 6397 7119 6962 6944 7087 6887 6624 6927 6616 7354 6891.7
8 7479 8590 8220 8301 8112 7939 7792 8388 7654 8504 8097.9
9 8289 8826 8539 8638 8792 8566 8419 8611 8389 8902 8597.1
10 25142 25627 24821 25755 22848 24201 24871 25614 24991 22456 24632.6
11 27888 28565 27541 28744 25456 26826 27510 28505 27644 24602 27328.1
12 9357 9796 9486 9645 9790 9532 9446 9587 9401 9853 9589.3

Hasil Grafik Tiap Titik Untuk Vegetasi


Dari data di atas dapat kita analisa bahwa vegetasi mudah dikenali pada
band 2, 3 dan 4 terutama pada band 3 karena band ini merupakan band hijau
sehingga dapat menunjukkan tingkat kehijauan dari suatu vegetasi. Pada titik 1
band 2, 3 dan 4 memiliki nilai spekral paling rendah dari titik yang lain sehingga
rona yang dihasilkan agak gelap dengan tekstur kasar.
2. Objek awan diambil pada citra daerah yang ditutupi awan di Sukabumi
sampai bandung secara acak didapat sebagai berikut:
Band Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik Rerata
10
1 6896 6896 6896 6896 6896 6896 6896 6896 6896 6896 6896
2 8242 9331 9071 8226 8403 9081 9733 8615 9415 8428 8854.5
3 11260 12324 13049 11442 11560 13041 13217 12000 11933 11280 12110.6
4 9791 9972 10499 9404 9499 9720 9979 9536 9900 9449 9774.9
5 12946 12162 12994 11831 12091 11941 12073 11993 12128 12014 12217.3
6 21344 20013 20238 19574 19988 19881 19846 19480 19735 18386 19848.5
7 10806 12059 12669 10945 10973 12213 12639 11604 12115 10682 11670.5
8 11685 12838 13239 11801 11860 12876 13428 12379 12990 11454 12455
9 12245 13391 13979 12538 12656 14145 14398 13261 13428 12441 13248.2
10 14653 12602 13684 14219 15353 11665 11730 11671 13903 13822 13330.2
11 15802 14600 16689 16875 17662 12122 12292 11384 15335 15101 14786.2
12 13103 14329 14867 13407 13468 15056 15335 14281 14524 13332 14170.2

Hasil Grafik Tiap Titik Untuk Awan


Dari data di atas dapat kita analisa bahwa awan mudah dikenali pada band
6, band ini merupakan band Shortwave Infrared (SWIR) 1 yang salah satu
kegunaannya adalah menembus awan tipis. Pada titik 1 memiliki nilai spekral
paling tinggi dari titik yang lain sehingga rona yang dihasilkan lebih terang dengan
tekstur halus yang menunjukkan awan pada titik tersebut putih atau saat pemotretan
daerah tersebut sedang bercuaca cerah.
3. Objek air diambil pada citra daerah laut di Sukabumi sampai Bandung
secara acak didapat sebagai berikut:
Band Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6 Titik 7 Titik 8 Titik 9 Titik Rerata
10
1 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720
2 5056 5058 5143 5121 5086 5169 5059 5071 5093 5105 5096.1
3 6949 7722 7446 7746 7440 7551 7339 7238 7579 7266 7427.6
4 5163 5462 5273 5359 5909 5851 5525 5585 5760 5631 5551.8
5 5249 5648 5446 5532 6181 6062 5683 5733 6030 5820 5738.4
6 5614 6128 6153 6137 6595 6520 6092 6143 6399 6263 6204.4
7 6246 7026 6768 6861 7100 7052 6625 6730 6939 6799 6814.6
8 7380 8461 7785 8346 7954 7904 7498 7671 7854 7660 7851.3
9 8799 9509 9595 9857 9613 9379 9147 9211 9571 9453 9413.4
10 24328 24311 24063 24050 23943 23138 23498 23919 24198 24000 23944.8
11 26691 26751 26921 26861 26648 25755 26310 26672 26857 26714 26618
12 9845 10397 10718 10792 10696 10448 10225 10279 10685 10552 10463.7

Hasil Grafik Tiap Titik Untuk Air


Dari data di atas dapat kita analisa bahwa awan mudah dikenali pada band
1 (Ultra Blue) dan 11 (Thermal Infrared). Pada band 1 dapat menangkap panjang
gelombang elektromagnetik lebih rendah sehingga lebih sensitif terhadap
perbedaan reflektan air laut atau aerosol sehingga lebih unggul dalam membedakan
konsentrasi aerosol di atmosfer dan mengidentifikasi karakteristik tampilan air laut
pada kedalaman berbeda. Pada band 1, dapat dilihat bahwa nilai spektral yang
dihasilkan sama yang menunjukka bahwa kedalaman air pada titik 1-10 adalah
sama karena rona yang dihasilkan sama.
4. Objek pemukiman (tutupan lahan) diambil pada citra pemukiman di
Sukabumi sampai Bandung secara acak didapat sebagai berikut:
band titik 1 titik 2 titik 3 titik 4 titik 5 titik 6 titik 7 titik 8 titik 9 titik rerata
10
1 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720 2720.1
2 5095 5088 5183 5154 5208 5080 5210 5081 5074 5293 5146.8
3 10568 9990 9665 9534 9686 10083 10473 10441 10204 9770 10041.7
4 13899 13398 11322 11977 13030 13964 14552 14834 12380 12623 13198.3
5 14815 14243 12386 13224 13880 14505 15334 15075 12940 14108 14051.5
6 12870 11807 12074 13025 12271 12397 12676 13124 11760 13351 12536.1
7 10874 10020 9706 9933 10337 10601 10899 11294 10245 9696 10361.2
8 10195 9503 9475 9582 9702 9878 10096 11093 9747 9437 9871.6
9 10508 10081 9975 10014 10139 10312 10388 11293 10345 9932 10299.6
10 28151 29469 27511 27630 28804 28831 28401 26741 28650 27793 28199.1
11 31832 33625 31016 31155 33019 32936 32049 30547 32500 31632 32032.2
12 11187 10800 10782 10830 10860 10974 11061 11839 11003 10666 11001.4

Hasil Grafik Tiap Titik Untuk Pemukiman


Dari data di atas dapat kita analisa bahwa pemukiman pada band 1,2 dan 8
memiliki nilai rerata spektral yang rendah atau kenampakan pemukiman memiliki
rona agak gelap.
Dari keempat identifikasi didapat rata rata tiap objek sebagai berikut
Band Vegetasi Awan Air Pemukiman
1 2720 6896 2720 2720.1
2 5188.5 8854.5 5096.1 5146.8
3 7582.1 12110.6 7427.6 10041.7
4 7539.3 9774.9 5551.8 13198.3
5 11209.3 12217.3 5738.4 14051.5
6 19379.5 19848.5 6204.4 12536.1
7 6891.7 11670.5 6814.6 10361.2
8 8097.9 12455 7851.3 9871.6
9 8597.1 13248.2 9413.4 10299.6
10 24632.6 13330.2 23944.8 28199.1
11 27328.1 14786.2 26618 32032.2

Berikut hasl rerata grafik tiap objek (Envi):


a. Grafik Vegetasi

Hasil Grafik Vegetasi


b. Grafik Awan

Hasil Grafik Awan


c. Grafik Air

Hasil Grafik Air


d. Grafik Pemukiman

Hasil Grafik Pemukiman


Dari keempat objek tersebut direrata dan grafik dijadikan menjadi satu
grafik sebagai berikut:
Perbandingan Grafik Tiap Objek

hasil klasifikasi nilai spectral satuan dalam ribu


I.7 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai
pantulan spektral yang tinggi menunjukkan rona terang, sedangkan nilai pantulan
spektral yang rendah menunjukkan rona gelap. Namun pada band 9 hampir seluruh
kenampakan memiliki rona gelap kecuali awan karena memiliki rona cerah
sedangkan pada band 10 dan 11 nilai spektral awan rendah karena band tersebut
merupakan band Thermal Infrared dimana kegunaan band ini salah satunya dapat
membedakan bagian permukaan bumi yang memiliki suhu lebih panas
dibandingkan area sekitarnya maka awan pada band ini memiliki suhu yang lebih
rendah dari obyek lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, N. (2013, November 16). KURVA PANTULAN SPEKTRAL OBYEK. Retrieved


from pejuanglaporanpraktikum.blogspot.com:
http://pejuanglaporanpraktikum.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-
penginderaan-jauh_5901.html

Nurlaela. (2014). RESPON SPEKTRAL TERHADAP SUATU OBJEK. Malang: Fakultas


Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

Puspitasari, D. (2014). “PENGENALAN NILAI PANTULAN SPEKTRAL OBJEK PADA


DATA FOTO UDARA DAN CITRA SATELIT”. Malang : Fakultas Ilmu Sosial
Univeritas Negeri Malang.

Unknown. (2015, Mei 20). PANTULAN SPEKTRAL OBJEK PADA DATA FOTO
UDARA DAN CITRA SATELIT . Retrieved from blogsidul.blogspot.com:
http://blogsidul.blogspot.com/2015/05/pantulan-spektral-objek-pada-data-
foto.html

Anda mungkin juga menyukai