Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

GEODESI SATELIT I

“Sistem Waktu”

Diajukan untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Geodesi Satelit I

Raden Gumilar, S.T., M.T.

Oleh :

Yayan Gunawan

4122.3.19.13.0011

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

BANGDUNG

2020
1. Sistem Waktu

Dalam Geodesi Satelit, sistem waktu berperan dalam pendefinisian sistem referensi
koordinat, baik itu sistem CIS, CTS, Ellipsoid, ICRS, maupun ITRS. Sistem waktu diperlukan
untuk nenghubungkan ukuran waktu yang biasa kita gunakan (tahun, bulan, hari, jam, menit,
detik) dengan fenomena fisik maupun geometrik yang diukur/diamati. Disamping itu sistem
waktu juga diperlukan dalam penentuan jarak ke satelit, penentuan orbit satelit, serta studi rotasi
bumi dan parameter-parameter orientasi Bumi lainnya lihat gambar dibawah ini.

Gambar 1.1 Peran system waktu dalam geodesi satelit

Pada dasarnya ada 3 sistem waktu yang umum digunakan dalam Geodesi Satelit, yaitu
[Moritz and Mueller, 1987]:

a. Waktu bintang (sidereal time) dan utaktu matahari (universal/ solar timel yang
berdasarkan rotasi harian Bumi.
b. Waktu dinamik, yang berdasarkan pada pergerakan benda-benda langit (celestial
bodies) dalam sistem matahari.
c. Waktu atom, yang berdasarkan pada osilasi elektromagnetik yang dikontrol atau
dihasilkan oleh transisi kuantum dari suatu atom.
Secara lebih spesifik, klasifikasi dari beberapa sistem waktu di atas diberikan pada Tabel
1.1 berikut.

Tabel 1.1 Klasifikasi Sistem Waktu (S.W.);

dari [US/VO,2OOO; Montenbruck & Gitt,2000]

Akhirnya perlu juga dicatat bahwa umumnya ada dua aspek dari waktu, yaitu epok (kala)
dan interval. Epok mendefinisikan secara presisi waktu kejadian suatu fenomena atau
pengamatan, dan interval adalah selang waktu antara dua epok.
1.1. Sistem Waktu Bintang

Waktu bintang (sidereal time) adarah sistem waktu yang unit durasinya adalah periode
rotasi Bumi terhadap suatu titik yang (hampir) tetap terhadap bintang. Secara kuantitatif, epok
waktu bintang adalah sudut-waktu (hour angle) dari titik semi (vernal equinox) seperti yang pada
Gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Waktu Bintang

Sudut waktu dari titik semi sejati (yang masih dipengaruhi oleh presesi dan nutasi)
dinamakan waktu bintang sejati (Apparent Sideral time, AST). Bila referensinya meridian
Greenwich maka dinamakan GAST (Greenwich Apparent Sideral Time), dan bila referensinya
meridian lokal dinamakan LAST (Local Apparent Sideral Time). Sudut waktu dari titik semi
menengah (masih dipengaruhi oleh presesi) dinamakan waktu bintang menengah (Mean Sideral
Time, MST). Bila referensinya meridian Greenwich maka dinamakan GMST (Greenwich Mean
Sideral Time), dan bila referensinya meridian lokal dinamakan LMST (Local Mean Sideral
Timel). Perbedaan antara waktu bintang sejati dan waktu bintang menengah dinamakan
Equatation of Equtinoxes (EE). Secara geometris, waktu- waktu bintang tersebut diilustrasikan
pada Gambar 1.3 berikut.
Gambar 1.3 Beberapa jenis waktu bintang

Dari Gambar 1.3 di atas, dua hubungan berikut dapat ditulis- kan, yaitu:

dimana ʎ adalah bujur dari meridian lokal dan adalah nutasi dalam komponen bujur.

Akhirnya perlu dicatat bahwa satu hari bintang adalah interval waktu antara dua
kulminasi atas yang berurutan dari titik semi menengah di meridian tertentu. Jam nol (00:00)
suatu hari bintang adalah pada saat titik semi (menengah) berkulminasi atas. Karena-titik semi
menengah masih dipengaruhi oleh presesi, maka satu hari bintang akan lebih pendek sekitar
0,0084s dari periode bumi yang sebenarnya. Perlu dicatat bahwa waktu bintang sejati tidak
digunakan sebagai ukuran interval waktu karena kecepatannya yang tidak uniform, yang
disebabkan oleh bervariasinya kecepatan rotasi bumi dan juga arah dan orientasi dari sumbu ro-
tasi bumi itu sendiri.
1.2. Sistem Waktu Matahari

Waktu matahari (solar or uniuersal time) berkaitan dengan rotasi bumi dan juga revolusi
bumi sekeliling matahari. Secara kuantitatif, epok waktu matahari adalah sudut waktu (hour
angle) dari matahari, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.4 berikut.

Gambar 1.4 Waktu Matahari

Karena pergerakan matahari sejati (apparent sun) sepanjang ekliptika tidak uniform,
maka matahari sejati kurang ideal untuk pendefinisian sistem waktu. Yang sebaiknya digunakan
adalah matahari khayal (fictious sun) atau matahari menengah (mean sun) yang dikarakterisasi
dengan pergerakannya yang uniform sepanjang ekliptika.

Dalam sistem waktu matahari, jam nol (00:00) suatu hari matahari adalah pada saat
matahari menengah berkulminasi bawah. Satu hari matahari didefinisikan sebagai interval waktu
antara dua kulminasi bawah yang berurutan dari matahari menengah di meridian tertentu. Oleh
sebab itu, sistem waktu matahari menengah (mean solartime, MT) dapat dirumuskan sebagai:

MT = Sudut waktu matahari menengah + 12 jam


Bila referensinya meridian Greenwich maka dinamakan GMT (Greenwich Mean Solar
Time) yang disebut juga Uniuersal Time (UT). Bila referensinya meridian lokal dinamakan LMT
(Local Mean Solar Time). Dalam kasus matahari sejati, bila referensinya meridian Greenwich
maka waktu mataharinya dinamakan GAT (Greenwich Apparent Solar Time). Bila referensinya
meridian lokal dinamakan LAT (Local Apparent Solar Time). Secara geometris, waktu-waktu
matahari tersebut diilustrasikan pada Gambar 1.5 berikut.

Gambar 1.5 Beberapa Jenis Waktu Matahari

1.3. Sistem Waktu Dinamik

Sistem waktu dinamik diturunkan berdasarkan pergerakan Bumi, Bulan dan planet-planet
dalam sistem matahari. Sistem waktu dinamik ini didefinisikan pertama kali dengan sistem
Ephemeris Time (ET) pada tahun 196O, karena adanya ketidakcermatan dalam skala waktu UT
yang disebabkan oleh adanya ketidakteraturan dan variasi pada rotasi Bumi. ET adalah skala
waktu astronomis yang didasarkan pada pergerakan Bumi mengelilingi Matahari [NIST, 2OOO].
Secara praktis ET ditentukan dengan membandingkan posisi hasil pengamatan dari Matahari,
planet-planet dan Bulan, dengan data tabulasi hasil prediksi berdasarkan teori-teori analitis atau
empiris dari pergerakan benda-benda langit.
Sekitar tahun 1976, dua jenis sistem waktu dinamik baru didefinisikan, yaitu [Hoffman-
Wellenhof et al., 1997]. TDB (Barycentic Dynamic Time) dan TDT (Terrestrial Dynamic Time).
Sistem waktu TDB diturunkan dari pergerakan planet-planet serta bulan yang mengacu ke
barycenfer (pusat massa) dari sistem matahari dan TDT mengacu ke pusat massa Bumi
(geocenter),TDB adalah sistem waktu inersia (berdasarkan Hukum Newton) dan umum
digunakan dalam pendefinisian ephemeris dari sistem matahari serta navigasi wahana angkasa.
TDT adalah system waktu kuasi-inersia pengganti Ephemeris Time; dan umum digunakan dalam
pengintergasian persamaan diferensial dari pergerakan satelit dalam mengorbit bumi.

Dalam kerangka teori relativitas umum (general relativity) jam yang bergerak bersama
Bumi akan mengalami variasi periodik akibat pergerakannya dalam medan gravitasi matahari.
Dalam kerangka ini waktu tidak lagi menjadi kuantitas yang absolut, melainkan kuantitas yang
berubah dengan lokasi dan kecepatan. Dengan kata lain, setiap jam akan menunjukkan waktu
sebenarnya (proper time)nya masing-masing bergantung pada lokasi dan kecepatannya, dan
kesemuanya terhubungkan melalui transformasi ruang-waktu empat dimensi [Montenbruck &
Gill,2000].

Untuk mengakomodasi adanya efek relativitas ini maka pada tahun 1992, IAU
(lnternational Astronomical Union) mendefinisikan sistem-sistem waktu baru, yailu Terrestrial
Time(TT), Geocentric Coordinate Time (TCG), dan Barycentric Coordinate Time(TCB). TT
dimaksudkan untuk menggantikan TDT. Secara konseptual, TT adalah skala waktu uniform yang
akan diukur oleh suatu jam yang ideal dipermukaan geoid, [Montenbruck & Gill,2000]. Secara
praktis, TT direalisasikan.dengan waktu atom internasional (TAI). TT dinyatakan dalam hari,
dimana satu harinya sama dengan 86400 detik SI(satuan Internasional). Sedangkan TCG adalah
koordinat waktu relativistik dari kerangka geosentrik 4-dimensi, dan TCB adalah koordinat
waktu relativistik dari kerangka barisentrik 4- dimensi.
1.4. Sistem Waktu Atom

Waktu Atom (Atomic Tirne, AT) didasarkan pada osilasi elektromagnetik yang
dihasilkan oleh transisi kuantum suatu atom. unit waktu secara internasional pada sistem waktu
atom adalah detik yang didefinisikan sebagai berikut:

"The second- is the duration of 9192631770 periods of the radiation corresponding to the
transition between the two hyperfine levels of the ground state of the Cesium-133 atom[CWM,
1967].”

Atom lainnya selain Cesium, seperti Rubidium dan Hydrogen Maser, juga dapat
digunakan untuk rnerealisasikan sistem waktu atom.

Waktu Atom Internasional (International Atomic Time, TAI) ditetapkan dan dijaga oleh
BIPM di Paris. Meskipun secara resmi diberlakukan sejak Januari 1972, TAI sudah tersedia
sejak Juli 1955 [NIST, 2000]. Sampai November 1999 TAI ditentukan berdasarkan data dari
sekitar 50 laboratorium yang mengoperasikan sekitar 200 jam (osilator) atom di seluruh dunia.
TAI ditentukan dengan mengambil nilai rata-rata (dengan pembobotan) dari pembacaan seluruh
jam yang terlibat.
Pada prinsipnya ada beberapa jenis jam (osilator) atom, seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 1.2 berikut. Contoh suatu jam atom Cesium yang digunakan oleh USNO (United States
Naval Observatory), yaitu model HP5071A, ditunjukkan pada Gambar 1.6 berikut.

Tabel 1.2 Karakteristik dari beberapa jenis jam (osilator) atom;

dari [Leick, 1995]

Gambar 1.6 Contoh suatu jam (osilator) atom [UCD,2000]

Anda mungkin juga menyukai