_____________________________________________________________________________
Bab 5
Presesi dan Nutasi
Presesi
Presesi adalah pergeseran orientasi sumbu rotasi Bumi secara bertahap setiap satu
putaran. Orientasi sumbu rotasi kembali pada keadaan semula dalam tempo sekitar 26000 tahun.
Presesi Bumi pada mulanya disebut dengan presesi equinox karena equinoxnya bergerak
ke arah barat sepanjang ekliptika relatif terhadap bintang latar belakang( bitang acuan), dengan
gerak yang berlawanan dengan gerak Matahari sepanjang ekliptika.
5.1
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
oleh gaya gravitasi planet lain pada Bumi dengan bidang orbit (ekliptika). Hal ini menyebabkan
bidang ekliptika bergeser perlahan relatif terhadap kerangka inersia. Presesi lunisolar 500 kali
lebih besar dibandingkan presesi planet. Pada tahun 2006, IAU mengusulkan bahwa komponen
dominan dinamakan presesi ekuator dan komponen minor dinamai presesi ekliptik, tapi
kombinasi keduanya tetap dinamai presesi umum.
Efek Presesi
Presesi Bumi memiliki beberapa efek yang dapat diamati. Pertama, posisi kutub langit
utara dan selatan tampak bergerak dalam bentuk lingkaran melawan arah gerak latar belakang
langit yang dipenuhi oleh bintang. Untuk mencapai satu putaran Bumi harus mengelilingi
Matahari sebanyak 25.771,5 kali atau setara dengan 25.771,5 tahun. Dengan demikian, bintang
Polaris yang saat ini berada di kutub langit utara akan berubah posisinya seiring dengan waktu
dan bintang yang lain akan menjadi bintang utara. Seiring dengan pergeseran kutub langit maka
secara perlahan terjadi pula pergeseran pada arah penampakan semua bintang.
Kedua, posisi Bumi dalam orbitnya ketika mengitari Matahari pada solstice, equinox
akan berubah secara perlahan. Contohnya, misalkan posisi orbit Bumi pada saat itu berada pada
summer solstice, ketika kemiringan sumbu rotasi Bumi tepat mengarah ke Matahari, satu kali
orbit penuh kemudian, Matahari terlihat kembali pada posisi relatifnya terhadap bintang-bintang
latar belakang, kemiringan sumbu rotasi bumi yang sekarang tidak akan tepat mengarah ke
Matahari. Ini dikarenakan efek presesi, dengan kata lain solstice terjadi lebih cepat. Dengan
demikian, tahun tropis yang digunakan untuk menghitung musim (solstice ke solstice atau
equinox ke equinox) menjadi lebih pendek sekitar 20 menit dibandingkan tahun sideris. Beda
waktu sebesar 20 menit per tahun berarti ekivalen dengan satu tahun setiap 25.771,5 kali putaran
Bumi mengitari Matahari (atau 25.771,5 tahun), maka setelah satu putaran selama 25.771,5
tahun posisi perubahan musim akan kembali seperti semula.
Nutasi
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.2
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
Nutasi adalah gerak irregular dalam order beberapa detik busur pada sumbu rotasi Bumi.
Nutasi adalah pergerakan sumbu rotasi dimana presisinya konstan.
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.3
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
V j rj
Momentum Sudut
L rj m j V j m j rj rj
r j
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.4
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
j 1
j 1
(5.1)
r x i y j z k
Kecepatan sudut
x i y j z k
Momentum sudut
L Lx i Ly j Lz k
j 1
j 1
Lx x m j y j 2 z j 2 y m j x j y j z m j x j z j
j 1
j 1
j 1
j 1
j 1
j 1
Ly x m j x j y j y m j x j 2 z j 2 z m j x j z j
j 1
Lz x m j z j x j y m j z j y j z m j x j 2 y j 2
5.5
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
1. Momen Inersia
n
I xx m j y j 2 z j 2 , I yy m j x j 2 z j 2 dan I zz m j x j 2 y j 2
j 1
j 1
j 1
(5.2)
2. Product of Inertia
n
I xy m j x j y j ,
j 1
I yz m j y j z j dan
j 1
I zx m j z j x j
(5.3)
j 1
Untuk medium yang kontinyu simbol penjumlahan dapat diganti dengan integral.
dL
N
dt
(5.4)
N adalah Torque di titik O. Misalkan ( , , ) menyatakan bilangan arah sebuah garis lurus
yang melalui titik O (lihat Gb.5.4)
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.6
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
n
Il m j d j 2
(5.5)
j 1
(5.6)
Dengan
n
j 1
j 1
I lx m j ( y j ) 2 (z j ) 2 m j 2 x j z j m j 2 x j y j
j 1
n
I ly m j
j 1
(5.7)
Ini pernyataan momen inersia dari sebuah garis lurus yang melalui titik O Misal , ,
koordinat sebuah titik massa yang terletak pada garis tersebut, berjarak dari sumbu O akan
mempunyai bilangan arah
, ,
(5.8)
2 Il 2 I xx 2 I yy 2 Izz 2 I xy 2 I xz 2 I yz
2
Jika dimisalkan I 1
(5.9)
1
maka kita peroleh;
I
2 I xx 2 I yy 2 I zz 1 2 I xy 2 I xz 2 I yz
(5.10)
Menyatakan persamaan ellipsoida. Permukaannya disebut momental ellipsoid untuk benda yang
pusatnya berada di titik O
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.7
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
Pilih sebagai koordinat sehingga pernyataan (5.9) dapat ditulis dalam bentuk;
I1 2 I 2 2 I3 2 2 I L 1
(5.11)
Dengan I1 , I 2 , I3 menyatakan momen inersia terhadap sumbu simetri ellipsoid, persamaan ini
disebut principal moments of inertia
Sebagai sumbu inersia dipilih sumbu utama ellipsoid, sehingga arah vektor momentum sudut
akan segaris dengan vektor kecepatan sudut.
(5.12)
d L dL1 dL 2 dL3
i
j
k L N
dt
dt
dt
dt
(5.13)
i
j k
L1 i L 2 j L3 k 1 2 3 N
L1 L 2 L3
(5.14)
N1 L1 2 L3 3 L 2
(5.15)
N 2 L 2 1L3 3L1
N 3 L3 1L 2 2 L1
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.8
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
N1 I1 1 2 (3I3 ) 3 (2I 2 ) I1 1 23 (I 3 I 2 )
(5.16)
N 2 L 2 1 (3 I3 ) 3 (1I1 ) I 2 2 13 (I1 I3 )
N 3 L3 1 (2 I 2 ) 2 (1I1 ) I 3 3 13 (I 2 I1 )
Terdefinisi persamaan gerak Euler berlaku dengan syarat pusat massa di titik O selalu tetap.
Pusat massa system sekaligus merupakan sumbu koordinat.
d
Seluruh
dt
bidang xy juga berputar dengan kecepatan sudut konstan terhadap sumbu y, sehingga sb.x
bergerak dalam bidang kertas.
Gb.5.6 Tiga titik massa yang bergerak pada bidang xy. Bidang xy berotasi terhadap
sumbu y dengan kecepatan sudut tetap sebesar . Sedangkan ketika benda berotasi
dalam bidang xy dengan kecepatan sudut
dt
1 Sin
(5.17)
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.9
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
1 Cos
(5.18)
2 Sin
(5.19)
(5.20)
2 Cos
3 dan 3 0
(5.21)
3 2
3
ml , I 2 ml 2 dan I3 3ml 2
2
2
(5.22)
N1 I1 1 2 3 I3 I 2 N1 3ml 2Cos
N 2 I 2 2 13 I1 I3 N 2 3ml2Sin
N 3 I3 3 12 I 2 I1 N 3 0
(5.23)
(5.24)
(5.25)
(pitching moment)
(5.26)
N y N1Sin N 2 Cos 0
(yawing moment)
(5.27)
Nz N3 0
(rolling moment)
(5.28)
Dalam kasus ini sumbu z menembus bidang kertas. Contoh lain tentang gerak pitching, yawing
dan rolling dapat ditemukan pada gerak Toutatis
5.10
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
N1 I1 1 2 (3I3 ) 3 (2I 2 ) I1 1 23 (I 3 I 2 )
(5.29)
N 2 L 2 1 (3 I3 ) 3 (1I1 ) I 2 2 13 (I1 I3 )
N 3 L3 1 (2 I 2 ) 2 (1I1 ) I 3 3 13 (I 2 I1 )
Misalkan diambil I1 I 2 I ,maka dengan cara yang sama dapat disimpulkan kembali;
N1 I 1 23 (I3 I)
(5.30)
N 2 I 2 13 (I I3 )
N 3 I3 3
I
N2
2 13 (1 3 )
I
I
(5.31)
N 3 I3 3 0
I3
1
I
Misalkan k 3
(5.32)
Maka
d 21
k 21 0 1 aCos(kt b)
2
dt
(5.33)
(5.34)
Jadi
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.11
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
12 2 2 a 2
(5.35)
Dengan perkataan lain projeksi vektor pada bidang (1-2=x-y) bergerak dalam suatu lingkaran,
dengan jejari a;
Dalam hal ini;
1 i 2 j 3 k
(5.36)
12 2 2 32
Gb.5.7 Kecepatan sudut diuraikan dalam komponen sumbu (1), sumbu (2) dan sumbu (3)
Diketahui sifat fungsi sinus & cosinus periodik dengan periode 2. Jadi periode w 1 dan w2 harus
memenuhi kt 2 atau t
2
k
2 I
3 I3 I
I
2
radian
300 dan 3
hari
I3 I
Untuk Bumi P
Jadi P 300 hari, menyatakan gerak periodic vector w, terhadap sumbu simetri (poros Bumi),
fenomena ini disebut sebagai variation of latitude. Data observasi P 433 hari. Perbedaan
disebabkan asumsi benda kaku tidaklah benar. Bumi bersifat elastik.
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.12
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
(5.37)
1 Cos SinSin
(5.38)
(5.39)
3 Cos
Dengan bantuan pers gerak Euler dan sumbu simetri diambil I1 I 2 I I3 diperoleh pers
berikut
Untuk ketiga sudut tersebut
2
I I
SinCos I3 Cos Sin N
dt
2
I
Sin
Cos Cos N
dt
(5.40)
(5.41)
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.13
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
I3 Cos Cos N
(5.42)
dt
Bila persamaan ini dapat kita selesaikan maka orientasi dari tiga titik massa ,
untuk setiap
I I
SinCos I3 Cos Sin mglSin
dt
(5.43)
2
I
Sin
Cos Cos 0
dt
(5.44)
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.14
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
Cos Cos 0
(5.45)
3
dt
(5.46)
Demikian pula
Atau
(5.47)
L I33Cos
(5.48)
ISin 2
Besaran ini disebut kecepatan presesi, hanya merupakan fungsi dari sudut saja
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa juga berubah terhadap waktu. Fenomena ini disebut
Nutasi. Selanjutnya jika
mgl
.
I 3
L I33Cos
ISin 2
L Cos I mglSin 0
(5.49)
diketahui
1 2 1
I I112 I 22 2 I332
2
2
(5.50)
Atau
1
1
I3 Cos
(5.51)
Atau
1
T
2
L I Cos
2
2
I 3 23
Sin
3 3
ISin
(5.52)
V mglCos
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.15
Suryadi Siregar
_____________________________________________________________________________
2
1 L I3 3 Cos
1
1 2
2
2
Sin
mglCos
I
Atau E I
(5.53)
3 3
2
2
2
ISin 2
Atau
2
1 L I3 3 Cos
1
2
E I
I3 3 mglCos
I
2
ISin
2
1
2
(5.54)
Misalkan
2
1 L I Cos
1
2
V() I 3 3
I33 mglCos
2
ISin
2
(5.55)
Bentuk ini sering dinyatakan sebagai potensial fiktif. Dapat dilihat nilainya akan maksimum
bila 0 dan . Mempunyai nilai minimum bila 0
syarat
dV( ')
0 , maka diperoleh;
d
d
mglSin I
d
(5.56)
2
0
t
1
mgl Sind d Cos0 1
20
2mgl
0
(5.57)
_____________________________________________________________________________
KK-Astronomi, FMIPA ITB
5.16