Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geoid adalah bidang ekipotensial gaya berat bumi yang berimpit dengan
muka laut rerata (mean sea level / msl) yang tidak terganggu (Vanicek dan
Christou, 1994). Geoid dapat digunakan untuk aplikasi di bidang ilmiah
maupun praktis. Aplikasi geoid di bidang ilmiah di antara nya untuk penentuan
datum tinggi, sedangkan di bidang praktis diantaranya untuk memperoleh tinggi
ortometrik dari tinggi geometrik hasil pengukuran GPS (Global Positioning
System). Penentuan tinggi ortometrik (H) dari tinggi geometrik (h) dapat
dilakukan apabila diketahui data tinggi/undulasi geoid (N). Undulasi geoid
merupakan jarak vertikal antara bidang geoid dan elipsoid (Bajracharya, 2003).
Ada beberapa metode dalam penentuan model geoid, diantaranya yaitu metode
geometrik dan gravimetrik (Risdianto, 2014). Metode geometrik dilakukan
dengan menggunakan data GPS - levelling, yaitu selisih antara tinggi elipsoid dari
pengukuran GPS dengan tinggi ortometrik dari pengukuran sipat datar (Hofmann
dan Moritz, 2006). Metode gravimetrik, yaitu penentuan model geoid dengan
menggunakan data gaya berat.

Penentuan geoid lokal secara gravimetrik teliti membutuhkan data yang


meliputi tiga komponen, yaitu komponen gelombang panjang (long - wavelength),
komponen gelombang menengah (medium - wavelength) dan komponen
gelombang pendek (short - wavelength). Komponen gelombang panjang
bersumber dari, data Model Geopotensial Global (MGG). Komponen gelombang
menengah, bersumber dari data gaya berat teristris. Komponen gelombang
pendek bersumber dari, data DTM (Digital Terrain Model). Dari ketiga komponen
tersebut data MGG memberikan kontribusi nilai dan kesalahan yang paling
signifikan. Sedangkan dari dua komponen yang lain relatif kecil (Schwartzetal,
dalam Vanicek dan Christou, 1994).

1
Data MGG yang digunakan dalam pemodelan geoid dipengaruhi oleh
penggunaan nilai degree dari MGG tersebut. Penggunaan nilai degree 120 MGG
EGM96 pada pemodelan geoid kota semarang dengan jarak distribusi antar titik
gaya berat sekitar 1,9kilometer, memberikan kontribusi ketelitian yang lebih baik
dibandingkan penggunaan degree maksimal MGG EGM96 dan EGM2008
(Rastawira, 2013). Penggunaan degree maksimum MGG EGM2008, pada wilayah
yang memiliki data gaya berat yang sangat renggang memberikan kontribusi yang
baik pada ketelitian model geoid lokal yang terbentuk.Hal ini disebabkan
karena kekosongan data akan tertutupi dengan nilai gayaberat yang didapat
dari kontribusi gelombang panjang (Prima, 2010).

Berdasarkan pemaparan diatas, dalam penelitian initelah dilakukan


evaluasi pengaruh penggunaan variasi degree MGG sebagai komponen
gelombang panjang, terhadap ketelitian geoid lokaluntuk wilayah cukup luas
dengan distribusi gayaberat terestris relatif meratadengan studi kasus provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Ellipsoid ?
2. Apa yang dimaksud Undulasi Geoid ?
3. Bagaimana penerapan Ellipsoid dalam bidang Ilmu Geodesi ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud Ellipsoid
2. Mengetahui sejarah tentang Ellipsoid.
3. Mengetahui peran serta hubungan antara Ellipsoid dengan Undulasi Geoid
dan hubungan antara Ellipsoid dan Undulasi Geoid dengan Ilmu Geodesi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ellipsoid

Ellipsoid adalah permukaan kuadrat ; yaitu, permukaan yang dapat


didefinisikan sebagai set nol dari polinomial derajat dua dalam tiga variabel. Di
antara permukaan kuadrat, ellipsoid ditandai oleh salah satu dari dua sifat berikut.
Setiap penampang planar adalah elips , atau kosong, atau dikurangi menjadi satu
titik (ini menjelaskan nama, yang berarti "elips like"). Itu dibatasi , yang berarti
bahwa ia dapat tertutup dalam lingkup yang cukup besar.

Sebuah ellipsoid memiliki tiga sumbu simetri tegak lurus berpasangan yang
berpotongan di pusat simetri , yang disebut pusat ellipsoid. Segmen garis yang
dibatasi pada sumbu simetri oleh ellipsoid disebut sumbu utama , atau hanya
sumbu ellipsoid. Jika ketiga sumbu memiliki panjang yang berbeda, ellipsoid
dikatakan tri-aksial atau jarang skalen , dan sumbu-sumbu tersebut didefinisikan
secara unik.

Jika dua sumbu memiliki panjang yang sama, maka ellipsoid adalah ellipsoid
revolusi , juga disebut spheroid . Dalam kasus ini, ellipsoid invarian di bawah
rotasi di sekitar sumbu ketiga, dan dengan demikian ada banyak cara untuk
memilih dua sumbu tegak lurus dengan panjang yang sama. Jika sumbu ketiga
lebih pendek, ellipsoid adalah spheroid oblate ; jika lebih panjang, itu adalah
spheroid prolate . Jika ketiga sumbu memiliki panjang yang sama, ellipsoid adalah
sebuah bola .

3
2.2 Persamaan Ellipsoid

𝒙𝟐 𝒚𝟐 𝒛𝟐
+ +
𝒂𝟐 𝒃𝟐 𝒄𝟐

Ket :

 bola (atas, a = b = c = 4),


 spheroid (kiri bawah, a = b = 5, c = 3),
 ellipsoid tri-aksial (kanan bawah, a = 4.5, b = 6, c = 3)

2.3 Parameterisasi

Ellipsoid dapat diparameterisasi dengan beberapa cara, yang lebih mudah


untuk diekspresikan ketika sumbu ellipsoid bertepatan dengan sumbu koordinat.

Parameter ini dapat diartikan sebagai koordinat bola, di mana θ adalah sudut
kutub dan 𝜑 adalah sudut azimuth dari titik ( x , y , z ) dari ellipsoid.

• 𝑥 = 𝑎 sin 𝜃 cos 𝜑
• 𝑦 = 𝑏 sin 𝜃 sin 𝜑
• 𝑧 = 𝑐 cos 𝜃

dimana 0 ≤ θ ≤ π , 0 ≤ 𝜃 < 2 π

4
2.4 Bagian pesawat

Perpotongan bidang dan bidang adalah lingkaran (atau direduksi menjadi satu
titik, atau kosong). Setiap ellipsoid adalah gambar dari unit bola di bawah

beberapa transformasi affine, dan setiap bidang adalah gambar dari beberapa
bidang lain di bawah transformasi yang sama. Jadi, karena transformasi affine
memetakan lingkaran ke elips, persimpangan pesawat dengan ellipsoid adalah
elips atau titik tunggal, atau kosong. Jelas, spheroid mengandung lingkaran. Ini
juga benar, tetapi kurang jelas, untuk ellipsoid triaksial.

2.6 Aplikasi

Bentuk ellipsoidal menemukan banyak aplikasi praktis:

Geodesi :

 Earth ellipsoid , figur matematika yang mendekati bentuk Bumi.


 Referensi ellipsoid , sosok matematika yang mendekati bentuk benda-
benda planet secara umum.

Mekanika :

 Ellipsoid Poinsot , metode geometris untuk memvisualisasikan gerakan


bebas torsi dari benda tegar yang berputar. Pendekatan lain
menggunakan ellipsoid MacCullagh .
 Lamé's stress ellipsoid , sebuah alternatif untuk lingkaran Mohr untuk
representasi grafis dari keadaan stress pada suatu titik.
 Manipulability ellipsoid , digunakan untuk menggambarkan kebebasan
gerak robot.

Kristalografi :

 Indeks ellipsoid , diagram ellipsoid yang menggambarkan orientasi dan


besaran relatif indeks bias dalam kristal.

5
 Ellipsoid termal , ellipsoid yang digunakan dalam kristalografi untuk
menunjukkan besarnya dan arah getaran termal atom dalam struktur
kristal.

Penerangan :

 Lampu sorot reflektor Ellipsoidal


 Sorotan reflektor Ellipsoidal

Obat :

 Pengukuran yang diperoleh dari pencitraan MRI prostat dapat digunakan


untuk menentukan volume kelenjar menggunakan perkiraan L × W × H ×
0,52 (di mana 0,52 merupakan perkiraan untuk π / 6)

2.6 DEFINISI DARI GEOID

Salah satu tujuan ilmu geodesi adalah menentukan bentuk dan ukuran bumi
termasuk pula didalamnya menentukan medan gaya berat bumi dalam dimensi
ruang dan waktu. Bentuk bumi didekati melalui beberapa model diantaranya
ellipsoida yang merupakan bentuk ideal dengan asumsi bahwa densitas (
kerapatan ) bumi homogen. Sementara itu kenyataan sebenarnya, densitas massa
bumi yang heterogen dengan adanya gunung, lautan, cekungan,dataran akan
membuat ellipsoid berubah menjadi bentuk yang baru yaitu Geoid. Geoid disebut
sebagai model bumi yang mendekati sesungguhnya. Lebih jauh geoid dapat
didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan permukaan laut
pada saat keadaan tenang dan tanpa gangguan , karena itu secara praktis geoid
dianggap berhimpit dengan permukaan laut rata-rata (Mean sea level-MSL). Jarak
geoid terhadap ellipsoid disebut Undulasi geoid (N). Nilai dari undulasi geoid
tidak sama di semua tempat, hal ini disebabkan ketidakseragaman sebaran
densitas massa bumi. Untuk keperluan aplikasi geodesi, geofisika dan
oseanografi dibutuhkan geoid dengan ketelitian yang cukup tinggi.

Di dalam geodesi geoid bereferensi terhadap ellipsoid karena ellipsoid


merupakan model matematis pendekatan bumi. Jarak antara permukaan ellipsoid
dengan geoid dinamakan undulasi geoid. Di dalam geodesi besaran tinggi adalah
salah satu unsur posisi yang sangat penting. Dalam penelitian ini metodologi yang

6
digunakan adalah pengukuran gravimeter yang hasilnya diolah di software
gravsoft sehingga menghasilkan pola undulasi gravimetrik. Dibandingkan dengan
metodologi pengukuran sipat datar dan GPS geodetik sehingga menghasilkan
tinggi H elevasi (ortometrik) dan tinggi h ellipsoid, hasil dari pengukuran
digabungkan untuk menghasilkan pola undulasi geometrik .

2.7 PENENTUAN TINGGI ORTHOMETRIK


Geoid merupakan referensi tinggi yang dipakai penentuan tinggi orthometrik.
Tinggi orthometrik adalah tinggi yang mengacu pada permukaan geoid. Tinggi
inilah yang dapat digunakan dalam keperluan praktis seperti survei rekayasa,
survei pemetaan. Pada saat ini dan yang akan datang kebutuhan akan model geoid
akan mendesak karena pesatnya pengukuran menggunakan GPS untuk keperluan
survei rekayasa dan pemetaan. Berdasarkan bidang referensi yang digunakan,
dikenal sistem tinggi geodesi geometrik dan sistem tinggi geodesi fisis. Terdapat
macam macam tinggi yaitu tinggi normal, tinggi orthomatrik, tinggi dinamis
(Navratial dan unger, 2013). Survei pemetaan dan rekayasa dapat menggunakan
tinggi geometrik dan tinggi orthometrik yang masing - masing menggunakan
bidang referensi berupa ellipsoid dan geoid. Namun demikian, untuk keperluan
praktis penentuan tinggi dapat menggunakan bidang referensi berupa mean sea
level (MSL). MSL direalisaikan dengan tanda titik geodesi (TTG).

Penentuan Tinggi dan Beda Tinggi Dengan GPS Heighting Ketinggian titik
yang diberikan oleh GPS adalah ketinggian titik di atas permukaan ellipsoid, yaitu
ellipsoidWGS (World Geodetic System)1984 (Abidin, 2001). Tinggi ellipsoid (h)
tersebut tidak sama dengan tinggi orthometrik (H) yang umum digunakan untuk
keperluan praktis sehari-hari yang biasanya diperoleh dari pengukuran sipat datar
(levelling).Tinggi orthometrik suatu titik adalah tinggi titik tersebut di atas geoid
yang diukur sepanjang garis gaya berat yang melalui titik tersebut;sedangkan
tinggi ellipsoid suatu titik adalah tinggi titik tersebut di atasellipsoidyang dihitung
sepanjang garis normal ellipsoid yang melalui titik tersebut. Komponen tinggi
orthometrik dan elliposid Geoid adalah salah satu bidang ekuipotensial medan
gaya berat bumi. Secara matematis, geoid adalah suatu permukaan yang sangat
kompleks yang memerlukan sangat banyak parameter untuk

7
merepresentasikannya. pada umumnya menggunakan suatu ellipsoid referensi
dan bukan geoid. Ellipsoid referensi dan geoid umumnya tidak berhimpit, dimana
dalam hal ini ketinggian geoid terhadap ellipsoid dinamakan undulasi geoid.

Untuk dapat mentransformasi tinggi ellipsoidhasil ukuran GPS ke tinggi


orthometrik,maka diperlukan undulasi geoid di titik yang bersangkutan.

Ketelitian dari tinggi othometrik yang diperoleh akan bergantung pada


ketelitian dari tinggi GPS serta undulasi geoid. Perlu dicatat di sini bahwa
penentuan undulasi geoid secara teliti (orde ketelitian cm) bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah. Disamping diperlukan data gaya berat yang detil,juga
diperlukan data ketinggian topografi permukaan bumi serta data densitas material
dibawah permukaan bumi yang cukup. Untuk mendapatkan hasil yang relatif teliti,
transformasi tinggi GPS ke tinggi orthometrik pada umumnya dilakukan secara
diferensial.

Orthometrik dengan GPS Heighting Kawasan Bandara Silvester Sari


Sai55Earth Gravity Model (EGM) Earth Gravity Model 2008 merupakan model
medan gaya berat dengan resolusi sangat tinggi. EGM 2008 diadakan oleh
National Geospatial Intelligence Agency (NGA) yang dipublikasikan pada musim
semi tahun 2008 (Pavlis et al,2008).

Geoid bisa ditentukan dengan mengetahui besarnya jarak dari ellipsoid ke


geoid, yang dinamakan undulasi geoid. Akibat perubahan densitas massa bumi
yang heterogen pada perubahan waktu, akan mempengaruhi perubahan medan
gaya berat bumi dan juga perubahan undulasi geoid. Ilustrasi perubahan undulasi
geoid terhadap massa jenis pada selang waktu pengamatan dapat dilihat pada
Gambar 1.3 di bawah ini :

8
Pada Gambar diatas terlihat bahwa akibat perubahan kontras densitas massa
bumi ρ dihasilkan: to= ( ρoo, ρ1o, ρ2o, NAo, NBo) dan t1= ( ρo’, ρ1’, ρ2’, NA’,
NB’),dengan to dan t1 masing-masing adalah parameter waktu pengamatan awal
dan waktu pengamatan akhir. Selang waktu perubahan dari to ke t1 akan
mengalami perubahan undulasi geoid di tempat lain dari dua lokasi pada titik A
dan titik B.

2.8 Sejarah Ellipsoid

Model ellipsoid referensi yang tercantum di bawah ini memiliki utilitas dalam
pekerjaan geodetik dan banyak yang masih digunakan. Elipsoid yang lebih tua
dinamai untuk individu yang mendapatkannya dan tahun perkembangan diberikan.
Pada tahun 1887, surveyor Inggris Kolonel Alexander Ross Clarke CB FRS RE
dianugerahi Medali Emas dari Royal Society atas karyanya dalam menentukan
sosok Bumi. Ellipsoid internasional dikembangkan oleh John Fillmore Hayford
pada tahun 1910 dan diadopsi oleh International Union of Geodesy and
Geophysics (IUGG) pada tahun 1924, yang merekomendasikannya untuk
penggunaan internasional.

Pada pertemuan 1967 dari IUGG yang diadakan di Lucerne, Swiss, ellipsoid
yang disebut GRS-67 ( Sistem Referensi Geodetik 1967) dalam daftar
direkomendasikan untuk diadopsi. Ellipsoid baru tidak direkomendasikan untuk
menggantikan Ellipsoid Internasional (1924), tetapi dianjurkan untuk digunakan

9
di mana diperlukan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Itu menjadi bagian dari
GRS-67 yang disetujui dan diadopsi pada pertemuan IUGG 1971 yang diadakan
di Moskow. Ini digunakan di Australia untuk Datum Geodesi Australia dan di
Amerika Selatan untuk Datum Amerika Selatan 1969.

GRS-80 (Sistem Referensi Geodetik 1980) yang disetujui dan diadopsi oleh
IUGG pada pertemuannya di Canberra, Australia tahun 1979 didasarkan pada jari-
jari khatulistiwa (sumbu semi-utama ellipsoid Bumi) Sebuah{\ displaystyle a}𝛼,
total massa GGMM. 𝐺𝑀𝐺𝑀 {\ displaystyle GM}, faktor bentuk dinamisJ2
{\ displaystyle J_ {2}}dan kecepatan sudut rotasi ω {\ displaystyle \ omega} 𝜔,
1
membuat perataan terbalik 1 /f {\ displaystyle 1 / f}jumlah yang diturunkan.
𝑓
1
Perbedaan menit dalam 1/ 𝑓 /ff{\ displaystyle 1 / f} terlihat antara GRS-80 dan

WGS-84 hasil dari pemotongan yang tidak disengaja dalam konstanta yang
menentukan yang terakhir: sementara WGS-84 dirancang untuk mematuhi GRS-
80, kebetulan perataan turunan WGS-84 ternyata sedikit berbeda dari perataan
GRS-80 karena koefisien gravitasi harmonik zonal derajat kedua yang
dinormalisasi, yang diturunkan dari nilai GRS-80 untuk J2, dipotong hingga 8
digit signifikan dalam proses normalisasi.

Sebuah model ellipsoidal hanya menjelaskan geometri ellipsoid dan rumus


medan gravitasi normal untuk digunakan. Umumnya model ellipsoidal adalah
bagian dari datum geodetik yang lebih luas. Misalnya, ED-50 yang lebih lama
( European Datum 1950 ) didasarkan pada Hayford atau International Ellipsoid .
WGS-84 khas karena nama yang sama digunakan untuk sistem referensi geodetik
lengkap dan model komponen ellipsoidalnya. Namun demikian, dua konsep —
model ellipsoidal dan sistem referensi geodetik — tetap berbeda.

10
2.9 UNDULASI GEOID
Ketika kita melakukan pengukuran menggunakan GNSS/GPS, nilai ketinggian
yang kita dapatkan adalah ketinggian diatas elipsoid. Bukan diatas Geoid.

Geoid biasanya digunakan pada saat pengukuran menggunakan


waterpass/sipat datar. Untuk mendapatkan besaran nilai geoid ada beberapa
cara. Pertama melalui pengukuran sipat datar yang dikombinasikan dengan GPS.
Kedua, menggunakan perhitungan dari persamaan dengan metode yang sudah
ada (menggunakan data gravimetric)

11
2.9 Cara Mendapatkan Besaran Tinggi Orthometrik

Untuk mendapatkan tinggi orthometrik dari tinggi ellipsoid diperlukan data


tambahan lain yaitu undulasi geoid(N), dengan adanya undulasi maka tinggi
orthometrik dapat dihitung dari tinggi ellipsoid dengan persamaan H=h-N.

Ada beberapa metoda untuk mendapatkan harga undulasi geoid diantaranya


metoda geometrik dan metoda gravimetrik. Pada metoda geometrik undulasi
geoid dihitung dari kombinasi data ketinggian posisi satelit dengan ketinggian dan
pengukuran sipat datar (levelling). Sedangkan pada metoda gravimetrik, undulasi
geoid dihitung dari data gaya berat terestris dan model geopotensial global
(koefisien potensial gayaberat global).

Sampai saat ini telah banyak dipublikasikan model-model geopotensial gaya


berat global yang dikeluarkan oleh beberapa institusi seperti OSU91A (Ohio State
University), EGM96 (kerjasama NIMA, NGSF dan OSU), GPM98CR (Goddard
Space Flight Center (GSFC)), PGM2000A dan lain-lain.

2.10 KEBUTUHAN AKAN GEOID

Geoid memiliki peran yang cukup penting dalam berbagai hal seperti untuk
keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan geofisika. Contoh untuk bidang
geodesi yaitu penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometrik
untuk berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survei, dan pemetaan
membutuhkan infomasi geoid teliti. Hal Ini disebabkan karena tinggi GPS adalah

12
bersifat geometrik karena mengacu pada bidang matematis ellipsoid, sedangkan
tinggi yang diperlukan untuk keperluan praktis adalah tinggi yang mempunyai arti
fisik di permukaan bumi yaitu tinggi orthometrik di mana bidang acuannya adalah
geoid. Beda tinggi antara ellipsoid dan tinggi geoid sangatlah bervariasi dan
besarnya bisa mencapai puluhan meter, sehingga pemakaian langsung tinggi GPS
(tinggi ellipsoid) itu bisa menyebabkan penyimpangan puluhan meter terhadap
tinggi orthometrik.

Pada saat ini dan yang akan datang, kebutuhan akan model geoid akan sangat
mendesak karena pesatnya pemakaian GPS untuk berbagai keperluan rekayasa
dan survei pemetaan. Perkembangan pesat ini didukung oleh kecanggihan teknik
GPS itu sendiri yang dapat mengukur dimana saja, kapan saja dan tidak
tergantung cuaca di seluruh permukaan bumi. Selain itu dengan perkembangan
metoda kinematik GPS yang dapat menghasilkan tinggi hingga tingkat centimeter
semakin menarik minat pengguna GPS untuk menggunakan GPS dalam
penentuan tinggi orthometrik. Selain berfungsi untuk penentuan tinggi ortometrik,
geoid juga diperlukan dalam unifikasi sistem datum tinggi.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Geoid memiliki peran yang cukup penting dalam berbagai hal seperti untuk
keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan geofisika. Contoh untuk bidang
geodesi yaitu penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometrik
untuk berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survei, dan pemetaan
membutuhkan infomasi geoid teliti. Hal Ini disebabkan karena tinggi GPS adalah
bersifat geometrik karena mengacu pada bidang matematis ellipsoid, sedangkan
tinggi yang diperlukan untuk keperluan praktis adalah tinggi yang mempunyai arti
fisik di permukaan bumi yaitu tinggi orthometrik di mana bidang acuannya adalah
geoid. Beda tinggi antara ellipsoid dan tinggi geoid sangatlah bervariasi dan
besarnya bisa mencapai puluhan meter, sehingga pemakaian langsung tinggi GPS
(tinggi ellipsoid) itu bisa menyebabkan penyimpangan puluhan meter terhadap
tinggi orthometrik.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA
 https://docplayer.info/55350667-Orthometrik-dengan-gps-heighting-kawasan-
bandara-silvester-sari-sai.html
 https://media.neliti.com/media/publications/82485-ID-pemodelan-geoid-lokal-
universitas-dipone.pdf
 https://www.jasaukurtanah.com/mengenal-apa-itu-geoid-undulasi-dan-tinggi-
orthometrik.html
 https://geodesy.gd.itb.ac.id/2007/01/05/studi-geoid-teliti-dan-pemodelannya-
di-daerah-indonesia/
 https://docplayer.info/50332593-Bab-i-pendahuluan-gambar-1-1-gambaran-
ellipsoid-geoid-dan-permukaan-topografi.html

15

Anda mungkin juga menyukai