Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yuni L.

Limbong

Nim : 121230114

Kelas : RB

Survei GNSS

RESUME MATERI GEODESI SATELIT DAN TEORI GELOMBANG

Geodesi satelit adalah bidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit (ala
ataupun buatan manusia) untuk ,menyelesaikan problem problem geodesi. Meliputi teknik teknik
pengamatan dan perhitungan yang digunakan untuk memecahkan problem gedesi dengan
menggunakan pengukuran – pengukuran yang teliti ke, dari dan antara satelit buatan yang
umumnya dekat dengan permukaan bumi.

Aspek geodesi satelit meliputi :

1. Sistem koordinat
2. Sistem waktu
3. Teori orbit
4. Sinyal dan propagasi
5. Dinamika satelit
6. Aplikasi
7. Pengolahan data
8. Sistem pengamatan dan pengukuran

Metode pengamatan geodesi satelit :

1. Bumi ke angkasa
 Satellite photography
 Laser ranging
 Satelit navigasi
2. Angkasa ke bumi
 VLBI ( Very Long Baseline interferometry )
 Satelit altimetri
 Spaceborne laser
 Satelit gradiometri
3. Angkasa ke angkasa
 Satellite – to – satellite tracking (SST)
Problem dasar geodesi satelit yaitu penentuan posisi 3D yang teliti secara global,
regional, maupun local. Penentuan mean gaya berat bumi an fungdi – fungsi linearnya.
Pengukuran dan pemodelan dari fenomena geodinamika, seperti pergerakan kutub, rotasi
bumi.

Cis adalah sistem koordinat referensi yang terikat langit yang digunakan untuk
pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit. Sedangkan CTS merupakan sistem
koordinat referensi yang terikat bumi yang digunakan untuk pendeskripsian posisi dan
pergerakan titik – titik di permukaan bumi.

Sistem CIS secara sistem kartesian biasanya digunakan untuk mendeskripsikan


posisi satelit yang relative dekat dengan permukaan bumi. Sedangkan sistem asensiorekta
umunya digunakan untuk mendeskripsikan posisi objek yang relative jauh dari
permukaan. Bumi seperti bintang dan kuasar.

Sistem CTS mengikat sumbu – sumbu sistem koordinat CTS ke bumi dilakukan
dengan menggunakan sekumpulan titik – titik di permukaan bumi yang kordinatnya
ditentukan dengan pengamatan benda benda langit dan satelit artifisial bumi. ( VTS
VLBI, CTS LLR, CTS SLR, CTS GPS.

Kerangka realisasi CTS yang cukup banyak digunakan yaitu

 WGS ( world geodetic system )


 ITRF ( international terrestrial reference frame )

Hubungan antara CTS dan CIS :

 Sistem sistem koordinat CTS dan CIS terkait satu sama lain dengan
besaran besaran presesi, nutasi, gerakan kutub, dan rotasi bumi.
 Kalau koordinat dalam sistem dinyatakan sebagai :
Xcis = (Xi, Yi, Zi)
Xcis = (Xt, Yt, Zt)
Maka transformasi antara keduanya dirumuskan sebagai
Xcts = M.S.N.P.Xcis
Dimana :
M = matriks rotasi untuk gerakan kutub
S = matriks rotasi untuk rotasi bumi
N = matriks rotasi untuk nutasi
P = matriks rotasi untuk presesi

Datum geodetic di Indonesia :

 Zaman Belanda : Datum toposentrik lokal


 ID 1974 : Datum toposentrik nasional
 DGN 1995 : Datum geosentrik nasional
 SRGI 2013 : Datum geosentrik nasional

Parameter sistem koordinat ( sistem dinamis ), sistem referensi koordinat,


kerangka referensi koordinat, ellipsoid dan datum geodetic dan datu tinggi. Static Datum
didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-titik bench mark jaring kerangka
koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang definitip dan bersifat tetap dalam
semua fungsi waktu. Static datum ini digunakan biasanya berdasarkan asumsi bumi yang
bersifat statis, atau ,pengaruh dinamika bumi diasumsikan tidak akan mempengaruhi nilai
koordinat yang telah ditetapkan.

Dynamic Datum : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-titik


bench mark jaring kerangka koordinat, masing-masing memiliki nilai yang berubah-ubah
dalam fungsi waktu, mengikuti perubahan fisis bench mark akibat efek geodinamika dan
deformasi. Penerapan Dynamic Datum ini berdasarkan kenyataan bumi yang bersifat
dinamis, yang jelas akan mempengaruhi nilai koordinat yang ditetapkan.

Semi Dynamic Datum : Didefinisikan ketika set (kumpulan) koordinat dari titik-
titik bench mark jaring kerangka koordinat, masing-masing memiliki satu nilai yang
ditetapkan pada epoch reference tertentu (freeze coordinates). Sebagai contoh kita
tentukan epoch reference-nya ke 1 januari 2000 (epoch 2000.0). Dengan adanya epoch
reference tersebut kita dapat mengadopsi pengaruh geodinamika dan deformasi terhadap
set (kumpulan) koordinat dengan pendekatan model transformasi, yang disusun dari
pemodelan geodinamika dan deformasi.

Tujuan dari model kinematik adalah untuk menentukan pergerakan titik atau
deformasi dalam fungsi waktu tanpa melihat bagaimana hubungannya dengan gaya (fisis)
yang menjadikanpergerakan tersebut. Grafik fungsi dari kecepatan atau percepatan
perubahan posisi melalui interpolasi extrapolasi secara polinomial yang biasanya dibuat.

Model dynamic adalah model paling umum dan paling komprehensif


menerangkan deformasi, yang menggambarkan kondisi realita dari dinamika sistem
secara lengkap. Model dynamic terbagi lagi menjadi beberapa model diantaranya model
parametric dan model non-parametric.

Kategori sistem waktu : ada 3 sistem waktu yang umum digunakan dalam bidang
geodesi satelit

 Waktu bintang dan waktu matahari berdasarkan rotasi harian bumi


 Waktu dinamik berdasarkan pada pergerakan benda – benda langit dalam
sistem matahari
 Waktu atom berdasarkan pada osilasi elektromagnetik yang dikontrol atau
dihasilkan oleh transisi kuantum dari suatu atom

Sistm waktu bintang berkitan dengan rotasi bumi, epok waktu bintang secara
numerik adalah sudut waktu dari titik semi. Satu hari bintang adalah interval waktu antara
dua kulminasi atas yang berurutan dari titik semi menengah di meridian pengamat
tertentu. Jam nol (00:00) suatu hari bintang adalah pada saat titik semi (menengah)
berkulminasi atas. Waktu bintang sejati tidak digunakan sebagai ukuran interval waktu
karena kecepatannya yang tidak uniform, yang disebabkan oleh bervariasinya kecepatan
rotasi bumi dan arah dari sumbu rotasi bumi (masih dipengaruhi oleh presesi dan nutasi)
.Karena titik semi menengah masih dipengaruhi oleh presesi, maka satu hari bintang akan
lebih pendek sekitar 0.0084 s dari periode bumi yang sebenarnya.

Waktu matahari (solar or universal time) berkaitan dengan rotasi bumi dan juga
revolusi bumi mengelilingi matahari. Epok waktu matahari secara numerik adalah sudut
waktu dari matahari. Karena pergerakan matahari sejati (apparent sun) sepanjang
ekliptika “yang tampak dari Bumi” tidak uniform, maka matahari sejati kurang ideal
untuk pendefinisian sistem waktu.Yang sebaiknya digunakan adalah matahari khayal
(fictious sun) atau matahari menengah (mean sun) yang dikarakterisir dengan
pergerakannya yang uniform sepanjang ekliptika.

Hubungan antara sistem waktu Bintang dan sistem waktu Matahari adalah
didasarkan pada hubungan matematis berikut :MST = MT + am - 12hdimana MST adalah
Mean Sidereal Time, MT adalah Mean Solar Time, danam adalah asensio rekta dari
matahari menengah. Hubungan di atas dapat dijabarkan sebagai (Seeber, 1993) :MST =
MT + 6 h41m50.54841s + 8640184.812866s.t + 0.093104s.t2- 6.2s.10-6.t3dimana t
adalah waktu sejaka sejak epok standar J2000, January 1, 12h UT1, dihitung dalam abad
Julian, yang 1 tahunnya = 365.25 hari. 1 hari bintang menengah = 1 hari matahari
menengah - 3m55.909s.

Hukum hukum kepler.

 Johannes Kepler (1571 - 1630) memformulasikan tiga hukumnya tentang


pergerakan planet dalam mengelilingi matahari secaraempiris dari data-
data pengamatan yang dikumpulkan olehTycho Brahe (1546 - 1601)
seorang astronom Denmark.
 Meskipun Kepler pertama kali mengeluarkan hukum-hukumnyauntuk
menjelaskan pergerakan planet-planet, hukum tersebutberlaku umum, juga
untuk menggambarkan pergerakan satelitmengelilingi Bumi.
 Perlu ditekankan di sini bahwa dalam perspektif sejarah hukum-hukum
Kepler ini merupakan terobosan besar dalam mendukunghipotesa
heliosentris dari Copernicus.
Penentuan Orbit (Orbit Determination) pada prinsipnya bertujuan menentukan
elemen-elemen untuk mendeskripsikan orbit, baik dari data pengamatan maupun
informasi apriori yang sudah diketahui. Dalam classical celestial mechanics, untuk
keperluan simplifikasi perhitungan, penentuan orbit, secara umum dibagi 2 tahap :
Dengan kemajuan teknologi komputer, pentahapan seperti di atas menjadi tidak terlalu
penting.

Pengkoreksian cycle slips bisa dilakukan sebagai suatu proses tersendiri sebelum
proses estimasi posisi, ataupun secara terpadu dengan proses pengestimasian posisi.
Dalam metode pengkoreksian yang bersifat terpadu dengan proses estimasi posisi,
terjadinya cycle slips dapat dikarakterisir dengan penambahan parameter ambiguitas fase
yang berbeda dengan parameter sebelum terjadinya cycle slips. Keberhasilan proses
pengkoreksian cycle slips sangat tergantung pada level kesalahan dan bias dari data
ukuran, geometri satelit, dan kecanggihan dari algoritma yang digunakan.

Terkait dengan propagasi gelombang elektromagneti dalam atmosfir Bumi, ada


beberapa konsep penting yang perlu diperhatikan, yaitu : medium dispersif dan non-
dispersif,kecepatan fase dan kecepatan group, dan interaksi enerji antara gelombang
dengan partikel-partikel yang ada dalam atmosfir.

Dalam propagasi gelombang elektromagnetik dari satelit ke permukaan Bumi, ada


beberapa mekanisme interaksi enerji yang terjadi antara gelombang dengan atmosfir
Bumi. Dua mekanisme yang cukup penting dalam kaitannya dengan sistem-sistem
pengamatan satelit geodesi adalah : pemendaran (scattering) dan penyerapan
(absorption).

Anda mungkin juga menyukai