Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN SRG

 Datum geodetik adalah sejumlah parameter yang digunakan untuk


mendefinisikan bentuk dan ukuran elipsoid referensi yang digunakan untuk
pendefinisian koordinat geodetik, serta kedudukan dan orientasinya dalam ruang
terhadap fisik bumi.
 DGN (Datum Geodesi Nasional) 1995 adalah datum geodetik Nasional
(Indonesia) yang secara resmi berlaku saat ini di Indonesia, yang pada
prinsipnya sama dengan datum WGS 1984.
 Geoid disebut sebagai model bumi yang sesungguhnya. Lebih jauh geoid dapat
didefinisikan sebagai bidang ekipotensial yang berimpit dengan permukaan laut
pada keadaan tenang dan tanpa gangguan , karena itu secara praktis geoid
dianggap sama dengan permukaan laut rata-rata (Mean sea level-MSL). Manfaat
geoid digunakan untuk teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometric untuk
berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survey, dan pemetaan
membutuhkan informasi geoid yang teliti. Selain itu geoid juga diperlukan dalam
penentuan datum geodetic di Indonesia. Indonesia yang terdiri dari kepulauan,
dimana tiap-tiap pulau jaraknya cukup jauh bagi pengukuran-pengukuran
geodesi secara terestris dan konvensional, menyebabkan jarring kontrol geodesi
masih belum bersambungan dan dihitung pada permukaan ellipsoida yang
berbeda-beda, dan karena informasi geoid terhadap ellipsoid-elipsoid tersebut
belum diketahui, maka dianggap permukaan geoid adalah permukaan ellipsoid.
Jadi data-data pada permukaan geoid (air laut rata-rata) digunakan langsung
untuk keperluan hitungan pada permukaan ellipsoid (development method),
dengan titik awal hitungan yang berbeda-beda, yang satu dengan yang lainnya
belum diketahui hubungannya.
 Koordinat adalah suatu besaran untuk menyatakan letak atau posisi suatu titik di
lapangan dalam suatu sistem referensi koordinat tertentu.
 Jarak geoid terhadap ellipsoid disebut Undulasi geoid. Undulasi geoid tidak
sama di semua tempat, hal ini disebabkan ketidakseragaman sebaran densitas
masa bumi. Geoid sendiri dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
metode diantaranya ; defleksi vertikal, studi permukaan air laut dari data satelit
altimetri, airborne gravimetri dan Satelit Gravimetri.
 Sistem Referensi (koordinat) adalah sistem acuan yang digunakan untuk
mendefinisikan dan menyatakan koordinat suatu titik baik koordinat horisontal
maupun vertical untuk menjamin adanya kosistensi dan standarisasi dalam
menyatakan koordinat. Titik pusat sumbu koordinat origin berhimpit dengan pusat
massa bumi, satuan dari sumbu koordinat menggunakan satuan standar
internasional atau SI, Orientasi dari sumbu koordinat adalah equatorial dimana
sumbu X adalah perpotongan bidang equator dengan bujur nol (Greenwich
meridian) sumbu Z searah dengan sumbu rotasi bumi dan sumbu Y berpotongan
tegak lurus terhadap sumbu X dan Z pada bidang equator.
 Sistem Referensi (koordinat) adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi
fisis dan geometris, serta standar dan parameter) yang digunakan dalam
pendefinisian koordinat dari suatu atau beberapa titik dalam ruang. Dalam
pendekatan geodetic, ada tiga parameter yang mendefinisikan sistem referensi
(koordinat) yaitu:
- lokasi titik asal (titik nol) dari sistem koordinat
- orientasi sumbu koordinat
- besaran yang digunakan dalam mendefinisikan posisi dalam sistem
koordinat tersebut
berdasarkan orientasi sumbunya, dan lokasi titik asal, sistem referensi (koordinat) ini
dibagi menjadi dua, yaitu sistem terikat bumi (CTS yang sumbu-sumbunya ikut
berotasi Bersama bumi) umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik yang
berada di bumi dan sistem terikat langit (CIS yang sumbu-sumbu nya diikatkan
kepada benda-benda langit lain) umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik-
titik dan objek-objek angkasa, contohnya satelit.

 Conventional Inertia System (CIS) atau sistem terikat ke langit


- Titik nol sistem koordinat adalah pusat bumi (earth-centered) dan sumbu-
sumbu sistem koordinatnya terikat ke langit (space-fixed)
- Sumbu-X mengarah ke titik semi (vernal equinox) pada epoch standar J2000
dan terletak pada bidang ekuator bumi
- Sumbu Z mengarah ke CEP (Conventional Ephemeris Pole) pada epoch
standar J2000
- Sumbu Y tegak lurus sumbu-sumbu X dan Z dan membentuk sistem
koordinat tangan kanan (right handed system)
- Digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit
 Conventional Terrestrial System (CTS) Sistem terikat ke bumi
- Titik nol sistem koordinat adalah pusat bumi (earth-centred) dan sumbu-
sumbu sistem koordinatnya terikat ke bumi (earth-fixed)
- Sumbu-X berada dalam bidang meridian Greenwich (meridian nol) dan
terletak di bidang ekuator bumi
- Sumbu-Z mengarah ke CTP (Conventional Terrestrial Pole) sebagai kutub
menengah
- Sumbu-Y tegak lurus dengan sumbu-sumbu X dan Z dan membentuk sistem
koordinat tangah kanan (right-handed system)
- Digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan titik-titik yang ada di
permukaan bumi
 Sistem proyeksi adalah sistem perepresentasian permukaan bumi yang tidak
beraturan pada suatu bidang datar dengan metode geometris dan matematis
tertentu
 Ellipsoid adalah uatu pendekatan model bumi ( Berbentuk elips ) dimana
parameternya ditentukan dari setengah sumbu panjang ( a ) , stengah sumbu
pendek ( b ) dan nilai penggepengan ( 1/f )Contoh : Bessel 1841,GRS 67, WGS 72 ,
WGS 84.
 Kerangka Referensi koordinat emrupakan realisasi dari sistem referensi koordinat
yaitu berupa jarring control geodesi nasiolan (JKGN) dengan nilai koordinat awal
yang didefinisikan pada epoch 2012 tanggal 1 Januari 2012 yang terikat kepada
kerangka referensi global ITRF2008
 Perubahan nilai koordinat terhadap fungsi waktu merupakan besaran dan arah
perubahan nilai koordinat terhadap fungsi waktu dari suatu titik control geodesi yang
diakibatkan karena pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak
bumi
 Datum Statis (2D dan 3D) : koordinat diikatkan pada epoch referensi tertentu, tidak
memperhitungkan pengaruh deformasi, koordinat yang dihasilkan akan segera tidak
cocok oerlu sering di update. Di definisikan ketika set atau sekumpulan koordinat dari
titik-titik bench mark jarring kerangka koordinat, masing-masing memiliki satu nilai
yang definitive dan bersifat tetap dalam semua fungsi waktu. Datum statis digunakan
untuk mengasumsikan bumi yang bersifat statis, atau adanya pengaruh dinamika
bumi yang diasumsikan tidak akan mempengaruhi nilai koordinat yang telah
ditetapkan.
 Datum dinamis (4D) : Koordinat terus berubah, memasukan model deformasi, bias
membngungkan pengguna dan sulit di manage. Di definisikan ketika sekumpulan
koordinat dari titik-titik benchmark jaring kerangka koordinat masing-masing memiliki
nilai yang berubah-ubah dalam fungsi waktu mengikuti perubahan fisis benchmark
akibat efek geodinamika dan deformasi. Penerapan datum dinamik ini berdasarkan
wpada kenyataan bumi yang bersifat dinamis yang akan mempengaruhi nilai
koordinat yang ditetapkan.
 Datuh semi-dinamis (3D) :Koordinat diikatkan pada epoch referensi tertentu,
memasukan model deformasi, perubahan koordinat seminimal mungkin. Di
definisikan ketika sekumpulan koordinat dari titik-titik benchmark jarring kerangka
koordinat dari masing-masing memiliki satu nilai yang ditetapkan pada epoch
reference tertentu (freeze coordinates). Contohnya kita tentukan epoch reference
nya ke 1 januari 2000 (epoch J2000) dengan adanya epoch reference tersebut kita
dapat mengadopsi pengaruh geodinamika dan deformasi terhadap sekumpulan
koordinat dengan pendekatan model transformasi yang disusun dari pemodelan
geodinamika dan deformasi
 Perubahan nilai koordinat terhadap fungsi waktu: merupakan besaran dan arah
perubahan nilai koordinat terhadap fungsi waktu dari suatu titik control geodesi yang
diakibatkan karena pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak
bumi
 Posisi adalah keberadaan relative suatu objek (bias berupa titik, garis atau bidang)
terhadap objek lainnya atau keberadaan terhadap lingkungan sekitar kita. Produk
peta merupakan rangkaian kesinambungan dari keberadaan posisi suatu objek titik,
garis, atau bidang) terhdap objek lainnya. Posisi suatu objek dapat dinyatakan
secara kualitatif maupun kuantitatif
 ITRF adalah sistem koordinat yang merupakan realisasi dari ITRS (International
Terrestrial Reference System) yang didefinisikan, direalisasikan, dan dipantau oleh
IERS (International Earth Rotation Service). ITRF berupa sekumpulan koordinat
(tidak kurang dari 600) titik control bumi dengan keterlitian 1 sampai 3 cm. Origin
ITRF dan sumbu-sumbunya pada asalnya sama dengan WGS 84, akan tetapi
ITRF telah mempertimbangkan dinamika lempeng bumi, pergerakan sumbu
rotasi bumi dalam ruang inersia (presesi dan nutasi), dan fluktuasi dalam
kecepatan rotasi bumi.
- Sistem geosentrik, dimana pusat massa nya didefinisikan untuk seluruh
bumi
- Unit Panjang yang digunakan adalah meter
- Sumbu Z mengarah ke kutub CTP
- Sumbu X berada dalam meridian Greenwich
- Sumbu Y tegak lurus terhadap sumbu X dan sumbu Z mengikuti kaidah
tangan kanan (right handed system)
 WGS (World Geodetic System) 1984 adalah datum geodetik yang
direalisasikan dan dipantau oleh NIMA (National Imagery and Mapping) Amerika
Serikat. WGS 84 adalah sistem yang saat ini digunakan oleh sistem satelit
navigasi GPS.
 DGN-95 adalah sistem koordinat Indonesia, dimana sistem koordinat ini kompatibel
dengan GPS yang berbasiskan World Geodetic Sistem 1984 (WGS-84), DGN-95
merupakan datum geosentris. DGN95 merupakan sistem referensi geospasial yang
bersifat statis, dimana perubahan nilai koordinat terhadap waktu sebagai akibat dari
pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi tidak diperhitungkan.
Perbedaan datum DGN-95 dan ID-74 mengakibatkan pergeseran koordinat berkisar
30 meter dan datum DGN-95 dengan datum Jakarta/Genuk, Sagara, Moncongloe
berkisar antara 200 meter (dalam komponen utara, timur). Untuk merubah koordinat
dari satu sistem ke sistem diperlukan transformasi.
 SRGI 2013 adalah sistem koordinat nasional sebagai referensi tunggal pemetaan di
Indonesia yang konsisten dan kompatibel dengan sistem koordinat global. SRGI2013
mempertimbangkan perubahan koordinat berdasarkan fungsi waktu, karena adanya
dinamika bumi. SRGI2013 adalah sistem koordinat kartesian 3D (X,Y,Z) yang
geosentrik. Implementasi praktis di permukaan bumi dinyatakan dalam koordinat
geodetic lintang, bujur, tinggi, skala, gaya berat, dan orientasinya beserta nilai laju
kecepatan dalam koordinat planimetric (toposentrik).

Spesifikasi DGN-95

Datum Geosentris
Koordinat Geodesi Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95)
Universal Transvere Mercator(UTM)

Koordinat Grid/Peta
Kerangka Referensi International Tereseterial Reference Frame (ITRF)
Elipsoid World Geodetic Sistem 1984 (WGS-84)
Sumbu semi mayor (a) 6.378.137,0 meter
Faktor Pegepengan (1/f) 298,2572223563
 Ellipsoid referensi adalah ellipsoid putaran yang digunakan sebagai bentuk
matematis yang mewakili bentuk bumi, dan selanjutnya digunakan untuk penentuan
posisi (koordinat) dalam sistem koordinat geodetic.

 SRGI 2013 mempunyai epoch 2012.0, dengan menerapkan sistem semi-dinamik


(semi-kinematik) datum. Yaitu memfreeze epoch referensi pada epoch tertentu.
Mengapa? Karena jika Indonesia menerapkan fully dinamik atau fully
kinematic datum, maka akan sulit untuk diterapkan di dunia praktis, seperti
mengintegrasikan peta, stacking out dan Industri Informasi Geospasial (IG) lain ke
dalam satu kerangka referensi. Oleh karena itu, perlu jembatan supaya tetap
mengakomodasi perubahan koordinat terhadap fungsi waktu dan memudahkan
aplikasi praktis dalam bidang IG, maka Indonesia mengacu pada sistem semi-
dinamik (semi-kinematik) datum. Dengan menerapkan sistem semi-dinamik ini, maka
perlu adanya model deformasi Indonesia.

 Perbedaan ITRF2000 dan ITRF2005, ITRF2005 merupakan model bentuk yang


merepresentasikan perubahan dari pendefinisian datum serta realisasanya yang
cukup signifikan. Hal ini menyrbabkan adanya perbedaan kerangka antara
ITRF2000 dan ITRF2005 dan dapat berimplikasi pada GNSS data processing.
Perbedaan ini didasari pada analisis station coordinates, baseline length, and
horizontal velocity field. Setelah dilakukan transformasi didapatkan perbedaan
posisi dalam skala milimeter, dan mendapatkan perbedaan baseline length dibawah
1mm. Lalu adanya penurunan nilai untuk horizontal velocity fields sekitar dibawah
1mm/a dengan aproksimasi perbedaan sistematis 2 derajat.
 ITRS (International Terrestrial Reference System) merupakan salah satu sistem
referensi koordinat yang mengacu pada sistem CTS (terikat bumi). Secara umum
karakteristik dari sistem referensi ITRS adalah:
- SIstem geosentrik, dimana pusat massanya didefinisikan untuk seluruh bumi
- Unit Panjang yang digunakan adalah meter
- Sumbu Z mengarah ke kutub CTP
- Sumbu X berada dalam meridian Greenwich
- Sumbu Y tegak lurus terhadap sumbu X dan sumbu Z mengikuti kaidah
tangan kanan (right handed system)
 Presisi adalah pergeseran orientasi sumbu rotasi bumi secara perlahan-lahan setiap
satu kali putaran. Bumi disebut juga dengan presisi equinox. Posisi bumi dalam
orbitnya ketika mengitari matahari pada titik solstice dan titik equinox akan berubah
secara perlahan
 Nutasi adalah gerak irregular dalam order beberapa detikbusur pada sumbu rotasi
bumi. Nutasi pada planet terjadi akibat efek pasang surut (tidal efek), menyebabkan
presisi equinox berbeda dari waktu ke waktu sehingga kecepatan presisi menjadi
tidak konstan
 Pergerakan Kutub

 SIstem koordinat Geodetik (Lintang Bujur h ellipsoid)


 Sistem koordinat toposentrik (x,y,z) sistem koordinat local
 Koordinat sistem proyeksi (Easting northing z, UTS,TM3)
 Sistem koordinat geosentrik (X,Y,Z)
 Sistem koordinat astronomi (Lintang bujur)
 Sistem koordinat referensi ellipsoid
- Titik nol berada di pusat ellipsoid
- Sumbu Z berhimpit dengan sumbu pendek ellipsoid
- Sumbu X berada dalam meridian nol dan terletak pada bidang ekuator
ellipsoid
- Sumbu Y tegak lurus terhadap sumbu X dan sumbu Z mengikuti kaidah
tangan kanan (right handed system)
 Sistem tinggi: sistem koordinat satu dimensi yang digunakan untuk menentukan
jarak vertical suatu titik dengan suatu acuan
 Jenis sistem tinggi : berdasarkan satuan (Sistem tinggi geometric & sistem tinggi
fisis) dan bedasarkan acuannya (sistem tinggi dinamik, sistem tinggi ortometrik dan
sistem tinggi normal)
 CORS (Continuously Operating GPS Reference System) : perangkat sistem receiver GPS yang
di operasikan secara kontinyu kemudian juga diintegrasikan dengan beberapa sistem lain
seperti server, data link, radio komunikasi, dan lain-lain, untuk pengumpulan data, data
sharing, pemanfaatan data, dan keperluan lainnya
 Model dinamik : model paling umum dan paling komprehensif menerangkan deformasi,
yang menggambarkan kondisi realita dari dinamika sistem secara lengkap. Beberapa model
diantaranya adalah moel parametrik dan model non-parametrik
 Datum Bukit Rimpah : datum geodetic yang toposentrik bersifat local dengan lokasi titik
datum di bukit rimpah, ellipsoid referensi yang dipakai adalah Bessel 1841
 Datum Gunung Segara : datum geodetic yang toposentrik bersifat local dengan lokasi titik
datum di gunugn segara, ellipsoid referensi yang dipakai adalah Bessel 1841
 Datum Moncong Lowe : datum geodetic yang toposentrik bersifat local dengan lokasi titik
datum di Moncong Lowe ellipsoid referensi yang dipakai adalah Bessel 1841
 Datum Genuk : datum geodetic yang toposentrik bersifat local dengan lokasi titik datum di
Genuk, ellipsoid referensi yang dipakai adalah Bessel 1841
 Datum Hayford T21 Sorong : datum geodetic yang toposentrik bersifat local dengan lokasi
titik datum di Sorong Irian Jaya, ellipsoid referensi yang dipakai adalah Hayford

Anda mungkin juga menyukai