Anda di halaman 1dari 3

Konsep geoid pertama kali digagas oleh C.F. Gauss.

Geoid adalah bidang ekipotensial gaya


berat Bumi yang menyinggung muka laut. Namun permukaan laut tidaklah stabil dan banyak
dipengaruhi oleh angin, cuaca, dan lain-lain. Karena itu digunakanlah muka laut rata-rata (Mean
Sea Level, MSL) sebagai pendekatan dari geoid.

Geoid sering dinyatakan sebagai bentuk fisik Bumi yang sebenarnya. Tapi, geoid bukanlah
bentuk permukaan pada kerak Bumi. Geoid bisa saja terletak di atas atau di bawahnya. Bentuk
geoid tidak beraturan dan hanya bisa ditentukan melalui pengamatan medan gaya berat. Karena
merupakan bidang ekipotensial, gaya berat setiap titik pada geoid selalu sama dan permukaan
geoid selalu tegak lurus dengan medan gaya berat.

Geoid digunakan sebagai referensi tinggi untuk levelling. Untuk keperluan praktis,
pengukuran ketinggian merujuk pada MSL yang mendekati geoid. Tinggi dari permukaan geoid
disebut tinggi ortometrik.

Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM :

 Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6 .

 Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zona di seluruh dunia.

 Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/ 1000m.

 Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki ukuran 6 bujur X 12 lintang).
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi atau tiga dimensi)
yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri
didefinisikan dengan menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu :
   Lokasi titik nol dari sistem koordinat
   Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat, dan
   Besaran (kartesian, curvalinier) yang digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu
titik dalam sistem koordinat tersebut.
Setiap parameter dari sistem koordinat tertentu dapat dispesifikasikan lebih lanjut, dan
berdasarkan pada spesifikasi parameter yang digunakan maka dikenal beberapa jenis sistem
koordinat (Abidin,2006).
     Dalam penentuan posisi suatu titik di permukaan bumi, titik nol dari sistem koordinat
yang digunakan dapat berlokasi di titik pusat massa bumi (Sistem Koordinat Geosentrik),
maupun di salah satu titik di permukaan bumi (Sistem Koordinat Toposentrik). Sistem
koordinat geosentrik banyak digunakan dalam metode-metode penentuan posisi ekstra-
terestris yang menggunakan satelit dan benda-benda langit lainnya, dan sistem koordinat
toposentrik banyak digunakan oleh metode-metode penentuan posisi terestris.
     Dilihat dari orientasi sumbunya, ada sistem koordinat yang sumbu-sumbunya ikut
berotasi dengan bumi (terikat bumi) dan ada yang tidak (terikat langit). Sistem koordinat
yang terikat bumi umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik-titik yang berada di
bumi, dan sistem yang teringkat langit umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik
dan objek di angkasa, seperti satelit dan benda-benda langit. Dilihat dari besaran koordinat
yang digunakan, posisi suatu titik dalam sistem koordinat ada yang dinyatakan dengan
besaran-besaran sudut dan jarak seperti sistem koordinat geodetik. (Abidin,2006).

Gambar 1. Klasifikasi Sistem Koordinat Berdasarkan Parameter

 Sistem Koordinat Global Geodetik


Sistem koordinat ini mengacu pada permukaan suatu bentuk ellipsoida tertentu
dan tergantung juga pada ukuran, bentuk dan orientasi tiga dimensi ellipsoida. Dalam
sistem koordinat geodetik, model permukaan bumi didekati dengan model ellipsoida
sebagai model permukaan referensi. Posisi suatu titik pada sistem koordinat geodetik
ditentukan oleh lintang geodetik (L), bujur geodetik (B) dan tinggi di atas permukaan
ellipsoida (h), seperti dijelaskan sebagai berikut :
         Lintang geodetik (L) dari suatu titik adalah sudut lancip yang dibentuk oleh
normal ellipsoida yang melalui titik tersebut dengan bidang ekuator   (-
900≤L≤+900).
   Bujur geodetik (B) adalah sudut yang dibentuk antara meredian lokal dengan
meredian referensi, yaitu meredian Greenwich (00≤B≤1800E  dan   -1800W≤B≤00 
).
      Tinggi suatu titik di atas ellipsoida (h) dihitung sepanjang normal ellipsoida yang
melalui titik tersebut.

 Sistem Koordinat Global Kartesian 3 Dimensi


Sistem koordinat kartesian tiga dimensi terdiri dari tiga sumbu pada arah X, Y, dan Z.
Pada sistem koordinat kartesian tiga dimensi, posisi suatu titik ditentukan oleh harga X,
Y, dan Z dengan ketentuan sebagai berikut :
         Titik pusat sistem koordinat kartesian tiga dimensi terletak pada pusat bumi
         Sumbu Z adalah garis dalam arah Conventional Terrestrial Pole (CTP)
  Sumbu X adalah arah perpotongan meredian Greenwich atau meredian nol CZM
(Conventional Zero Meridian) yang ditetapkan oleh BIH (Burau International de
l’Heure) dan bidang ekuator
      Sumbu Y adalah garis pada bidang ekuator yang tegak lurus pada sumbu X dan Z
dengan mengikuti kaidah tangan kanan
 Geometrik Koordinat Kartesian dan Geodetik

Gambar 2. Geometrik Koordinat Kartesian dan Geodetik

Anda mungkin juga menyukai