OLEH :
VERI HASANGAPON
4122.3.18.13.0013
Lintang geodetik(φ) dari suatu titik terbentuk dari sudut lancip oleh garis
normal ellipsoid yang melalui titik tersebut dengan bidang ekuator dengan nilai antara
0° sampai 90° lintang utara dan 0° sampai 90° lintang selatan. Bujur geodetik(λ)
merupakan sudut yang dibentuk antara meridian lokal dengan meridian Greenwich
dengan nilai antara 0° sampai 180° bujur barat dan 0° sampai 180° bujur timur.
Tinggi suatu titik diatas ellipsoid (h) dihitung sepanjang garis normal ellipsoid yang
melalui titik tersebut.
Sistem koordinat adalah sebuah cara atau metode untuk menentukan letak
suatu titik. Untuk menentukan dan mendeskripsikan titik yang dicari, sistem koordinat
menggunakan 3 parameter yaitu :
1. Utara(N)
2. Timur(E)
Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y)
menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada
dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut
dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6° dan memiliki
meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180° BB hingga 174°
BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus kearah timur hingga zone 60
yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas lintang dalam system koordinat ini
adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang
pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah (LS)
dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan). Jadi
bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi
notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya.
Sistem proyeksi TM-3o merupakan turunan dari sistem proyeksi UTM, yaitu
dengan cara membagi dua lebar zona UTM, dari 60 menjadi dua zona dengan lebar
masing-masing 30. Sistem proyeksi ini secara resmi digunakan untuk pemetaan
bidang tanah oleh Badan Pertanahan Naional. Pemetaan bidang-bidang tanah ialah
pemetaan kadastral.
4. Satuan : Meter
8. Penomoran Zone :
✓ Dimulai Zone No. 46.2 mulai Bujur 930 Timur s/d Bujur 960 Timur.
✓ Zone No. 47.1 mulai Bujur 960 Timur s/d Bujur 990 Timur.
✓ Zone No. 47.2 mulai Bujur 990 Timur s/d Bujur 1020 Timur.
✓ Zone No. 48.1 mulai Bujur 1020 Timur s/d Bujur 1050 Timur.
✓ Demikian sampai Zone terakhir No. 54.1 mulai Bujur 1380 Timur s/d Bujur 1410
Timur.
c. Proyeksi Kerucut (Conic)
2. lingkaran bujur nol: yaitu lingkaran besar yang melewati kedua kutub tata
koordinat dan didefinisikan sebagai titik awal. Koordinat kedua dihitung dari
lingkaran bujur nol ke lingkaran bujur objek.