Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Dalam laporan praktikum Geodesi Geometrik ini kami akan menyelesaikan persoalan untuk menetukan koordinat suatu daerah dengan sebelumnya diketahui koordinat daerah yang lainnya. Persoalan ini diselesaikan dengan membuat program dalam Matlab, kami menggunakan rumusan yang sudah ada dan mengembangkannya dalam bentu program.

Setelah diperoleh hasilnya, kami membandingkan dan menganalisis hasilnya dengan koordinat referensi yang sudah ada. Selain itu dalam laporan ini dijelaskan pula bagaimana caranya mengubah system proyeksi koordinat kedalam UTM, TM, dan TM3. Sebelum mengetahui lebih jauh bagaimana cara kami menyelesaikannya. Kita jelaskan terlebih dahulu dasar dari pengerjaannya dalam bentuk definisi. Dan dengan membuat program ini, akan sangat berguna serta memudahkan kami sebagai seorang geodet dalam menyelesaikan permasalahanpermasalahan di lapangan nanti. Selain itu sangat penting pula bagi kami untuk memahami proses dalam pengerjaannya karena akan menjadi nilai lebih bagi kami dalam menyelesaikan program sarjana dan dunia pekerjaan nanti. Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang memperlihatkan kharakteristik utamanya bila di lihat dari atas [Collin English Dictionary, 2003]. Jadi pemetaan dapat diartikan sebagai kegiatan penggambaran permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Sebuah peta dasar dibuat dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000 sampai 1 : 250.000. Pembagian peta di Indonesia mengacu pada system proyeksi Universal Transvers Mercator (UTM) dengan system koordinat DGN 95 atau WGS 84. Sedangkan Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik. Sistem UTM dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian sebesar 6 dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai dari 180 BB hingga 174 BB, zone 2 di mulai dari 174 BB hingga 168 BB, terus kearah timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174 BT sampai 180 BT. Batas lintang dalam system koordinat ini

adalah 80 LS hingga 84 LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80 LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80 LS hingga 72 LS diberi notasi C, 72 LS hingga 64 LS diberi notasi D, 64 LS hingga 56 LS diberi notasi E, dan seterusnya. Dan Sistem koordinat merupakan suatu parameter yang menunjukkan bagaimana suatu objek diletakkan dalam koordinat.

Permasalahan
1.Hitungan Penentuan Posisi
a. Diketahui koordinat geodetik Bandung adalah: B = 6o 50 42.39 S B = 107o 30 42.88 S hB = 770.426 m Asimut geodetik Bandung-Jakarta Jarak Ruang Bandung-Jakarta Sudut Miring Bandung-Jakarta Tentukan koordinat geodetik Jakarta ! b. Diketahui koordinat geodetik Bandung adalah: B = 6o 50 42.39 S B = 107o 30 42.88 S hB = 770.426 m Koordinat geodetic Jakarta adalah: J = 6o 12 39.42S J = 106o5045.22E hJ = 02.289 m Tentukan asimut geodetik, jarak ruang dan jarak bola Bandung-Jakarta c. Diketahui koordinat geodetik Bandung adalah: = 270o 30 42.67 = 110472.77 m = - 0.042o

B = 6o 50 42.39 S B = 107o 30 42.88 S Asimut geodetik Bandung-Jakarta = 270o 30 42.67

Jarak Geodetik Bandung-Jakarta = 110472.77 m Tentukan koordinat geodetik Jakarta dengan menggunakan formula Puissant!

2.Proyeksi Peta
Nyatakan posisi Bandung (gunakan koordinat geodetic pada soal sebelumnya) dalam sistem koordinat proyeksi Mercator , UTM dan TM3 dengan ellipsoid referensi WGS 84 !

Kesimpulan
Dari hasil yang telah kami dapatkan, dapat disimpulkan bahwa : o Jadi dalam menghitung koordinat suatu titik, sangat berpengaruh sekali nilai asimut, lintang dan bujur referensi. Karena apabila ketiga hal ini tidak sesuai akan sangat berpengaruh sekali terhadap hasil akhirnya. o Dalam melakukan proyeksi suatu koordinat pasti terdapat kesalahan yang ditunjukan dengan berbedanya hasil perhitungan dengan referensi. Dan kesalahan ini akan berkurang dengan nilai jarak ruang dan jarak bolanya mendekati nilai yang sebenarnya. o o Jadi dalam melakukan proyeksi itu bisa dilakukan secara langsung yang disebut direct dan cara tidak langsung indirect ,keduanya ini seharusnya memiliki hasil yang sama. Telah diperoleh hasil dari permasalahn yang diberikan diatas, dengan data sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai