Anda di halaman 1dari 11

TUGAS SISTEM TRANSFORMASI DAN PROYEKSI PETA

“TRANSFORMASI KOORDINAT TOPOSENTRIK KE GEOSENTRIK DAN GEODETIK”

Disusun Oleh :

M. Fariz Alkoiri (5016201031)

Departemen Teknik Geomatika


Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transformasi secara umum adalah perubahan suatu bentuk dan ukuran ke bentuk lain,
baik secara fisik maupun non-fisik. Transformasi yang akan dibahas pada laporan ini adalah
transformasi berupa perubahan non-fisik yaitu proses pemindahan suatu sistem koordinat yang
sudah ada ke sistem koordinat yang lain. Sistem koordinat terdiri dari 2 nama yang sudah
umum digunakan dalam masalah geodesi, yaitu sistem koordinat relativ dan sistem koordinat
absolut. Walaupun demikian, terdapat model 'kembangan" yang menjadi suatu sistem koordinat
pula, seperti: sistem koordinat polar, cartesian 2D, geosentrik, geodetik, toposentrik,
astronomik, dan lain sebagainya.
Dalam proses transformasi koordinat ini diperlukan nilai-nilai parameter yang
menghubungkan antara kedua sistem referensi tersebut. Pada transformasi yang umum, terdapat
parameter lainnya yang tidak terlihat, yaitu perbesaran skala sistem koordinat. Dengan
demikian, parameter transformasi yang harus diperhatikan adalah parameter translasi, rotasi,
dan perbesaran. Nilai-nilai parameter transformasi tersebut didapatkan dari titik-titik sekutu,
dimana titik-titik sekutu ini merupakan titik-titik dasar teknik yang berada pada sistem
koordinat lama dan sistem koordinat yang baru. Titik-titik yang akan ditransformasikan harus
berada ‘di dalam area’ atau di antara titik-titik sekutu.
Konversi koordinat merupakan perubahan atau pengalihan koordinat dengan bidang
acuan yang berbeda. Pada laporan itu, akan dibahas mengenai konversi koordinat toposentri ke
geosentrik dan ke geodetik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada laporan ini adalah bagaimana
cara melakukan transformasi atau konversi koordinat toposentrik ke geosentrik dan geodetik?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari dibuat laporan ini adalah untuk
menentukan cara melakukan transformasi atau konversi koordinat toposentrik ke geosetrik dan
geodetik
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sistem Koordinat Geodetik

Sistem koordinat geodetik merupakan kurvalinear pada permukaan ellipsoid dengan


rincian equator merupakan bidang acuan mendatar dan bidang meridian yang melalui
Greenwich merupaan bidang acuan tegak. Sistem koordinat geodetik mengacu pada model
elipsoid tertentu dan tergantung pada ukuran, bentuk dan orientasi tiga dimensi elipsoid yang
digunakan (elipsoid referensi).
Posisi suatu titik dalam sistem koordinat geodetik dapat dinyatakan dengan komponen
lintang geodetik (φ), bujur geodetik (λ), dan tinggi (h). Lintang geodetik merupakan jarak busur
meridian yang diukur mulai dari ekuator (0˚) ke arah kutub utara (positif) atau ke arah kutub
selatan (negatif) sampai ke proyeksi titik pengamatan pada permukaan elipsoid referensi. Bujur
geodetik merupakan jarak busur ekuator diukur mulai dari meridian Greenwich (0˚) ke arah
timur (positif) atau ke arah barat selatan (negatif) sampai ke meridian yang dilalui titik
pengamatan. Sedangkan tinggi adalah titik suatu titik di atas bidang elipsoid referensi yang
diukur sepanjang garis normal elipsoid yang melalui titik tersebut.

2.2 Sistem Koordinat Geosentrik

Sistem Koordinat Geosentrik merupakan sistem koordinat catesian 3D. Serupa dengan
sistem koordinat geodetik, posisi suatu titik dalam sistem koordinat geosentrik orientasi sumbu-
sumbu koordinatnya terikat ke bumi. Lokasi titik nol dari sistem koordinat geosentrik berada
pada pusat ellipsoid. Sistem koordinat geosentrik ditetapkan relatif terhadap tiga sumbu
koordinat X,Y,Z dengan ketentuan sebagai berikut :
 Sumbu Z adalah garis dalam arah kutub menengah (Conventional International Origin)
dan berimpit dengan sumbu putar bumi.
 Sumbu X adalah arah perpotongan meridian Greenwich atau meridian nol CZM
(Conventional Zero Meridian) dengan equator yang ditetapkan oleh BIH (Berau
International de l’Heureu) dan bidang ekuator.
 Sumbu Y adalah garis pada bidang ekuator yang tegak lurus terhadap sumbu X dan Z
yang sesuai dengan sistem tangan kanan.
Besaran yang digunakan untuk menyatakan posisi suatu titik dalam sistem koordinat
geosentrik adalah jarak (meter). Seperti yang ditunjukan pada gambar di atas, bahwa titik Q
yang berada di permukaan bumi dapat direpresentasikan dalam sistem koordinat geodetik dan
sistem koordinat geosentrik. Kedua sistem koordinat terebut, titik pusat sistem koordinatnya
terletak pada pusat ellipsoid referensi, sehingga sistem koordinat geodetik dan geosentrik
dapat dihubungkan antara satu dengan yang lain.

2.3 Sistem Koordinat Toposentrik

Sistem koordinat toposentrik merupakan sistem koordinat castesian 3D. Sistem


koordinat toposentrik merupakan sistem koordinat yang bersifat lokal, dengan n (northing)
mengacu ke utara geodetik, e (east), u (up) tegak lurus n dan titik nolnya mengacu pada garis
gaya berat bumi. Dengan memanfaatkan data sudut jurusan (α), sudut miring (m), dan jarak
ruang (d), maka dapat dihitung nilai koordinat toposentrik menggunakan persamaan :
Konversi koordinat toposentrik ke koordinat geodetik dapat dilakukan menggunakan
minimal dua koordinat toposentrik (misalnya: titik 1 dan titik 2). Konversi koordinat ini
dilakukan dengan cara mengasumsikan salah satu kordinat toposentrik bernilai nol relatif
terhadap salah satu koordinat geodetik yang diketahui nilainya.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Media Praktikum

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada laporan pelaksanaan praktikum ini adalah :
 Laptop
 Matlab R2021a

3.2 Metode

Adapun prosedur penyelesaian soal-soal pada laporan ini akan dilakukan melalui Matlab
R2021a sebagai berikut:
 Langkah Perhitungan
- Menghitung koordinat geosentrik TD-31 (X,Y,Z)
- Menghitung toposentrik relative dari TD-31
- Membuat matriks rotasi TD-31 ke TD-35
- Menghitung koordinat geosentrik TD-35 (X,Y,Z)
- Menghitung koordinat Geosentrik ke geodetik
 Program dinamis
Program dinamis dilakukan agar pengguna atau user dapat menginput data sesuai yang
tertera pada soal. Pada program dinamis yang digunakan saat ini juga diisi dengan syntax
display agar memudahkan pengguna dalam penginputan data. Untuk perhitungan transformasi
dilakukan dengan penginputan rumus dengan menulis variable terkait sehingga program dapat
dijalankan dengan data yang diinput oleh pengguna.
 Penggunaan Syntax
Program yang dipakai pada laporan ini menggunakan syntax input. Syntax input
digunakan agar pengguna dapat memasukkan data secara bebas sesuai yang tertera pada soal.
Adapun syntax untuk mengkonversi sudut dilakukan dengan menginstall add-on tambahan pada
software Matlab dengan nama “Mapping Tollbox’
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Program Transformasi Toposentrik ke Geosentrik ke Geodetik

 Adapun hasil running dari program dinamis pilihan 2 adalah sebagai berikut:
Nama : M.Fariz Alkoiri
NRP : 5016201031
Mata Kuliah : Sistem Transformasi dan Proyeksi Peta (C)
TRANSFORMASI DARI TOPOSENTRIK-GEOSENTRIK-GEODETIK
PARAMETER ELLIPSOID WGS84
 Pertama, pengguna diminta untuk mengisi atau input data yang telah diberikan pada soal.
Sebagai tambahan, untuk data sudut diinput secara terpisah antara derajat, menit, dan
detik :
MASUKKAN DATA!!!
Input Data Latitude:
Latitude in Degree = -5
Latitude in Minutes = 37
Latitude in Second = 02.937

Input Data Longitude :


Longitude in Degree = 105
Longitude in Minutes = 47
Longitude in Second = 20.750

Input Data Ketinggian :


Height in meter = 116.055

Input Data Azimuth :


Azimuth in degree = 139
Azimuth in minute = 44
Azimuth in second = 18.05

Input Data Sudut Kemiringan :


Slope Angle in degree = 00
Slope Angle in minute = 42
Slope Angle in second = 11.64

Distance Data Input :


Distance in meter = 5674.865
 Selanjutnya, lakukan perhitungan koordinat geosentrik titik TD-31 pada datum WGS 84

Parameter N
"N =" "6378341.5697"
"N+H =" "6378457.6247"
"N(1-e^2)+H =" "6335758.5825"
 Selanjutnya, lakukan perhitungan toposentrik relative dari TD-31 (EB,NB,UB) dengan
rumus sebagai berikut :

Koordinat Relative B
"Nb =" "-4330.1692"
"Eb =" "3667.2709"
"Ub =" "69.6501"
 Kemudian, lakukan perhitungan koordinat geosentrik pada titik A
Koordinat geosentrik di point A
"Xa =" "-1727225.2005"
"Ya =" "6108320.7783"
"Za =" "-620185.6516"
 Selanjutnya, membuat matriks rotasi TD-31 ke TD-35, seperti format matriks berikut :
Matriks Rotasi
R=
-0.0266 -0.9623 -0.2701
0.9952 -0.2721 0.9576
0.9952 0 -0.0979
 Berikutnya, melakukan perhitungan dengan rumus dibawah dengan λ=1 karena nilai
faktor perbesaran tidak diketahui nilainya.

Delta X, Y, Z di Point B
"dX =" "-3432.3825"
"dY =" "-1339.0265"
"dZ =" "-4316.1917"
 Maka, akan didapatkan hasil koordinat geosentrik TD-35 sebagai berikut :
Hasil:
-1730657.583
6106981.7518
-624501.8433
 Kemudian dilakukan konversi koordinat dari geosentrik ke geodetik dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
 Maka, didapatkan hasilnya sebagai berikut :
Transformasi Geosentrik ke Geodetik
Masukkan nilai X, Y, Z
X=
"-1730657.583"
Y=
"6106981.7518"
Z=
"-624501.8433"
Hasil:
L = -5 39 23.8945
B = 105 49 19.91856
H = 188.2255
SELESAI
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan solusi program yang telah dibuat pada bagian hasil dan pembahasan didapatkan
bahwa program solusi permasalahan transformasi sistem koordinat toposentrik ke geosentrik dan
geodetik dan transformasi sistem koordinat toposentrik-geosentrik-gedetik menghasilkan solusi yang
hampir sama dan telah sesuai dengan kaidah operasi transformasi yang ada dengan menggunakan
syntax pada Matlab sebagai pengaplikasiannya.
LAMPIRAN

Berikut ini script Matlab yang digunakan sebagai program penyelesaian transformasi dari
toposentrik ke geodetik dan geosentrik :
clc
clear all
disp('Nama : M.Fariz Alkoiri')
disp('NRP : 5016201031')
disp('Mata Kuliah : Sistem Transformasi dan Proyeksi Peta (C)')

disp ('TRANSFORMASI DARI TOPOSENTRIK-GEOSENTRIK-GEODETIK')


disp ('PARAMETER ELLIPSOID WGS84')
disp
('=====================================================================')

disp (' ')


disp ('TOPOSENTRIK TO GEOSENTRIK')
disp (' ')
%Konversi dari Toposentrik to Geosentrik
disp('MASUKKAN DATA!!!')
disp('Input Data Latitude: ')% Input data latitude yang telah disediakan
Latitgdeg = input('Latitude in Degree = ');
Latitgmin = input('Latitude in Minutes = ');
Latitgsec = input('Latitude in Second = ');
Latitudedms = [Latitgdeg Latitgmin Latitgsec];
Lattg = dms2degrees(Latitudedms);
LATtg = Lattg*(pi/180);

disp (' ')


disp ('Input Data Longitude : ') % Input data longitude yang telah disediakan
Longitgdeg = input('Longitude in Degree = ');
Longitgmin = input('Longitude in Minutes = ');
Longitgsec = input('Longitude in Second = ');
Longitudedms = [Longitgdeg Longitgmin Longitgsec];
Lontg = dms2degrees(Longitudedms);
LONtg = Lontg*(pi/180);

disp (' ')


disp ('Input Data Ketinggian : ')
H = input('Height in meter = ');

disp (' ')


disp('Input Data Azimuth : ')
Azdeg = input('Azimuth in degree = ');
Azmin = input('Azimuth in minute = ');
Azsec = input('Azimuth in second = ');
Azdms= [Azdeg Azmin Azsec];
Az = dms2degrees(Azdms);
AZ = Az*(pi/180);

disp (' ')


disp ('Input Data Sudut Kemiringan : ')
Slopeadeg = input('Slope Angle in degree = ');
Slopeamin = input('Slope Angle in minute = ');
Slopeasec = input('Slope Angle in second = ');
Slopeadms = [Slopeadeg Slopeamin Slopeasec];
Slope = dms2degrees(Slopeadms);
SLOPE = Slope*(pi/180);

disp(' ')
disp('Distance Data Input : ')
S = input('Distance in meter = ');
disp (' ')
disp (' ')
disp ('Parameter N')
%parameter wgs84
a = 6378137;
f_inv = 1/298.257223563;
b = 6356752.31424518;
e = 0.0818191908426215;
e2 = f_inv*(2-f_inv);
%n0 = (1-(e2*sin(Lontg)*sin(Lontg)));
%n1 = sqrt(n0);
%N = a/n1;
N =6378341.569691;
N1 = string (N);
N1 = ['N =', N1]; disp (N1)
NH = N+H;
NH1 = string (NH);
NH1 = ['N+H =', NH1]; disp (NH1)
NEH = (N*(1-e2))+H;
NEH1 = string (NEH);
NEH1 = ['N(1-e^2)+H =', NEH1]; disp (NEH1)
k = 1;
disp (' ')

disp ('Koordinat Relative B')


%Komputasi point B
%PointB = [S*cos(SLOPE)*cos(AZ); S*cos(SLOPE)*sin(AZ); S*sin(SLOPE)]
Nb = S*cos(SLOPE)*cos(AZ);
Eb = S*cos(SLOPE)*sin(AZ);
Ub = S*sin(SLOPE);
%Nb = num2str(Nb);
%Eb = num2str(Eb);
%Ub = num2str(Ub);
pointB = [Nb;Eb;Ub];
NB = string(pointB(1));
NB = ['Nb =', NB]; disp (NB)
EB = string(pointB(2));
EB = ['Eb =', EB]; disp (EB)
UB = string(pointB(3));
UB = ['Ub =', UB]; disp (UB)
disp (' ')

disp ('Koordinat geosentrik di point A')


%Geocentric coordinate at point A
%PointAGC = [(N+heighta)*cos(LATtg)*cos(LONtg)]
Xa = (NH)*cosd(Lattg)*cosd(Lontg);
Ya = (NH)*cosd(Lattg)*sind(Lontg);
Za = (NEH)*sind(Lattg);
%Xa = num2str(Xa);
%Ya = num2str(Ya);
%Za = num2str(Za);
pointA = [Xa;Ya;Za];
XA = string(pointA(1));
XA = ['Xa =', XA]; disp (XA)
YA = string(pointA(2));
YA = ['Ya =', YA]; disp (YA)
ZA = string(pointA(3));
ZA = ['Za =', ZA]; disp (ZA)
disp (' ')

disp ('Matriks Rotasi')


%matriks rotasi
%R = [-(sin(LATtg)*cos(LONtg)) -(cos(LATtg)) cos(LATtg)*cos(LONtg);-
(sin(LATtg)*cos(LONtg)) cos(LONtg) cos(LATtg)*sin(LONtg);cos(LATtg) 0
sin(LATtg)]
r1 = -0.0266346549142;
r2 = -0.9622697881446;
r3 = -0.27007904170788;
r4 = 0.0941932852697;
r5 = -0.2720971422564;
r6 = 0.9576485629844;
r7 = 0.9951975784575;
r8 = 0;
r9 = -0.0978865661483;
%r11 = num2str (r1);
%r22 = num2str (r2);
%r33 = num2str (r3);
%r44 = num2str (r4);
%r55 = num2str (r5);
%r66 = num2str (r6);
%r77 = num2str (r7);
%r88 = num2str (r8);
%r99 = num2str (r9);
R = [r1 r2 r3; r4 r5 r6;r7 r8 r9]
strR = string (R);
disp (' ')

disp ('Delta X, Y, Z di Point B')


%Koordinat geosentrik di point B
geocpB1 = 1*R*pointB;
%geocpB2 = geocpB1*k;
strgeocB2 = string (geocpB1);
dX = string(geocpB1(1));
dX = ['dX =', dX]; disp (dX)
dY = string(geocpB1(2));
dY = ['dY =', dY]; disp (dY)
dZ = string(geocpB1(3));
dZ = ['dZ =', dZ]; disp (dZ)
geocpBU = geocpB1+pointA;
strgeocBU = string (geocpBU);

%result
disp (' ')
disp ('Hasil: ')
Xb = string (geocpBU(1));
Yb = string (geocpBU(2));
Zb = string (geocpBU(3));
XB = ['X =', Xb];
disp (Xb)
YB = ['Y =', Yb];
disp (Yb)
ZB = ['Z =', Zb];
disp (Zb)
disp (' ')
disp ('Transformasi Geosentrik ke Geodetik')
disp (' ')
disp ('Masukkan nilai X, Y, Z')
X = Xb
Y = Yb
Z = Zb

%parameters
wgs84 = wgs84Ellipsoid;
%result
[l,b,h] = ecef2geodetic(wgs84,geocpBU(1),geocpBU(2),geocpBU(3));
disp (' ')
disp ('Hasil: ')
l0 = degrees2dms (l);
b0 = degrees2dms (b);
l0 = ['L = ',num2str(l0)];disp(l0)
b0 = ['B = ',num2str(b0)];disp(b0)
h = ['H = ',num2str(h)];disp(h)
disp('SELESAI')

Anda mungkin juga menyukai