Anda di halaman 1dari 7

EVALUASI AKHIR SEMESTER

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


PROGRAM STUDI S2 TEKNIK GEOMATIKA
GASAL 2021/2022

LEMBAR JAWABAN

1. Tissot Indicatrix :
a. Proyeksi Robinson :
Proyeksi peta ini berusaha berkompromi dengan cara menghemat distorsi
semua faktor secara serempak. Tidak ada aspek yang sangat akurat, namun
tidak ada aspek yang sungguh terdistorsi pula.
Proyeksi ini berguna untuk menawarkan pengguna citra kasar dari rupa bumi
suatu kawasan.
Proyeksi ini memetakan garis meridian sebagai garis lurus sementara pararel
lainnya sebagai kurva sinusoidal yang lebih panjang dari meridian utama. Skala
dari proyeksi ini lurus sepanjang meridian tengah dan juga disepanjang pararel.
Pada proyeksi ini khatulistiwa punya lintang lebih tinggi dair titik lain.
Proyeksi ini memiliki kegunaan untuk memberikan pengguna citra dari rupa
bumi suatu daerah. Proyeksi peta ini lazimnya digunakan untuk peta dunia
atau peta dengan skala kecil lainnya. Contoh proyeksi hybrid/kompromi yaitu
Winkel tripel yang digunakan oleh National Geographic, Robinson, Dymaxion,
Wagner VI, dan Miller Cylindrical.

Tissot Indicatrix pada proyeksi robinson menunjukan bahwa terdapat


distorsi yang ditunjukkan pada elips warna merah seperti gambar di atas.
Ukuran ellips relatif sama akan tetapi pada wilayah Kutub Utara dan
Selatan agak sedikit lebih besar.
Dan pada garis ekuator agak sedikit lebih kecil, walaupun secara relatif
hampir semua ukuran elipsnya sama.
EVALUASI AKHIR SEMESTER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
PROGRAM STUDI S2 TEKNIK GEOMATIKA
GASAL 2021/2022

1. Secara visual ttisot menunjukan mendekati lingkaran hanya ukurannya


saja yang berbeda,

2. Ukuran tissot indicatrix mendekati Kutub Utara dan Selatan agak sedikit
lebih besar.

3. Pada garis ekuator agak sedikit lebih kecil, walaupun secara relatif
hampir semua ukuran elipsnya Tissot indicatrix relatif sama.

Sumbu elips relatif sama pada arah paraler maupun meredian


(mendekati lingkaran) yang artinya distorsi pada meredian (x/ longitude)
realitif sama dengan distorsi pada pararelnya (y/ latitude).

Proyeksi Mollweide :
Pada Pryeksi Mollweide, yang menggunakan proyeksi luas yang sama, di
mana ekivalensi dipertahankan, ukuran relatif dari indeks dipertahankan. Tapi
proyeksi area yang sama juga tidak bisa konformal, sehingga elips akan
terdistorsi dalam bentuk dan orientasi di seluruh peta.

Pada peta dengan proyeksi Mollweide ini, semua Tissot Indicatrix tampaknya
berukuran sama karena digunakan proyeksi luas yang sama. Secara visual bentuk
Tissot indicatric terlihat mendekati ellips. Menjauhi equator, Distorsi membesar,
dan bentuk Tissot seperti ellips, sumbu pararel lebih besar dari sumbu
EVALUASI AKHIR SEMESTER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
PROGRAM STUDI S2 TEKNIK GEOMATIKA
GASAL 2021/2022

merediannya, hal tersebut dikarenakan system proyeksi ini berusaha untuk


mempertahankan luas akan tetapi tidak dapat mempertahankan bentuk.

1. Tissot Indicatrix berupa elips, arah pada masing-masing tissot berbeda


saat menjauhi ekuator, namun sama untuk setiap garis pararel.

2. Saat menjauhi meridian 0 dan pararel 0 distorsinya akan bertambah.

3. Mempunyai ukuran yang sama luas sehingga ke wilayah pinggir


proyeksi tiap bagian.

4. Semakin mendekati kutub, ukuran wilayah akan semakin kecil.

5. Tampak ukuran area sama karena menggunakan proyeksi equal area.

b.

Menunjukkan Conform Projection. Hal tersebut dapat dilihat dari Tissot


Indicatrix
yang ditampilkan pada gambar di atas.

Nilai h dan k mengukur distorsi dari 2 arah, yaitu regangan dan kompresi.
Gambar di atas menunjukkan nilai h = k dan tergambar lingkaran yang
mengindikasikan bahwa proyeksi tersebut adalah conform.
EVALUASI AKHIR SEMESTER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
PROGRAM STUDI S2 TEKNIK GEOMATIKA
GASAL 2021/2022

Pada proyeksi Mercator, nilai h dan k akan sama sepanjang garis parallel, hal
ini dipengaruhi oleh orientasi silinder proyeksi dan tangent pada equator
Pada peta UTM, nilai h dan k akan sama sepanjang sentral meridian, yaitu
sebesar 0.9996. Hal ini disebabkan karena cylinder pada posisi transverse dan
bersinggungan di sepanjang sentral meridian.

2. Berdasarkan dari website : http://kartograph.org/showcase/projections/


Untuk membandingkan garis bujur dan garis lintang untuk tiga proyeksi
berbeda: Behrmann Projection, Sinusoidal Projection, dan proyeksi
Mollweide.
- Proyeksi mana yang memiliki garis lurus? Behrmann Projection
- Manakah yang memiliki garis paling melengkung? Sinusoidal
Projection
- Mana yang lebih baik untuk memetakan Indonesia? Behrmann
Projection
- Mengapa? Karena Indonesia teretak di area equator dan proyeksi
Behrmann Projection memiliki distorsi terkecil atau tidak terdistorsi di wilayah
ekuator
EVALUASI AKHIR SEMESTER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
PROGRAM STUDI S2 TEKNIK GEOMATIKA
GASAL 2021/2022

3. SRGI 2013, adalah suatu system referensi geospatial yang digunakan secara
nasional dan konsisten untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta kompatibel dengan sisten referensi geospatial global.
- SRGI 2013 adalah SRGI yang menggunakan kerangka referensi
geospasial global ITRF 2008 dengan nilai koordinat dihitung pada Epoch
referensi 2012.0 atau hasil pemutakhirannya.
- SRGI terdiri atas : SRGI Horizontal (merupakan sebaran TKG yang telah
memiliki nilai koordinat kartesian geosentrik 3 (tiga) dimensi, koordinat
geodetik, dan Kecepatan Pergesera) dan SRGI Vertikal (merupakan sebaran
TKG yang telah memiliki nilai tinggi orthometrik)
- JKG (jaring kontrol horizontal nasional, jaring kontrol vertikal nasional,
dan jaring kontrol gayaberat nasional)
- SRGI Horizontal terdiri dari : sistem referensi koordinat, kerangka
referensi koordinat, Datum Geodetik, Kecepatan Pergeseran
- Datum Geodetik yang digunakan adalah : World Geodetic System 1984
- SRGI Vertikal berupa Geoid
- Geoid digunakan sebagai acuan tinggi orthometrik yang merupakan
jarak vertikal dari suatu titik terhadap Geoid yang diukur sepanjang garis yang
tegak lurus pada setiap bidang ekuipotensial yang dilaluinya dan ditulis dengan
notasi H
- Geoid dihasilkan dari pengolahan data gayaberat yang mengacu pada
jaring kontrol gayaberat nasional dan terintegrasi dengan IGRF
- Geoid dinyatakan dengan undulasi Geoid dan ditulis dengan notasi N
- Undulasi Geoid merupakan jarak vertikal dari Geoid tegak lurus
terhadap permukaan elipsoid referensi
- Sistem referensi vertikal selain Geoid meliputi : elipsoid referensi dan
datum pasang surut
- Datum pasang surut, meliputi : HAT, MHWS, MSL, MLWS, dan LAT
- Datum pasang surut mengacu pada Geoid dan terikat pada TKG
- Geoid yang berlaku di Indonesia berupa Indonesian Geoid (INAGEOID)
- Perhitungan ketelitian INAGEOID2020 dibagi berdasarkan wilayah yaitu
pulau. Hal ini dikarenakan titik kontrol validasi yang belum merata di seluruh
wilayah Indonesia. Hanya terdapat 5 (lima) pulau yang memiliki titik kontrol
validasi sehingga dapat diketahui ketelitian dari model geoid Indonesia di
wilayah tersebut. Ketelitian INAGEOID2020 dapat dilihat pada tabel :
EVALUASI AKHIR SEMESTER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
PROGRAM STUDI S2 TEKNIK GEOMATIKA
GASAL 2021/2022

4. Diketahui :
Sistem Lokal Sistem Nasional
Titik
U(m) V(m) X(m) Y(m)

A - - (22.506,826) (629.106,926)

B (47.872,192) (82.547,077) (70.506,576) (711.506,830)

- Transformasi Helmert 2D :
EVALUASI AKHIR SEMESTER
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA
PROGRAM STUDI S2 TEKNIK GEOMATIKA
GASAL 2021/2022

Sistem Lokal Sistem Nasional


Titik
U(m) V(m) X(m) Y(m)

A - - (22.506,826) (629.106,926)

B (47.872,192) (82.547,077) (70.506,576) (711.506,830)

1 906,737 1.606,967 (21.597,589) (627.502,775)

2 (40.706,525) 70.506,340 (63.050,256) (558.568,804)

Uji (47.872,192) (82.547,077) (70.506,576) (711.506,830)

SELISIH - -

Rumus Transformasi Helmert 2D :

X = ax-by+c
Y = bx+ay+d

Titik 1 & 2 dalam Sistem Koordinat Nasional adalah :

Titik 1 :
X(m) = -21.597,589
Y(m) = -627.502,775

Titik 2 :
X(m) = -63.050,256
Y(m) = -558.568,804

- Transformasi Affine tidak dapat dilakukan karena membutuhkan


minimal 3 titik sekutu utnuk mendapatkan 6 parameter transformasi

Anda mungkin juga menyukai