Koordinat GEOGRAFI :
Pernyataan Koordinat Spheroid Bumi (3D) dengan Komponen :
Bujur (Longitude), dimana Bujur 0º terletak di GREENWICH di negara
Inggris (sekitar kota London) dihitung ke barat (BUJUR Barat) dan ke
timur (BUJUR Timur)
Lintang (Latitude), dimana diawali pada Lintang 0º yang merupakan
lingkaran Equator dihitung ke Utara (Lintang Utara) dan ke Selatan
(Lintang Selatan) Posisi Geografi adalah titik potong garis Bujur dan
Lintang yang melalui titik tersebut.
Sistem koordinat dalam bidang proyeksi tidak dapat dipisahkan dari datum
yang digunakan. Ada dua macam datum yang umum digunakan dalam
perpetaan yaitu datum horizontal dan datum vertikal. Datum horizontal
digunakan untuk menentukan koordinat peta (X.Y), sedangkan datum
vertikal untuk penentuan elevasi (peta topografi) ataupun kedalaman (peta
bathimetri). Perhitungan dilakukan dengan transformasi tertentu, dengan
demikian transformasi antar datum, antar sistem proyeksi, dan antar sistem
Proyeksi Peta adalah sebuah representasi secara sistematik untuk seluruh atau
sebagian permukaan bumi pada sebuah bidang datar. Ada dua proses
transfromasi dalam proyeksi peta:
Equidistance Projections : yaitu jarak pada muka bumi dijaga sama dengan
jarak pada proyeksi. Pengertian ini hanya berlaku pada garis singgung bidang
proyeksi dengan bumi, artinya faktor skala sepanjang garis singgung pada
bidang proyeksi sebesar (1) satu.
Cakupan daerah pemetaan dapat dianggap sebagai bidang datar jika suatu
daerah dengan jarak terpanjang lebih kecil dari 55 km ( < 55 km). Perbedaan
jarak di muka bumi dengan proyeksinya pada bidang datar diabaikan,
sehingga muka bumi dapat dianggap sebagai bidang datar.
Cakupan daerah pemetaan dapat dianggap sebagai bidang bola jika suatu
daerah dengan jarak terpanjang antara 55 km s/d 110 km, dimana jari-jari
bumi dianggap sama dengan di semua tempat dan hitungan yang digunakan
disini merupakan hitungan matematik bidang lengkung bola degan besaran
dasarnya adalah besaran sudut.
Cakupan daerah pemetaan dapat dianggap sebagai bidang ellipsoida jika suatu
daerah dengan jarak terpanjang lebih besar dari 110 km (>110 km), dimana
jari-jari bumi di equator tidak sama dengan jari-jari bumi di kutub.
1. Translasi
Translasi koordinat merupakan besarnya pergeseran yag terjadi pada semua
titik yang dinyatakan dalam sistem koordinat tersebut. Translasi juga dapat
diartikan sebagai besarnya pergeseran titik pusat koordinat sistem lama ke
sistem baru.
2. Rotasi
Rotasi merupakan parameter perputaran salib sumbu lama terhadap salib
sumbu baru
3. Skala
Suatu sistem koordinat, titik mungkin terlepas dari besarnya selang/rentang
skala yang digunakan, mengingat sistem koordiant harus mengandung skala.
Sebagai akibat dari anggapan di atas maka metoda ini hanya berlaku untuk
transformasi:
Bentuk Konform
Berlaku untuk daerah relative sempit (keliling daerah <50 km dan jarak
terjauh antar titik < 15 km)
X’= a . X – b . Y + C1
Y’= b . X + a . Y + C2
Dimana:
a = s cos ω
b = s sin ω
s = faktor skala
ω = faktor rotasi
C1 , C2 = faktor translasi
𝑎 𝑋′1
𝑏 𝑌′1
Matriks parameter 𝑥 = [ ]; Matriks Residu𝐿 = …
𝑐1
𝑐2 𝑋′𝑛
[ 𝑌′𝑛 ]
Diketahui titik sekutu A dan B pada koordinat (X,Y) dan koordinat (X’,Y’).
Titik 1 dan 2 pada koordinat (X,Y) akan dicari koordinat (X’,Y’)
X Y X' Y'
A 121.622 -128.066 1049422.4 51089.2
B 141.228 187.718 1049413.95 49659.3
1 174.148 -120.262 ? ?
2 513.52 -192.13 ? ?
Jawab:
No X Y
1 174.148 -120.262
2 513.52 -192.13
X’ = a.X + b.Y + Tx
Y’ = c.X + d.Y + TY
Diketahui posisi fiducial A, B,C,D pada foto citra dengan koordinat(X,Y) dan
koordinat (X’,Y’).Titik 1,2,dan 3 yang ingin dihitung koordinatnya
X Y X' Y'
A 228.17 129.73 112.995 0.034
B 2.1 129.52 -113.006 0.005
C 115.005 242.625 0.003 112.993
D 115.274 16.574 -0.012 -113
1 206.674 123.794 ? ?
2 198.365 132.856 ? ?
3 91.505 18.956 ? ?
Jawab :
0.999693617
x= INV(A' A) *(A' L)
0.001255993
-0.000800397
0.999742466
-115.269766
-129.4787149
Metode lauf ditujukan untuk transformasi titik-titik objek, dengan titik sekutu
yang berjauhan jaraknya (dapat mencapai ± 80 km). Transformasi untuk titik
yang berjarak jauh, dimana harus diperhitungkan faktor kelengkungan bumi
yang akan berpengaruh besar pada hasil transformasi tersebut, maka
diperlukan faktor tambahan dalam persamaannya sebagai faktor koreksi.
Pada dasarnya metode ini memberikan koreksi pada jarak dalam bentuk
penambahan suku persaman sebagai suku koreksi. Semakin banyak suku
persamaan diperhitungkan, maka semakin jauh jarak antar titik sekutu
dengan akibat bahwa semakin banyak pula titik sekutu yang harus ada
sebagai pemenuhan syarat minimal.
Contoh Soal
Matriks
Desain (A) 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1
-47872.192 82547.077 -4522273154 -7903419038 1 0
-82547.077 -47872.192 7903419038 -4522273154 0 1
48020.343 83415.004 -4652109550 8011234207 1 0
-83415.004 48020.343 -8011234207 -4652109550 0 1
(A' L) 1.2277E+11
-3861346484
2.85688E+14
7.2933E+15
-67766.811
-2053240.59
No. X Y
1 966.737 1678.967
2 -40719.525 -70521.34
Matriks Desain
(A) 966.737 -1678.967 -1884349.76 -3246239.041 1 0
1678.967 966.737 3246239.041 -1884349.76 0 1
-40719.525 70521.34 -3315179679 -5743190934 1 0
-70521.34 -40719.525 5743190934 -3315179679 0 1
Posisi objek yang ada dipermukaan bumi memiliki posisi bidang datar setelah
proses proyeksi namun kenyataannya posisinya pada ruang 3 dimensi. Hal ini
mengakibatkan sebuah objek memiliki lebih dari satu koordinat. Karena posisi
pada ruang 3D berbentuk bola atau elipsoid, sehingga posisi antar titik yang
berjauhan tidak dapat lagi dikatakan sebagai bidang datar karena pengaruh
kelengkungan bumi.
Sistem koordinat geodetik merupakan posisi objek pada bidang elipsoid yang
dinyatakan dalam besaran sudut dari bidang acuan pada meridian Greenwich
dan bidang ekuator.
Besaran yang digunakan adalah lintang dan bujur. Lintang merupakan sudut
vertikal yang dibentuk antara bidang ekuator sampai garis normal melalui
titik objek, bernilai positif ke arah utara dan nehatif ke arah selatan. Besaran
lintang berkisar antara -90o ≤ L ≤ 90o.
f= (a-b)/a , e=√(2f-f^2 )
c= (a2/b)
𝑎
𝑁=
√1 − 𝑒 2 𝑠𝑖𝑛2 𝐿
𝑎(1 − 𝑒 2 )
𝑀= 3
(√1 − 𝑒 2 𝑠𝑖𝑛2 𝐿)
e = eksentrisitas
c=jari-jari kutub
Sumbu (Z) berimpit dengan garis normal elipsoid menuju titik zenith. Sumbu
(N) merupakan garis singgung meridian tempat pengamatan menuju utara
geodetik. Sumbu (E) merupkan garis singgung irisan normal utama tempat
pengamat.
Hitungan konversi koordinat dari koordinat geodetik suatu titik (L,B) menjadi
koordinat sistem proyeksi UTM (X,Y). Adapun syarat kedua sistem proyeksi
tersebut adalah “konform” (sama bentuk = sudut). Fungsi matematis yang
mewakili proyeksi tersebut melalui aplikasi hitungan dan aturan deret Taylor
yang memberikan rumus konversi koordinat sbb:
∆B = B – B0
(ao) = K0.G
G = E0.(L/)+E2Sin2L+E4Sin4L+E6Sin6L+...
=
E0 = 1 3 5 6
𝑎(1 − 𝑒 2 − 𝑒 4 − 𝑒 )
4 64 256
E2 = 3 3 45 6
−𝑎( 𝑒 2 + 𝑒 4 + 𝑒 )
8 32 1024
E4 = 15 4 45 6
𝑎( 𝑒 + 𝑒 )
256 1024
E6 = 35 6
−𝑎( 𝑒 )
3072
𝐿 = 𝐿1 + (𝑐2 ). 𝑋 2 + (𝑐4 ). 𝑋 4
𝐵 = 𝐵𝑜 + (𝑐1 ). 𝑋 + (𝑐3 ). 𝑋 3 + 𝐸5
Konversi ini salah satu bentuk transformasi dari posisi titik pada bidang
lengkung untuk dinyatakan pada koordinat ruang (3D).
Bidang normal suatu titik di ellipsoid adalah bidang datar yang melalui garis
normal ellipsoid titik tersebut. Perlu dicermati bahwa garis normal ellipsoid
tidak melalui titik pusat ellipsoid kecuali titik pada ekuator.
X = (N + H) Cos L Cos B
Y = (N + H) Cos L Sin B
Z = (N (1-e2) + H) Sin L
Dimana:
X,Y,Z : Koordinat geosentrik
L,B : Koordinat geodetik
N : Jari-jari normal ellipsoid melalui titik objek
𝑌
𝐵 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑋
𝑍 + 𝑏. 𝑒 2 + 𝑆𝑖𝑛3 𝜃
𝐿 = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑝 − 𝑎. 𝑒 2 . 𝐶𝑜𝑠 3 𝜃
𝑝
𝐻=( )−𝑁
𝐶𝑜𝑠 𝐿
Dimana:
X,Y,Z : koordinat geosentrik
L,B,H : koordinat geodetik
: lintang reduksi, dihitung dengan rumus
𝑎.𝑍
: 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑏.𝑝
p : jari-jari lengkung paralel, dihitung dengan rumus
: √𝑋 2 + 𝑌 2
Ukuran ke titik B :
Azimuth ke B = Az
Jarak miring ke B = S
sudut miring ke B = m
Contoh soal :
Penyelesaian :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan datum shift
perlu ditinjau dari bentuk, besar/ukuran, serta letak dari datum tersebut.
Pada dasarnya metode datum shift cukup beragam antara lain: Heiskanen-
Moritz, Bursa-Wolf, Molodenski-Badekas.
Pergeseran datum ini, merupakan model HeiskSnen-Moritz.
𝑋 𝑋𝑜 + (𝑁 + 𝐻) cos 𝐿 cos 𝐵
[𝑌 ] = [ 𝑌𝑜 + (𝑁 + 𝐻) cos 𝐿 sin 𝐵 ]
𝑍 𝑍𝑜 + (𝑁(1 − 𝑒 2 ) + 𝐻) sin 𝐿
Bila paremeter dalam fungi tersebut berubah sebesar ∂X0, ∂Y0, ∂Z0, ∂L, ∂B, ∂H,
∂a, dan ∂f. Maka X,Y, dan Z berubah sebesar ∂X, ∂Y, ∂Z.
Inverse rumus diatas dapat menyatakan perubahan posisi geodetik (dL, dB,
dH) :
Pada suatu titik A diketahui dalam dua datum elipsoid dengan besaran yaitu:
Hitung :
L = 60 45' 54,545" LS
B = 1060 54' 45,454" BT
H = 1 625.943 m
Jawab :
Suku a dL a cos L dB dH
1 5,94471126 165,9665352 50,11307436
2 80,84570801 -2086779738 681,5178737
3 -88,81338371 10,53557238
4 -15,03424057 -739,845
5 0,885516784
Jumlah -17,057205 -42,71143867 3,207037264
Keterangan :
𝑋 𝑥 𝑋0
[𝑌 ] = 𝜆 𝑅(𝜃𝑧, 𝜃𝑥, 𝜃𝑦) [𝑦] = [ 𝑌0 ]
𝑍 𝑧 𝑍0
Metoda Bursa-Wolf , mengasumsikan untuk rotasi dengan sudut kecil (< 10”) ,
maka persamaan di atas akan menjadi :
1 𝜃𝑧 −𝜃𝑦
𝑅(𝜃𝑧, 𝜃𝑥, 𝜃𝑦) = [−𝜃𝑧 1 𝜃𝑥 ]
𝜃𝑦 −𝜃𝑥 1
Rumus ini berlaku untuk setiap titik jika besaran transformasi yang telah
diketahui. Bila besaran transformasi belum diketahui, maka besaran tersebut
harus dihitung terlebih dahulu berdasarkan koordinat titik sekutu. Seperti
telah diketahui bahwa, terdapat 7 (tujuh) besaaran transformasi yang
dikatakan sebagai parameter. Untuk setiap titik, terjadi 3 (tiga) buah
persamaan, sehingga untuk dapat menghitung parameter transformasi
metoda ini, dipertukan minimal 3 (tiga) buah ptik sekutu.
Berikut ini, akan dituliskan 2(dua) model hitungan melalui matrix. Setiap
model mempunyai kemudahan dan tujuan yang berbeda. Metoda pertama,
merupakan model umum yang dapat sekaligus menghitung koreksi koordinat
untuk setiap titik, sedang metoda kedua melalui 2 tahapan, yaitu tahap
hitungan parameter dan tahap hitungan koordinat akhir.
Persamaan koordinat :
𝑋 𝑋0 0 𝜃𝑧 −𝜃𝑦 𝑥 𝑥 𝑥
𝑌
[𝑌 ] = [ 0 ] + [−𝜃𝑧 0 𝜃𝑥 ] [𝑦] + Δ𝜆 [𝑦] + [𝑦]
𝑍 𝑍0 𝜃𝑦 −𝜃𝑥 0 𝑧 𝑧 𝑧
atau
𝑋 𝑋0 0 𝜃𝑧 −𝜃𝑦 𝑥 𝑥 𝑥−𝑋
[𝑌 ] = [ 𝑌0 ] + [−𝜃𝑧 0 𝜃𝑥 ] [𝑦] + Δ𝜆 [𝑦] + [𝑦 − 𝑌 ] = 0
𝑍 𝑍0 𝜃𝑦 −𝜃𝑥 0 𝑧 𝑧 𝑧−𝑍
Penjelasan:
- R = titik yang akan ditransformasikan (berada pada zona 2)
- X,Y = koordinat sejati titik R pada zona barat (zonal)
- x,y = koordinat sejati titik R pada zona timur (zona2)
- B'0 ,B0 = meridian sentral zona 1 (barat), meridian sentral zona 2 (timur)
- P0 = titik sekutu pada meridian tepi/batas zona yang terdekat dengan titik
R
Tranformasi gotthardt
𝑋 = 𝑋0 + Δ𝑥 + 𝐾5 Δ𝑥 − 𝐾6 Δ𝑦
𝑌 = 𝑌0 + Δ𝑦 + 𝐾5 Δ𝑦 − 𝐾6 Δ𝑥
Misal : titik obyek, berada pada zona 49.1 akan ditransformasikan ke zona 48.2 (di
sebelah barat). Maka:
𝑦
𝐿0 = 𝜌" ; Δ𝐵0 = 30 (𝑈𝑇𝑀) 𝑎𝑡𝑎𝑢 1,50 (𝑇𝑀 − 30 )
𝑎 𝐴0 𝐾0
K3 = k1 Δx – k2 Δy + k3
K5 = k1 Δx – k2 Δy + k4
K5 = K3 Δx – K4 Δy + k5
K6 = K3 Δx – K4 Δy + k6
dimana,
1
𝑘1 = 𝑐𝑜𝑠 2 𝐿0 (3 − 4 𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 )Δ𝐵02
3 𝑁02
1 1
𝑘2 = − 2 sin 𝐿0
(1 + 5 𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 )Δ𝐵0 − sin 𝐿0 𝑐𝑜𝑠 2 𝐿0 (37 − 26 𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 )Δ𝐵03
3 𝑁0 9 𝑁02
1 2 1
𝑘3 = − cos 𝐿0 (1 + 𝑒 ′ 𝑐𝑜𝑠 2 𝐿0 )Δ𝐵0 + 𝑐𝑜𝑠 3 𝐿0 (1 + 31 𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 )Δ𝐵03
𝑁0 6 𝑁0
3 2 1
𝑘4 = sin 𝐿0 cos 𝐿0 (1 + 𝑒 ′ 𝑐𝑜𝑠 2 𝐿0 )Δ𝐵02 + sin 𝐿0 𝑐𝑜𝑠 3 𝐿0 (1
𝑁0 2 𝑁0
+ 31 𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 )Δ𝐵04
2
𝑘5 = −2 𝑠𝑖𝑛2 𝐿0 Δ𝐵02 − (3)𝑠𝑖𝑛2 𝐿0 𝑐𝑜𝑠 2 𝐿0 (2 − 𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 )Δ𝐵04
2 2
𝑘6 = −2 𝑠𝑖𝑛𝐿0 Δ𝐵0 − (3) 𝑠𝑖𝑛𝐿0 𝑐𝑜𝑠 2 𝐿0 (1 − 2 𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 + 3𝑒 ′ 𝑐𝑜𝑠 2 𝐿0 )Δ𝐵03 −
2
(15) sin 𝐿0 𝑐𝑜𝑠 4 𝐿0 (2 − 11𝑡𝑎𝑛2 𝐿0 + 2𝑡𝑎𝑛4 𝐿0 )Δ𝐵05
Dimana
L0, B0 = koodinat geodetik titik sekutu P0
N0 = jari-jari normal titk P0
ΔB0 = dinyatakan dalam satuan radian
Catatan penting
Perhatikan k2, k6 dan k3
Missal hasil hitungan k2h, k6 h dan k3 h
Maka :
Software Geocalc
NGS NADCON
Persamaan Molodensky
DMA Regresi Persamaan ( MRE )
Tujuh Parameter Bursa / Wolfe
NGS Akurasi Tinggi Reference Network ( Harn )
Metode Transformasi v2 Nasional Kanada .
NGS VERTCON ( Vertical Datum Transformasi )
Nilai koordinat nilai yang Anda masukkan mungkin di luar jangkauan untuk
sistem koordinat tertentu. Sebagai contoh, nilai UTM Easting dari 100.000.000
meter kemungkinan akan menghasilkan zona yang berbeda (palsu) ketika
dikonversi ke lintang / bujur, maka sebelum melakukan konversi harus
memeriksa koordinat awal.
Konversi Koordinat
sistem geodetik (L,B,h) ke sistem geosentrik (X,Y,Z) pada suatu datum yang
𝑎
𝑁=
√1 − 𝑒 2 𝑠𝑖𝑛2 𝐿
Rumus konversi antara lain
𝑋 = (𝑁 + ℎ) cos 𝐿 cos 𝐵
𝑌 = (𝑁 + ℎ) cos 𝐿 sin 𝐵
𝑍 = (𝑁(1 − 𝑒 2 ) + ℎ) sin 𝐿
Contoh :
Konversi koordinat geodetik 6,5 LU 107 BT dengan hasil pada sistem
geosentrik (-1852879,15 ; 6060494,61 ; 717222,86) meter.
Kedua sistem koordinat pada datum elipsoid WGS’84
Jawab :
Dalam bar software Geocalc terdapat fungsi untuk konversi kumpulan titik.
Point Database Conversions. Pada gambar dibawah menunjukkan langkah
konversi koordinat yaitu :
1. Load data : Memanggil data yang akan dikonversi dalam bentuk file
database dengan ekstensi .dbf, .xls, .csv, .wk, .seg, .tsv
Dalam hal ini paling mudah menggunakan file Microsoft Excel 2003
dengan format ekstensi file .xls.
2. Inset Column : Membuat kolom data dengan header yang ditentukan
untuk memuat hasil konversi.
3. Conversion Setting : Menyetel tabel data konversi yang akan
digunakan. Dua kolom pertama digunakan untuk sistem koordinat
awal dan dua kolom berikutnya untuk sistem koordinat hasil.
4. Define Coordinate System : Mendefinisikan sistem koordinat awal dan
sistem koordinat hasil.
Berikut contoh koordinat pada sistem geodetik (L,B) datum WGS’84 dengan
nilai 6,5 LU-107 BT dikonversi menjadi sistem koordinat UTM zona 48S datum
WGS’84. Pada kolom pertama definisi sistem koordinat diubah menjadi UTM
zona 48S datum ID’74. Terlihat pada gambar terdapat perbedaan nilai Y
Halaman 58 dari 62
Untuk membuktikan hal tersebut pada kolom kanan diganti ke sistem
koordinat awal yaitu sistem geodetik (L,B) datum WGS’84. Hasilnya
menunjukkan koordinat kembali pada nilai 6,5 LU-107 BT.
Apabila pada kolom kanan diganti menjadi sistem koordinat geodetik dengan
datum ID’74, ternyata tidak terjadi perubahan. Namun ketika klik convert di
kolom kanan dari koordinat geodetik ke koordinat proyeksi, terjadi
perubahan sebesar 1 meter pada sumbu Y. Hal ini disebabkan antara sistem
proyeksi dan geodetik tidak di konversi dalam sebuah datum yang sama.
Selain itu perlu diketahui besar 1 derajat pada sistem koordinat geodetik
sekitar 111,322 meter. Sehingga ketika dilakukan konversi balik, nilai pada
sistem proyeksi kemungkinan dapat berubah.
Halaman 59 dari 62
Oleh karena itu konversi dari geodetik lebih akurat apabila satuannya diubah
dari DEG menjadi DMS. Dengan format penulisan angka derajat, menit-sekon
tanpa spasi contoh 6.3010 dibaca 6 derajat 30 menit 10 detik.
Halaman 60 dari 62
Transformasi Antar Zona
Berikut ini contoh transformasi titik UTM dengan datum WGS’84 pada zona
awal 48S dan zona tujuan pada 48N. Konversi koordinat menggunakan
konversi tunggal pada bar Interactive Conversions. Hasilnya sebagai berikut :
Halaman 61 dari 62
Halaman 62 dari 62