Anda di halaman 1dari 4

TEKTONIK INDONESIA BAGIAN BARAT

Pendahuluan Seperti kita ketahui bahwa Bumi ini tidak statis, tetapi dinamis. Salah satunya ditandai dengan - banyaknya siklus di permukaan dan di bawah permukaan Bumi. Diantara siklus-siklus itu antara lain adalah siklus Batuan (Rock Cycle) dan daur Hidrologi (siklus air). Pertanda lain bahwa bumi itu dinamis adalah adanya pergerakan lempeng bumi relatif terhadap lempeng lainnya. Kita telah mengetahui bahwa kerak Bumi (crust) ini terdiri dari retakan-retakan. Retakan-retakan ini disebut lempeng. Hal ini diungkapkan oleh seorang geologist yang bernama Alfred Wegener dalam teorinya yang bernama Continental Drift Theory (Teori Pengapungan Benua). Tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa. Kulit bumi terdiri dari 6 plate tektonik besar, yaitu plate Eurasian, African, IndianAustralian, Pasific, North American dan South American. Dan sejumlah plate kecil misalnya Philippine, Somali, Arabian, Cocos, Nazca, Carribian, Persian dllnya. Tektonik Indonesia : Kondisi dan Potensinya Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh tumbukan lempenglempeng tektonik besar. Tumbukan Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia mempengaruhi Indonesia bagian barat, sedangkan pada Indonesia bagian timur, dua lempeng tektonik ini ditubruk lagi oleh Lempeng Samudra Pasifik dari arah timur. Kondisi ini tentunya berimplikasi banyak terhadap kehidupan yang berlangsung di atasnya hingga saat ini. Pertemuan tiga lempeng besar tersebut, menjadikan Indonesia kaya akan cebakan sumber daya geologi. Berbagai bahan tambang strategis, seperti emas, perak, tembaga, nikel, timah dan besi tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Indonesia juga dikenal memiliki sumber daya energi yang cukup berlimpah, diantaranya adalah batubara, minyak, gas bumi serta panas bumi. Disamping menguntungkan dampak pertemuan tiga lempeng tersebut, menjadikan juga Indonesia rentan terhadap bencana geologi, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus dan lain-lain. Sebenarnya aktifitas dinamisnya permukaan bumi merupakan proses alam biasa, tetapi jika sudah ada unsur manusia di dalamnya, termasuk infrastruktur, maka barulah hal tersebut disebut bencana. Di dalam manajemen bencana usaha untuk meminimalkan dampak negatif suatu peristiwa dimasukkan sebagai usaha mitigasi.

1
Tektonik Lempeng Indonesia Bagian Barat

Candra- STTMI

Hal ini terutama pada wilayah Indonesia Bagian Barat, karena berdasarkan analisa dan hipotesa para ahli geologi, di seputar pantai Pulau Sumatera dan terus membentang sampai ke Pulau Jawa adalah merupakan zona sesar aktif. Dampak bencana akibat pergeseran sesar tektonik di wilayah Indonesia Bagian Barat, dapat dilihat pada rekaman peristiwa tsunami di Aceh dan Pangandaran, Gempa di Tasik Sumatera Barat Tasikmalaya, Nusa Tenggara Timur Gorontalo dan yang terakhir di manokwari Papua. Daerah urutan yang mengalami bencana geologi ini sesuai dengan peta batas lempeng yang telah digambarkan oleh Prof. DR. JA Katili seperti di bawah ini :
BATAS LEMPENG INDONESIA (Katili, 1973)

Bila kita perhatikan satu per satu. Garis hitam di sebelah barat Pulau Sumatra dan di sebelah selatan Pulau Jawa, menerus hingga ke Laut Banda, sebelah selatan Flores kemudian membelok ke utara menuju Laut Arafuru (utara Maluku) menunjukkan zona penunjaman Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia. Studi Sesar Aktif Meramal kapan sesar bergeser sama dengan meramal kapan gempa bumi akan terjadi, suatu hal yang sampai saat ini masih tidak mudah dilakukan. Hal ini disebabkan bahwa proses ini merupakan bagian proses geodinamik yang membutuhkan waktu panjang, sehingga siklus pensesaran itu sendiri berlangsung cukup panjang antara puluhan sampai ratusan tahun. Penelitian sesar aktif merupakan bagian dari penelitian geologi gempa bumi (earthquake geology) dengan tujuan untuk memahami potensi gempanya di masa datang (Pantosti, Schwartz & Okumura, 2000). Dari studi geologi gempa bumi dapat diperoleh gambaran siklus gempa bumi pada suatu sesar. Penunjaman yang terjadi di sebelah barat Sumatra tidak benar-benar tegak lurus terhadap arah pergerakan Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia bergerak relatif ke arah tenggara, sedangkan Lempeng India-Australia bergerak

2
Tektonik Lempeng Indonesia Bagian Barat

Candra- STTMI

relatif ke arah timur laut. Karena tidak tegak lurus inilah maka Pulau Sumatra dirobek sesar mendatar yang dikenal dengan nama Sesar Semangko. Di sebelah utara Aceh, ada proses pemekaran lantai samudra. Kemungkinan itu terjadi sebagai bagian dari proses Escape Tectonics akibat tumbukan Lempeng Anak Benua India terhadap Lempeng Eurasia. Di sebelah utara Papua juga terbentuk zona penunjaman akibat tumbukan Lempeng Samudra Pasifik terhadap Lempeng India-Australia. Pada bagian Kepala Burung, Papua, ini juga terbentuk sesar mendatar yang dikenal dengan nama Sesar Sorong. Masih menjadi perdebatan apakah penyebab Gempa Papua 4 Januari 2009 yang lalu. Sebagian ahli menyebutkan pergerakan aktif Sesar Sorong ini yang menyebabkan gempa, sebagian lagi menyebutkan gempa bersumber dari zona penunjaman di sebelah utara Sesar Sorong. Mengikuti perdebatan para ahli geologi bisa dilihat di blog Dongeng Geologi-nya Pakdhe Rovicky. Apa implikasinya dari proses tektonik yang begitu rumit tersebut ? Kita lihat gambar kedua.

Sebaran Gunungapi dan Titik Pusat Gempa di Kepulauan Indonesia Gambar di atas menunjukkan sebaran gunungapi (segitiga merah), titik gempa (tanda plus ungu) dan hot spot (tanda bintang jingga). Kesimpulannya adalah Rangkaian g0 unungapi dan titik gempa selalu berasosiasi dengan zona penunjaman. . Kehadiran Sesar dan Kekar di Kawasan Permukiman Kehadiran suatu sesar ataupun kekar di kawasan permukiman tidak selalu merisaukan. Untuk sesar mati, di dalam proses geologi masa lampau sering terisi oleh mineralisasi yang dapat menjadi perekat bidang rekahan, sehingga sifat mekanik batuan tidak mengalami perubahan yang besar Kehadiran kekar, sesar atau zona sesar perlu diwaspadai jika rekahan-rekahannya tampak terbuka (tanpa perekat) dan berada pada daerah yang berelief besar, karena berpotensi terjadi longsor.
3
Tektonik Lempeng Indonesia Bagian Barat

Candra- STTMI

Untuk zona sesar yang dikategorikan aktif sedapat mungkin dihindari mengembangkan kawasan permukiman atau pun industri kimia/nuklir, karena faktor ketidakpastian waktu kejadian di masa yang akan datang cukup tinggi. Sumber : 1. Subagyo Pramumijoyo dan Dwikorita Karnawati, Jurusan Teknik Geologi FT UGM, E-mail: bagyo@ugm.ac.id 2. Subaktian Lubis, Juniar P. Hutagaol, Moch. Salahuddin (Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL), Dep. ESDM 3. http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_endogen 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_eksogen 5. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=135&fname=geo106_03.htm 6. http://morishige.wordpress.com/2007

4
Tektonik Lempeng Indonesia Bagian Barat

Candra- STTMI

Anda mungkin juga menyukai