TINJAUAN PUSTAKA
22
23
4. Zona pegunungan Selatan Jawa Barat, terletak di sebelah Selatan Jawa Barat.
Jalur ini membentang dari Pelabuhan Ratu di sebelah Barat sampau Pulau
Nusakambangan di sebelah Timur dengan lebar rata-rata 50 km. Pada ujung
sebelah Timur Pulau Nusakambangan terjadi penyempitan, sehingga lebarnya
hanya beberapa kilometer saja.
24
1. Aluvium (Qa)
25
26
27
Gambar 2.3 Hipotesa Sistem Wrenching Pulau Jawa sehubungan dengan konsep
Wrench Fault Tectonic (Situmorang, dkk).
Unsur-unsur tektonik yang dikemukakan oleh Situmorang (1976) dalam
konsep Tektonik Wrench (Tektonik Sesar Ulir) adalah :
1.
2.
Uliran (Wrenches) orde pertama, kedua dan ketiga dapat dijumpai di Pulau
Jawa, dan lipatan pada umumnya mengikuti sistem lipatan primer, hanya
beberapa lipatan di sekitar Jakarta yang dianggap berasal dari seretan orde kedua
(secondary order drag). Selanjutnya disimpulkan bahwa gaya utama yang
bekerja baratdaya-timurlaut.
Menurut Moody & Hill (1956), bahwa arah gaya penyebab adalah berarah utara-
selatan. Pertama kali akan terbentuk sesar naik pada arah yang tegak lurus terhadap
28
arah gaya, dalam hal ini barat-timur. Sedangkan sesar-sesar mendatar yang terbentuk
selanjutnya terdapat berpasangan, saling memotong satu sama lain membentuk sudut
sekitar 30 dengan arah gaya penyebab. Kemudian pada keadaan tertentu akan
terbentuk struktur-struktur orde selanjutnya.
Menurut Untung (1975), dari penafsiran gaya beratnya menyimpulkan bahwa
Pegunungan Selatan Jawa Barat memiliki sesar normal yang berarah barat-timur
dengan bagian utara merupakan bagian yang turun. Sesar ini mungkin menerus
sampai Ujung Kulon yang digeser ke utara oleh sesar yang berarah timurlautbaratdaya.
2.4 Sejarah Geologi Regional
Van Bemmelen (1949) mengemukakan pada awal Oligosen, Zona Bogor
merupakan cekungan laut dalam yang ditandai dengan adanya endapan flysch dan
endapan laut dengan sisipan batuan vulkanik yang kemudian dikenal dengan nama
Formasi Pemali. Setelah evolusi jalur non vulkanik berakhir, dilanjutkan dengan
suatu aktivitas vulkanisme yang disertai dengan gejala penurunan sehingga terbentuk
beberapa gunung api bawah laut pada Awal Miosen yang menghasilkan endapan
bersifat andesitik dan basaltik. Pada Miosen Tengah aktivitas vulkanisme ini
berkurang dan diganti dengan pengendapan lempung, napal dan gamping terumbu
yang menandakan lingkungan laut dalam. Di Zona Bogor pada masa itu terbentuk
endapan Formasi Cidadap dan Formasi Halang. Litologi bagian selatan terdiri atas
breksi dan batupasir tufaan sedangkan litologi bagian utara didominasi oleh
batulempung dan napal.
29