LOGO
What is the Map ?
Gambaran :
suatu bentuk grafik yang tidak mungkin lepas dari
aspek seni.
Sebagian besar / kecil unsur muka bumi :
suatu peta tidak mampu memuat seluruh informasi
permukaan bumi sehingga akan terbagi dalam
jenis peta yang berbeda (peta garis, peta foto, dll).
Bidang datar :
semua informasi kuantitatif, dinyatakan dalam
besaran bidang datar, sehingga untuk penerapan
kembali di bumi memerlukan “penterjemahan”
sendiri.
Skala :
perbandingan dalam bentuk numerik, sehingga
semua informasi kuantitatif pada peta, baru
digambarkan melalui proses matematis
Definisi Peta
Lokasi dan
Grafik Sistem
Referensi
Simbolisasi
Skala
Proyeksi
UTM 53N
Projection
Fungsi Peta
…… Maps have many function and many faces, and each of us sees
them with different eyes (R.A Skelton, 1972)……
Klasifikasi Peta
Berdasarkan Skala
Klasifikasi Peta
Peta Topografi
Peta Tematik
Peta Navigasi (Chart)
Peta Topografi
Peta Tematik
Peta Navigasi (Chart)
Peta Kadaster
Perkembangan Teknologi Pemetaan
TEKNOLOGI AKUISISI DATA PADA
PEMETAAN
Teretris
Meteran, Rantai
Theodolit
Theodolit Dijital
Elektronik Total Station
Foto
Terestrial Photogrametry
Small Format Aerial Photography
Aerial Photogrametry
Aerial Imaging & Side-looking Radar
Ekstra Terestrial
Global Positioning System (GPS)
Thematic Mapper Sattelite atau Satelit Inventarisasi SDA
Satelite Aparature Radar (SAR)
Bathymetry
Echosounding
Multibeam
Integrasi
ETS & GPS
Foto Udara & GPS
“ Add your company slogan ”
Dasar-dasar Geodesi
(Basic of Geodesy)
Andri Hernandi
LOGO
BENTUK DAN UKURAN BUMI
Bola Bumi
Phytagoras (6 abad SM)
dan Aristoteles (4 abad
SM).
Erathosthenes (250 SM),
Alexandria-Syene.
Authlic sphere (R=6.371
km ; Keliling = 40.030,2
km)
BENTUK DAN UKURAN BUMI
Ellipsoid Bumi
Sejak awal abad 16,
persepsi mengenai bentuk
bumi adalah elipsoid makin
kuat.
Pada 1670, Isaac Newton
berdasarkan teori
gravitasinya
mengemukakan bahwa
bentuk bumi adalah elipsoid
Prediksi Newton, dibuktikan
dengan mengirim ekspedisi
ke Ekuador dan Finland.
Dari hasil ekspedisi
diketahui bahwa jarak pada
arah kutub lebih kecil
dibandingkan pada jarak
pada arah ekuator, yang
disebabkan oleh adanya
penggepengan.
BENTUK DAN UKURAN BUMI
Geoid Bumi
Geoid identik dengan bumi.
Geoid adalah salah satu medan equipotensial bumi yang hampir
sama dengan bidang permukaan laut rata-rata (mean sea-level).
Medan equipotensial adalah suatu bidang yang memiliki nilai
gravitasi yang sama.
BENTUK DAN UKURAN BUMI
N=H-h
BESARAN ELLIPSOID DAN DATUM
Proyeksi Peta
(Map Projection)
Andri Hernandi
LOGO
Pertanyaan ?
Proyeksi Azimutal
(pada bidang datar)
Proyeksi Silinder
Proyeksi Kerucut
PROYEKSI PETA
PROYEKSI PETA
Proyeksi Lambert : Proyeksi ini menggunakan bidang kerucut normal konform. Proyeksi ini dapat
digunakan untuk memetakan daerah kutub dengan menmepatkan 2 kerucut, yaitu belahan bumi selatan dan
belahan bumi utara, walaupun masih terdapat kesulitan untuk memetakan seluruh bumi dan juga distrosi
jarak masih cukup besar untuk pemetaan skala sedang.
Proyeksi Polyeder : merupakan kelanjutan dari proyeksi lambert, dimana proyeksi ini menerapkan
kerusut sebagai bidang proyeksi. Untuk mengatasi distorsi besar, maka diterapkan kerucut yang banyak yaitu
dengan cara menyinggung kerucut-kerucut tersebut pada garis paralel (garis sejajar ekuator) bumi yang
berbeda-beda. Besar daerah yang dipetakan adalah sebesar 20’ x 20‘ (lebar meridian dan lebar paralel) yang
disebut dengan zona proyeksi. Untuk daerah di luar kawasan tersebut, digunakan kerucut lain yang
disinggungkan pada paralel yang berbeda.
PROYEKSI PETA
Meliputi permukaan bumi antara lintang 84N s/d 80S, terbagi atas
60 zone yang tiap zone memiliki lebar 6 derajat bujur.
Faktor skala pada Meridian Central = 0,99960 dan pada batas
zone sebesar 1,00158 (sekitar 363 km dari meridian central).
Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) :
PROYEKSI PETA
a’
a
R = 6370 km
1,1.5,3,6
R
p
PROYEKSI PETA
Skala Peta
(Map Scale)
Andri Hernandi
LOGO
SKALA DAN FAKTOR SKALA
Skala
Perbandingan besaran (jarak) objek yang ada peta dengan besaran
(jarak) objek tersebut pada permukaan bola bumi.
Rumus matematika:
30 m 1.5 cm
Lapangan 40 m Peta 2 cm
Hitunglah ?
10 ha 10 cm persegi
Lapangan Peta
Hitunglah ?
? 10 cm persegi
Lapangan Peta
SKALA DAN FAKTOR SKALA
Pengertian Geometrik
Skala dapat menyatakan ketelitian geometrik
dari suatu gambar.
Pengertian Ketelitian Informasi
Skala dapat menyatakan ketelitian informasi
yang kita peroleh dari peta tersebut
Pertanyaan
Bagaimana kaitan antara skala dengan ketelitian peta ?
Adakah posisi absolut di lapangan yang diturunkan dari peta ?
Bagaimana kaitannya skala dengan obyek yang akan digambarkan dalam peta ?
SKALA DAN FAKTOR SKALA
1 : 10.000
0.1 mm
1 meter
Di Peta
Di Lapangan
SKALA DAN FAKTOR SKALA
Cara menyatakan Skala
Skala Numeris
Yang memberikan perbandingan antara panjang suatu jarak diatas peta
dengan jarak yang bersangkutan di atas bumi.
1 : 20.000
Skala Verbal (Verbal Statement)
Yang menyatakan 1 cm di atas peta sama dengan beberapa kilometer di
atas permukaan bumi.
1 mm di peta mewakili 20 meter di lapangan
Skala Grafis
Yang menunjukan ukran km pada suatu garis dengan pembagian interval
yang sama.
Pertanyaan
Andri Hernandi
LOGO
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
PERPETAAN
SISTEM KOORDINAT
Sistem Koordinat Sistem Koordinat
Cartesian Polar
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT
Dasar-dasar Pemetaan
Terestris
(Basic of Surveying)
Andri Hernandi
LOGO
Pemetaan : - Terrestris
- Non Terrestris
Terrestris : - objek didatangi secara langsung
- hasilnya berupa peta garis
- tidak tergantung pada non terrestris
Peta garis : objeknya dinyatakan dalam bentuk garis
3. Untuk menghitung :
- jarak antara dua titik
- arah antara dua titik
- luas suatu daerah yang dibatasi oleh beberapa titik
- Absolut (Global/Umum)
Arti Jarak
Arti sudut :
Sudut adalah selisih antara dua arah yaitu arah kanan dikurang
arah kiri
A Catatan :
Pengertian sudut mendatar,
arah acuan
adalah sudut pada bidang
atau mendatar ( lihat pengertian
arah nol =- jarak )
P B
Sistem Koordinat Kartesian Dua Dimensi
Sumbu Y
XA A
YA
Sumbu X
A ( XA ; YA )
Absis Ordinat
Perjanjian kuadran dan tanda :
X: - X: +
Y: + IV I Y: +
X: - X: +
Y: - III II Y: -
Sistem Koordinat Dalam Ilmu Ukur Tanah :
1. Sistem Kartesian Y
XA A
A ( XA ; YA )
YA
2. Sistem Polar Y
A
A ( d ; ) d
αAB
αAB B
αBA
A
AZIMUT
terhadap
Azimut astronomis Utara astronomis
Azimut magnetis Utara magnetis
U AAB
ABA
AAB B
Trilaterasi
PRINSIP DASAR HITUNGAN KOORDINAT
2. Bila pembilang positip dan penyebut negatip maka sudut jurusan AB = αAB + 180o
3. Bila pembilang dan penyebut negatip maka sudut jurusan AB = αAB + 180o
4. Bila pembilang negatip dan penyebut positip maka sudut jurusan AB = αAB + 360o
Quadrants and tan function
N
+ +
negative positive
add 360o okay
+
+ E
positive negative
add 180o add 180o
Sistem Satuan Sudut
a s
= ?
1. Polar
αAB Diketahui : A ( XA ; YA )
DAB
DAB
αAB
A
Dicari : B ( XB ; YB )
C Diketahui : A ( XA ; YA )
B ( XB ; YB )
Diukur : dan
Ditanya : C
A
B
Penyelesaian :
YC = YA + dAC cos AC
Dihitung dari B : XC = XB + dBC sin BC
YC = YB + dBC cos BC
Langkah hitungan :
3. Hitung sudut jurusan AB dengan rumus dasar : AB = arc tan { XAB / YAB }
BC = AB + 180o +
YC = YA + dAC cos AC
Dihitung dari B : XC = XB + dBC sin BC
YC = YB + dBC cos BC
SOAL UNTUK LATIHAN
1. Bila pada segitiga sama kaki ABP, koordinat titik alas segitiga
tersebut adalah :
A ( - 59,27 ; + 71,63 ) meter dan B ( + 11,98 ; + 60,04 ) meter
Besarnya sudut di titik puncak segitiga tersebut (P) adalah :
66o 32’ 23”
Tentukan koordinat titik puncak segitiga tersebut bila P di utara AB
2. Pada sebuah segitiga sama sisi ABC, koordinat titik A & B adalah :
A ( - 12,34 ; + 43,21 ) meter dan B ( + 21,45 ; - 15,48 ) meter
Tentukanlah koordinat titik C bila C terletak di Timur garis AB
B Diketahui : A ( XA ; YA )
B ( XB ; YB )
A
C ( XC ; YC )
Diukur : dan
Penyelesaian :
Karena banyak metoda peyelesaian cara ke
belakang ini maka tidak dapat diberikan
semuanya .
C Salah satu cara adalah dengan metoda
Collins
P
Collins dalam penyelesaiannya pertama-tama membuat lingkaran luar dari segitiga yang melalui 2 titik
yang diketahui koordinatnya dan titik yang ditanyakan . Ingat : titik pusat lingkaran luar dari sebuah
segitiga adalah perpotongan sumbu dari sisi segitiga tersebut ( cukup diambil dari 2 sisi saja ) .
Kemudian dari titik yang ditanyakan ditarik garis ke titik ketiga yang diketahui dan perpotongannya
dengan lingkaran tersebut merupakan titik penolong Collins .
Titik penolong Collins ditentukan dengan cara kemuka dan setelah itu titik yang ditanyakan ditentukan
dengan cara kemuka juga .
{ 180o - ( + ) }
{ 180o - ( + ) }
A
Menghitung koordinat H ( lihat cara
B kemuka )
1. Tentukan jarak AB
2. Tentukan jarak AH dan atau BH
dengan rumus sinus
3. Tentukan sudut jurusan AB
P HB
HC
Untuk menghitung koordinat P dari
titik A dan B diperlukan sudut di A
dan di B .
H
C
= HC - HB ; HB dan HC dapat ditentukan karena koordinat H telah diketahui
3. Tentukan koordinat P
Cara lain : t = BA - BC
a+b =
a = -b
sin a = sin ( - b ) = sin cos b - sin b cos ……. 2
b
A sin b = sin cos b - sin b cos
C sin cos b = A sin b + sin b cos
sin cos b = ( A + cos ) sin b
b = arctan { sin / A + cos }
a = -b
Dengan diperolehnya harga a dan b maka sisi AP , BP dan CP dapat ditentukan dengan rumus sinus
serta sudut jurusan AP , BP dan CP juga dapat ditentukan , sehingga koordinat titik P sudah dapat
ditentukan baik dari titik A , B ataupun C
POLIGON
α23
3 α34
α12
1
α23 α12 3
( X1 ; Y1 ) d12 β2 d34
d23 4
2
αij
i
αjk k
βj
A αA1 B αBQ
A
α1B B
αPA β1
Q
1
P
αA1 2 α2B
A
α12 2
dA1 β1 d2B
d12
B
1
Berdasarkan prinsip dasar hitungan koordinat maka dapat ditentukan :
X1 = XA + dA1 sin αA1
X2 = X1 + d12 sin α12 X2 = XA + dA1 sin αA1 + d12 sin α12
XB = X2 + d2B sin α2B XB = XA + dA1 sin αA1 + d12 sin α12 + d2B sin α2B
XB - XA = ( d sin α )
Xakh - Xaw = ( d sin α )
Persamaan terakhir disebut syarat geometris kedua poligon
Analog , akan diperoleh syarat geometris ketiga poligon yaitu : Yakh - Yaw = ( d cos α )
Karena pengukuran tidak lepas dari kesalahan maka
timbul koreksi yang diperoleh dari hubungan :
fβ’ = fβ / n
KOREKSI ABSIS DAN ORDINAT
fy’ = fy ( di / Σd )
Garis
Vertikal MSL
Garis
Vertikal
POSISI VERTIKAL
t x
i B Δh
A
X = Δh
s
t x
m
B
i Δh
A
Dari gambar terakhir terlihat bahwa :
x + i = t + Δh
atau : Δh = x + i - t
a b
Δh
B
A
Pada daerah yang relatip kecil , bidang nivo dapat
dianggap sebagai bidang mendatar .
ΔhAB ΔhAB = ta - BT
A
b a
2. Alat di luar titik
ΔhAB A
ΔhAB = a - b
B
3. Alat di antara kedua titik
b m
ΔhAB B
ΔhAB = b - m
Beda tinggi didefinisikan sebagai selisih bacaan benang tengah ke rambu belakang dengan
bacaan benang tengah ke rambu muka.
Δh = BTb - BTm
1. Positif, artinya titik yang di belakang lebih rendah dari titik yang di muka
2. Negatif, artinya titik yang di belakang lebih tinggi dari titik yang di muka
BT = 0,270
BB = 0,321
SIPAT DATAR MEMANJANG
dst
1
2
Slag 2
Slag 1
Hakh - Haw = ΣΔh + fΔh berasal dari syarat geometris beda tinggi
Hj = Hi + Δ hij + koreksinya
Nomor Jarak Beda Tinggi Koreksi Tinggi Titik Nomor
Titik (meter) ( meter ) ( meter ) ( meter ) Titik
Nomor Jarak Beda Tinggi Koreksi Tinggi Titik Nomor
Titik (meter) ( meter ) ( meter ) ( meter ) Titik
A 573,216 A
98,1 - 0,307
1 1
110,5 - 0,257
2 2
105,4 + 0,409
3 3
102,5 + 0,426
B 573,480 B
Nomor Jarak Beda Tinggi Koreksi Tinggi Titik Nomor
Titik (meter) ( meter ) ( meter ) ( meter ) Titik
A 573,216 A
98,1 - 0,307
1 1
110,5 - 0,257
2 2
105,4 + 0,409
3 3
102,5 + 0,426
B 573,480 B
Σ + 0,271
Koreksi - 0,007
Akh - Aw + 0,264
Nomor Jarak Beda Tinggi Koreksi Tinggi Titik Nomor
Titik (meter) ( meter ) ( meter ) ( meter ) Titik
A 573,216 A
98,1 - 0,307 - 0,001
1 1
110,5 - 0,257 - 0,002
2 2
105,4 + 0,409 - 0,002
3 3
102,5 + 0,426 - 0,002
B 573,480 B
Σ + 0,271
Koreksi - 0,007
Akh - Aw + 0,264
Nomor Jarak Beda Tinggi Koreksi Tinggi Titik Nomor
Titik (meter) ( meter ) ( meter ) ( meter ) Titik
A 573,216 A
98,1 - 0,307 - 0,001
1 572,908 1
110,5 - 0,257 - 0,002
2 572,649 2
105,4 + 0,409 - 0,002
3 573,056 3
102,5 + 0,426 - 0,002
B 573,480 B
Σ + 0,271
Koreksi - 0,007
Akh - Aw + 0,264
PROFIL
Garis bidik
BTB
ta
A
B
tgb
TA
TB
msl
Garis bidik
BTB BTA
B
tgb
TA
TB
msl
Catatan :
Semua satuan dinyatakan dalam meter.
Pertama ditentukan terlebih dahulu tinggi garis bidik dan diperoleh : TGB = 756,035 + 0,653 = 756,688
Kemudian tinggi titik profil ditentukan dari : T i = TGB – BTi
Contoh : profil melintang menggunakan alat diatas titik /as profil
Benang Atas
Benang Tengah Tinggi Titik Jarak
Titik Benang Bawah
Kiri Kanan Kiri Kanan Titik Alat
A 756,035 1,456
a 0,637 0,709 756,854 14,4
0,565
b 0,950 1,100 756,541 30,0
0,800
c 1,932 1,977 755,559 9,0
1,887
d 1,172 1,272 756,319 20,0
1,072
e 1,861 2,036 755,630 35,0
1,686
Pada gambar : - jarak A1 = 2,26 cm Tinggi A di atas bidang persamaan = 6,035 cm
- jarak 12 = 2,90 cm Tinggi 1 di atas bidang persamaan = 6,256 cm
- jarak 23 = 2,84 cm Tinggi 2 di atas bidang persamaan = 5,461 cm
- jarak 34 = 4,12 cm Tinggi 3 di atas bidang persamaan = 5,310 cm
- jarak 4B = 2,14 cm Tinggi 4 di atas bidang persamaan = 4,833 cm
Tinggi B di atas bidang persamaan = 4,753 cm
Pada gambar : - jarak Aa = 2,88 cm Tinggi A di atas bidang persamaan = 2,070 cm
- jarak ab = 3,12 cm Tinggi a di atas bidang persamaan = 3,708 cm
- jarak Ac = 1,80 cm Tinggi b di atas bidang persamaan = 3,082 cm
- jarak cd = 2,20 cm Tinggi c di atas bidang persamaan = 1,118 cm
- jarak de = 3,00 cm Tinggi d di atas bidang persamaan = 2,638 cm
Tinggi e di atas bidang persamaan = 1,260 cm
PEMETAAN SITUASI
SISTEMATIKA PEMETAAN (TERRESTRIS) :
2. PENGUKURAN DETAIL
3. PENGGAMBARAN
zPa APa
detail
ta
a
P
Alat pada titik kerangka dasar
zTa ATa
zTP
detail
ATP
a
T
Alat di luar titik kerangka dasar
P
Di a ditegakkan rambu dan dicatat bacaan
ketiga benang diafragma alat .
Titik Kerangka Dasar Selain itu hal yang sama juga dilakukan ke
titik kerangka dasar .
Pada alat selain dicatat asimut ke titik detail dan
titik kerangka dasar , juga dicatat bacaan sudut
tegaknya serta tinggi alat .
PRINSIP TACIMETRI
a
a’
d’ b b’ t
x
m
h
i
A
d
PRINSIP TACIMETRI
d’ = 100 ( a’ - b’ )
karena : ( a’ - b’ ) = ( a - b ) cos m maka : d’ = 100 ( a - b ) cos m
sedangkan : d = d’ cos m
sehingga : d = 100 ( a - b ) cos2m atau : d = 100 ( a - b ) sin2z
karena : ( m + z ) = 90o
atau : h = 50 ( a - b ) sin 2m + ( i - t )
atau : h = 50 ( a - b ) sin 2z + ( i - t )
( Asimut Magnit )
Tempat
Alat
Alat di atas
Horisontal
( meter )
( meter )
( meter )
( meter )
Vertikal
( Zenit )
Bidikan
Tengah
Bawah
Atas
B A titik
1,51 1,735 2,347 1,123 25000’ 9000’
C 1,500 1,840 1,160 9121’ 8901’
B
D
A
( X A ; YA )
Cara yang lebih baik / lebih teliti
Titik A , P dan B diketahui koordinatnya
Titik A dan P masih ada di lapangan tetapi titik B telah
hilang
Untuk menentukan titik B di lapangan , caranya adalah :
Tentukan jarak AB ( D ) dan sudut jurusan AB ( AB ) serta
sudut jurusan AP ( AP )
Tempatkan teodolit di titik A & arahkan teropong ke titik P
serta catat bacaan skala mendatarnya ( mis. X ) , kemudian
tentukan besar { X + ( AB - AP ) } ; mis. Y .
Gerakkan teropong sampai skala mendatarnya menunjukkan
bacaan sebesar Y dan tarik pita ukur dari titik A sampai
menunjukkan bacaan sebesar D .
Dengan demikian diperoleh posisi titik B .
P
B
Y
A
Hitungan Luas : - grafis mekanis
- numeris
Grafis mekanis untuk daerah yang tidak beraturan
( menggunakan planimeter )
Numeris untuk daerah yang beraturan / berbentuk segi
banyak ( menggunakan koordinat )
Contoh :
XA YA
A B
XB YB
YA.XB XA.YB
XD YD
YB.XD XB.YD
XC YC
YD.XC XD.YC
C D XA YA
Luas = kanan - kiri : 2 YC.XA XC.YA
kiri kanan
Volume
A D
V = { D x ( L A + LB ) } : 2