PENDAHULUAN
permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.
Bentang alam merupakan respon terhadap kombinasi antara proses alam dan
amblesan yang disebabkan oleh proses tektonik atau sebagai hasil perubahan fisik
yang terjadi di bawah endapan sedimen. Proses-proses tersebut satu dan lainnya
terjadi dan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, ekologi, dan aktivitas manusia.
adalah bagaimana cara untuk menginterpretasi peta topografi. Akan tetapi peta
topografi biasanya berbentuk dua dimensi. Untuk mengubah peta topografi dari
dua dimensi menjadi tiga dimensi maka dilakukan proyeksi trimetri. Oleh sebab
dalam bentuk tiga dimensi. Sedangkan tujuan dilakukannya praktikum ini agar:
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Peta Topografi
4. Kertas A4
5. Kertas Kalkir A3
6. Kertas Grafik A3
7. Penghapus
8. Busur Derajat
9. Penggaris
11. Clipboard
Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi
titik-titik di bumi dan di peta. Karena permukaan bumi secara fisik tidak teratur,
(pengukuran). Untuk itu dipilih suatu bidang yang teratur yang mendekati bidang
2017)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran
yang lebih kecil, dimana posisi titik-titik pada peta ditentukan terhadap system
siku-siku X dan Y, sedang posisi titik-titik pada muka bumi ditentukan oleh bujur
bola (dengan jari-jari R = 6370,283 km) dimana volume elipsoida sama dengan
volume bola. Bidang bola inilah yang nantinya akan diambil sebagai bentuk
matematis dari permukaan bumi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam
daerah yang datar, sehingga pemetaan daerah tersebut dapat langsung digambar
dari hasil pengukuran di lapangan, tanpa memakai salah satu system proyeksi
bidang datar. Bidang yang lengkung kalau dibentangkan menjadi bidang datar
tentu akan mengalami kesalahan (distorsi), sedang suatu peta dikatakan ideal
apabila dapat memberikan : luas benar, bentuk benar, arah benar, dan jarak benar.
Keempat syarat tersebut jelas tidak akan mungkin dapat dipenuhi, tetapi selalu
mengurangi kesalahan sekecil mungkin untuk memenuhi satu atau lebih syarat-
luas;
2. Memiliki bidang proyeksi yang sesuai dengan letak daerah yang dipetakan,
misal :
1. Proyeksi Azimuthal
bidang proyeksinya. Proyeksi bentuk ini terdiri atas tiga macam, yaitu sebagai
berikut.
lingkaran.
3) Proyeksi orthografik, yaitu proyeksi yang titik Y-nya terletak jauh di luar
2. Proyeksi Kerucut
bidang kerucut yang melingkupinya. Puncak kerucut berada di atas kutub (utara)
Proyeksi dengan cara ini akan menghasilkan gambar yang baik (relatif
sempurna) untuk di daerah kutub utara dan di daerah kutub selatan. (Akhmad,
2014).
Gambar 2.1 Proyeksi Kerucut
3. Proyeksi Silinder
Proyeksi UTM adalah proyeksi peta yang terkenal dan sering digunakan.
Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut
meridian standar dengan faktor skala1. Lebar zone 6° dihitung dari 180° BT
dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone
adalah 84° LU dan 80° LS. Perbedaan proyeksi UTM dengan proyeksi lainnya
koordinat dalam sistem proyeksi UTM mempunyai angka positif. Koordinat semu
adalah;
dunia,
meridian.
tengah.
Jarak antara dua garis proyeksi meridian yang berurutan adalah tetap untuk
Jarak antara dua garis proyeksi paralel yang berurutan tidak tetap.
Semua koordinat geodetis dihitung terhadap meridian Greenwich sebagai
bujur nol dan terhadap lingkaran ekuator sebagai lintang nol. (Akhmad,
2014)
terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan. (Noor, 2010)
perlu diperhatikan diantaranya membuat sayatan pada peta dimana garis sayatan
ini harus memotong semua kontur. Syarat pembuatan sayatan diantaranya profil
line yaitu garis potong antara permukaan bumi dengan bidang vertikal, base line
terletak pada jarak mendatar sesuai denga jarak horizon, end line yaitu garis
samping kiri kanan tegak lurus base line. Kemudian dari sayatan tersebut kita
adalah 25. Jadi pada setiap ketinggian 25 meter bernilai 1 mm pada kertas grafik.
Setelah itu membuat titik kontur yang berpotongan dengan sayatan tersebut
2.5 Penampang
bentuk lahan pada peta topografi, berupa garis dengan warna berdasarkan
2. Buat garis penampang pada peta kontur yaitu dengan membuat garis
melintang/garis horizontal.
Gambar 2.6 Peta setelah dibuat garis horizontal
penampang.
3. Tepat di titik per potongan antara garis penampang dan kontur pada peta, tarik
Apabila ketinggian wilayah pada peta semakin keluar semakin tinggi maka, hasil
penampang nya berbentuk lembah. Apabila ketinggian wilayah pada peta semakin
ke dalam semakin tinggi maka, hasil penampang nya akan berbentuk dataran
Pada praktikum kali ini, peta dua dimensi diproyeksikan menjadi peta
yaitu :
2. Plot daerah pada peta yang ingin dibuatkan gambaran tiga dimensinya.
4. Buatkan batas peta dan grid-gridnya pada kertas grafik. Batas peta membentuk
pada grid-gridnya.
yang sama dan tetap mengikuti pola kontur pada peta topografi yang menjadi
patokan.
8. Setelah peta tiga dimensi selesai dibuat, maka buat etiket sesuai dengan aturan
4.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Syarat pembuatan sayatan diantaranya profil line, base line, dan end line.
Dimana profil line yaitu garis potong antara permukaan bumi dengan bidang
vertikal, base line terletak pada jarak mendatar sesuai denga jarak horizon, dan
end line yaitu garis samping kiri kanan tegak lurus base line.
kita membuat 10 penampang. Interval kontur yang digunakan adalah 25. Jadi
pada setiap ketinggian 25 meter bernilai 1 mm pada kertas grafik. Setelah itu
membuat titik kontur yang berpotongan dengan sayatan tersebut. Setelah itu
menggabungkan ketiga sayatan tersebut menjadi satu pada kertas kalkir, maka
2) Ruang praktikum sebaiknya dipilih yang lebih luas agar praktikan lebih
Gadjah Mada