OLEH :
Resti Mulyani
2214111019
DOSEN PENGAMPU :
PRODI GEOGRAFI
SINGRAJA
TAHUN 2023/2024
Peta adalah representasi dua dimentional dari permukaan bumi. Yang dimana dalam peta
terdapat gambaran dari unsur-unsur alam ataupun buatan manusia yang berda pada diatas
maupun di bawah permukan bumi. Dalam pembuatan peta, kita memerlukan sistem proyeksi
peta. Bentuk bumi berupa ruang 3D yang melengkung menyerupai ellipsoid, perlu dilakukan
transformasi dengan menggunakan metode proyeksi peta untuk mempresentasikan bentuk bumi
ke dalam bidang datar (2D).
S PR
Proyeksi suatu peta berdasarkan bentuk ellipsoid, atau model bulat (spheroid) yang
seringkali digunakan dalam ilustrasi bumi. Dalam transformasi dari bidang lengkung ke bidang
datar terkadang mengalami distorsi atau perubahan dari bentuk aslinya. Adapun beberapa
persyaratan geometric yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang ideal, yaitu :
1. Jarak antara titik pada harus sesuai dengan jarak realitasnya (dengan
melihat faktor skala peta) Luas area (wilayah) harus sesuai dengan luas
sebenarnya (dengan faktor skala peta)
2. Sudut/arah garis yang direpresentasikan pada peta harus sesuai dengan
arah sebenarnya
3. Bentuk unsur yang direpresentasikan pada peta harus sesuai dengan
bentuk sebenarnya (harus memperhatikan faktor skala peta)
Teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga
dimensi yang berbentuk bola ke permukaan tiga dimensi yang berbentuk bola ke permukaan
datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Ada empat jenis proyeksi peta, yaitu :
1. Menurut bidang proyeksi
2. Menurut kedudukan garis karakteristik/bidang proyeksi terhadap bidang datum yang
digunakan
3. Menurut ciri-ciri asli yang tetap dipertahankan
4. Menurut singgungan antara bidang proyeksi dengan bidang datum
*Metode :
Proyeksi menyinggung
Proyeksi memotong
Proyeksi tidak menyinggung / tidak memotong
Cara mudah untuk memahami jenis proyeksi peta adalah dengan visualisasi cahaya yang
dimasukkan ke dalam sebuah bola bumi ke permukaan, yang disebut permukaan
proyeksi.
*Pemilihan proyeksi peta
Pemilihan proyeksi peta berrdasarkan kebutuhan peta topografi yang akan dibangun, dengan
mempertimbangkan faktor seperti tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan, lokasi
geografis (bentuk, dan luas wilayah yanga kan dipetakan), dan ciri-ciri / karakteristik asli yang
tetap ingin dipertahankan. Contohnya seperti :
Karena jenis sistem proyeksi suatu daerah dengan daerah lain berbeda, maka diperlukan proses
transformasi koordinat dari suatu sitem proyeksi ke sistem proyeksi lain. Pertimbangan untuk
pembuatan peta berskala besar perlu dilakukan dalam pemilihan proyeksi peta, seperti :
Koordinat sistem geografis digunakan untuk menunjukkan suatu titik dibumi berdasarkan
garis lintang dan garis bujur.Garis bujur horizontal digunakan untuk mengukur sudut anatara
titik dengan titik nol di bumi yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik
bujur 0 derajat atau 360 derajat yang diterima secara internasional (0 derajat bujur Barat dan
bujur Timur). Koordinat sistem UTM menggunakan sistem proyeksi, di bidang proyeksi
Silinder,, Konform, Secant, Transversal. Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah
meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala 1, persebaran di meridian tengah =
0.9996,batas parallel tepi atas dan tepi bawah adalah 84 derajat LU dan 80 derajat LS. Salah
satu sistem proyeksi yang terkenal dan sering digunakan adalah posisi horizontal 2D (x,y) utm
dengan bidang proyeksi silinder, transversal dan conform memotong bumi pada 2 meridian
standar. Seluruh permukaan bumi dibagi 60 bagian (disebut zona UTM). Setiap zona, dibatasi 2
meridian selebar 60 dan memiliki meridian tengah dan zona 1 dimulai dari 180 derajat BB – 174
BB, Zona 2 dari 174 derajat BB – 168 derajat BB, dst ke timur hingga zona 60 dari 174 derajat
BT – 180 derajat BT.
Terdapat beberapa sistem proyeksi peta, tetapi di Indonesia sendiri hanya dapat
menggunkaan 4 sistem proyeksi, diantaranya :
Proyeksi ini umum digunakan di Indonesia karena praktis dan historis. Sistem proyeksi peta
sudah di pertimbangkan dengan bentuk geografis Indonesia yang berupa kepulauan.