Anda di halaman 1dari 38

SISTEM PROYEKSI PETA

UNSUR-UNSUR PETA
SEJARAH
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Bentuk (shape), arah/orientasi (orientation) dan luas relatif


(relative area) dari permukaan bumi hanya dapat disajikan
secara tepat dengan menggunakan Globe.
Namun
• Penyajian dalam bentuk globe mempunyai beberapa
keterbatasan, antara lain:
• Bentuknya tidak praktis
• Skalanya kecil
• Tidak dapat digunakan sebagai alat analisis yang
membutuhkan informasi yang detil
• Untuk keperluan analisis ataupun perolehan informasi yang
detil diperlukan Peta.
PENGERTIAN
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Proyeksi peta adalah proses pemindahan detil


permukaan bumi (globe) yang merupakan
bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2
dimensi.

agar bentuk yang mendekati


bulat tersebut dapat didatarkan
dan distorsinya dapat
terkontrol, untuk itu dilakukan
proyeksi ke bidang datar.
PERMASALAHAN
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Proses pemindahan kenampakan dari bola


bumi ke bidang datar pasti akan
mengakibatkan adanya kesalahan (distorsi)
dalam hal :
luas, jarak dan bentuk.
• Salah satu dari ketiga aspek tersebut (luas,
jarak dan bentuk) dapat dipertahankan
dengan mengorbankan aspek yang lain.
Contoh kesalahan (distorsi)

bagian tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami distorsi
(penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu menjadi lebih
besar
Kegunaan Beberapa Jenis Proyeksi Peta
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

Mempertahankan Sifat
Aslinya
1. Luas permukaan yang
tetap (ekuivalen)
2. Bentuk yang tetap
(konform)
3. Jarak yang tetap
(ekuidistan)
4. Peta hasil proyeksi
tidak mengalami
penyimpangan arah
Berdasar Bidang Proyeksi Yang Digunakan
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi
Proyeksi Planar / Bidang Datar
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Proyeksi pada bidang datar


• Memproyeksikan data pada permukaan datar
menyentuh bola bumi
• Disebut juga proyeksi azimutal/zenital
• Biasanya menyinggung bola bumi pada
sebuah titik (kutub utara/selatan atau
equator/titik manapun) tapi bisa juga
memotong
Azimuthal
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi
Proyeksi Silinder (Cylindrical)
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Proyeksi mercator paling umum digunakan


dengan equator biasanya sebagai garis
singgungnya
• Diilustrasikan bola bumi masuk ke tabung
silinder dan didalam bola bumi diletakkan
sumber cahaya sehingga terlihat garis-garis
gratikul (paralel dan meridian) pada dinding
tabung silinder sebagai proyeksinya
• Meridian (Garis Bujur)
Garis lengkung lurus pada permukaan bumi (globe) yang
menghubungkan kutub utara bumi dengan kutub selatan bumi,
membujur dari utara ke selatan

• Paralel (Garis lintang)


Lingkaran pada globe (bola bumi) yang sejajar dengan lingkaran equator
dan melintang dari arah Barat ke Timur
Bentuk Proyeksi Silinder
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

a. Proyeksi normal menggunakan equator


sebagai garis singgung
b. Proyeksi transverse mercator menggunakan
meridian sebagai garis singgung
c. Proyeksi oblique mercator silinder miring
diputar sekeliling garis lingkaran besar yang
terletak antara equator dan meridian
Proyeksi Kerucut
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Proyeksi paling sederhana


• Menyinggung bola bumi sepanjang garis
lintang yang disebut paralel standar
• Digunakan untuk daerah yang mempunyai
garis lintang pertengahan dan mempunyai
orientasi timur-barat
• Kutub dinyatakan dalam bentuk lengkung/titik
• Distorsi akan bertambah besar jika jauh dari
paralel standar
Proyeksi Modifikasi atau Gubahan

Proyeksi gubahan muncul karena proyeksi murni :

Azimuthal,
Kerucut, dan
Silinder

sulit diterapkan untuk menggambarkan wilayah-wilayah


sempit atau wilayah pada provinsi lintang tertentu.
Beberapa proyeksi gubahan adalah sebagai berikut:
Proyeksi Mercator

Proyeksi mercator menggambarkan bumi di bidang silinder yang sumbunya berimpit


dengan bumi dan seolah-olah silindernya dibuka menjadi bidang datar. Proyeksi
mercator cocok untuk menggambarkan daerah dekat ekuator, akan tetapi distorsi peta
semakin besar saat mendekati kutub. Karakteristik proyeksi mercator sebagai berikut
1.Interval jarak antarmeridian sama
2.Interval jarak antarparalel semakin lebar saat mendekati kutub
3.Kutub-kutub hampir tidak bisa dipetakan karena terletak di posisi tak terhingga
4.Berdasarkan proyeksi ini, bumi terbagi menjadi 60 zona
Proyeksi sinusoidal

Proyeksi sinusoidal menggambarkan sudut dan jarak yang tepat untuk wilayah
meridian tengah. Proyeksi ini cocok digunakan untuk menggambarkan daerah wilayah
Amerika Selatan, Australia, dan Afrika. Proyeksi ini dapat digunakan untuk
menggambarkan daerah yang kecil di belahan bumi mana saja, juga cocok untuk
menggambarkan daerah luas yang letaknya jauh dari wilayah khatulistiwa
Proyeksi bonne

Proyeksi bonne menggambarkan sudut dan jarak yang benar pada meridian
tengah serta peta standar. Distorsi peta semakin besar apabila menjauhi
meridian tengah. Maka dari itu, proyeksi bonne cocok digunakan untuk
menggambarkan wilayah Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa
Proyeksi Mollweide

Proyeksi Mollweide mempunyai ukuran yang sama luas hinga ke wilayah pinggir
proyeksi tiap bagian. Semakin mendekati kutub, ukuran wilayah berubah semakin
kecil. Proyeksi mollweide umumnya digunakan untuk menggambarkan peta
statistika, peta arus laut, dan peta pertanian
Proyeksi homolgrafik

Proyeksi homolgrafik merupakan perbaikan kesalahan pada proyeksi mollweide.


Proyeksi ini memiliki sifat yang sama luas. Jenis proyeksi ini baik untuk
menggambarkan penyebaran fenomena geosfer di permukaan bumi
Proyeksi gall

Ciri khas dari proyeksi gall adalah bentuk yang berbeda di wilayah lintang yang
mendekati kutub
Sistem proyeksi (di Indonesia?)
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

1. Proyeksi peta mercator (proyeksi silinder)


– Untuk navigasi dan penggunaan di sekitar equator
2. Proyeksi TM (transverse mercator) / bidang datar
– Untuk topografi dan daerah yang membujur utara-
selatan
3. Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) /
bidang datar
– Untuk topografi dan peta-peta skala besar
4. Proyeksi Polynder (proyeksi kerucut)
– Cocok untuk daerah yang kecil/ tidak luas, kurang cocok
untuk daerah equator, ex: topografi
Proyeksi Universe Transverse Mercator (UTM)
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Proyeksi UTM dibuat oleh US Army sekitar


tahun 1940-an. Sejak saat itu proyeksi UTM
menjadi standar untuk pemetaan topografi.
Sifat-sifat Proyeksi UTM
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

• Proyeksi ini adalah proyeksi Transverse Mercator yang


memotong bola bumi pada dua buah meridian, yang
disebut dengan meridian standar. Meridian pada pusat
zone disebut sebagai meridian tengah.
• Daerah diantara dua meridian ini disebut zone. Lebar zone
adalah 6° sehingga bola bumi dibagi menjadi 60 zone.
• Perbesaran (faktor skala) pada meridian tengah adalah
0,9996.
• Daerah yang memiliki akurasi skala paling tinggi adalah
pada garis meridian standar (faktor skala 1). Sistem
Proyeksi UTM memakai unit meter.
SISTEM KOORDINAT
Proses pemindahan detil permukaan bumi (globe) yang merupakan bentuk 3 dimensi ke bidang datar yaitu bentuk 2 dimensi

Menghindari koordinat
negatif dalam proyeksi UTM
• Untuk menghindari koordinat negatif dalam
proyeksi UTM setiap meridian tengah dalam
tiap zone diberi harga 500.000 mT (meter
timur). Untuk harga-harga ke arah utara,
ekuator dipakai sebagai garis datum dan diberi
harga 0 mU (meter utara). Untuk perhitungan
ke arah selatan ekuator diberi harga
10.000.000 mU.
• Wilayah Indonesia (90° – 144° BT dan 11° LS –
6° LU) terbagi dalam 9 zone UTM, dengan
demikian wilayah Indonesia dimulai dari zona
46 sampai zona 54 (meridian sentral 93° –
141° BT).
Pola sederhana penentuan zona proyeksi UTM berdasar garis bujur
adalah:

Zona UTM = 30 + (garis bujur/6)

Sebagai contoh,

kita akan menentukan zona UTM untuk wilayah Kota Ambon. Informasi
yang harus kita ketahui terlebih dahulu ialah informasi tentang garis
bujurnya.

Untuk wilayah Kota Ambon berada disekitar 128 derajat BT.

Maka zona proyeksi UTM nya adalah = 30 + (128/6) = 51,3333333.

Jika Terdapat desimal seperti ini maka dilakukan pembulatan keatas yaitu
menjadi 52. Ini berarti wilayah Kota Ambon berada di awal zona 52.
• Tugas Membuat dan Melayout Peta Lokasi Penelitian
(Dikumpulkan pada pertemuan terakhir sebelum UTS)
Peta skala besar (peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai
1 : 250.000)
Kertas Ukuran minimal A4
Sesuai dengan kaidah dan harus ada UNSUR-UNSUR PERPETAAN
Tulis Tangan, Pensil/Pensil Warna atau bisa menggunakan Mal
Huruf Rotring serta boleh menggunakan software menggambar
(CorelDraw dsb)

Diberi warna
Contoh : Peta Lokasi Penelitian
(yang belum ada dilengkapi sesuai unsur-unsur perpetaan)

Sumber: https://docplayer.info/docs-images/62/47105866/images/1-1.jpg

Anda mungkin juga menyukai