PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Diupayakan
sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Untuk menghindari kompleksitas model matematik geoid, maka dipilih model
ellipsoid terbaik pada daerah pemetaan, yaitu yang penyimpangannya terkecil
terhadap geoid.
WGS-84 (World Geodetic System) adalah ellipsoid terbaik untuk keseluruhan
geoid. Penyimpangan terbesar antara geoid dengan ellipsoid WGS-84 adalah 60m
diatas dan 100m dibawahnya. Indonesia, seperti halnya negara lainnya, menggunakan
ukuran ellipsoid ini untuk pengukuran dan pemetaan di Indonesia. WGS-84 diatur,
diimpitkan sedemikian rupa diperoleh penyimpangan terkecil di kawasan Nusantara
RI. Titik impit WGS-84 dengan geoid di Indonesia dikenal sebagai datum Padang
(datum geodesi relatif) yang digunakan sebagai titik reference dalam pemetaan
nasional.
Bidang silinder memotong bola bumi pada dua buah meridian yang disebut
meridian standar dengan faktor skala 1.
Lebar zone 6 dihitung dari 180 BB dengan nomor zone 1 hingga ke
180 BT dengan nomor zone 60. Tiap zone memiliki meridian tengah
sendiri.
3
Perbesaran di meridian tengah = 0,9996.
Batas pararel tepi atas dan tepi bawah adalah 84 LU dan 80 LS.
4
- Untuk kondisi seperti ini, sistem proyeksi Tansverse Mecator/ Silinder
Melintang Mecator adalah paling ideal (memberikan hasil dengan distorsi
mnimal).
- Dengan pertimbangan kepentingan teknis maka akan dipilih sisatem
proyeksi Universal Transverse Mecator yang memberikan batasan luasan
bidang antara dua garis bujur dan ellipsoide yang dinyatakan sebagai
zone.
c) Tujuan Proyeksi TM
Sebagai sistem koordinat nasional menggunakan datum absolut DGN-95.
c) Manfaat Proyeksi TM
- Untuk topografi
- Penggunaan terbaik untuk daerah yang membujur utara - selatan.
5 Koordinat UTM
Untuk koordinat UTM, bumi dibagi menjadi 60 zona bujur yang dimulai dari
lautan Teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur Barat dan 180 Bujur Timur) menuju
ke timur . masing masing zona bujur memiliki lebar 6 atau 667 km. Garis lintang
UTM dibagi menjadi 20 zona, dengan panjang masing masing lintang adalah 8
atau 890 km. Zona lintang dimulai dari 80 LS 72 LS diberi nama Zona C sampai
dengan Zona X di 72 LU 84 LU. Untuk huruf (I) dan (O) tidak digunakan.
5
Gambar 5. Wilayah UTM
Sebuah metode menentukan lokasi dari jaringan di permukaan bumi itu adalah
sebuah aplikasi praktis dari suatu sistem koordinat cartesius dua dimensi.
Didefinisikan posisi horizontal dua dimensi (x,y) dengan menggunakan
proyeksi silinder, transversal, dan konform yang memotong bumi pada dua meridian
standard.
Ciri ciri :
- Memotong bola bumi di dua buah meridian standar dengan faktor skala (k)
=1
- Lebar zone (wilayah) sebesar 6.
- Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri.
- Perbesaran di meridian tengah = 0,9996
Penentuan Zone :
- Lebar setiap zona adalah 6
- Zone dimulai dari batas hari internasional ke arah timur.
- Batas pararel tepi atas 84 dan tepi bawah 80.
- Daerah kutub harus diproyeksikan dengan proyeksi lain.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean
sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan.
Ketinggian di sebelah utara adalah 1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah 675 msl.
Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan
(Bandung Basin).
7
Gambar 7. Jln. Merdeka
Gambar 9. PT Dirgantara
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian
atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke
permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin.
Proyeksi UTM merupakan sistem proyeksi silinder, konform, secant, transversal dan
tidak mengacu pada bentuk bumi yang bulat, melainkan mengacu pada bentuk bumi
yang datar/planar melalui proyeksi tertentu.
Proyeksi polyeder adalah proyeksi kerucut normal kontrol. Proyeksi ini digunakan
untuk daerah 20 x 20 (37km x 37km), sehingga bisa memperkecil distorsi. Bumi
dibagi dalam jalur-jalur yang dibatasi oleh dua garis pararel dengan lintang sebesar
20 atau tiap jalur sebesar 20 diproyeksikan pada kerucut tersendiri.
9
- Proyeksi simetris selebar 6 untuk setiap zone.
- Transformasi koordinat dari zone ke zone dapat dikerjakan dengan rumus
yang sama untuk setiap zone di seluruh dunia.
- Distorsi berkisar antara - 40 cm/ 1.000 m dan 70 cm/ 1.000 m.
Manfaat Proyeksi Polyeder
Untuk digunakan pada pemetaan teknik skala besar karena perubahan jarak
dan sudut pada satu bagian derajat 20 x 20, sekitar 37km x 37km bisa
diabaikan.
Manfaat Proyeksi TM
- Untuk topografi
- Penggunaan terbaik untuk daerah yang membujur utara selatan
Untuk koordinat UTM, bumi dibagi menjadi 60 zona bujur yang dimulai dari
lautan Teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur Barat dan 180 Bujur Timur) menuju
ke timur . masing masing zona bujur memiliki lebar 6 atau 667 km. Garis lintang
UTM dibagi menjadi 20 zona, dengan panjang masing masing lintang adalah 8
atau 890 km. Zona lintang dimulai dari 80 LS 72 LS diberi nama Zona C sampai
dengan Zona X di 72 LU 84 LU. Untuk huruf (I) dan (O) tidak digunakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Fisman. (2013, 6 Mei). Proyeksi dan Skala Peta. Diakses 14 Maret 2015
<http://geografisman3purworejo.blogspot.com/2013/05/proyeksi-peta-dan-skala-
peta.html>
http://arna.lecturer.pens.ac.id/GIS/06%20-%20Proyeksi%20Peta.pdf
http://www.academia.edu/9403460/SISTEM_KOORDINAT_DAN_PROYEKSI_PETA
http://www.slideshare.net/galih06/sistem-koordinat-lanjutan
Mahasiswa PTIK. (2009, 4 November). Kota Bandung. Diakses 14 Maret 2015.
<http://bandungpenuhsejarah.blogspot.com/2009/11/letak-geografis-
bandung.html>
Malik. (2013, 25 April). Sistem Koordinat CGS dan UTM. Diakses 14 Maret 2015
<http://malikaprianto10.blogspot.com/2013/04/sistem-koordinat-gcs-dan-
utm.html>
Purwaamijaya, I.M. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan. Jakarta : Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan
11