KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berkenaan tentang ”Proyeksi
Peta” ini dengan baik dan tepat waktu.
Bandar Lampung, April 2014
Penulis
Dede Ernando
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang.......................................................................................................xi
Bab 2 Pembahasan
1.1 Jenis Proyeksi Peta................................................................................1
1.2 Jenis Bidang Proyeksi............................................................................3
LATAR BELAKANG
Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang memperlihatkan
karakteristik utamanya. Jadi pemetaan dapat diartikan sebagai kegiatan penggambaran
permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Sebuah
peta dasar dibuat dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000 sampai 1 : 250.000.
Proyeksi diartikan sebagai metoda atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari
dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara
pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta.Proyeksi peta
adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan
permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi
dengan distorsi sesedikit mungkin.Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan
hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid.Istilah ini
sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi.Karena
bumi tidak uniform, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi yang
menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang sangat tidak beraturan.
3. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara
kutub dan ekuator
2). Proyeksi Kerucut, Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari
suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan
daerah lintang tengah (miring).Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian
berbentuk jari-jari.Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.Proyeksi
kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau
memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya.
Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.Proyeksi kerucut di
bedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Proyeksi Kerucut Normal / Standar, Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi
terletak pada suatu paralel (Paralel Standar)
2. Proyeksi Kerucut Transversal,Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak
lurus.
3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring), Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk
miring.
3). Proyeksi Silinder,Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini
bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis
horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas, dan
Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan
tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.
Proyeksi Gall,Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang
mendekati kutub.
http://icenakur.blogspot.co.id/2014/05/tugas-makalah-proyeksi-peta.html#.WAei-_mSyEw 23:54
rabu 19 10 2016-10-19
BAB III
PROYEKSI PETA
3.1 Pendahuluan
Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di bumi dan di
peta. Karena permukaan bumi secara fisik tidak teratur, sehingga sulit untuk melakukan perhitungan-
perhitungan dari hasil ukuran (pengukuran). Untuk itu dipilih suatu bidang yang teratur yang
mendekati bidang fisis bumi yaitu bidang Elipsoidadengan besaran-besaran tertentu.
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil, dimana
posisi titik-titik pada peta ditentukan terhadap system siku-siku X dan Y, sedang posisi titik-titik pada
muka bumi ditentukan oleh bujur dan lintang.
Di dalam konstruksi suatu proyeksi peta, bumi biasanya digambarkan sebagai bola (dengan jari-jari R =
6370,283 km) dimana volume elipsoida sama dengan volume bola. Bidang bola inilah yang nantinya
akan diambil sebagai bentuk matematis dari permukaan bumi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perhitungan.
Untuk daerah yang kecil (maksimum 30 km x 30 km) dapat dianggap sebagai daerah yang datar,
sehingga pemetaan daerah tersebut dapat langsung digambar dari hasil pengukuran di lapangan,
tanpa memakai salah satu system proyeksi peta.
Persoalan pertama dalam proyeksi peta adalah penyajian bidang lengkung ke bidang datar. Bidang
yang lengkung kalau dibentangkan menjadi bidang datar tentu akan mengalami kesalahan ( distorsi),
sedang suatu peta dikatakan ideal apabila dapat memberikan : luas benar, bentuk benar, arah benar,
dan jarak benar. Keempat syarat tersebut jelas tidak akan mungkin dapat dipenuhi, tetapi selalu harus
mengorbankan syarat lainnya. Cara yang dapat dilakukan hanyalah mengurangi kesalahan sekecil
mungkin untuk memenuhi satu atau lebih syarat-syarat peta ideal, yaitu dengan :
1. Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak begitu luas;
2. Memiliki bidang proyeksi yang sesuai dengan letak daerah yang dipetakan, misal :
1. Bidang datar untuk daerah sekitar kutub.
2. Bidang kerucut untuk daerah sekitar lintang tengah.
3. Bidang silinder untuk daerah sekitar equator.
Cara penggambaran dari bentuk lengkung ke bentuk bidang datar dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus matematis tertentu. Metode proyeksi atau transformasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Parallel adalah garis yang sejajar denga equator dimana garis-garis tersebut berupa lingkaran-
lingkaran yang tidak sama besarnya, makin jauh dari equator lingkarannya makin kecil. Jadi lingkaran
yang terbesar adala equator
1. Semua parallel kecuali equator adalah lingkaran kecil, equator merupakan suatu lingkaran
besar.
2. Jumlah yang tidak terhingga daripada parallel dapat digambar pada kutub. Jadi setiap titik
pada bola bumi akan terletak pada suatu parallel kecuali pada kedua kutub.
3.4. Besarnya Bujur (Longitude)
Besarnya bujur suatu tempat (titik) adalah busur yang diukur (dalam derajat) pada suatu parallel
antara meridian tempat tersebut dengan meridian utama (meridian greenwich). Meridian Greenwich
mempunyai harga bujur 00 (nol derajat). Bujur dari suatu titik tertentu pada bola bumi diukur ke timur
atau ke barat dari meridian Greenwich. Harga bujur berkisar dari 0 0 sampai 1800 ke Timur atau ke
Barat.
Apabila suatu titik hanya diketahui besarnya bujur saja, kita tidak dapat mengetahui lokasi secara
teliti karena dengan bujur yang sama dapat terletak pada suatu meridian penuh. Dengan perkataan
lain suatu meridian dapat didefinisikan sebagai suatu garis yang menjadi tempat kedudukan semua
titik-titik yang mempunyai longitude yang sama. Panjang bujr setiap 1 0 dalam miles/kilometer tidak
tetap, tergantung dari letak parallel. Jarak yang paling besar adalah di equator karena merupakan
lingkaran besar. Panjang 10 bujur di equator = 111,322 km, makin kea rah kutub menjadi bertsmbsh
kecil hingga mendekati nilai 0 km (di kutub).
3.5 Besarnya Lintang (Latitude)
Besarnya lintang suatu tempat didefinisikan sebagai busur yang diukur (dalam derajat) pada suatu
meridian antara tempat tersebut dengan equator. Besarnya lintang mempunyai harga dari 0 0 (equator)
sampai 900 di kutub utara dan kutub selatan. Apabila suatu tempat (titik) diketahui lintang dan bujur
berarti lokasi dapat ditentukan dengan teliti yang merupakan koordinat geografis.
Dengan demikian lokasi suatu titik ditentukan berdasarkan pada besarnya bujur ( longitude) dan
besarnya lintang (latitude) tempat itu. Contoh pada gambar di bawah ini lokasi titik P adalah 60 0 Bujur
Barat (600 E) dan 500 Lintang Utara (500 N). Gunakan globe untuk menjelaskan pada siswa.
Gambar 3.4. Longitude dan Latitude
Proyeksi Azimuthal
Proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi disebut proyeksi azimuthal
atau proyeksi zenithal. Pada proyeksi ini bola bumi menyinggung bidang proyeksi pada salah satu
kutub (kutub utara atau kutub selatan) disebut Proyeksi Azimuthal normal, sedang apabila
menyinggung pada salah satu titik equator disebut proyeksi Azimuthal Equatorial atau menyinggung di
salah satu titik di sembarang tempat pada bola bumi, disebut proyeksi azimuthal miring ( oblique).
Beberapa contoh lihat pada gambar berikut :
Gambar 3.5. Contoh Proyeksi Azimuthal Normal
3.7. Proyeksi Kerucut
Bila kita meletakkan suatu kerucut pada bola bumi, kerucut tersebut akan menyinggung bola bumi
sepanjang suatu lingkaran apabila kerucut tersebut dalam posisi normal maka garis singgung dalam
bidang kerucut dengan bola bumi adalah disuatu parallel dan parallel ini disebut parallel standart.
Dimana pada parallel standar tidak mengalami distorsi (penyimpanan) berarti faktor skala ( scale
factor) = 1
Kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bola bumi dapat normal, miring, dan transversal.
Apabila kerucut menyinggung bola bumi disebut tangent (tangential) terhadap bola bumi, berarti hanya
ada satu parallel standart.
Bila kerucut memotong bola bumi disebut secant terhadap bola bumi, berarti ada 2 (dua) arallel
standart. Adanya dua parallel standart berguna untuk memperkecil distorsi. Karena bila daerah yang
akan dipetakan membentang utara selatan, kalau memakai proyeksi kerucut dengan satu standart
parallel akan menimbulkan distorsi yang besar untuk daerah yang jauh dari parallel standart.
Contoh-contoh proyeksi kerucut yang sederhana dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.6. Proyeksi kerucut dengan satu standar parallel
Gambar 3.7. Proyeksi kerucut dengan dua standar parallel
3.8. Proyeksi Silinder
Proyeksi silinder yang sebenarnya, menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksinya.
Kenampakan yang ada pada bola bumi (globe) diproyeksikan ke bidang silinder tersebut, kemudian
bidang silinder dipotong dan dibuka menjadi bidang datar.
Sifat proyeksi silinder yang normal adalah lingkaran-lingkaran meridian diproyeksikan menjadi garis-
garis lurus vertical yang sejajar (meridian-meridian). Lingkaran-lingkaran parallel diproyeksikan
menjadi garis-garis lurus yang sejajar dan tegak lurus dengan meridian-meridian.
Pada proyeksi silinder normal artinya sumbu bumi berimpit dengan sumbu silinder, dan menyinggung
equator. Dapat juga proyeksi silinder normal, bidang proyeksi memotong bola bumi pada suatu
parallel. Lihat beberapa contoh gambar berikut :
Gambar 3.8. Proyeksi Silinder Normal yang memotong Bola Bumi
Gambar 3.11. Pembagian Dunia menjadi zona-zona
Batas parallel tepi atas dan tepi bawah adalah 84 0 Lintang Utara dan 800 Lintang Selatan. Dengan
demikian untuk daerah kutub harus diproyeksikan dengan proyeksi lain (rekomendasi : Universal Polar
Stereograhic Projection). Telah diyraikan di depan bahwa silinder memotong (secant) bola bumi. Hal
ini dilakukan agar dapat meredusir distorsi sekecil mungkin dengan lebar zone (wilayah) 6 0.
Gambar 3.12. Bidang Silinder
Memotong globe Gambar 3.13. Bagian yang tidak dan
mengalami distorsi tiap zone
Pada gambar tersebut di atas, equator tergambar sebagai garis lurus dan meridian-meridian tergambar
sedikit melengkung. Karena proyeksinya bersifat conform, maka parallel-parallel juga tergambar
sedikit melengkung agar perpotongan dengan meridian tegak lurus.
Pada titik I, II, III, dan IV Gambar 3.10, dimana silinder memotong bola bumi, tidak mengalami distorsi.
Pada gambar terlihat bahwa selain equator sebagai garis lurus juga ada garis tegak lurus disebut
meridian tengah dari tiap-tiap zone yang tergambar melalui V dan VI pada gambar tersebut. Kedua
garis tersebut dipakai sebagai sumbu dari system grid untuk setiap zone.
Seperti terlihat pada gambar diatas system grid terdiri dari garis lurus yang sejajar meridian tengah.
Lingkaran silinder yang memotong bola bumi digambar sebagai garis lurus/putus-putus yang tebal.
Kembali ke gambar 3.10. terlihat bahwa I, V, II, dan II, VI, IV adalah diperkecil bila diproyeksikan pada
silinder, sedang daerah IA, IIB, IIIC, dan IVD diperbesar. Tidak terdapat distorsi sepanjang lingkaran
yang melewati I, II, III, dan V, ini ditunjukkan sevagai garis putus tebal pada Gambar 3.9.
Pada grafik dapat terlihat bahwa antara meridian tengah (500.000 m E) dengan garis grid 320.000 m E
(sebelah barat meridian tengah) dan 680.000 m E (timur meridian tengah) terjadi reduksi skala. Faktor
skala pada daerah ini mempunyai harga dari 0,99960 sampai 1,00000. Di luar dari batas garis grid
320.000 m E dan 680.000 m E faktor skala lebih besar daripada 1,00000. Berarti jarak-jarak pada peta
tergambar lebih besar daripada di permukaan bumi (tidak memperhatikan skala peta). Dalam hal ini
meridian tengah 1000 m dibumi akan tergambar 0,99960 x 1000 m = 999,60. Berarti ada reduksi pada
peta sebesar 40 cm per 1000 m untuk daerah dekat dengan tepi zone, sekitar 300.000 m sebelah barat
atau timur meridian tengah untuk jarak 1000 m akan tergambar 1000,70 m. berarti mengalami
perbesaran distorsi 70 cm per 1000 m.
Setiap zone (wilayah) pada UTM mempunyai overlap sekitar 40 km (25 mile, jadi setiap titik yang
berada di daerah overlap akan mempunyai 2 harga koordinat. Setiap jalur sebesar 8 0 LS – 720 LS diberi
huruf C dan berakhir dengan huruf X pada jalur 720 LU dan 840 LU (huruf I dan 0 tidak digunakan)).
Gambar 3.14. Sistem Koordinat UTM
Dalam penerapan system UTM bagi peta-peta dasar nasional seluruh wilayah Indonesia
(BAKOSURTANAL) membagi wilayah Indonesia dalam 9 wilayah (zone) yang masing-masing
mempunyai lebar 60 bujur, mulai dari meridian 900bujur timur sampai dengan meridian 1440 bujur timur
dengan batas garis parallel 100 lintang utara dan 150 lintang selatan dengan 4 satuan daerah yaitu L,
M, N, dan P. sebagai bidang referensi digunakan Spheroid GRS 1967 (Geodetic Reference System
1967) dengan dimensi :
Radius equator (a) = 666378160 m
http://icenakur.blogspot.co.id/2014/05/tugas-makalah-proyeksi-peta.html#.WAei-_mSyEw 23:55
rabu 19 10 2016-10-19