Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH PROYEKSI PETA

Studi Kasus : Jenis Proyeksi Peta


Disusun
Nama               : Dede Ernando          
NPM               : 1305061016
Mata Kuliah    : Kartografi
Dosen              :  Ir. Beson Soekarno
                                                

Jurusan D3 Survey dan Pemetaan


Fakultas Teknik Universitas Lampung
Bandar Lampung
April 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berkenaan tentang ”Proyeksi
Peta” ini dengan baik dan tepat waktu.

Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen mata kuliah Kartografi, dan juga kepada semua teman-teman yang
telah bersedia membantu  saya dalam penyelesaiannya.
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun bentuknya. Karena itu saya mohon saran dan kritik yang
membangun, semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

                                                                                               
Bandar Lampung, April 2014

                                                                                                               
Penulis
                                                                             Dede Ernando
        

Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................ i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang.......................................................................................................xi
Bab 2 Pembahasan
1.1  Jenis Proyeksi Peta................................................................................1
1.2  Jenis Bidang Proyeksi............................................................................3

LATAR BELAKANG
Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang memperlihatkan
karakteristik utamanya. Jadi pemetaan dapat diartikan sebagai kegiatan penggambaran
permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Sebuah
peta dasar dibuat dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000 sampai 1 : 250.000.
Proyeksi diartikan sebagai metoda atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari
dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara
pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta.Proyeksi peta
adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan
permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi
dengan distorsi sesedikit mungkin.Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan
hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid.Istilah ini
sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi.Karena
bumi tidak uniform, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi yang
menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang sangat tidak beraturan.

Proyeksi diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan


dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.Proyeksi peta merupakan cara
memindahkan garis lintang atau paralel dan garis bujur atau meridian di bola bumi (globe) ke
bidang datar yang berbentuk peta.Analoginya adalah sama dengan saat kita akan menghitung
luas kulit jeruk. Untuk menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya pada
bidang datar.Karena awalnya kulit jeruk tersebut 3 Dimensi dengan dikupas dan di letakkan
mendatar maka dipaksakan menjadi 2 Dimensi maka sebagai akibatnya terjadi perubahan dari
bentuk awal yang dikarenakan adanya sobekan, mengembang atau berkerut.
A.    Jenis Proyeksi Peta
Adapun jenis bidangProyeksi Peta merupakan suatu sistem pemindahan dari bentuk
permukaan bumi yang lengkung ke suatu bidang datar.Proyeksi berdasarkan jenis bidang
proyeksi terbagi menjadi 3 yaitu:
1)          Proyeksi Bidang Datar atau Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah proyeksi yang
menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi
dan berpusat pada satu titik.Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan
titik kutub pada titik pusat proyeksi.

Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal:


a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub.
b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris    mengelilingi kutub.
c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama.
d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran

Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu:

1. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub.


2. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.

  3.      Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara
kutub dan ekuator

2).   Proyeksi Kerucut, Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis-garis meridian dan paralel dari
suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksikan
daerah lintang tengah (miring).Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian
berbentuk jari-jari.Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.Proyeksi
kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau
memotong globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut puncaknya.
Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di lintang 45°.Proyeksi kerucut di
bedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Proyeksi Kerucut Normal / Standar, Jika garis singgung bidang kerucut pada         bola bumi
terletak pada suatu paralel (Paralel Standar)
2.  Proyeksi Kerucut Transversal,Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak
lurus.
3.  Proyeksi Kerucut Oblique (Miring), Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk
miring.

3).    Proyeksi Silinder,Proyeksi Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi. Apabila pada proyeksi ini
bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel merupakan garis
horizontal dan semua garis meridian merupakan garis lurus vertikal.
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu:

1. Dapat menggambarkan daerah yang luas.


2. Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa.
3. Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus.
4. Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya.

B.      Jenis Bidang Proyeksi

2.Berdasarkan Kedudukan Bidang Proyeksi


Proyeksi berdasarkan jenis bidang proyeksi terbagi menjadi 3 yaitu:
1)      Proyeksi Normal (Polar), merupakan jenis proyeksi peta yang garis karakteristiknya
berhimpit dengan sumbu pendek elipsoid, sehingga antara kedua garis tersebut tidak
terbentuk sudut. Garis karakteristik merupakan garis sumbu dari bidang proyeksi peta,
2)      Proyeksi Miring(Oblique) , merupakan jenis proyeksi peta yang garis karakteristiknya
membentuk sudut lancip dengan sumbu pendek elipsoid atau membentuk sudut lancip dengan
bidang ekuator, Sumbu simetri bidang proyeksi membentuk sudut terhadap sumbu bumi.
3)      Proyeksi Transversal(Equatorial), merupakan jenis proyeksi peta yang garis karakteristiknya
terletak di bidang ekuator atau berpotongan tegak lurus dengan sumbu pendek elipsoid.
Menurut kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi yaitu:
Ditinjau dari kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, proyeksi peta dibedakan menjadi:
         Proyeksi Tangent (Menyinggung),Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan
permukaan bumi.
         Proyeksi Secant (Memotong),Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan
bumi

3.Berdasarkan Jenis Unsur yang Bebas Distosi


Upaya mempertahan salah satu unsur berakibat terjadinya distorsi pada unsur yang
lain.Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut antara
lain:

 Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas, dan
 Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan
tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder.

Proyeksi peta menurut jenis unsur yang bebas distorsidibedakan :         

1. Proyeksi conform, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya sudut


2. Proyeksi equidistant, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan besarnya
panjang jarak

3.Proyeksi equivalent, merupakan jenis proyeksi yang mempertahankan    besarnya luas suatu


daerah pada bidang lengkung

4.Berdasarkan Proyeksi Gabungan


Proyeksi berdasarkan gabungan ke 3 kelompok di atas terbagi menjadi 4,yaitu:
1)      Proyeksi silinder normal conform, merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang
proyeksi silinder, dengan kedudukan normal dan sifat distorsinya conform. Contohnya adalah
proyeksi mercartor,
2)      Proyeksi kerucut normal conform, merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang
proyeksi kerucut, dengan kedudukan normal dan sifat distorsinya conform. Contohnya adalah
proyeksi Lambert,
3)      Proyeksi silinder transversal conform, merupakan jenis proyeksi peta yang menggunakan
bidang proyeksi silinder, dengan kedudukan transversal dan sifat distorsinya conform.
Contohnya adalah proyeksi UTM,
4)      Proyeksi azimuthal/zenital normal conform, merupakan jenis proyeksi peta yang
menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya, dengan kedudukan normal dan sifat
distorsinya conform. Contohnya adalah proyeksi Polar Stereografis.
Proyeksi modifikasi (gubahan),adalah proyeksi ini sering  di gunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan di buat melalui perhitungan .Beberapa jenis proyeksi peta menurut modifikasi
(gubahan ) di bedakan:
       Proyeksi Bonne (Equal Area),Proyeksi ini memiliki sifat sama luas. Sudut dan jarak benar
pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk
menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar
khatulistiwa..
       Proyeksi Sinusoidal,Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian
tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak
antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk
daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai
untuk Amerika Selatan, Australiadan Afrika.
         Proyeksi Mercator,Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana
seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola
bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar
Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu:

1. makin dekat dengan kutub.


2. Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar
menurut skala.
3. Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak
makin membesar.
4. Proyeksinya adalah konform.
5. Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
       Proyeksi Mollweide,Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir   peta.

 Proyeksi Gall,Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang
mendekati kutub.

 Proyeksi Homolografik (Goode),Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk


membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk
menggambarkan penyebaran.

http://icenakur.blogspot.co.id/2014/05/tugas-makalah-proyeksi-peta.html#.WAei-_mSyEw 23:54
rabu 19 10 2016-10-19

BAB III
PROYEKSI PETA
3.1 Pendahuluan
Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di bumi dan di
peta. Karena permukaan bumi secara fisik tidak teratur, sehingga sulit untuk melakukan perhitungan-
perhitungan dari hasil ukuran (pengukuran). Untuk itu dipilih suatu bidang yang teratur yang
mendekati bidang fisis bumi yaitu bidang Elipsoidadengan besaran-besaran tertentu.
Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dalam ukuran yang lebih kecil, dimana
posisi titik-titik pada peta ditentukan terhadap system siku-siku X dan Y, sedang posisi titik-titik pada
muka bumi ditentukan oleh bujur dan lintang.

Di dalam konstruksi suatu proyeksi peta, bumi biasanya digambarkan sebagai bola (dengan jari-jari R =
6370,283 km) dimana volume elipsoida sama dengan volume bola. Bidang bola inilah yang nantinya
akan diambil sebagai bentuk matematis dari permukaan bumi. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
dalam perhitungan.

Untuk daerah yang kecil (maksimum 30 km x 30 km) dapat dianggap sebagai daerah yang datar,
sehingga pemetaan daerah tersebut dapat langsung digambar dari hasil pengukuran di lapangan,
tanpa memakai salah satu system proyeksi peta.

Persoalan pertama dalam proyeksi peta adalah penyajian bidang lengkung ke  bidang datar. Bidang
yang lengkung kalau dibentangkan menjadi bidang datar tentu akan mengalami kesalahan ( distorsi),
sedang suatu peta dikatakan ideal apabila dapat memberikan : luas benar, bentuk benar, arah benar,
dan jarak benar. Keempat syarat tersebut jelas tidak akan mungkin dapat dipenuhi, tetapi selalu harus
mengorbankan syarat lainnya. Cara yang dapat dilakukan hanyalah mengurangi kesalahan sekecil
mungkin untuk memenuhi satu atau lebih syarat-syarat peta ideal, yaitu dengan :
1. Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak begitu luas;
2. Memiliki bidang proyeksi yang sesuai dengan letak daerah yang dipetakan, misal :
1. Bidang datar untuk daerah sekitar kutub.
2. Bidang kerucut untuk daerah sekitar lintang tengah.
3. Bidang silinder untuk daerah sekitar equator.
Cara penggambaran dari bentuk lengkung ke bentuk bidang datar dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus matematis tertentu. Metode proyeksi atau transformasi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :

1. Proyeksi langsung (direct projection) yaitu dari elipsoida ke bidang proyeksi;


2. Proyeksi ganda merupakan transformasi dari elipsoida ke bidang bola kemudian dari bidang
bola ke bidang proyeksi.
Pemilihan macam proyeksi  tergantung pada :

1. Bentuk, letak, dan luas daerah yang dipetakan;


2. Ciri-ciri tertentu/ciri-ciri asli yang akan dipertahankan.
3.2. Macam Proyeksi Peta
Secara garis besar, macam-macam proyksi peta dapat digolongkan atas beberapa sudut pandangan.
1. Ditinjau dari sifat asli yang akan dipertahankan
A. Proyeksi equivalent, dimana luas daerah dipertahankan sama artinya luas di atas peta
sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala (luas benar).
B. Proyeksi conform, dimana sudut-sudut dipertahankan sama (arah benar).
C. Proyeksi equidistant, dimana jarak dipertahankan sama artinya jarak diatas peta
sama dengan jarak di atas muka bumi setelah dikalikan skala (jarak benar).
2. Ditinjau dari macam bidang proyeksi
A. Proyeksi Azimuthal/Zenithal, bidang proyeksi adalah bidang datar.
B. Proyeksi Kerucut, bidang proyeksi adalah kerucut.
C. Proyeksi Silinder, bidang proyeksi adalah bidang silinder.
Gambar 3.1. Bidang Proyeksi Azimuthal/Zenithal, Kerucut (conic), silinder
1. Ditinjau dari kedudukan sumbu simetri/garis karakteristik bidang proyeksi
A. Proyeksi normal, sumbu simetri berimpit dengan sumbu bumi.
B. Proyeksi miring, sumbu simetri membentuk sudut dengan sumbu bumi.
C. Proyeksi transversal, sumbu simetri tegak lurus sumbu bumi atau terletak pada
bidang equator (disebit juga proyeksi equatorial).
Gambar 3.2. Proyeksi Silinder Normal, Transversal, dan Miring (Oblique)
 

3.3 Meridian dan Parallel (Bujur dan Lintang)


Meridian adalah garis-garis yang menghubungkan antara kutub utara dan kutub selatan dimana garis-
garis tersebut berupa setengah lingkaran-lingkaran yang sama besarnya.

Parallel adalah garis yang sejajar denga equator dimana garis-garis tersebut berupa lingkaran-
lingkaran yang tidak sama besarnya, makin jauh dari equator lingkarannya makin kecil. Jadi lingkaran
yang terbesar adala equator

Gambar 3.3. Meridian dan Parallel


Karakteristik daripada meridian, yaitu :

1. Semua meridian ditarik dengan arah utara-selatan yang benar.


2. Jarak antar meridian akan menjauh di equator dan akan berkumpul jadi satu titik di kutub
utara dan selatan.
3. Jumlah yang tidak terhingga daripada meridian bisa digambar pada suatu globe (muka bumi).
Tetapi untuk penyajiannya di peta meridian di gambar setiap 10 0.
Karakteristik daripada parallel, yaitu :

1. Masing-masing parallel selalu sejajar satu sama lain.


2. Parallel selalu kea rah timur-barat.
3. Parallel berpotongan dengan meridian dengan sudut 900 .
Hal ini berlaku pada setiap tempat di globe ( muka bumi) kecuali kedua kutub.

1. Semua parallel kecuali equator adalah lingkaran kecil, equator merupakan suatu lingkaran
besar.
2. Jumlah yang tidak terhingga daripada parallel dapat digambar pada kutub. Jadi setiap titik
pada bola bumi akan terletak pada suatu parallel kecuali pada kedua kutub.
3.4.            Besarnya Bujur (Longitude)
Besarnya bujur suatu tempat (titik) adalah busur yang diukur (dalam derajat) pada suatu parallel
antara meridian tempat tersebut dengan meridian utama (meridian greenwich). Meridian Greenwich
mempunyai harga bujur 00 (nol derajat). Bujur dari suatu titik tertentu pada bola bumi diukur ke timur
atau ke barat dari meridian Greenwich. Harga bujur berkisar dari 0 0 sampai 1800 ke Timur atau ke
Barat.
Apabila suatu titik hanya diketahui besarnya bujur saja, kita tidak dapat mengetahui lokasi secara
teliti karena dengan bujur yang sama dapat terletak pada suatu meridian penuh. Dengan perkataan
lain suatu meridian dapat didefinisikan sebagai suatu garis yang menjadi tempat kedudukan semua
titik-titik yang mempunyai longitude yang sama. Panjang bujr setiap 1 0 dalam miles/kilometer tidak
tetap, tergantung dari letak parallel. Jarak yang paling besar adalah di equator karena merupakan
lingkaran besar. Panjang 10 bujur di equator = 111,322 km, makin kea rah kutub menjadi bertsmbsh
kecil hingga mendekati nilai 0 km (di kutub).
3.5 Besarnya Lintang (Latitude)
Besarnya lintang suatu tempat didefinisikan sebagai busur yang diukur (dalam derajat) pada suatu
meridian antara tempat tersebut dengan equator. Besarnya lintang mempunyai harga dari 0 0 (equator)
sampai 900 di kutub utara dan kutub selatan. Apabila suatu tempat (titik) diketahui lintang dan bujur
berarti lokasi dapat ditentukan dengan teliti yang merupakan koordinat geografis.
Dengan demikian lokasi suatu titik ditentukan berdasarkan pada besarnya bujur ( longitude) dan
besarnya lintang (latitude) tempat itu. Contoh pada gambar di bawah ini lokasi titik P adalah 60 0 Bujur
Barat (600 E) dan 500 Lintang Utara (500 N). Gunakan globe untuk menjelaskan pada siswa.
 

 
 
 
 
Gambar 3.4. Longitude dan Latitude
Proyeksi Azimuthal
Proyeksi peta yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi disebut proyeksi azimuthal
atau proyeksi zenithal. Pada proyeksi ini bola bumi menyinggung bidang proyeksi pada salah satu
kutub (kutub utara atau kutub selatan) disebut Proyeksi Azimuthal normal, sedang apabila
menyinggung pada salah satu titik equator disebut proyeksi Azimuthal Equatorial atau menyinggung di
salah satu titik di sembarang tempat pada bola bumi, disebut proyeksi azimuthal miring ( oblique).
Beberapa contoh lihat pada gambar berikut :
 

 
Gambar 3.5. Contoh Proyeksi Azimuthal Normal
 
3.7. Proyeksi Kerucut
Bila kita meletakkan suatu kerucut pada bola bumi, kerucut tersebut akan menyinggung bola bumi
sepanjang suatu lingkaran apabila kerucut tersebut dalam posisi normal maka garis singgung dalam
bidang kerucut dengan bola bumi adalah disuatu parallel dan parallel ini disebut parallel standart.
Dimana pada parallel standar tidak mengalami distorsi (penyimpanan) berarti faktor skala ( scale
factor) = 1
 

Faktor skala = k = Jarak di peta

                              Jarak di bumi

Kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bola bumi dapat normal, miring, dan transversal.

Apabila kerucut menyinggung bola bumi disebut tangent (tangential) terhadap bola bumi, berarti hanya
ada satu parallel standart.

Bila kerucut memotong bola bumi disebut secant terhadap bola bumi, berarti ada 2 (dua) arallel
standart. Adanya dua parallel standart berguna untuk memperkecil distorsi. Karena bila daerah yang
akan dipetakan membentang utara selatan, kalau memakai proyeksi kerucut dengan satu standart
parallel akan menimbulkan distorsi yang besar untuk daerah yang jauh dari parallel standart.

Contoh-contoh proyeksi kerucut yang sederhana dapat dilihat pada gambar berikut :

 
 
 

 
 
 
 
Gambar 3.6. Proyeksi kerucut dengan satu standar parallel
 
 

 
 
 
 
 
 
Gambar 3.7. Proyeksi kerucut dengan dua standar parallel
3.8. Proyeksi Silinder
Proyeksi silinder yang sebenarnya, menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksinya.
Kenampakan yang ada pada bola bumi (globe) diproyeksikan ke bidang silinder tersebut, kemudian
bidang silinder dipotong dan dibuka menjadi bidang datar.
Sifat proyeksi silinder yang normal adalah lingkaran-lingkaran meridian diproyeksikan menjadi garis-
garis lurus vertical yang sejajar (meridian-meridian). Lingkaran-lingkaran parallel diproyeksikan
menjadi garis-garis lurus yang sejajar dan tegak lurus dengan meridian-meridian.

Pada proyeksi silinder normal artinya sumbu bumi berimpit dengan sumbu silinder, dan menyinggung
equator. Dapat juga proyeksi silinder normal, bidang proyeksi memotong bola bumi pada suatu
parallel. Lihat beberapa contoh gambar berikut :

 
 

 
 
 
 
Gambar 3.8. Proyeksi Silinder Normal yang memotong Bola Bumi
 

Gambar 3.9. Proyeksi Silinder Normal yang menyinggung Bola Bumi


3.8.1. Proyeksi Mercator
Merupakan proyeksi silinder normal conform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang
silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi. Kemudian silindernya “dibuka” menjadi bidang
datar.

Gambar 3.10. Proyeksi Mercator


Proyeksi ini mempunyai sifat khusus sebagai berikut :

1. Equator diproyeksikan equidistance.


2. Proyeksinya adalah conform.
3. Hasil proyeksinya adalah baik/betul untuk daerah dekat equator tetapi distorsi makin
membesar bila makin dekat dengan kutub.
4. Interval jarak antara meridian adalah sama, dan pada equator, pembagian vertical ini adalah
benar menurut skala (equdistance).
5. Interval jarak antara parallel tidak sama, makin menjauh dari equator interval jarak makin
besar.
6. Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di tak terhingga.
3.8.2. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
Proyeksi UTM mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
1. Bidang silinder akan memotong bola bumi di dua buah meridian, yang disebut meridian
standart dengan faktor skala (k) = 1.
2. Lebar zone (wilayah) sebesar 60, dengan demikian bumi dibagi dalam 60 zone.
3. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri.
4. Perbesaran di meridian tengah = 0,9996
5. Perbesaran di meridian tepi = 1,001
Zone nomor 1, dimulai dari daerah yang dibatasi oleh meridian 180 0 BT dan 1740 BT dilanjutkan kea
rah timur samai nomor 60.
 

 
 
 
 
 
Gambar 3.11. Pembagian Dunia menjadi zona-zona
Batas parallel tepi atas dan tepi bawah adalah 84 0 Lintang Utara dan 800 Lintang Selatan. Dengan
demikian untuk daerah kutub harus diproyeksikan dengan proyeksi lain (rekomendasi : Universal Polar
Stereograhic Projection). Telah diyraikan di depan bahwa silinder memotong (secant) bola bumi. Hal
ini dilakukan agar dapat meredusir distorsi sekecil mungkin dengan lebar zone (wilayah) 6 0.
 

 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 3.12. Bidang Silinder
Memotong globe                                Gambar 3.13. Bagian yang tidak     dan
mengalami distorsi tiap zone
Pada gambar tersebut di atas, equator tergambar sebagai garis lurus dan meridian-meridian tergambar
sedikit melengkung. Karena proyeksinya bersifat conform, maka parallel-parallel juga tergambar
sedikit melengkung agar perpotongan dengan meridian tegak lurus.

Pada titik I, II, III, dan IV Gambar 3.10, dimana silinder memotong bola bumi, tidak mengalami distorsi.
Pada gambar terlihat bahwa selain equator sebagai garis lurus juga ada garis tegak lurus disebut
meridian tengah dari tiap-tiap zone yang tergambar melalui V dan VI pada gambar tersebut. Kedua
garis tersebut dipakai sebagai sumbu dari system grid untuk setiap zone.
Seperti terlihat pada gambar diatas system grid terdiri dari garis lurus yang sejajar meridian tengah.
Lingkaran silinder yang memotong bola bumi digambar sebagai garis lurus/putus-putus yang tebal.
Kembali ke gambar 3.10. terlihat bahwa I, V, II, dan II, VI, IV adalah diperkecil bila diproyeksikan pada
silinder, sedang daerah IA, IIB, IIIC, dan IVD diperbesar. Tidak terdapat distorsi sepanjang lingkaran
yang melewati I, II, III, dan V, ini ditunjukkan sevagai garis putus tebal pada Gambar 3.9.

3.8.3. Sistem Koordinat


Untuk menghindari koordinat negative didalam proyeksi UTM setiap meridian tengah didalam setiap
zone diberi harga 500.000 m East (Timur). Untuk harga-harga kea rah utara, equator dipakai sebagai
garis datum dan diberi harga 0 m North (Utara). Untuk perhitungan kea rah Selatan equator diberi
harga 10.000.000 m North.

Pada grafik dapat terlihat bahwa antara meridian tengah (500.000 m E) dengan garis grid 320.000 m E
(sebelah barat meridian tengah) dan 680.000 m E (timur meridian tengah) terjadi reduksi skala. Faktor
skala pada daerah ini mempunyai harga dari 0,99960 sampai 1,00000. Di luar dari batas garis grid
320.000 m E dan 680.000 m E faktor skala lebih besar daripada 1,00000. Berarti jarak-jarak pada peta
tergambar lebih besar daripada di permukaan bumi (tidak memperhatikan skala peta). Dalam hal ini
meridian tengah 1000 m dibumi akan tergambar 0,99960 x 1000 m = 999,60. Berarti ada reduksi pada
peta sebesar 40 cm per 1000 m untuk daerah dekat dengan tepi zone, sekitar 300.000 m sebelah barat
atau timur meridian tengah untuk jarak 1000 m akan tergambar 1000,70 m. berarti mengalami
perbesaran distorsi 70 cm per 1000 m.

3.8.4. Kebaikan daripada proyeksi UTM


a. Proyeksinya simetris untuk setiap wilayah zone dengan lebar bujur 6 0.
b. Transformasi koordinat dari zone ke zone dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap
zone di seluruh dunia.

c. Distorsinya antara = 40 cm/1000 m dan 70 cm/1000 m.

Setiap zone (wilayah) pada UTM mempunyai overlap sekitar 40 km (25 mile, jadi setiap titik yang
berada di daerah overlap akan mempunyai 2 harga koordinat. Setiap jalur sebesar 8 0 LS – 720 LS diberi
huruf C dan berakhir dengan huruf X pada jalur 720 LU dan 840 LU (huruf I dan 0 tidak digunakan)).
 

 
 
 

 
 
 
 
 
 
Gambar 3.14. Sistem Koordinat UTM
Dalam penerapan system UTM bagi peta-peta dasar nasional seluruh wilayah Indonesia
(BAKOSURTANAL) membagi wilayah Indonesia dalam 9 wilayah (zone) yang masing-masing
mempunyai lebar 60 bujur, mulai dari meridian 900bujur timur sampai dengan meridian 1440 bujur timur
dengan batas garis parallel 100 lintang utara dan 150 lintang selatan dengan 4 satuan daerah yaitu L,
M, N, dan P. sebagai bidang referensi digunakan Spheroid GRS 1967 (Geodetic Reference System
1967) dengan dimensi :
Radius equator (a) = 666378160 m

Penggepengan (f) = 1 : 298, 25


https://sundarinita.wordpress.com/2012/05/23/rangkuman-sistem-proyeksi-peta/

http://icenakur.blogspot.co.id/2014/05/tugas-makalah-proyeksi-peta.html#.WAei-_mSyEw 23:55
rabu 19 10 2016-10-19

Anda mungkin juga menyukai