Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERLINDUNGAN HUTAN

“KERUSAKAN DAN MANFAAT PENGENDALIAN


SATWA LIAR”

Oleh :
KHT B
KELOMPOK 3

NURJANNAH L 131 18 147


IIN ARZIKA L 131 18 129
ANISHA AYU ANGGARENI L 131 18 146
JESICA GABRIELLE T L 131 18 103
NOVITA INDRIANI PATABANG L 131 18 164
WAWAN CAHYADI UNTU L 131 18 120
AHMAD BASRI L 131 18 175
AFIFAH YARA AZARAH L 131 18 151
MUHAMMAD JANUARDI L 131 18 161
RIZKY A RASYID L 131 18 154
DANDI PRATAMA L 131 18 093
ANAND RIVADATH L 131 18 100
MUHLIS MUBARAK L 131 18 174
PUTRA REZKI L 131 18 165
MUHAMMAD FAUZAN L 131 18 178
INDAYANI L 131 18 122
MOHAMAD TASDID L 131 18 105
NURAINUN L 131 18 112

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah yang berjudul “Kerusakan dan Manfaat Pengendalian

Satwa Liar”.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan

tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar

pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah

ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada

kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena

itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi

pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat

memperbaiki makalah ini.

Palu, November 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7

1.3 Tujuan .................................................................................................. 7

II. PEMBAHASAN

2.1 Kerusakan Pengendalian Satwa Liar .................................................... 8

2.2 Pemanfaatan Pengendalian................................................................... 9

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 12

3.2 Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

3
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Definisi Satwa liar adalah Semua binatang yang hidup di darat, air, udara

yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun dipelihara

oleh manusia. Dalam pengertian lain satwa liar adalah hewan-hewan yang tidak

pernah didomestikasi atau dipelihara atau dibiasakan hidup bersama manusia.

Terkadang mereka terlalu buas dan berbahaya untuk dikembangbiakan atau hidup

bersama dengan manusia. Meskipun manusia adalah salah satu mahkluk yang

menempati posisi puncak dalam piramida kehidupan, namun beberapa binatang

liar memiliki ‘senjata-senjata’ yang bisa membahayakan manusia ketika hewan ini

merasa terancam. Hewan liar adalah adalah hewan yang lahir, tumbuh dan besar

di habitat mereka di alam bebas. Habitat alam bebas ini bisa di mana saja, baik di

hutan belantara, padang rumput, laut, rawa dan lain-lain.

1.1.1 Macam-macam Hewan Liar

Simpanse liar Bumi ini begitu luas dan besar, dihuni oleh ratusan juta

bahkan milyaran organisme yang berbeda. Masih banyak makhluk hidup yang

belum bisa diidentifikasikan oleh para ilmuan sampai saat ini. Bumi yang begitu

luas ini tentu memiliki tempat untuk hidupnya spesies-spesies lain di atasnya,

selain manusia. Binatang-binatang liar dibagi atas habitat mereka yaitu di darat

dan di laut. Di darat kita mungkin sudah sering melihat beberapa dari mereka di

kebun-kebun binatang, taman safari atau lahan konservasi.

1. Kucing besar. Bukan berarti kucing yang biasa dipelihara di rumah-

rumah dalam ukuran besar, tetapi hewan-hewan karnivora yang masih

4
memiliki hubungan jauh dengan kucing. Mereka di antaranya harimau,

singa, macan tutul, macan kumbang, kucing hutan dan semacamnya.

2. Herbivora besar. Hewan herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan.

Sapi termasuk herbivora dan ukurannya tergolong besar tapi coba

bandingkan dengan hewan-hewan lain seperti jerapah, gajah, karibu atau

bison.

3. Primata. Hewan-hewan primata sering kali disamaratakan sebagai

‘keluarga monyet’ meskipun sebenarnya monyet itu hanyalah salah satu

dari jenis primata yang beraneka ragam. Meskipun mereka termasuk

hewan yang cerdas, habitat alami primata adalah di alam bebas bukan

bersama manusia.

Itu hanya beberapa contoh kecil dari hewan-hewan liar yang hidup di

daratan. Kemudian masih ada hewan-hewan yang hidup liar di habitat perairan.

Mereka bisa kita lihat di akuarium-akuarium raksasa atau tempat konservasi

perairan.

1. Hewan Amphibi dan Reptilia. Hewan amphibi mampu beradaptasi di dua

alam, baik air maupun daratan. Mereka contohnya buaya, kura-kura, atau

katak hutan. Ular sendiri termasuk ke dalam reptilia, meskipun sebagian

besar dari mereka hidup di hutan atau pepohonan, ada juga yang mampu

tinggal dan beradaptasi di daerah perairan.

2. Mamalia laut. Bukan berarti ada sapi atau kambing yang bisa berenang,

ada beberapa hewan di laut yang ternyata bukan spesies ikan atau reptil

melainkan mamalia. Contohnya paus, lumba-lumba, anjing laut dll.

5
3. Ikan besar. Pernah menyaksikan film Jaws? Ya, ikan hiu adalah salah

satu penguasa laut, sebagai karnivora dengan badan yang besar. Selain

hiu ada ikan-ikan besar lain seperti pari atau tuna yang hidup bebas di

lautan.

1.1.2 Pengelolaan Satwa Liar

Pengelolaan satwa liar adalah ilmu dan seni dalam mengendalikan

karakteristik habitat dan populasi satwa liar serta aktivitas manusia untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Secara umum tujuan pengelolaan satwa liar adalah:

1. Mempertahankan keanekaragaman spesies.

2. Memanfaatkan jenis satwa liar tertentu secara berkelanjutan.

Untuk dapat melakukan pengelolaan satwa liar diperlukan pengetahuan

mengenai biologi, ekologi dan perilaku satwa liar. Satwa liar di alam berinteraksi

dengan lingkungan atau habitatnya, baik komponen biotik maupun abiotik.

Interaksi antara satwa liar dengan lingkungannya dinamakan ekologi satwa liar

yang merupakan dasar bagi pengelolaanya. Kondisi lingkungan yang sehat akan

mendukung pertumbuhan populasi satwa liar hingga mencapai batas maksimum

kemampuannya.

Populasi satwa liar di alam dapat naik turun, atau stabil. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhinya adalah kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas),

imigrasi dan emigrasi. Selain itu dipengaruhi juga oleh faktor-faktor ekologis

habitatnya, yaitu: ketersediaan pakan, air, tempat berlindung, perubahan vegetasi,

iklim, pemangsaan, penyakit, bencana alam, dan aktivitas manusia (vandalisme).

6
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah di jelaskan maka adapun rumusan masalah

yang kami buat yaitu :

1) Bagaimana kerusakan pengendalian satwa liar

2) Bagaimana pemanfaatan pengendalian satwa liar

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengetahui kerusakan

pengendalian satwa liar dan manfaat pengendalian satwa liar.

7
II. PEMBAHASAN

2.1 Kerusakan Pengendalian Satwa Liar

2.1.1 Kehilangan Habitatnya

Alam menjadi habitat bagi setiap satwa yang ada di muka bumi ini. Di

alam hiduplah berbagai jenis satwa baik yang dilindungi maupun yang tidak

dilindungi. Jika terjadi kerusakan alam, satwa menjadi kehilangan habitat aslinya.

Terutama satwa yang hidup di dalam hutan. Ketika hutan tersebut rusak maka

banyak sekali satwa yang menjadi kehilangan habitat aslinya sehingga satwa

langka tersebut mencari habitat baru.

2.1.2 Kehilangan Sumber Makanan

Dampak kerusakan alam bagi habitat satwa langka adalah kehilangan

sumber makanan. Alam menyediakan berbagai jenis makanan untuk satwa di

muka bumi ini. Ketika alam menjadi rusak maka ketersediaan makanan tersebut

menjadi tidak ada. Hal itu dikarenakan satwa bergantung kepada alam terutama

yang makanan sehari-harinya mengandalkan dari alam seperti omnivora maupun

herbivora. Di Indonesia sendiri ada beberapa spesies burung langka yang berjenis

omnivora yang mengandalkan makanannya dari biji-bijian yang ada di alam

sehingga jika rusak maka ketersediaan makanan tersebut menjadi langka.

2.1.3 Kepunahan

Ketika bahan makanan sudah tidak tersedia lagi di alam maka banyak

satwa langka yang kehilangan makanannya. Setiap makhluk hidup membutuhkan

makanan untuk bisa bertahan hidup. Namun jika makanan tersebut tidak tercukupi

dengan baik maka satwa tersebut akan menjadi lemah dan bisa menjadi punah.

8
Kepunahan satwa diperparah dengan kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia

seperti di Riau yang membuat banyak satwa menjadi korbannya. Tidak hanya

satwa saja yang menjadi korban, sedikitnya ada 19 orang meninggal dunia akibat

kabut asap yang ada di Riau. Oleh sebab itu penting sekali untuk membuat alam

menjadi lestari dan terhindar dari kerusakan.

2.1.4 Keanekaragaman Makhluk Hidup Berkurang

Satwa langka sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman makhluk

hidup di muka bumi ini. Indonesia terkenal dengan keanekaragaman hayati dan

juga makhluk hidupnya sehingga kerusakan alam yang terjadi terus menerus

terutama kerusakan hutan membuat keanekaragaman tersebut menjadi berkurang

bahkan hilang.

2.2 Pemanfaatan Pengendalian Satwa Liar

2.2.1 Pembentukan Kawasan Lindung

Ada konsep yang menyatakan bahwa setidaknya 20-30% dari kawasan

perawan harus terlindungi dari segala bentuk aktifitas, sebagian berpendapat

bahwa perlindungan kawasan ditentukan oleh keunikan dan peran penting yang

ada dalam kawasan tersebut.

2.2.2 Perlindungan Total

Biasanya erat berkaitan dengan perlindungan dari usaha perburuan (untuk

kesenangan ataupun penangkapan alam kelak dijual hidup). Walau kebijakan ini

seolah terlihat sangat efektif untuk meningkatkan populasi, tetapi sangat sulit

pelaksanaan dan pengawasannya. Strategi ini mengabaikan kedudukan hidupan

9
liar sebagai suatu sumber alam (yang dapat dimanfaatkan) sehingga seringkali

menstimulasi peningkatan “perburuan ilegal & peningkatan nilai ekonomi”.

2.2.3 Olah Raga Berburu

Konsep ini cukup efektif didalam memenuhi keinginan dua stackholders,

pemburu yang bersedia mengeluarkan uang banyak untuk pemuasaan dirinya dan

lingkungan (konservasionis) yang mendapatkan dana untuk pengelolaan

lingkungan lebih lanjut.

2.2.4 Penangkaran

Merupakan pengembang biakan yang dilakukan dalam lingkungan buatan

dengan menjaga kemurnian genetiknya dan merupakan salah satu cara lain yang

“efektif” tetapi kadang mahal untuk beberapa jenis satwa. Harapannya,

perkembang biakan pada tingkat penangkaran dapat berlangsung dengan cepat

dengan kemungkinan adanya pelepasan ke alam, selain dari pemanfaatan

langsung dari hasil tangkaran.

2.2.5 Pengelolaan Intensif Pada Hidupan Liar Yang Memiliki Nilai

Bioprospektif

Merupakan tindak lanjut dari penangkaran, dimana unsur keuntungan

ekonomi lebih menonjol dalam bentuk pemanfaatan hasil perkembang biakan atau

produk yang dihasilkan. Dalam beberapa hal, aspek kemurnian genetik atau

pengaruh dari perkawinan dalam (inbreeding) sering menjadi nomor dua.

Kalaupun kemurnian tetap diperhatikan, hanya dilakukan di tingkat pembibit

(sebagai tetua/grand parent stocks).

10
2.2.6 Ekoturism

Konsep yang telah banyak dikembangkan selama 20 tahun terakhir di

berbagai negara, dimana memberikan contoh bahwa hidupan liar yang dibiarkan

berkembang secara alami lebih berharga dan indah dibandingkan dalam bentuk

mati atau jauh dari habitatnya. Kegiatan ini berupa perjalanan dan kunjungan ke

wilayah yang masih alami untuk kesenangan, pendidikan dan menghargai

keindahan alam. Insentif yang diperoleh dari kegiatan ini cukup luas dari mulai

warga setempat, lingkungan serta industri hilir di luar kawasan.

2.2.7 Pemanfaatan Hidupan Liar di Wilayah Pengembangan

Kesejahteraan warga di sekitar kawasan lindung harus selalu menjadi isu

utama untuk kelangsungan keamanan wilayah lindung tersebut. Pemberian izin

terbatas untuk berburu atau pemanenan di kawasan lindung bagi warga setempat

baik karena adat atau untuk kebutuhan sesaat dalam batas tertentu memang perlu

diberikan. Namun seringkali kegiatan ini hanya memberikan tekanan tambahan

pada jenis satwa yang dilindungi tetapi sebenarnya mempunyai nilai ekonomi

tersendiri. Untuk itu perlu dicari alternatif diversifikasi kegiatan yang setara

dengan hasil yang akan diperoleh apabila memanfaatkan hidupan liar yang

menjadi target pemanfaatan/ buruannya.

11
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Kerusakan pengendalian satwa liar

1) Kehilangan Habitatnya

2) Kehilangan Sumber Makanan

3) Kepunahan

4) Keanekaragaman Makhluk Hidup Berkurang

 Pemanfaatan pengendalian satwa liar:

1) Pembentukan Kawasan Lindung

2) Perlindungan Total

3) Olah Raga Berburu

4) Penangkaran

5) Pengelolaan Intensif Pada Hidupan Liar Yang Memiliki Nilai

Bioprospektif

6) Ekoturism

7) Pemanfaatan Hidupan Liar di Wilayah Pengembangan

3.2 Saran

Saran kami untuk masyarakat agar kiranya selalu menjaga kelestarian

satwa liar dengan berbagai cara yang baik dan tidak merusak ekosistem satwa liar

yang ada, agar kita juga dapat merasakan hasil dari pelestarian yang kita lakukan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://umaspestcontrol.com/layanan-jasa-hama-surabaya-jakarta-jawa-

bali/pengendalian-binatang-liar/

diakses hari Minggu, 10 November 2019, Pukul 20:31 WITA

https://dlh.semarangkota.go.id/4-dampak-kerusakan-alam-bagi-habitat-satwa-

langka-yang-perlu-diwaspadai/

diakses hari Minggu, 10 November 2019, Pukul 20:35 WITA

https://www.ksda-bali.go.id/perijinan/tumbuhan-dan-satwa-liar/penangkaran-

tumbuhan-dan-satwa-liar/

diakses hari Minggu, 10 November 2019, Pukul 22:02 WITA

13

Anda mungkin juga menyukai