Anda di halaman 1dari 7

MENGENAL LEBIH DEKAT DAS

CERUCUK
Menurut
Shutterland
(1972),
Pengelolaan DAS adalah pengelolaan
terhadap seluruh sumber daya alam dari
suatu DAS untuk melindungi memelihara
dan memperbaiki hasil air. Untuk itu
didalam
pengelolaan
DAS
diperlukan
informasi mengenai karakteristik DAS,
sebab hasil akhir dari suatu sistem DAS
dapat
diketahui
dengan
pendekatan
karakteristik DAS.
Karakteristik DAS terbentuk dari
seluruh interaksi ataupun hubungan timbal
balik antara unsur-unsur sumber daya alam
sendiri dan antara unsur alam dengan
manusia, oleh karena itu DAS memiliki
sifat alami maupun sifat yang terbangun
sebagai hasil intervensi manusia.
Karakteristik DAS secara umum
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Karakteristik
Statis
dan
Karakteristik
Dinamis.
Karakteristik Statis merupakan variable
dasar yang menentukan proses hidrologi
pada DAS seperti Morfologi DAS dan
Morfometri DAS. Sementara Karakteristik
Dinamis
adalah
variable
yang
mempengaruhi
percepatan
perubahan
kondisi hidrologi das seperti meteorology,
hidrologi das, land use, sosial, ekonomi,
budaya, dll.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mempunyai 433 yang salah satunya adalah
DAS Cerucuk dengan luas 55.177 Ha
secara administrasi terletak di Kabupaten
Belitung
dan
Belitung
Timur.
Kami
sampaikan beberapa karakteristik DAS
Cerucuk sebagai berikut :
1. Karakteristik Meteorologi DAS
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir
(2002-2012) Curah Hujan di dalam wilayah
DAS Cerucuk Cerucuk memiliki kategori
Tinggi (2500-3000 mm/tahun). Paling tinggi
(3.193 mm/Tahun) didaerah sekitar badau,
seperti yang tampak pada gambar.

Tabel 1. Curah Hujan Tahunan (MM/Tahun)


Curah
Hujan Luas
Persenta
No
(Mm/Tahun)
(Ha)
se
1
2974
5,483 10
26,68
2
3083
48
9
23,00
3
3193
42
5
55,17
Jumlah
100
7
Sumber : www.nasa.gov (TRMM)
2. Karakteristik Morfologi DAS
Bagian Hulu DAS Cerucuk berada
disebelah barat kabupaten Belitung (Bukit
Tajam) dan disebelah selatan kabupaten
Belitung (Bukit Bantan) dengan persentase
sebesar 17 % dan bagian hilir yang berada
disepanjang sungai utama cerucuk hingga
kemuara (Tanjung pandan). Penyelesaian
isu/masalah lingkungan di hilir erat
keterkaitan dengan kondisi di hulu.
Tabel 2. Morfologi DAS Cerucuk
N MORFOLO
Luas
Persentas
O
GI
(Ha)
e
1
Hulu
9,204
17
2
Tengah
36,432
66
3
Hilir
9,541
17
Jumlah
55,177
100

a. Geologi

Dalam DAS Cerucuk Jenis Geologi


Alluvium mencapai 2,70 % sedangkan yang
paling banyak adalah geologi jenis Tanjung
pandan Granite sebanyak 55,45 %. Aluvium
adalah zaman geologi yang paling muda
dari zaman kuarter atau zaman geologi
yang sekarang. Lempung, pasir halus,
pasir, kerikil, atau butir batuan lain yang
terendapkan oleh air mengalir (banjir, air
sungai, arus laut).
Tabel 3. Geologi DAS Cerucuk
Luas
Persenta
NO GEOLOGI
(Ha)
se
Kelapakampit
15,92
1
28.87
Formation
9
2
Tajam
7,163
12.98
3
Alluvium
1,488
2.70
Tanjungpandan
30,59
4
55.45
Granite
8
55,17
Jumlah
100.00
7

Granit
Tanjung
Pandan
(Trtg)
tersusun oleh granit, terdaunkan kelabu
muda, holokristalin, berbutir kasar-sangat
kasar, butir hipidiomorfik terdiri atas
kuarsa,
felspar,
plagioklas,
biotit
horenblenda. Batuan ini termasuk dalam
tipe
S
(PITFIELD,
1987,
dalam
BAHARUDIN
&
SIDARTO,
1995)[8],
mengandung greysandyang kaya mineral
kasiterit
primer.
Umur
mutlaknya
berdasarkan K-Ar berkisar dari 208-245 juta
tahun yang lalu.
Sifat-sifat
geologi
lahan
yang
tercermin dalam litologi (jenis batuan),
stratigrafi maupun struktur geologi
akan

sangat mempengaruhi keberadaan dan


potensi air permukaan dalam DAS tersebut.
Jenis batuan yang bersifat kedap (tersusun
dari material : lava, andesit, granit) akan
menghasilkan aliran dengan puncak lebih
tajam dan waktu naik (rising limb) lebih
pendek dari pada jenis batuan yang
bersifat tidak kedap
air
(permeable)
seperti batu kapur (limestone)
dan
batu pasir (sandstone). Hal ini disebabkan
oleh batuan yang bersifat kedap air akan
sedikit meloloskan air, sehingga sebagian
besar air hujan yang jatuh di atasnya
akan
dialirkan
sebagai
limpasan
permukaan
yang
langsung masuk ke
dalam sungai. Untuk batuan yang bersifat
tidak kedap air akan banyak meloloskan
air, sehingga sebagian kecil dari air hujan
yang akan mengalir sebagai limpasan
permukaan.
b. Lereng
DAS Cerucuk memiliki kelerengan
didominasi persentase 8-15 % (Agak
Miring) sebanyak 81 %, dan 0-8% (datar)
sebanyak 9 %.
Tabel 4. Lereng
KETERANG Luas
Persentas
NO
AN
(Ha)
e
1
0-8%
4,980
9
2
8 - 15 %
44,569
81
3
15 - 25 %
2,696
5
4
25 - 40 %
2,931
5
Jumlah
55,177
100
Asdak (2001) mengemukakan bahwa
kedudukan lereng juga menentukan besarkecilnya erosi. Lereng bagian bawah mudah
tererosi dari pada bagian atas karena
momentum air larian besar dan kecepatan
air lebih terkonsentrasi ketika mencapai
lereng
bagian
bawah.
Selanjutnya
dikatakan Arsyad (2006) bahwa lebih
banyak air yang mengalir dan semakin
besar kecepatannya pada bagian bawah
lereng dari pada bagian atas lereng.
Akibatnya adalah bahwa tanah pada bagian
bawah lereng mengalami erosi lebih besar
dari pada bagian atas.

termasuk golongan Oxisol, dengan bahan


induk berupa batu beku intermediet,
memiliki horizon A dengan kedalaman 0-22
cm dan horizon B kedalaman 22-120 cm.
Penampilan
tektsur tanahnya
berupa
lempung dengan struktur remah halus dan
gumpal agak menyudut dan memiliki
konsistensi tanah cukup gembur, halus
medium serta gembur lekat (Purwowidodo,
2003)
c.

Tanah

Karakter masing-masing jenis tanah


adalah sebagai berikut:
1. Hapludults adalah jenis tanah yang
termasuk ke dalam Ordo Ultisols. Ultisols
adalah tanah yang mempunyai tingkat
pelapukan lanjut yang ditunjukkan oleh
horison bawah penciri argilik atau horison
akumulasi liat. Akibat pelapukan lanjut,
tanah mempunyai tingkat kesuburan yang
rendah dengan kandungan basa kurang
dari 35%. Selain sifat tersebut, tanah juga
mempunyai rejim kelembaban tanah udik.
Menurut
Klasifikasi
Dudal
dan
Soepraptohardjo tanah ini disebut Podsolik
Merah Kuning.
Hapludults mempunyai
penyebaran yang cukup luas pada fisiografi
Peneplain Datar sampai Bergelombang
serta Dataran Volkan. Tanah berkembang
dari bahan induk tuftdasit, batuliat, tuft
andesit dan basalt. Tanah dengan bahan
induk tersebut mempunyai solum dalam
(>100 cm), drainase baik. Tekstur lapisan
atas berkisar dari sedang sampai agak
halus, sedangkan lapisan bawah halus.
Analisis
sifat
kimia
di
laboratorium
menunjukkan
bahwa
Hapludults
mempunyai reaksi tanah masam sampai
sangat masam (pH 4,0 5,4), kandungan C
organik umumnya rendah sampai sedang.
Ketersediaan hara P sangat rendah
demikian juga dengan KB. KTK tanah
berkisar dari sedang sampai rendah dan
kejenuhan Al sangat tinggi. Untuk usaha
pertanian, tanah memerlukan perbaikan
sifat fisik dan kimia melalui penambahan
pupuk organik dan anorganik serta kapur
untuk memperbaiki reaksi tanah dan
menekan kejenuhan Al. (Busyra BS,Firdaus
2010)
2. Hapludox, dalam klasifikasi system
taksonomi
tanah 1975 (SSS, 1975)

3. Hydraquents,
dalam
klasifikasi
system taksonomi tanah 1975 (SSS, 1975)
termasuk golongan Entisol, dengan bahan
induk
berupa
alluvium
muda,
perkembangan horizon organik setebal 30
cm dengan tumbuhan berupa hutan
mangrove. Pada horizon 0-3 cm berwarna
coklat kelabuan dan hitam. Teksturnya
berupa lempung debuan dengan struktur
gumpal membulat halus hingga sedang,
cukup gembur, agak lekat, tidak plastis
dengan pH 3,5 (Purwowidodo, 2003).

Tabel 5. Tanah
N
TANAH
O
Hapludult
1
s
Hydraque
2
nts
3
Hapludox
4
No Data
Jumlah

Luas (Ha)

Persentas
e

5,241

2,755

38,892
8,288
55,177

70
15
100

3. Karakteristik Morfometri DAS


a. Luas DAS

DAS
Cerucuk
termasuk
kedalam
kategori DAS Kecil karena memiliki luas
55.177 Ha.
Tabel 6. Kategori DAS
NO

Luas DAS

beragam. Berkembang di batuan yang


homogen dan tidak terkontrol oleh struktur,
umunya pada batuan sedimen dengan
perlapisan horisontal, atau pada batuan
beku dan batuan kristalin yang homogen.

Klasifikasi

1
2
3
4

1.500.000 ke atas DAS Sangat Besar


500.000 - <
DAS Besar
1.500.000
100.000 - <
DAS Sedang
500.000
10.000 - < 100.000
DAS Kecil

Kurang dari 10.000

DAS Sangat Kecil

b. Bentuk DAS
Bentuk DAS mempunyai pengaruh
pada pola aliran sungai dan ketajaman
puncak discharge banjir. Bentuk daerah
aliran sungai ini sulit untuk dinyatakan
secara
kuantitatif.
Dengan
membandingkan konfigurasi basin, dapat
dibuat suatu indeks yang didasarkan pada
derajat kekasaran atau circularity
dari
DAS. DAS Cerucuk memiliki Luas (A) :
551.77 Km dan Kelililng (P) : 132.44 Km.
Miller (1953) menggunakan circularity
ratio dengan menggunakan rumus :

dimana :

Rc = circularity ratio
2
A = Luas DAS (km )

p = perimeter (keliling DAS =


km)
Bila besarnya nilai Rc adalah 1
berarti bentuk DAS tersebut adalah
lingkaran.
Berdasarkan
perhitungan
diperoleh nilai Rc DAS Cerucuk 0,395 yang
berarti bentuk DAS tersebut adalah
memanjang. Semakin memanjang bentuk
DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan
semakin lama sehingga fluktuasi banjir
semakin rendah.
c. Pola Aliran
Bentuk
pola
aliran
(drainage
pattern) ada bermacam macam yang
masing masing dicirikan oleh kondisi
yang dilewati oleh sungai tersebut. Bentuk
pola aliran yang ada di DAS Cerucuk adalah
pola Dendritik dimana bentuk nya seperti
percabangan pohon, percabangan tidak
teratur dengan arah dan
sudut yang

d. Kerapatan Aliran
Adalah panjang aliran sungai per
kilometer persegi luas DAS. Semakin
besar nilai Dd semakin baik sistem
pengaliran (drainase) di daerah tersebut.
Artinya, semakin besar jumlah air larian
total (semakin kecil
infiltrasi)
dan
semakin kecil air tanah yang tersimpan
di daerah tersebut.
Diketahui berdasarkan perhitungan Ln
(panjang sungai total) = 859.81 (km), A
(luas DAS) 551.77 (km2) maka diperoleh Dd
(kerapatan aliran) = 1,56 (km/km2).
LYNSLEY (1975) menyatakan bahwa jika
nilai kepadatan aliran lebih kecil
dari
1 mile/mile (0,62 Km/Km), DAS
akan
mengalami penggenangan, sedangkan jika
nilai kerapatan aliran lebih besar dari 5
mile/ mile2 ( 3,10 Km/ Km), DAS sering
mengalami kekeringan.
4. Karakteristik Kemampuan DAS
a. Erosi
Berdasarkan pendugaan erosi yang
dilakukan pada tahun 2013 diperoleh data
sebagai berikut :

Jumlah

Tabel 7. Tingkat Bahaya Erosi Tahun 2013


Persentas
NO TBE
Luas (Ha)
e
Sangat
1
22,974
41.64
Ringan
2
Ringan
24,024
43.54
3
Sedang
8,133
14.74
4
Berat
47
0.08
Jumlah
55,177
100.00

Pendugaan
Erosi
di
DAS
Cerucuk
didominasi oleh kategori TBE Sangat
Ringan
dan
ringan
dengan
jumlah
prosentase 85 %, hal ini dimungkinkan
karena lokasi yang tidak terlalu curam
(cenderung landai).
b. Penggunaan Lahan
Tabel 8. Penutupan Lahan 2014
Luas
(Ha)

Persentas
e

No

Tutupan Lahan

Hutan Mangrove Sekunder

Bandara

Air

Rawa

491

0.89

Belukar Rawa

815

1.48

Pemukiman

2,360

4.28

Semak Belukar

2,449

4.44

Perkebunan

2,628

4.76

Tanah Terbuka/Kosong

2,679

4.86

10

Rumput

3,685

6.68

11

Pertambangan

4,138

7.50

12

Hutan Sekunder

8,987

16.29

13

Pertanian Lahan Kering Campur


Semak

26,627

48.26

60

0.11

65

0.12

194

0.35

55,177

100.00

Sumber : BPKH wilyah XIII Pangkalpinang (Ditjen Planologi)

Dari Tabel diatas terlihat prosentase yang


paling besar untuk penutupan lahan
digunakan sebagai Pertanian Lahan Kering
Campur Semak (48,26%) dimana Semua
jenis
pertanian
lahan
kering
yang
berselang-seling dengan semak, belukar
dan hutan bekas tebangan. Sering muncul
pada areal perladangan berpindah, dan
rotasi tanam lahan karst. Kelas ini juga
memasukkan kelas kebun campuran.

Tabel 9. Kawasan Hutan


Fungsi
Hectare Persenta
NO
Kawasan
s
se
1
AIR
197
0.36
2
APL
38,589
69.94
3
HL
9,946
18.03
4
HP
3,887
7.04
5
KSA/KPA
2,558
4.64
Jumlah
55,177
100.00
Melihat
data
tabel
diatas
berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. SK. 798 tahun 2012 DAS
Cerucuk hanya memiliki kawasan hutan 29
%, hal ini menunjukan keberadaan DAS
Cerucuk secara tata batas kawasan
hutannya masih cukup rawan (sedikit/kecil),
dan akan mengalami kecenderungan
berubah
(menurun)
terkait
tekanan
penduduk/ekonomi dari DAS Cerucuk itu
sendiri.

Tabel .Wilayah Administrasi dalam DAS


Cerucuk
N
O
1

KECAMATA
N
Badau

KABUPATE
N
Belitung

Membalong

Sijuk
Tanjung
Pandan

4
5

Dendang

Gantung

Jumlah

Luas
(Ha)
24,467

Persentas
e
44.34

Belitung

473

0.86

Belitung

8,758

15.87

Belitung

17,960

32.55

1,105

2.00

2,414

4.37

55,177

100.00

Belitung
Timur
Belitung
Timur

Kecamatan Badau (Desa Air Batu, Kacang


Butor) merupakan wilayah administrasi
yang paling luas (24.467 Ha) masuk dalam
wilayah DAS Cerucuk.
Bila dikaitkan dengan Sosial Ekonomi
di dalam DAS Cerucuk kegiatan perkebunan
(Hutan
Rakyat)
/
Agroforestry
dan
sejenisnya harus tetap digalakan menjadi
penggiat ekonomi didalam das Cerucuk
untuk mempertahankan fungsi das dengan
baik dengan kawasan hutan yang kecil
namun
mampu
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
5. Karakteristik Sosial Kependudukan DAS
Untuk melihat karakteristik Sosial
Kependudukan DAS Cerucuk perlu kita
ketahui wilayah administrasi yang masuk
dalam wilayah DAS Cerucuk. Berdasarkan
hasil overlay DAS Cerucuk terdiri dari 24
Desa/Kelurahan,
6
Kecamatan,
2
Kabupaten.
Dalam ekosistem DAS, penduduk
merupakan bagian yang sangat penting.
Salah satu aspek kependudukan yang perlu
diperhatikan
antara
lain
menyangkut
kepadatan penduduk geografis.
Asumsi yang digunakan adalah
bahwa suatu wilayah yang mempunyai
kepadatan penduduk geografis tinggi
cenderung akan lebih mempunyai resiko
terjadinya kerusakan lingkungan dari pada
wilayah dengan kepadatan penduduk
geografis rendah. Hal tersebut disebabkan
intensitas pemanfaatan lahan dan air akan
lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah
yang mempunyai kepadatan penduduk
geografis yang lebih rendah.
Kecamatan Tanjung Pandan dan
sekitarnya merupakan daerah dengan
kepadatan penduduk yang paling tinggi.

6. Karakteristik Sosial Budaya DAS


Berdasarkan data dari BPS 2013 di
DAS Cerucuk memiliki tingkat pendidikan
yang paling beragam di daerah hilir
(tanjung pandan) hal ini dikarenakan
fasilitas pendidikan yang lebih lengkap
berada di Ibu Kota Kabupaten. DAS Cerucuk
memiliki tingkat pendidikan dari PAUD
hingga perguruan tinggi.
Didalam masyarakat Bangka Belitung
terdapat kearifan lokal Kelekak yang
merupakan singkatan dari Kelak Untuk
Ikak yang artinya Nanti Untuk Kamu,
masyarakat pada umumnya menanam
tanaman pokok kehidupan seperti Durian,
Nangka, Rambutan, Cempedak di dekitar
perkarangan rumah/kebun yang nantinya
dapat dimanfaatkan oleh generasi penerus.
Namun hal ini berbanding terbalik dengan
wilayah perkotaan yang pemanfaatan
lahannya lebih banyak digunakan untuk
pemukiman dengan luasan tanah yang
terbatas sehingga tidak memungkinkan
membuat Kelekak . Hal ini disebabkan
daya beli masyarakat untuk lahan yang
lebih luas di daerah perkotaan sudah tidak
memungkinkan
pada
masyarakat
umumnya.
7. Karakteristik Sosial Ekonomi DAS
Mata Pencaharian di dalam DAS
Cerucuk cukup beragam mulai dari Buruh,
Tani,
Tukang,
Nelayan,
PNS/Polri/TNI,
Swasta, TI (Tambang Inkonvensional), dll.
Sektor
perdagangan
(dihilir)
menjadi
pengerak roda perekonomian di dalam DAS
Cerucuk. Pada tutupan lahan yang berada

dimorfologi Tengah dan Hulu dengan tipe


Pertanian
Lahan
Kering
Campur
semak/perkebunan juga menjadi pengerak
perekonomian
dari
sektor
perkebunan/pertanian.
Didaerah
hulu
kegiatan perekonomian perlu diperhatikan
agar tidak memberikan dampak buruk pada
bagian hilir.
8. Karakteristik Kelembagaan DAS
Pengembangan kelembagaan telah
menjadi bagian
dari
strategi
pembangunan.
Pengembangan
kelembagaan juga merupakan bagian
dari strategi pengelolaan suatu DAS.
Kelembagaan
baik berupa organisasi
maupun bukan
organisasi
merupakan
salah
satu penggerak pembangunan.
Kelembagaan sekaligus juga merupakan
penggerak dalam pengelolaan di suatu
DAS. Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah telah mensinergikan perannya
masing- masing dalam wadah Forum DAS
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Saat
ini Forum DAS berperan aktif sebagai
inisiator dalam pembentukan Rancangan
Peraturan Daerah tentang Pengelolaan DAS
di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Diharapkan dengan adanya PERDA tentang
Pengelolaan
DAS
dapat
membentuk
kebijakan yang lebih baik untuk perbaikan
lingkungan. Di Kabupaten Belitung atau
Belitung timur belum terbentuk Forum
Koordinasi
DAS,
sehingga
secara
kelembagaan terpadu masih dipandang
perlu
untuk
terus
diinisiasi
pembentukannya.

Anda mungkin juga menyukai