Anda di halaman 1dari 3

Deskripsi Bentuk Lahan Daerah Istimewa Yogyakarta

Nama : Santanu Hendrajati

NIM : 19/444721/BI/10390

Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang
merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman.
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan
Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Ditinjau secara geomorfologi berdasarkan aspek
genesis pembentukan bentanglahan, dari 10 macam bentanglahan yang ada di dunia ternyata
Yogyakarta memiliki 9 macam di antaranya. Kesembilan macam bentanglahan yang ada di
Yogyakarta tersebut adalah bentanglahan asal proses vulkanik Gunungapi Merapi di Sleman;
bentanglahan asal proses fluvial (aliran sungai) pada lahan-lahan bawahan di Bantul dan
Kulonprogo; bentanglahan asal proses marine (aktivitas gelombang) di sepanjang wilayah
kepesisiran Gunungkidul, Bantul, hingga Kulonprogo; bentanglahan asal proses aeolian
(aktivitas angin) berupa gumuk-gumuk pasir (sand dunes) di Parangtritis dan sekitarnya, yang
hanya satu-satunya di Asia Tenggara; bentanglahan asal proses solusional yang membentuk
Perbukitan Karst Gunungsewu di Gunungkidul; bentanglahan asal proses struktural patahan
berupa Perbukitan Baturagung di perbatasan Bantul dan Gunungkidul; bentanglahan asal
proses denudasional berupa Perbukitan Menoreh di Kulonprogo; bentanglahan asal proses
organik berupa pantai-pantai terumbu karang di Gunungkidul; dan bentanglahan asal proses
antropogenik sebagai bentukan hasil karya manusia berupa wilayah perkotaan Yogyakarta dan
kota-kota kabupaten lainnya. Satu-satunya bentanglahan yang tidak dijumpai di Yogyakarta
adalah bentanglahan asal
proses glasial (aliran es), yang
di Indonesia hanya terdapat di
Puncak Jayawijaya Papua.
Dari aspek topografi, Yogyakarta memiliki pembentukan karst di Gunungkidul yang dicirikan oleh sungai
bawah tanah dan proses pembentukan stalakmit dan stalaktit yang masih aktif hingga sekarang.

Dari aspek morfometri, daerah sekitar candi boko terdapat di ujung patahan dari patahan baturagung,
dimana materialnya bukan berasal dari gunung api ataupun sungai opak namun berasal dari bukit
patahan yang tercampur aduk dengan tanah setempat.

Untuk aspek Morfostruktur pasif, Sungai Code yang sebelumnya merupakan sungai boyong yang berada
di dataran fluvium gunung api. Sungai Code juga merupakan jalur aliran lahar Merapi. Untuk lava
suhunya bisa mencapai 1400>C dan laharnya bisa mencapai 400-600>C.

Aspek morfostruktur aktif, Daerah Istimewa Yogyakarta berdekatan dengan zona tumbukan lempeng
di Samudera Indonesia. Akibat aktivitas tumbukan lempeng tektonik, daerah Yogyakarta sehingga
morfologi kota ini yang beragam ketinggian dan kemiringannya.

Dalam aspek morfodinamik, Daerah Istimewa Yogyakarta sudah banyak daerahnya dijadikan
aktivitas pertanian, perkebunan dan pariwisata. sehingga beberapa batuan di dataran di wilayah
Surakarta mengalami pengikisan dan berubah menjadi daerah denudasional.

Dalam aspek morfokronologi dan morfoaransemen, Daerah Istimewa Yogyakarta awalnya daerah
yang terbentuk karena proses perubahan gunung Merapi selama berates-ratus tahun dan
perubahan lautan yang kini daerahnya Gunung Kidul. Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari
kepundan, kerucut, lereng, kaki, dataran kaki, dan dataran aluvial. Kini daerah lereng banyak
digunakan sebagai aktivitas pertanian oleh warga.
Daftar Pustaka

Santosa, L.W., 2010. Pengaruh genesis bentuklahan terhadap hidrostratigrafi dan hidrogeokimia
dalam evolusi airtanah bebas. Kasus: bentanglahan kepesisiran Kabupaten Kulonprogo DIY.
Yogyakarta: Fakultas Geografi, Program Pascasarjana UGM.

Santosa, L. W., 2015. Keistimewaan Yogyakarta dari Sudut Pandang Geomorfologi. Sinoposis.

Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta.(2012). Abdurrahman, Wildan., Diunduh 3


September 2019, dari https://issuu.com/wildanabdurrahman/docs/geomorfologi.

Anda mungkin juga menyukai