Gambaran Umum
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA KENDARI
2.1.
II - 1
Adapun persebaran dan jenis batuan yang terdapat di Kota Kendari adalah sebagai berikut :
1. Batu pasir Kuarsit, Serpih Hitam Batu Sabak, Batu Gamping dan Batu Lanau tersebat di Kecamatan
Kendari dan Kecamatan Mandonga sebagian utara sampai perbatasan dengan Kecamatan Soropia,
tepatnya di Kawasan Hutan Raya Murhum.
2. Endapan eluvium Pasir, lempung dan lumpur , tersebar dipesisir pantai Teluk Kendari dan disekitar
sungai-sungai yang mengalir di Kota Kendari.
3. Batu Gamping Oral dan Batu Pasir yang tersebar di Pulau Bungkutoko, pesisir pantai Kelurahan
Purirano dan Kelurahan Mata, serta Kecamatan Mandonga kearah Barat Laut, yang dibatasi Jalan
R. Soeprapto Jalan Imam Bonjol dan batas antara Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara.
4. Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang kiri kanan jalan poros antara Kota Lama dengan
Tugu Simpang tiga Mandonga, bagian tengah Kecamatan Mandonga dan Bagian Barat Kecamatan
Baruga serta bagian tengah Kecamatan Poasia sampai kearah selatan, yaitu kawasan rencana
kompleks perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga.
5. Filit, Batu Sabak, Batu Pasir Malik Kuarsa Kalsiulit, Napai, Batu Lumpur dan Kalkarenit Lempung,
tersebar di arah tenggara Kecamatan Poasia tepatnya Kelurahan Talia, Kelurahan Abeli, Kelurahan
Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Benuanirae dan Kelurahan Anggoeya.
6. Konglomerat Batu Pasir, Batu Lanau dan Batu Lempung, tersebar di Kecamatan Poasia bagian timur
yaitu di Keluahan Petoaha, Kelurahan Sambuli dan Kelurahan Nambo serta sebagian Kelurahan
Tondonggeu.
7. Batu Gamping, Batu Pasir dan Batu Lempung , tersebar dibagian barat Kecamatan Mandonga
sampai dengan batas Kota Kendari dengan Kecamatan Sampara dan Kecamatan Ranomeeto.
Sedangkan, berdasarkan klasifikasi tanah taxonomy USDA, 1998, maka kondisi tanah di Kota Kendari
cukup beragam, yaitu Endoaquents, Fluaquents, Epiaquepts, Endoaquaquepts, Haplustepts,
Haplustalfs, Sulfaquents, dan Sulfaquepts. Tekstur tanahnya didominasi oleh pasir.
Adapun dari segi geologisnya, Kota Kendari secara makro terdiri dari beberapa sistem lahan dan litologi
yaitu Punggung metamorfik terorientasi terjal, Dataran bergelombang yang berbukit kecil di atas napal
dan batu gamping, Dataran gabungan endapan muara dan sungai, Dataran berbukit kecil di atas batuan
metamorfik campuran, Punggung bukit sedimen asimetrik tak terorientasi, Kipas aluvial non vulkanik
yang melerang landai, Gunung karstik di atas marmer, Dataran lumpur antar pasang surut di bawah
halofit, Dataran sedimen campuran yang berombak sampai bergelombang, Bukit karst di atas marmer
dan batu gamping, Kipas aluvial non vulkanik yang melereng sedang dan Dataran berbukit kecil di atas
batu sedimen campuran.
Berdasarkan peta Hazard Gempa Indonesia 2010 yang telah disusun oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum 2010, maka Kota Kendari termasuk daerah dengan
kerawanan gempa tingkat sedang, dengan nilai spektrum respon percepatan 1 detik di batuan dasar SB
untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50 tahun (redaman 5%) adalah 0,15-0,2 g.
Hidrologi
Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai besar dan kecil, antara lain
Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo), Sungai Tipulu, Sungai Mandonga, dan Sungai Sodohoa, yang
kesemuanya bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai saluran
pembuangan air hujan / drainase kota. Untuk kebutuhan pengolahan air bersih, selama ini dilayani oleh
PDAM yang menggunakan air baku dari Kali Pohara.
Berdasarkan pada letak atau posisinya sumber daya air dibedakan menjadi :
1) Air Permukaan
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kota Kendari beserta debit rata-ratanya adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Sungai - Sungai Di Wilayah Kota Kendaril Dan Debit Tersedianya (ltr/dtk)
No
Nama Sungai
Debit tersedianya (ltr/dtk)
1
Sungai Wanggu (Sungai Lepo-Lepo)
7,487
2
Sungai Tipulu
0,140
3
Sungai Mandonga
0,214
4
Sungai Sodohoa
0,198
Jumlah Potensi Air Permukaan
8.039
II - 2
Dari potensi air permukaan sebanyak 7.153.660,80 M3 tersebut, dapat dimanfaatkan untuk
domestik sebesar 1.784.177,95 m3, Pertanian sebesar 1.463.539,12 m3, Jumlah pemakaian untuk
domestik dan Pertanian sebesar 3.247.717,07 m3 dan sisa cadangan air permukaan sebesar
3.905.942,93 m3
2)
Keberadaan beberapa aliran sungai di Kota Kendari bersumber dari Pegunungan Nipa-Nipa dan
Pegunungan Nanga-Nanga, yang merupakan potensi yang besar untuk kebutuhan penduduk seharihari. Sungai besar yang melintasi Kota Kendari adalah Sungai Wanggu dengan mata air dari
Pegunungan Nanga-Nanga. Sungai Wanggu ini membentang dari Barat Daya di pegunungan Watu Re
arah Utara dan bermuara di Teluk Kendari. Panjang Sungai Wanggu dari hulu sampai ke muara sekitar
75 km. Adapun anak-anak sungai Wanggu antara lain :
1. Sungai Konda
8. Sungai Ambololi
2. Sungai Lapulu
9. Sungai Lambusa
3. Sungai Numanggere
10. Sungai Amohalo
4. Sungai Lamomea
11. Sungai Lepo-Lepo
5. Sungai Pinesala
12. Sungai Ea
6. Sungai Alulua
13. Sungai kecil lainnya
7. Sungai Pambula
Sungai lain yang berasal dari Pegunungan Nanga-Nanga diantaranya adalah Sungai Anggoeya, Sungai
Kambu dan Sungai Lepo-Lepo. Sedangkan sungai-sungai lain yang berasal dari pegunungan Nipa-nipa
antara lain :
1. Sungai Kadia
2. Sungai Korumba
3. Sungai Mandonga
4. Sungai Kemaraya
5. Kali Lainea
6. Kali Tanea
7. Beberapa sungai-sungai kecil lainnya.
Secara hidrologis, saluran-saluran sungai pada DAS Wanggu bermuara di Teluk Kendari.
Pola aliran (drainage pattern) saluran-saluran sungai DAS Wanggu secara umum menyerupai bentuk
cabang-ranting-pohon (dendritic pattern). Pola tersebut bila dikaitkan dengan sistem aliran sungai
(drainage system) dapat mempercepat gerakan limpasan air dan mempermudah terjadinya erosi tanah
pada DAS Wanggu.
Kondisi DAS Sungai Wanggu pada saat ini sudah cukup kritis. Di daerah up-stream tumbuhan tahunan
yang merupakan ciri khas hutan tropis sudah hampir hilang. Kondisi semacam ini terlihat pada daerah
pegunungan yang merupakan watershed Sungai Wanggu yang banyak ditumbuhi rumput dan semak.
Tumbuhan semacam ini tidak bisa menahan air selama musim hujan.
Dengan kondisi demikian pada saat terjadi musim hujan air tidak bisa tertahan, sehingga semua air
akan mengalir ke bawah secara bersamaan akibatnya bisa menyebabkan banjir pada daerah aliran di
bawahnya.
Dengan kondisi dan karakteristik wilayah Kota Kendari yang demikian, maka Kota Kendari diidentifikasi
memiliki potensi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Uraian lebih rinci mengenai potensi air tanah di
Kota Kendari adalah sebagai berikut :
1. Potensi air tanah dangkal meliputi :
a. Daerah rawan pasang surut
b. Kedalaman air tanah kurang dari 3 m dengan debit kurang dari 5 liter
c. Kedalaman air tanah antara 3 m sampai 10 m dengan debit antara 3 liter/detik
2. Potensi air tanah dalam diklasifikasi sebagai berikut :
a. Potensi aquifer sangat rendah dengan debit (q) kurang dari 1 liter/detik
b. Potensi aquifer rendah setempat dengan debit (q) 1 liter/detik
c. Potensi aquifer rendah sampai sedang dengan debit (q) antara 1 sampai 3 liter/detik
d. Potensi aquifer sedang sampai tinggi dengan parameter debit air (q) antara 3 sampai 5 liter/detik
II - 3
Menurut hasil penelitian, kualitas air Sungai Wanggu pada tahun 1994 yang dilakukan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pengairan Departemen Pekerjaan Umum (Data Tahunan Kualitas Air
1993 1994), mengidentifikasikan adanya penurunan kualitas air. Selain itu, hampir pada semua bagian
kota terjadi pendangkalan saluran dan sungai yang diakibatkan muatan sediment pasir dari daerah hulu.
Hal ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap pendangkalan Teluk Kendari.
Kondisi air tanah dangkal di wilayah Kota Kendari terdiri dari :
baruga, serta sebagian kecil di sebelah utara Kecamatan Mandonga;
Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah 3 10 meter dan potensi aquifer sedang ( 3 5
ltr/detik), tersebar di semua kecamatan, Air tanah dangkal dengan kedalaman air tanah kurang dari 3
(tiga) meter dan potensi aquifer sedang ( > 5 ltr/detik), tersebar di 3 (tiga) kecamatan, yaitu di sekitar
Teluk Kendari pada Kecamatan Poasia dan yaitu di sekitar Teluk Kendari pada Kecamatan Kendari,
sedangkan di Kecamatan Mandonga mulai dari sisi timur atau kelurahan Korumba hingga ke arah
selatan Kelurahan Watulondo, untuk di Kecamatan Baruga mulai dari Kelurahan Kadia ke arah
selatan hingga sekitar Kelurahan Baruga dan di Kecamatan Poasia menyebar ke sebelah utara
sebelum Teluk Kendari.
Untuk kondisi air tanah dalam di wilayah Kota Kendari terdiri dari :
Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah setempat-tempatnya (< 1 ltr/detik), tersebar di semua
kecamatan dengan penyebaran terluas di Kecamatan Poasia sekitar pegunungan Nipa-Nipa, serta di
sebelah barat Kecamatan Mandonga dan Baruga, sedangkan di Kecamatan Kendari hanya bagian
timur wilayah pesisir;
Air tanah dalam dengan potensi aquifer rendah (1 3 ltr/detik), tersebar di semua kecamatan. Jenis
air tanah ini, mendominasi hampir seluruh wilayah Kecamatan kendari. Persebarannya di
Kecamatan Poasia pada pegunungan Nipa-Nipa.
Administrasi
Pembagian wilayah administrasi Kota Kendari berikut luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Kendari
Mandonga
Luas Wilayah
(Km2)
(%) thd total
23,36
7,89
Baruga
49,58
16,76
Puuwatu
42,71
14,43
Kadia
9,10
3,08
Wua-Wua
12,35
4,17
Poasia
43,52
14,71
Abeli
13
49,61
Kambu
23,13
16,77
7,82
Kendari
19,55
6,61
Kendari Barat
22,98
7,77
Kecamatan
Jumlah Kelurahan
II - 4
2.2.
DEMOGRAFI
Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kota Kendari berdasarkan sensus penduduk Tahun 2000 berjumlah 205.240 jiwa. Ketika
dilakukan Survei Penduduk Antarsensus (Supas) pada tahun 2005, diketahui jumlah penduduk Kota
Kendari meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah penduduk terakhir pada tahun 2010 berdasarkan
hasil sensus penduduk 2010 tercatat sebanyak 289.966 Jiwa.
Penduduk tersebut tersebar dengan yang tidak merata. Pada tahun 2010, sebanyak 14,80 %
penduduk Kota Kendari tinggal di wilayah Kendari Barat, hanya 6,68 % tinggal di Kecamatan Baruga
dan selebihnya tersebar pada 8 kecamatan dengan persebaran yang bervariasi. Berdasarkan tingkat
kepadatan penduduk, kecamatan Kadia merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk paling
tinggi yaitu sebesar 4.313 jiwa per km2 sedangkan Baruga merupakan kecamatan dengan kepadatan
penduduk paling rendah yaitu sebesar 391 jiwa per km2. Sedangkan berdasarkan laju pertumbuhan
penduduk, Selama periode tahun 2000 s/d tahun 2010 untuk laju pertumbuhan penduduk menurut
kecamatan, Wua-Wua merupakan kecamatan dengan laju pertumbuhanpenduduk tertinggi yaitu
sebesar 8,23 % per tahun. Selanjutnya Kendari Barat merupakan kecamatan dengan laju pertumbuhan
penduduk paling rendah yaitu sebesar 1,02 % per tahun. Secara umum, laju pertumbuhan penduduk
Kota Kendari sebesar 3,54 % per tahun.
Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di Kota Kendari terdapat lebih banyak penduduk laki-laki
dari pada perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kota Kendari sebesar 101,98 atau dengan kata
lain terdapat 102 penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan.
II - 5
Tabel. 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan Proyeksi 5 Tahun
KECAMATAN
Kec.
Mandonga
Kec.
Poasia
Kec.
Kendari
Kec.
Baruga
Kec.
Abeli
Kec.Kendari
Barat
Kec.
Wua-Wua
Kec.
Puuwatu
Kec.
Kadia
Kec.
Kambu
JUMLAH PENDUDUK
TINGKAT PERTUMBUHAN
TAHUN (Jiwa)
TAHUN (KK)
TAHUN (%)
2010*
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015
36.163
37.648
37.927
38.206
38.485
38.763
9.041
9.412
9.482
9.551
9.621
9.691
4,11
0,74
0.74
0.73
0.72
0.72
24.977
25.774
27.048
28.321
29.594
30.867
6.244
6.444
6.762
7.080
7.399
7.717
3.19
4.94
4.71
4.50
4.30
4.13
25.557
26.627
26.801
26.975
27.149
27.323
6.389
6.657
6.700
6.744
6.787
6.831
4.19
0.65
0.65
0.65
0.64
0.64
19.368
19.899
21.295
22.691
24.087
25.482
4.842
4.975
5.324
5.673
6.022
6.371
2.74
7.01
6.55
6.15
5.79
5.48
22.438
23.312
23.719
24.125
24.532
24.939
5.610
5.828
5.930
6.031
6.133
6.235
3.90
1.74
1.71
1.69
1.66
1.63
42.928
44.690
45.094
45.497
45.901
46.304
10.732
11.173
11.273
11.374
11.475
11.576
4.10
0.90
0.90
0.89
0.88
0.87
24.407
25.218
26.254
27.291
28.327
29.363
6.102
6.304
6.564
6.823
7.082
7.341
3.32
4.11
3.95
3.80
3.66
3.53
27.749
28.695
29.817
30.940
32.062
33.184
6.937
7.174
7.454
7.735
8.015
8.296
3.41
3.91
3.76
3.63
3.50
3.38
39.244
40.459
42.811
45.163
47.515
49.867
9.811
10.115
10.703
11.291
11.879
12.467
3.09
5.81
5.49
5.21
4.95
4.72
27.135
27.964
29.536
31.108
32.681
34.253
6.784
6.991
7.384
7.777
8.170
8.563
3.06
5.62
5.32
5.05
4.81
4.59
Anggaran
2007
2008
2009
2010
2011
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
A
1
2
3
4
Pendapatan
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)
Dana
Perimbangan
(Transfer)
Lain-Lain
Pendapatan
yang Sah
Silpa
28.159.253.500,82
30.371.489.557,06
33.848.814.815,76
46.736.680.947,39
92.471.524.131
351.473.004.434
402.244.921.331
417.155.680.572
536.579.487.314
458.883.693.280
12.035.456.056,32
25.360.370.936
33.052.486.054
203.389.640.311
55.883.305.427
58.597.733.595,96
69.157.105.190,02
44.464.292.367
21.887.072.851,17
II - 6
Belanja
Belanja Tidak
Langsung
Belanja
Langsung
1
2
207.076.773.248
251.172.991.485
303.519.183.828
352.464.946.511
442.134.037.860,20
178.530.985.183
194.021.553.523
203.683.624.716
249.612.048.139
325.176.394.152,97
Jumlah Belanja
385.607.758.431
445.194.545.008
507.202.808.544
602.076.994.650
767.310.432.013,17
Surplus/Defisit
Anggaran
61,943,260,987.14
71,379,970,412.02
46,011,278,087.78
25,703,465,979.17
9,321,498,560.00
Sumber : DPPKD
Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2009-2011) Kota Kendari merupakan daerah rawan
genangan air khusunya diwaktu musim hujan akibat :
- Berkurangnya daerah resapan air
- Kapasitas saluran tidak sesuai dengan debit air yang terjadi
- Meningkatnya permukaan air laut
Pemerintah Kota Kendari terus berupaya secara maksimal untuk mengatasi permasalahan di atas agar
kebutuhan masyarakat akan sanitasi dapat terpenuhi. Berikut alokasi anggaran yang diberikan
pemerintah dalam mengatasi masalah sanitasi di Kota Kendari.
Tabel 2.5 : Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
Subsektor/SKPD
2007
2008
2009
2010
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
No
(a)
2011
(g)
Air Limbah
PU-CK
600.000.000
418.500.000
872.520.000
BLH
150.000.000
60.000.000
Persampahan
3.236.000.000
418.500.000
972.200.000
557.383.450
Drainase
2.086.238.000
4.229.996.000
6.151.367.662
4.204.490.000
6.396.305.050
2.086.238.000
8.215.996.000
7.048.367.662
6.049.210.000
6.953.688.500
2.486.238.000
2.898.500.000
416.000.000
4.711.990.000
6.396.305.050
437.179.316.128
510.700.224.258,78
554.308.911.446,02
612.791.863.846
667.909.609.417
E
G
0,0057
0,0057
0,0008
0,0077
0,0096
Jumlah Penduduk
251.477
254.236
260.867
289.966
8.295,93
32.316,41
27.861
20.861,79
II - 7
2009
2010
2011
Sumber : www.djpk.depkeu.go.id
Tujuan kebijakan ekonomi daerah adalah mewujudkan perekonomian daerah yang tangguh, sehat dan
keadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarkat, memperluas kesempatan kerja dan
kesempatan berusaha. Keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat dari
tingkat perekonomiannya yang tercermin melalui pendapatan regional yang dihasilkan wilayah
tersebut. Melalui data pendapatan regional Kota Kendari yang secara berkala dihitung dapat diketahui
tingkat pertumbuhan ekonomi, kemakmuran, inflasi serta gambaran struktur perekonomian Kota
Kendari.
Pertumbuhan ekonomi Kota Kendari yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000
menunjukkan peningkatan yang cukup mengembirakan. Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
angka pertumbuahan ekonomi Kota Kendari selalu selalu diatas tujuh persen. Demikian juga dengan
perdapatan per kapita dan upah minimum regional (UMR) masyarakat kota kendari yang terus
meningkat dari tahun ke tahun.
No
(a)
1
2
3
4
5
2009
2010
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
1.372.821,23
1.475.506,96
1.630.316,96
1.823.950,85
2.001.870,97
5.612.836,51
5.867.363,46
6.412.612,55
6.991.880,35
6.903.812,76
670.000
735.000
810.000
10,57
8,16
7,53
7,48
15,28
10,49
4,60
11,88
3,87
9,75
(b)
II - 8
Kawasan industri sebagai kegiatan yang akan tumbuh sejalan dengan berfungsinya pelabuhan
kontainer Pulau Bungkutoko, akan menjadi kawasan yang memiliki kesatuan fungsional yang
membentuk satu pusat pertumbuhan skala besar di Kawasan Timur.
d. Pengembangan Kota Lama
Kota lama memiliki nilai historis bagi Kota Kendari, fungsinya tetap dipertahankan dan dijaga
dari kemungkinan tergradasinya fungsi ekonomi sebagai akibat pengembangan kawasan
pelabuhan di Pulau Bungkutoko. Dengan tetap mempertahankan fungsinya, Kota lama tetap
akan menjadi simpul pusat kegiatan penting di kawasan timur Kota Kendari sebelah utara.
e. Kawasan Terminal
Kawasan terminal yang berada di persimpangan Jalur Regional, akan menjadi simpul
pertumbuhan baru di Selatan Kota Kendari. Lokasinya yang cukup strategis, dengan dukungan
aksesibilitas kawasan terminal akan menjadi pilihan potensial bagi pengembangan kawasan
permukiman baru di bagian selatan kota.
Untuk melihat Potensi Pengembangan Wilayah menurut Peta Rencana Pola Pemanfaatan Kota
Kendari 2009 -2029 yang dibuat oleh Pemerintah Kota Kendari terdapat 28 Zonasi kegiatan,
sedangkan yang termasuk kedalam kawasan budi daya sebanyak 20 zonasi yaitu; hutan produksi
terbatas, industri, industri dan pergudangan, pariwisata, pertahanan dan keamanan, komersial,
campuran, pemerintahan, pendidikan tinggi, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering,
pemukiman, fasilitas pelayanan, pelabuhan, industri tidak mengganggu, terminal, rumah sakit,
kepentingan pariwisata dan nelayan dan kepentingan pelabuhan.
Peta 2.2 : Rencana Pusat Layanan Kota Kendari
Pada gambar berikut merupakan Peta Rencana Pola Pemanfaatan Ruang Kota Kendari. Pada Peta
tersebut terlihat beberapa lokasi yang menjadi rencana penempatan beberapa bangunan
infrastruktur. Seperti yang ditunjukkan pada Pulau Bungkutoko bahwa kawasan tersebut merupakan
kawasan pelabuhan baik itu pelabuhan kontainer maupun rencana pelabuhan rakyat. Kemudian
rencana pembangunan kawasan industri di Kecamatan Abeli, Rumah Sakit di Kecamatan Baruga,
dan rencana kawasan pendidikan di Kecamatan Kambu. Fungsi dari pola pemanfaatan ruang
tersebut untuk lebih menata bangunan dan lingkungan di Kota Kendari.
Pada Peta di bawah, selain menunjukkan pola-pola ruang untuk beberapa kawasan juga telihat jelas
pola jalan di Kota Kendari. Dimana di Kota Kendari terdapat beberapa jalan arteri primer, arteri
II - 9
sekunder, kolektor primer, kolektor sekunder, dan jalan lokal atau jalan permukiman. Selain itu
digambarkan pula rencana jalan lingkar Kota Kendari.
Peta 2.3 : Peta Rencana Pola Ruang Kota Kendari
15
12
15
20
24
II - 10
SLTP
Umum
SMA
SMK
MI
Agama
MTs
MA
10
10
Wua-Wua
Kec.
Puuwatu
Kec.
Kadia
Kec.
Kambu
Garis kemiskinan Kota Kendari pada tahun 2010 lebih tinggi 6,75 % dibandingkan tahun sebelumnya
yaitu sebesar Rp. 211.943,- Per Kapita Per Bulan. Dengan kata lain, untuk tidak di kategorikan miskin
seseorang harus memiliki pengeluaran untuk makanan dan non makanan paling sedikit sebesar Rp.
Rp. 255.955,- Per Bulan.
Seiring dengan meningkatnya standar garis kemiskinan, jumlah penduduk miskin di Kota Kendari
pada tahun 2010 meningkat menjadi 8,02 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai
7,88 %.
Tabel 2.9 : Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Kecamatan
Kec. Mandonga
389
Kec. Poasia
325
Kec. Kendari
440
Kec. Baruga
217
Kec. Abeli
617
306
Kec. Wua-Wua
191
Kec. Puuwatu
347
Kec. Kadia
283
Kec. Kambu
86
Kec. Mandonga
7.873
Kec. Poasia
5.831
Kec. Kendari
5.328
Kec. Baruga
4.905
II - 11
Kecamatan
Kec. Abeli
4.639
9.956
Kec. Wua-Wua
6.136
Kec. Puuwatu
6.335
Kec. Kadia
7.486
Kec. Kambu
4.896
II - 12
II - 13