Anda di halaman 1dari 16

GEOLOGI LINGKUNGAN

KEADAAN LINGKUNGAN
KECAMATAN POASIA

Pembahasan Umum Kota Kendari dan Kecamatan Poasia

Kendari terbentuk dengan Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang
disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan
status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.
Wilayah Kota Kendari dengan ibukotanya Kendari
dan sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi
Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak
dibagian selatan garis katulistiwa berada diantara
30 54` 30``-40 3`11`` Lintang Selatan dan
membentang dari Barat ke Timur diantara
1220 23`-1220 39` Bujur Timur (Dinas PU Kota
Kendari).

Stratigrafi Regional
Formasi Meluhu

Nama formasi meluhu diberikan oleh rusman dan sukarma (1985)


kepada satuan batuan yang terdiri atas batu pasir kuarsa, serpih merah,
batulanau dan batulumpur dibagian bawah, dan perselingan serpih hitam,
batu pasir, dan batu gamping dibagian atas.

Formasi meluhu mempunyai penyebaran yang sangat luas di Lengan


Tenggara Sulawesi. Formasi ini telah dipublikasikan secara luas;
diantaranya oleh
surono dkk (1992); Surono (1997, 1999), serta Surono dan Bachri
(2002). Sebagian besar bahasan selanjutnya merupakan terjemahan dan/
atau kompilasi dari publikasi tersebut.
Surono (1997) membagi formasi Meluhu mennjadi tiga anggota (dari
bawah ke atas) :
Anggota Toronipa yang didominasi oleh batu pasir dan konglomerat,
Anggota watutaluboto didominasi oleh batulumpu, batulanau, dan serpih.
Anggota Tuetue dicirikan oleh hadirnya napal dan batu gamping

Penjelasan Khusus Lingkungan Kecamatan Poasia

A. Perbatasan Kecamatan Poasia.


( Dinas PU Kota Kendari ) Secara khusus kecamatan Poasia berbatasan
dengan :
Sebelah UTARA berbatasan dengan Teluk Kendari
Sebelah SELATAN berbatasan dengan Kab.Konawe Selatan
Sebelah TIMUR berbatasan dengan Kecamatan Abeli
Sebelah BARAT berbatasan dengan Kecamatan Kambu
B. Luas Wilayah Kecamatan Poasia
Luas wilayah daratan Kecamatan Poasia sebesar 37, 74 km2 atau 14,12
% dari luas daratan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Dinas PU Kota
Kendari).
Luas wilayah menurut Kelurahan sangat beragam, Kelurahan
Rahandouna merupakan wilayah Kelurahan yang paling luas, kemudian
menyusul Kelurahan Anggoeya, Kelurahan Anduonohu dan Kelurahan
Matabubu (Dinas PU Kota Kendari).

Administrasi
Pembagian wilayah administrasi Kota Kendari berikut luasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Kendari
Luas Wilayah
Kecamatan

Jumlah Kelurahan

(Km2)

(%) thd total

Mandonga

23,36

Baruga

49,58

16,76

Puuwatu

42,71

14,43

Kadia

9,10

3,08

Wua-Wua

12,35

4,17

Poasia

37, 74 km2

14,71

13

49,61

16,77

Kambu

23,13

Kendari

19,55

6,61

Kendari Barat

22,98

7,77

Abeli

7,89

7,82

IKLIM

Poasia hanya dikenal dua musim yakni musim hujan dan musim
kemarau. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang
bertiup diatas wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim
Kendari tahun 2010 terjadi 258 hari hujan dengan curah hujan 2.859,3
mm.Wilayah poasia merupakan daerah bersuhu tropis. Menurut data
yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun
Meteorologi Maritim Kendari selama tahun 2010 suhu udara maksimum
32,4 0C. Tekanan udara rata-rata 1.011,158 milibar dengan kelembaban
udara rata-rata 85,08 %. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun
2010 pada umumnya berjalan normal, mencapai 1,814167 m/detik.[1]

TOPOGRAFI DAN KEMIRINGAN LAHAN

Kemiringan
3

15%
merupakan
kemiringan lahan tahap kedua terluas di
wilayah Kota Kendari, tersebar merata di 3
(tiga) kecamatan yaitu Poasia, Baruga dan
Mandonga
serta
sebagian
kecil
di
Kecamatan Kendari.

Geologi

Secara umum, keadaan tanah (soil) kota Kendari ini terdiri dari tanah liat
bercampur pasir halus dan berbatu. Diperkirakan sebagai jenis aluvium
berwarna coklat keputih-putihan dan ditutupi batuan pratersier terdiri dari
batuan batu lempung bergelimer, batu pasir dan kwarsa. Dibagian pantai
batuan pratersier tersebut ditutupi batuan terumbu gamping. Keadaan batuan yang
demikian umumnya tidak meluas air atau kedap air.

Secara spesifik batuan Konglomerat dan Batu Pasir , tersebar disepanjang bagian
tengah Kecamatan Poasia sampai kearah selatan, yaitu kawasan rencana kompleks
perkantoran 1.000 Ha kearah pegunungan Nanga-Nanga.

HIDROLOGI

Pada kecamatan Poasia, terdapat beberapa sungai dengan tipe sungai tadah hujan,
dimana sungai jenis ini yaitu sungai yang volume airnya tergantung pada air hujan.
Sungai-sungai dikecamatan poaasia semuanya bersumber dari

mata air yang

berasal dari pegunungan nanga-nanga yang semuanya bermuara di teluk


kendari. Hidrologi air permukaan di wilayah Kota Kendari dipengaruhi oleh sungai
besar dan kecil, antara lain Sungai

Wanggu (Sungai Lepo-Lepo), Sungai

Tipulu, Sungai Mandonga, dan Sungai Sodohoa, yang kesemuanya


bermuara ke Teluk kendari. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai saluran
pembuangan air hujan / drainase kota. Untuk kebutuhan pengolahan air bersih,
selama ini dilayani oleh PDAM yang menggunakan air baku dari
(Dinas PU Kota Kendari).

Kali Pohara

Pemanfaatan Tanah Sebagai Tata Guna Lahan


Pertanian dan peternakan Kecamatan Poasia
1. Penggunaan Tanah
Terdapat 6 jenis penggunaan tanah di Kecamatan Poasia pada tahun 2013
yaitu lahan bukan pertanian, tegal/kebun, lahan yang sementara tidak
diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan, perkebunan, dan lainnya.
2. Tanaman Pangan
Jenis tanaman bahan makanan yang diusahakan di Kecamatan Poasia terdiri
dari jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau dan kacang tanah.
3. Buah-buahan
Jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan di daerah Kecamatan Poasia
tahun 2013 terdapat 8 jenis komoditi. Diantaranya terdiri dari produksi
Pisang 2.625 kuintal, Belimbing 48 kuintal , Pepaya 32 kuintal, Jambu Biji 8
kuintal, Jambu Air 15 kuintal, Nenas 6 kuintal, Mangga 160 kuintal dan
Semangka 40 kuintal.

4. Sayur-sayuran
Jenis tanaman sayur-sayuran yang diusahakan di
wilayah Kecamatan Poasia pada tahun 2013 terdapat 11
jenis komoditi. Sementara nilai produksi terbesar
dicapai oleh sayuran kacang
5. Peternakan
Sapi berjumlah 371 ekor dan ternak kecil yaitu
Kambing berjumlah 461 ekor.
6. Perikanan
Potensi pembangunan perikanan di Kecamatan Poasia
meliputi perikanan darat (tambak dan kolam).

Bencana
Gempa Bumi

Banjir

Adapun parameter penghitungan bencana


gempa bumi adalah peta SNI gempa bumi,
jarak dari sesar aktif, peta MMI 10 tahun

Banjir besar dalam kurun waktu 10 tahun

POLA PERKEMBANGAN LAHAN

Kecamatan Poasia
Hasil interpretasi Peta Sebaran Ruang Terbangun Kota Kendari Tahun 2007 2011
memiliki laju pertumbuhan penduduk tahun 2007 2011 yang cukup tinggi yaitu
sebesar 6,90%. Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, mendorong
Kecamatan Poasia sebagai wilayah yang sedang dan akan mengalami
perkembangan positif. Padatahun 2007 2011 luas lahan terbangun Kecamatan
Poasia bertambah sebesar 53,39 Ha.
Secara garis besar, perkembangan Kecamatan Poasia dipengaruhi oleh
beberapakebijakan pemerintah Kota Kendari yaitu:
a. Pemindahan pusat pemerintahan Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara ke
Kecamatan
Poasia agar tidak terpusat dan bercampur dengan pusat pemerintahan Kota
Kendari.
b. Penyebaran fasilitas pendidikan tinggi ke luar dari pusat kota yaitu
diarahkan ke Kecamatan Poasia.
c. Penyebaran lingkungan permukiman ke arah Kecamatan Poasia.
Pembangunan fasilitas perdagangan ke arah Kecamatan Poasia untuk menangkap dan
menjalin konsumen supaya tidak langsung terpusat ke pusat kota, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai